Eka P

11 November 2024 04:24

Iklan

Eka P

11 November 2024 04:24

Pertanyaan

Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan atau tidak berjalan dengan baik penerapan konstitusi RIS!

Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan atau tidak berjalan dengan baik penerapan konstitusi RIS!

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

05

:

29

:

10

Klaim

8

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Sumber W

Community

11 November 2024 04:50

Jawaban terverifikasi

<p>Ada beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan penerapan Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS), yaitu:</p><ul><li>Tidak ada tokoh politik utama yang mendukung RIS</li><li>&nbsp;Hampir semua partai politik tidak mendukung RIS</li><li>&nbsp;Sistem pemerintahan federal yang dianut RIS dihubungkan dengan warisan kolonialisme</li><li>&nbsp;RIS mengakibatkan terpecahnya Indonesia menjadi beberapa negara bagian otonom</li><li>&nbsp;Konstituante tidak mencapai kesepakatan mengenai dasar negara</li></ul>

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan penerapan Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS), yaitu:

  • Tidak ada tokoh politik utama yang mendukung RIS
  •  Hampir semua partai politik tidak mendukung RIS
  •  Sistem pemerintahan federal yang dianut RIS dihubungkan dengan warisan kolonialisme
  •  RIS mengakibatkan terpecahnya Indonesia menjadi beberapa negara bagian otonom
  •  Konstituante tidak mencapai kesepakatan mengenai dasar negara

Iklan

Rendi R

Community

27 November 2024 12:45

Jawaban terverifikasi

<p>Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS), yang berlaku sejak 27 Desember 1949 hingga 17 Agustus 1950, mengalami kegagalan dalam penerapannya karena sejumlah faktor. Berikut adalah penjelasan faktor-faktor tersebut:</p><p><strong>1. Ketidaksesuaian dengan Aspirasi Rakyat</strong></p><ul><li><strong>Cita-cita Kesatuan:</strong><br>Sebagian besar rakyat Indonesia lebih menghendaki bentuk negara kesatuan, bukan negara serikat. Bentuk federal dianggap sebagai hasil tekanan Belanda dalam Konferensi Meja Bundar (KMB).</li><li><strong>Keterpaksaan Sejarah:</strong><br>Negara serikat dianggap sebagai warisan kolonial Belanda yang bertujuan memecah belah Indonesia (politik <i>divide et impera</i>).</li></ul><p><strong>2. Ketidakstabilan Politik</strong></p><ul><li><strong>Persaingan Antara Negara Bagian:</strong><br>Terdapat ketegangan antara negara bagian dalam federasi RIS, seperti Negara Pasundan dan Negara Sumatra Timur, yang sering kali memiliki kepentingan yang berbeda.</li><li><strong>Dominasi Pemerintah Pusat:</strong><br>Meskipun berbentuk serikat, pemerintah pusat RIS masih memiliki pengaruh yang besar, sehingga negara bagian merasa otonominya terbatas.</li></ul><p><strong>3. Lemahnya Dukungan Militer dan Keamanan</strong></p><ul><li><strong>Konflik Internal:</strong><br>Negara bagian sering kali menghadapi konflik dengan kelompok yang mendukung NKRI. Contohnya adalah perlawanan rakyat di Negara Pasundan dan Negara Sumatra Timur yang menentang keberadaan negara bagian tersebut.</li><li><strong>Ancaman Keamanan:</strong><br>Masih ada ancaman dari kelompok separatis dan sisa-sisa pendukung Belanda, yang membuat stabilitas RIS sulit tercapai.</li></ul><p><strong>4. Masalah Ekonomi</strong></p><ul><li><strong>Kesulitan Koordinasi:</strong><br>Negara serikat mengalami kesulitan dalam mengelola anggaran dan koordinasi ekonomi antar negara bagian.</li><li><strong>Beban Pasca Perang:</strong><br>Kerusakan akibat perang kemerdekaan membuat perekonomian RIS tidak stabil, sehingga penerapan konstitusi tidak berjalan efektif.</li></ul><p><strong>5. Ketergantungan pada Belanda</strong></p><ul><li><strong>Perjanjian KMB:</strong><br>RIS masih memiliki keterikatan dengan Belanda melalui Uni Indonesia-Belanda, yang mengatur hubungan politik dan ekonomi. Hal ini menimbulkan rasa tidak puas di kalangan rakyat.</li></ul><p><strong>6. Kurangnya Waktu untuk Konsolidasi</strong></p><ul><li><strong>Durasi Singkat:</strong><br>Konstitusi RIS hanya berlaku kurang dari setahun, sehingga tidak memiliki waktu yang cukup untuk diterapkan secara optimal dan teruji dalam praktik.</li><li><strong>Tekanan untuk Berubah:</strong><br>Pada 17 Agustus 1950, RIS kembali ke bentuk negara kesatuan sebagai hasil desakan rakyat dan dukungan dari negara bagian untuk membubarkan federasi.</li></ul><p><strong>Kesimpulan:</strong></p><p>Kegagalan penerapan Konstitusi RIS disebabkan oleh ketidaksesuaian bentuk negara serikat dengan aspirasi rakyat, ketidakstabilan politik, lemahnya koordinasi keamanan dan ekonomi, serta pengaruh Belanda yang masih kuat. Faktor-faktor ini menyebabkan negara federal sulit berfungsi, sehingga akhirnya Indonesia kembali menjadi negara kesatuan pada 17 Agustus 1950.</p><p>&nbsp;</p>

Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS), yang berlaku sejak 27 Desember 1949 hingga 17 Agustus 1950, mengalami kegagalan dalam penerapannya karena sejumlah faktor. Berikut adalah penjelasan faktor-faktor tersebut:

1. Ketidaksesuaian dengan Aspirasi Rakyat

  • Cita-cita Kesatuan:
    Sebagian besar rakyat Indonesia lebih menghendaki bentuk negara kesatuan, bukan negara serikat. Bentuk federal dianggap sebagai hasil tekanan Belanda dalam Konferensi Meja Bundar (KMB).
  • Keterpaksaan Sejarah:
    Negara serikat dianggap sebagai warisan kolonial Belanda yang bertujuan memecah belah Indonesia (politik divide et impera).

2. Ketidakstabilan Politik

  • Persaingan Antara Negara Bagian:
    Terdapat ketegangan antara negara bagian dalam federasi RIS, seperti Negara Pasundan dan Negara Sumatra Timur, yang sering kali memiliki kepentingan yang berbeda.
  • Dominasi Pemerintah Pusat:
    Meskipun berbentuk serikat, pemerintah pusat RIS masih memiliki pengaruh yang besar, sehingga negara bagian merasa otonominya terbatas.

3. Lemahnya Dukungan Militer dan Keamanan

  • Konflik Internal:
    Negara bagian sering kali menghadapi konflik dengan kelompok yang mendukung NKRI. Contohnya adalah perlawanan rakyat di Negara Pasundan dan Negara Sumatra Timur yang menentang keberadaan negara bagian tersebut.
  • Ancaman Keamanan:
    Masih ada ancaman dari kelompok separatis dan sisa-sisa pendukung Belanda, yang membuat stabilitas RIS sulit tercapai.

4. Masalah Ekonomi

  • Kesulitan Koordinasi:
    Negara serikat mengalami kesulitan dalam mengelola anggaran dan koordinasi ekonomi antar negara bagian.
  • Beban Pasca Perang:
    Kerusakan akibat perang kemerdekaan membuat perekonomian RIS tidak stabil, sehingga penerapan konstitusi tidak berjalan efektif.

5. Ketergantungan pada Belanda

  • Perjanjian KMB:
    RIS masih memiliki keterikatan dengan Belanda melalui Uni Indonesia-Belanda, yang mengatur hubungan politik dan ekonomi. Hal ini menimbulkan rasa tidak puas di kalangan rakyat.

6. Kurangnya Waktu untuk Konsolidasi

  • Durasi Singkat:
    Konstitusi RIS hanya berlaku kurang dari setahun, sehingga tidak memiliki waktu yang cukup untuk diterapkan secara optimal dan teruji dalam praktik.
  • Tekanan untuk Berubah:
    Pada 17 Agustus 1950, RIS kembali ke bentuk negara kesatuan sebagai hasil desakan rakyat dan dukungan dari negara bagian untuk membubarkan federasi.

Kesimpulan:

Kegagalan penerapan Konstitusi RIS disebabkan oleh ketidaksesuaian bentuk negara serikat dengan aspirasi rakyat, ketidakstabilan politik, lemahnya koordinasi keamanan dan ekonomi, serta pengaruh Belanda yang masih kuat. Faktor-faktor ini menyebabkan negara federal sulit berfungsi, sehingga akhirnya Indonesia kembali menjadi negara kesatuan pada 17 Agustus 1950.

 


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Selegram merupakan salah satu profesi yang berkaitan erat dengan media sosial . Profesi ini sering kali menunjukkan gaya hidup di media sosial untuk membangun citra positif pada dirinya. Akan tetapi, profesi ini rentan sekali mendapat ujaran kebencian dari orang yang tidak dikenal di media sosial. Bentuk pelanggaran hak warga negara yang terjadi pada ilustrasi tersebut adalah ... Question 41Answer a. intoleransi beragama b. cyberbulling c. diskriminasi d. persekusi e. genosida

6

0.0

Jawaban terverifikasi

[1] Gaya hidup sedentari alias kurang gerak atau mager (malas gerak) adalah masalah yang sering dialami oleh penduduk perkotaan. [2] Bekerja di depan layar komputer sepanjang hari, kelamaan terjebak macet di jalan,atau hobi main gim tanpa diimbangi olahraga merupakan bentuk dari gaya hidup sedentari. [3] Jika Anda termasuk salah satu orang yang sering melakukan berbagai rutinitas tersebut, Anda harus waspada. [4] Pasalnya, gaya hidup sedentari sangat berbahaya karena membuat Anda berisiko terkena diabetes tipe 2. [5] Gaya hidup sedentari menyebabkan masyarakat, terutama penduduk kota, malas bergerak. [6] Coba ingat-ingat, dalam sehari ini, sudah berapa kali Anda dalam menggunakan aplikasi online untuk memenuhi kebutuh Anda? [7] Selain itu, tilik juga berapa banyak langkah yang sudah Anda dapatkan pada hari ini? [8] Seiring dengan pengembangan teknologi yang makin canggih, apa pun yang Anda butuhkan kini bisa langsung diantar ke ruangan kantor Anda atau depan rumah. [9] Selain hemat waktu, Anda pun jadi tak perlu mengeluarkan energi untuk mendapatkan apa yang Anda mau. [10] Namun, tahukah Anda bahwa segala kemudahan tersebut menyimpan bahaya bagi tubuh Anda? [11] Minimnya aktifitas fisik karena gaya hidup ini membuatmu berisiko lebih tinggi terkena berbagai penyakit kronis, termasuk diabetes. [12] Bahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa gaya hidup ini juga termasuk 1 dari 10 penyebab kematian terbanyak di dunia. [13] Selain itu, data terbaru dari Riskedas 2018 menguak bahwa DKI Jakarta merupakan provinsi dengan tingkat diabetes melitus tertinggi di Indonesia. [14] Ini menunjukkan bahwa gaya hidup mager amat erat kaitannya dengan tingkat diabetes di perkotaan. Bentuk bahasa yang sejenis dengan mager pada kalimat 1 adalah.... a. magang b. oncom c. rudal d. pugar

9

5.0

Jawaban terverifikasi