Najwa S

03 Oktober 2023 01:57

Iklan

Najwa S

03 Oktober 2023 01:57

Pertanyaan

Jelaskan mengapa faktor penghambat tersebut dikatakan penghambat perubahan sosial budaya

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

12

:

35

:

56

Klaim

29

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Rendi R

Community

03 Oktober 2023 02:14

Jawaban terverifikasi

<p>Faktor penghambat perubahan sosial budaya adalah kondisi atau keadaan yang dapat memperlambat atau bahkan menghentikan terjadinya perubahan sosial budaya.&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>Faktor penghambat ini dapat berasal dari dalam masyarakat itu sendiri maupun dari luar masyarakat.</p><p>&nbsp;</p><p><strong>Faktor penghambat perubahan sosial budaya yang berasal <u>dari dalam masyarakat</u></strong> antara lain:</p><ul><li><strong>Sikap masyarakat yang tertutup terhadap perubahan</strong>. Masyarakat yang tertutup cenderung tidak mau menerima hal-hal baru dan mempertahankan tradisi yang ada. Hal ini dapat menghambat terjadinya perubahan sosial budaya.</li><li><strong>Tingkat pendidikan yang rendah</strong>. Masyarakat yang berpendidikan rendah cenderung kurang kritis dan inovatif. Mereka juga kurang memahami manfaat dari perubahan sosial budaya.</li><li><strong>Struktur sosial yang kaku</strong>. Struktur sosial yang kaku dapat menghambat mobilitas sosial. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat sulit untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial budaya.</li><li><strong>Adanya kepentingan yang sudah tertanam kuat</strong>. Masyarakat yang memiliki kepentingan yang sudah tertanam kuat cenderung sulit untuk menerima perubahan sosial budaya. Hal ini karena perubahan sosial budaya dapat mengancam kepentingan mereka.</li><li><strong>Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi budaya</strong>. Masyarakat yang takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi budaya cenderung menolak perubahan sosial budaya. Hal ini karena perubahan sosial budaya dapat menyebabkan perubahan pada nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat.</li></ul><p>&nbsp;</p><p><strong>Faktor penghambat perubahan sosial budaya yang berasal <u>dari luar masyarakat</u></strong> antara lain:</p><ul><li><strong>Kondisi alam yang sulit</strong>. Kondisi alam yang sulit dapat menghambat terjadinya perubahan sosial budaya. Hal ini karena masyarakat harus fokus untuk bertahan hidup dan sulit untuk berinovasi.</li><li><strong>Perang atau konflik</strong>. Perang atau konflik dapat menghambat terjadinya perubahan sosial budaya. Hal ini karena masyarakat harus fokus untuk menghadapi konflik dan sulit untuk memikirkan perubahan.</li><li><strong>Kebijakan pemerintah</strong>. Kebijakan pemerintah yang tidak mendukung perubahan sosial budaya dapat menghambat terjadinya perubahan.</li></ul><p>&nbsp;</p><p><strong>Faktor penghambat perubahan sosial budaya dikatakan penghambat karena dapat memperlambat atau bahkan menghentikan terjadinya perubahan sosial budaya.</strong> Faktor-faktor ini dapat menghambat perubahan sosial budaya karena dapat menimbulkan kondisi-kondisi yang tidak mendukung terjadinya perubahan. Misalnya, sikap masyarakat yang tertutup terhadap perubahan dapat menghambat terjadinya perubahan sosial budaya karena masyarakat tidak mau menerima hal-hal baru. Tingkat pendidikan yang rendah juga dapat menghambat perubahan sosial budaya karena masyarakat kurang kritis dan inovatif.</p><p>&nbsp;</p><p><strong>Berikut adalah beberapa contoh faktor penghambat perubahan sosial budaya yang berasal <u>dari dalam</u> masyarakat:</strong></p><ul><li><strong>Masyarakat desa yang masih memegang teguh tradisi lama</strong>. Tradisi lama ini dapat menghambat masyarakat desa untuk menerima teknologi baru, seperti penggunaan internet atau telepon seluler.</li><li><strong>Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan rendah</strong>. Masyarakat yang berpendidikan rendah cenderung kurang kritis dan inovatif. Mereka juga kurang memahami manfaat dari perubahan sosial budaya.</li><li><strong>Struktur sosial yang kaku</strong>. Struktur sosial yang kaku dapat menghambat mobilitas sosial. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat sulit untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial budaya.</li><li><strong>Adanya kepentingan yang sudah tertanam kuat</strong>. Misalnya, para pengusaha yang memiliki kepentingan di bidang industri tekstil mungkin akan menolak perubahan sosial budaya yang mengarah pada penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan.</li><li><strong>Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi budaya</strong>. Misalnya, masyarakat yang memiliki budaya yang sangat berbeda dengan budaya lain mungkin akan menolak perubahan sosial budaya yang mengarah pada globalisasi.</li></ul><p>&nbsp;</p><p><strong>Berikut adalah beberapa contoh faktor penghambat perubahan sosial budaya yang berasal <u>dari luar </u>masyarakat:</strong></p><ul><li><strong>Kondisi alam yang sulit</strong>. Misalnya, masyarakat yang tinggal di daerah yang sering dilanda bencana alam mungkin akan sulit untuk berinovasi karena harus fokus untuk bertahan hidup.</li><li><strong>Perang atau konflik</strong>. Misalnya, perang atau konflik dapat menghambat terjadinya perubahan sosial budaya karena masyarakat harus fokus untuk menghadapi konflik dan sulit untuk memikirkan perubahan.</li><li><strong>Kebijakan pemerintah</strong>. Misalnya, kebijakan pemerintah yang membatasi kebebasan berpendapat dapat menghambat perubahan sosial budaya karena masyarakat tidak dapat mengekspresikan ide-ide baru.</li></ul><p>&nbsp;</p>

Faktor penghambat perubahan sosial budaya adalah kondisi atau keadaan yang dapat memperlambat atau bahkan menghentikan terjadinya perubahan sosial budaya. 

 

Faktor penghambat ini dapat berasal dari dalam masyarakat itu sendiri maupun dari luar masyarakat.

 

Faktor penghambat perubahan sosial budaya yang berasal dari dalam masyarakat antara lain:

  • Sikap masyarakat yang tertutup terhadap perubahan. Masyarakat yang tertutup cenderung tidak mau menerima hal-hal baru dan mempertahankan tradisi yang ada. Hal ini dapat menghambat terjadinya perubahan sosial budaya.
  • Tingkat pendidikan yang rendah. Masyarakat yang berpendidikan rendah cenderung kurang kritis dan inovatif. Mereka juga kurang memahami manfaat dari perubahan sosial budaya.
  • Struktur sosial yang kaku. Struktur sosial yang kaku dapat menghambat mobilitas sosial. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat sulit untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial budaya.
  • Adanya kepentingan yang sudah tertanam kuat. Masyarakat yang memiliki kepentingan yang sudah tertanam kuat cenderung sulit untuk menerima perubahan sosial budaya. Hal ini karena perubahan sosial budaya dapat mengancam kepentingan mereka.
  • Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi budaya. Masyarakat yang takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi budaya cenderung menolak perubahan sosial budaya. Hal ini karena perubahan sosial budaya dapat menyebabkan perubahan pada nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat.

 

Faktor penghambat perubahan sosial budaya yang berasal dari luar masyarakat antara lain:

  • Kondisi alam yang sulit. Kondisi alam yang sulit dapat menghambat terjadinya perubahan sosial budaya. Hal ini karena masyarakat harus fokus untuk bertahan hidup dan sulit untuk berinovasi.
  • Perang atau konflik. Perang atau konflik dapat menghambat terjadinya perubahan sosial budaya. Hal ini karena masyarakat harus fokus untuk menghadapi konflik dan sulit untuk memikirkan perubahan.
  • Kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah yang tidak mendukung perubahan sosial budaya dapat menghambat terjadinya perubahan.

 

Faktor penghambat perubahan sosial budaya dikatakan penghambat karena dapat memperlambat atau bahkan menghentikan terjadinya perubahan sosial budaya. Faktor-faktor ini dapat menghambat perubahan sosial budaya karena dapat menimbulkan kondisi-kondisi yang tidak mendukung terjadinya perubahan. Misalnya, sikap masyarakat yang tertutup terhadap perubahan dapat menghambat terjadinya perubahan sosial budaya karena masyarakat tidak mau menerima hal-hal baru. Tingkat pendidikan yang rendah juga dapat menghambat perubahan sosial budaya karena masyarakat kurang kritis dan inovatif.

 

Berikut adalah beberapa contoh faktor penghambat perubahan sosial budaya yang berasal dari dalam masyarakat:

  • Masyarakat desa yang masih memegang teguh tradisi lama. Tradisi lama ini dapat menghambat masyarakat desa untuk menerima teknologi baru, seperti penggunaan internet atau telepon seluler.
  • Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan rendah. Masyarakat yang berpendidikan rendah cenderung kurang kritis dan inovatif. Mereka juga kurang memahami manfaat dari perubahan sosial budaya.
  • Struktur sosial yang kaku. Struktur sosial yang kaku dapat menghambat mobilitas sosial. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat sulit untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial budaya.
  • Adanya kepentingan yang sudah tertanam kuat. Misalnya, para pengusaha yang memiliki kepentingan di bidang industri tekstil mungkin akan menolak perubahan sosial budaya yang mengarah pada penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan.
  • Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi budaya. Misalnya, masyarakat yang memiliki budaya yang sangat berbeda dengan budaya lain mungkin akan menolak perubahan sosial budaya yang mengarah pada globalisasi.

 

Berikut adalah beberapa contoh faktor penghambat perubahan sosial budaya yang berasal dari luar masyarakat:

  • Kondisi alam yang sulit. Misalnya, masyarakat yang tinggal di daerah yang sering dilanda bencana alam mungkin akan sulit untuk berinovasi karena harus fokus untuk bertahan hidup.
  • Perang atau konflik. Misalnya, perang atau konflik dapat menghambat terjadinya perubahan sosial budaya karena masyarakat harus fokus untuk menghadapi konflik dan sulit untuk memikirkan perubahan.
  • Kebijakan pemerintah. Misalnya, kebijakan pemerintah yang membatasi kebebasan berpendapat dapat menghambat perubahan sosial budaya karena masyarakat tidak dapat mengekspresikan ide-ide baru.

 


Iklan

Nanda R

Community

03 Oktober 2023 03:43

Jawaban terverifikasi

<p>faktor penghambatnya yaitu</p><ul><li>Kehidupan masyarakat terasing&nbsp;</li></ul><p>Keadaan masyarakat yang terasing belum tentu kehendak mereka. Hal ini dapat terjadi karena kondisi daerah yang terisolasi dari jalur komunikasi dan transportasi dapat menyebabkan mereka menjadi terisolasi dari masyarakat lain. Tentunya hal tersebut dapat menghambat terjadinya perubahan sosial budaya. Mengapa demikian? Kehidupan masyarakat terasing atau terisolasi menyebabkan masyarakatnya tidak mengetahui perkembangan yang terjadi pada masyarakat lain, sehingga mereka sulit untuk berkembang dan memperkaya budayanya. Akibatnya perubahan sosial budaya dalam masyarakat tersebut menjadi sulit terjadi.&nbsp;</p><ul><li>Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat</li></ul><p>Ilmu pengetahuan adalah jendela dari perubahan sosial budaya. Ketika ilmu pengetahuan berkembang dengan baik sudah pasti masyarakat yang bersangkutan akan mengalami perubahan sosial budaya dengan cepat. Namun sebaliknya apabila ilmu pengetahuan dalam masyarakat lambat maka perubahan sosial akan berjalan dengan lambat. Berkembangnya ilmu pengetahuan juga dapat dilihat dari maju tidaknya pendidikan dalam masyarakat itu. Ada juga daerah yang memang terisolasi, terasing, terpencil dan jauh dari masyarakat lain, sehingga sulit untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Banyak juga daerah yang sebenarnya terisolasi atau sulit dijangkau komunikasi dan transportasi namun memiliki keinginan kuat dalam memperoleh ilmu pengetahuan.&nbsp;</p><ul><li>Sikap masyarakat yang tradisional&nbsp;</li></ul><p>Suku Baduy merupakan salah satu suku bangsa di daerah Banten yang masih sangat mengagungkan sikap tradisional warisan dari nenek moyang. Mereka memilih mengisolasi diri dari dunia modern. Anak-anak tidak mereka sekolahkan secara formal. Mereka hanya boleh belajar dari lingkungan alam. Pelajaran yang mereka dapatkan adalah secara turun-temurun terutama adat istiadat warisan nenek moyang. Di masyarakat Baduy Dalam tidak ada teknologi, kendaraan, dan alat elektronik yang mereka pergunakan. Listrik, alat-alat elektronik, bahan-bahan kimia, sampo, sabun, televisi, handphone, dan sebagainya tidak diperkenankan untuk digunakan. Ketika ada yang berkunjung ke wilayah mereka, maka semua hal yang dilarang untuk dipergunakan juga tidak boleh dibawa. Bagi mereka amanah leluhur adalah segalanya. Suku Baduy tidak mau menerima perubahan dari luar karena dianggap hanya akan merusak alam. Rumah tempat tinggal mereka direkatkan tanpa paku dan semen. Bangunan rumah menggunakan kayu, bambu, ijuk, dan daun pohon aren. Bagi mereka sikap tradisi secara mutlak tidak dapat diubah. Kehidupan masyarakat yang masih tradisional semacam ini dapat menghambat perubahan sosial budaya dalam masyarakat mereka. Namun ini adalah pilihan hidup bagi masyarakat sehingga tidak boleh dipersalahkan. Masyarakat tradisional adalah suatu masyarakat yang memelihara, menjaga, dan mempertahankan tradisi, adat istiadat, sistem nilai, sistem norma dan bahkan sistem kebudayaan yang diwariskan oleh generasi pendahulunya. Masyarakat tradisional mempunyai pandangan bahwa melaksanakan warisan nenek moyang yang berupa nilai hidup, norma, harapan, cita-cita merupakan kewajiban, kebutuhan dan kebanggaan. Karakteristik yang menonjol dari masyarakat tradisional adalah melaksanakan tradisi mereka dengan murni.</p><ul><li>Sosial Adanya prasangka terhadap hal-hal baru</li></ul><p>Merasakan hidup di bawah penjajah selama beratus-ratus tahun membuat bangsa Indonesia banyak yang mengalami trauma, terutama untuk golongan tua. Mereka terkadang mudah merasa curiga dan berprasangka buruk terhadap budaya asing atau hal baru yang berasal dari Barat. Perasaan dan prasangka menimbulkan sikap yang acuh, tidak peduli, bahkan antipati terhadap sesuatu yang baru dari luar masyarakat. Padahal sesuatu yang berasal dari luar tersebut bisa jadi sebenarnya bermanfaat dan dapat membawa perubahan bagi kehidupan mereka. Namun ada masyarakat yang memang menanamkan sikap kepada warganya bahwa sesuatu yang berasal dari luar masyarakat hanya akan merusak alam dan kehidupan mereka. Hal inilah yang kemudian membuat suatu masyarakat tidak mengalami perubahan sosial budaya.</p><ul><li>&nbsp;Adat istiadat atau kebiasaan</li></ul><p>Adat merupakan pola perilaku bagi anggota masyarakat yang dilakukan berulang-ulang untuk memenuhi kebutuhan pokok. Adat biasanya bersumber dari nilai tradisional yang telah mengakar pada kehidupan suatu masyarakat. Adat istiadat telah mereka nikmati sebagai bagian dari kehidupan mereka. Selanjutnya, ketika ada hal baru yang akan menggantikan adat lama mereka, belum tentu akan diterima begitu saja oleh masyarakat. Adat atau kebiasaan yang biasanya sulit untuk diubah atau digantikan misalnya sistem bercocok tanam atau mengolah lahan pertanian, pembuatan rumah, cara berpakaian, kebiasaan dengan sanitasi lebih bersih dan lain-lain.&nbsp;<br>&nbsp;</p>

faktor penghambatnya yaitu

  • Kehidupan masyarakat terasing 

Keadaan masyarakat yang terasing belum tentu kehendak mereka. Hal ini dapat terjadi karena kondisi daerah yang terisolasi dari jalur komunikasi dan transportasi dapat menyebabkan mereka menjadi terisolasi dari masyarakat lain. Tentunya hal tersebut dapat menghambat terjadinya perubahan sosial budaya. Mengapa demikian? Kehidupan masyarakat terasing atau terisolasi menyebabkan masyarakatnya tidak mengetahui perkembangan yang terjadi pada masyarakat lain, sehingga mereka sulit untuk berkembang dan memperkaya budayanya. Akibatnya perubahan sosial budaya dalam masyarakat tersebut menjadi sulit terjadi. 

  • Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat

Ilmu pengetahuan adalah jendela dari perubahan sosial budaya. Ketika ilmu pengetahuan berkembang dengan baik sudah pasti masyarakat yang bersangkutan akan mengalami perubahan sosial budaya dengan cepat. Namun sebaliknya apabila ilmu pengetahuan dalam masyarakat lambat maka perubahan sosial akan berjalan dengan lambat. Berkembangnya ilmu pengetahuan juga dapat dilihat dari maju tidaknya pendidikan dalam masyarakat itu. Ada juga daerah yang memang terisolasi, terasing, terpencil dan jauh dari masyarakat lain, sehingga sulit untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Banyak juga daerah yang sebenarnya terisolasi atau sulit dijangkau komunikasi dan transportasi namun memiliki keinginan kuat dalam memperoleh ilmu pengetahuan. 

  • Sikap masyarakat yang tradisional 

Suku Baduy merupakan salah satu suku bangsa di daerah Banten yang masih sangat mengagungkan sikap tradisional warisan dari nenek moyang. Mereka memilih mengisolasi diri dari dunia modern. Anak-anak tidak mereka sekolahkan secara formal. Mereka hanya boleh belajar dari lingkungan alam. Pelajaran yang mereka dapatkan adalah secara turun-temurun terutama adat istiadat warisan nenek moyang. Di masyarakat Baduy Dalam tidak ada teknologi, kendaraan, dan alat elektronik yang mereka pergunakan. Listrik, alat-alat elektronik, bahan-bahan kimia, sampo, sabun, televisi, handphone, dan sebagainya tidak diperkenankan untuk digunakan. Ketika ada yang berkunjung ke wilayah mereka, maka semua hal yang dilarang untuk dipergunakan juga tidak boleh dibawa. Bagi mereka amanah leluhur adalah segalanya. Suku Baduy tidak mau menerima perubahan dari luar karena dianggap hanya akan merusak alam. Rumah tempat tinggal mereka direkatkan tanpa paku dan semen. Bangunan rumah menggunakan kayu, bambu, ijuk, dan daun pohon aren. Bagi mereka sikap tradisi secara mutlak tidak dapat diubah. Kehidupan masyarakat yang masih tradisional semacam ini dapat menghambat perubahan sosial budaya dalam masyarakat mereka. Namun ini adalah pilihan hidup bagi masyarakat sehingga tidak boleh dipersalahkan. Masyarakat tradisional adalah suatu masyarakat yang memelihara, menjaga, dan mempertahankan tradisi, adat istiadat, sistem nilai, sistem norma dan bahkan sistem kebudayaan yang diwariskan oleh generasi pendahulunya. Masyarakat tradisional mempunyai pandangan bahwa melaksanakan warisan nenek moyang yang berupa nilai hidup, norma, harapan, cita-cita merupakan kewajiban, kebutuhan dan kebanggaan. Karakteristik yang menonjol dari masyarakat tradisional adalah melaksanakan tradisi mereka dengan murni.

  • Sosial Adanya prasangka terhadap hal-hal baru

Merasakan hidup di bawah penjajah selama beratus-ratus tahun membuat bangsa Indonesia banyak yang mengalami trauma, terutama untuk golongan tua. Mereka terkadang mudah merasa curiga dan berprasangka buruk terhadap budaya asing atau hal baru yang berasal dari Barat. Perasaan dan prasangka menimbulkan sikap yang acuh, tidak peduli, bahkan antipati terhadap sesuatu yang baru dari luar masyarakat. Padahal sesuatu yang berasal dari luar tersebut bisa jadi sebenarnya bermanfaat dan dapat membawa perubahan bagi kehidupan mereka. Namun ada masyarakat yang memang menanamkan sikap kepada warganya bahwa sesuatu yang berasal dari luar masyarakat hanya akan merusak alam dan kehidupan mereka. Hal inilah yang kemudian membuat suatu masyarakat tidak mengalami perubahan sosial budaya.

  •  Adat istiadat atau kebiasaan

Adat merupakan pola perilaku bagi anggota masyarakat yang dilakukan berulang-ulang untuk memenuhi kebutuhan pokok. Adat biasanya bersumber dari nilai tradisional yang telah mengakar pada kehidupan suatu masyarakat. Adat istiadat telah mereka nikmati sebagai bagian dari kehidupan mereka. Selanjutnya, ketika ada hal baru yang akan menggantikan adat lama mereka, belum tentu akan diterima begitu saja oleh masyarakat. Adat atau kebiasaan yang biasanya sulit untuk diubah atau digantikan misalnya sistem bercocok tanam atau mengolah lahan pertanian, pembuatan rumah, cara berpakaian, kebiasaan dengan sanitasi lebih bersih dan lain-lain. 
 


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

(1) Memberikan kasih sayang penuh kepada anak (2) Menanamkan perilaku bertang gungjawab pada setiap generasi (3) Menghargai hak demokrasi setiap warga (4). Membimbing genarasi untuk menjalankan keyakinan yang dianutnya Fungsi lembaga agama terdapat pada nomor .... a. 1 b. 2 c. 3 d. 4

110

0.0

Jawaban terverifikasi