Resti A

06 Juni 2025 03:53

Iklan

Resti A

06 Juni 2025 03:53

Pertanyaan

jawaban lengkap dan benar nya seperti apa ya kak? ๐Ÿ™

jawaban lengkap dan benar nya seperti apa ya kak? ๐Ÿ™ 

alt

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

17

:

54

:

34

Klaim

1

2


Iklan

Aurel A

01 Juli 2025 11:36

<p><strong>1. Penolakan Organ Setelah Transplantasi Ginjal</strong></p><p><strong>Tindakan Medis:</strong></p><p>Penggunaan obat imunosupresan adalah tindakan medis paling tepat untuk mengatasi penolakan organ setelah transplantasi ginjal.&nbsp;</p><p><strong>Alasan Ilmiah:</strong></p><p>Penolakan organ terjadi karena sistem imun penerima mengidentifikasi organ yang ditransplantasikan sebagai benda asing dan menyerangnya. Obat imunosupresan bekerja dengan menekan atau menekan respons imun tubuh, sehingga mengurangi kemungkinan penolakan organ dan membantu tubuh menerima ginjal baru.&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p><strong>2. Peran Limfosit T dan Limfosit B dalam Sistem Imun Adaptif</strong></p><p><strong>Peran Limfosit T:</strong></p><p>Limfosit T (sel T) berperan dalam imunitas seluler, mengenali dan menghancurkan sel-sel yang terinfeksi virus atau sel kanker. Sel T helper membantu mengaktifkan sel imun lain, termasuk sel B dan sel T sitotoksik.</p><p><strong>Peran Limfosit B:</strong></p><p>Limfosit B (sel B) berperan dalam imunitas humoral, menghasilkan antibodi yang dapat menetralkan virus atau bakteri ekstraseluler.</p><p><strong>Kerja Sama Saat Terinfeksi Virus:</strong></p><p>Saat tubuh terinfeksi virus, sel T helper mengenali antigen virus dan mengaktifkan sel B untuk memproduksi antibodi spesifik terhadap virus tersebut. Sel T sitotoksik kemudian dapat menghancurkan sel-sel yang terinfeksi virus.</p><p>&nbsp;</p><p><strong>3. Karakteristik Vaksin untuk Virus Bermutasi Cepat</strong></p><p><strong>Karakteristik Vaksin Efektif:</strong></p><p>Vaksin yang efektif untuk virus bermutasi cepat harus memiliki karakteristik sebagai berikut:</p><p><strong>Mampu menginduksi respons imun yang luas:</strong></p><p>Vaksin harus menargetkan bagian virus yang kurang rentan terhadap mutasi.</p><p><strong>Mampu menghasilkan memori imun yang kuat dan tahan lama:</strong></p><p>Agar tubuh dapat merespons dengan cepat jika terpapar virus yang bermutasi.</p><p><strong>Dapat diperbarui dengan cepat:</strong></p><p>Platform vaksin harus memungkinkan modifikasi yang cepat untuk mengakomodasi varian baru.</p><p>&nbsp;</p><p><strong>4. Sistem Imun dan Fenomena Anak yang Tidak Sakit Flu</strong></p><p><strong>Penjelasan Sistem Imun:</strong></p><p>Fenomena ini dapat dijelaskan oleh beberapa mekanisme sistem imun:</p><p><strong>Imunitas bawaan yang kuat:</strong></p><p>Anak tersebut mungkin memiliki sistem imun bawaan yang sangat efisien dalam mengenali dan mengatasi virus flu sebelum menimbulkan gejala.</p><p><strong>Paparan sebelumnya dan imunitas adaptif:</strong></p><p>Anak tersebut mungkin pernah terpapar varian virus flu serupa sebelumnya dan telah mengembangkan imunitas adaptif (sel memori B dan T) yang memberikan perlindungan cepat.</p><p><strong>Faktor genetik:</strong></p><p>Ada kemungkinan faktor genetik yang membuat individu tertentu lebih resisten terhadap infeksi flu.</p><p>&nbsp;</p><p><strong>5. Dampak Penurunan Sel T Helper pada Pasien AIDS</strong></p><p><strong>Dampak pada Fungsi Sistem Imun:</strong></p><p>Penurunan drastis jumlah sel T helper pada pasien AIDS memiliki dampak serius terhadap keseluruhan fungsi sistem imun:</p><p><strong>Penurunan aktivasi sel B:</strong></p><p>Sel T helper sangat penting untuk aktivasi sel B dan produksi antibodi, sehingga pasien AIDS akan kesulitan melawan infeksi bakteri dan virus ekstraseluler.</p><p><strong>Penurunan aktivasi sel T sitotoksik:</strong></p><p>Sel T helper juga diperlukan untuk aktivasi sel T sitotoksik, yang berarti kemampuan tubuh untuk menghancurkan sel-sel terinfeksi virus dan sel kanker akan sangat terganggu.</p><p><strong>Kerentanan terhadap infeksi oportunistik:</strong></p><p>Karena sistem imun sangat lemah, pasien AIDS menjadi sangat rentan terhadap infeksi oportunistik yang biasanya tidak berbahaya bagi individu dengan sistem imun yang sehat.</p>

1. Penolakan Organ Setelah Transplantasi Ginjal

Tindakan Medis:

Penggunaan obat imunosupresan adalah tindakan medis paling tepat untuk mengatasi penolakan organ setelah transplantasi ginjal. 

Alasan Ilmiah:

Penolakan organ terjadi karena sistem imun penerima mengidentifikasi organ yang ditransplantasikan sebagai benda asing dan menyerangnya. Obat imunosupresan bekerja dengan menekan atau menekan respons imun tubuh, sehingga mengurangi kemungkinan penolakan organ dan membantu tubuh menerima ginjal baru. 

 

2. Peran Limfosit T dan Limfosit B dalam Sistem Imun Adaptif

Peran Limfosit T:

Limfosit T (sel T) berperan dalam imunitas seluler, mengenali dan menghancurkan sel-sel yang terinfeksi virus atau sel kanker. Sel T helper membantu mengaktifkan sel imun lain, termasuk sel B dan sel T sitotoksik.

Peran Limfosit B:

Limfosit B (sel B) berperan dalam imunitas humoral, menghasilkan antibodi yang dapat menetralkan virus atau bakteri ekstraseluler.

Kerja Sama Saat Terinfeksi Virus:

Saat tubuh terinfeksi virus, sel T helper mengenali antigen virus dan mengaktifkan sel B untuk memproduksi antibodi spesifik terhadap virus tersebut. Sel T sitotoksik kemudian dapat menghancurkan sel-sel yang terinfeksi virus.

 

3. Karakteristik Vaksin untuk Virus Bermutasi Cepat

Karakteristik Vaksin Efektif:

Vaksin yang efektif untuk virus bermutasi cepat harus memiliki karakteristik sebagai berikut:

Mampu menginduksi respons imun yang luas:

Vaksin harus menargetkan bagian virus yang kurang rentan terhadap mutasi.

Mampu menghasilkan memori imun yang kuat dan tahan lama:

Agar tubuh dapat merespons dengan cepat jika terpapar virus yang bermutasi.

Dapat diperbarui dengan cepat:

Platform vaksin harus memungkinkan modifikasi yang cepat untuk mengakomodasi varian baru.

 

4. Sistem Imun dan Fenomena Anak yang Tidak Sakit Flu

Penjelasan Sistem Imun:

Fenomena ini dapat dijelaskan oleh beberapa mekanisme sistem imun:

Imunitas bawaan yang kuat:

Anak tersebut mungkin memiliki sistem imun bawaan yang sangat efisien dalam mengenali dan mengatasi virus flu sebelum menimbulkan gejala.

Paparan sebelumnya dan imunitas adaptif:

Anak tersebut mungkin pernah terpapar varian virus flu serupa sebelumnya dan telah mengembangkan imunitas adaptif (sel memori B dan T) yang memberikan perlindungan cepat.

Faktor genetik:

Ada kemungkinan faktor genetik yang membuat individu tertentu lebih resisten terhadap infeksi flu.

 

5. Dampak Penurunan Sel T Helper pada Pasien AIDS

Dampak pada Fungsi Sistem Imun:

Penurunan drastis jumlah sel T helper pada pasien AIDS memiliki dampak serius terhadap keseluruhan fungsi sistem imun:

Penurunan aktivasi sel B:

Sel T helper sangat penting untuk aktivasi sel B dan produksi antibodi, sehingga pasien AIDS akan kesulitan melawan infeksi bakteri dan virus ekstraseluler.

Penurunan aktivasi sel T sitotoksik:

Sel T helper juga diperlukan untuk aktivasi sel T sitotoksik, yang berarti kemampuan tubuh untuk menghancurkan sel-sel terinfeksi virus dan sel kanker akan sangat terganggu.

Kerentanan terhadap infeksi oportunistik:

Karena sistem imun sangat lemah, pasien AIDS menjadi sangat rentan terhadap infeksi oportunistik yang biasanya tidak berbahaya bagi individu dengan sistem imun yang sehat.


Iklan

Widya R

13 Juli 2025 11:15

<p><br>Tindakan medis yang paling tepat adalah pemberian <strong>imunosupresan</strong> atau obat penekan sistem imun. Secara ilmiah, ini dilakukan karena sistem imun pasien mengenali organ baru sebagai benda asing dan menyerangnya. Imunosupresan menekan aktivitas sel-sel imun seperti limfosit T sehingga mencegah penolakan organ.</p><p><strong>Perbandingan peran limfosit T dan limfosit B dalam sistem imun adaptif:</strong></p><p><strong>Limfosit T</strong>: Berperan dalam imun seluler. Ada dua jenis utama:</p><p><strong>T helper (CD4+)</strong> membantu mengaktifkan limfosit B dan T sitotoksik.</p><p><strong>T sitotoksik (CD8+)</strong> langsung membunuh sel yang terinfeksi virus.</p><p><strong>Limfosit B</strong>: Berperan dalam imun humoral dengan memproduksi antibodi untuk menetralisir patogen.<br><strong>Kerjasama:</strong> Saat tubuh terinfeksi virus, limfosit T helper mengaktifkan limfosit B untuk memproduksi antibodi spesifik, dan mengaktifkan T sitotoksik untuk menghancurkan sel yang terinfeksi.</p><p><strong>Karakteristik vaksin untuk melawan virus yang bermutasi cepat:</strong></p><p><strong>Broad-spectrum (spektrum luas)</strong>: Dapat memicu kekebalan terhadap banyak varian virus.</p><p><strong>Induksi respon imun seluler dan humoral</strong>: Memicu antibodi sekaligus memperkuat limfosit T.</p><p><strong>Stimulasi memori imun yang kuat</strong>: Agar tubuh cepat merespons infeksi ulang.</p><p><strong>Platform mRNA atau teknologi adaptable</strong>: Agar vaksin bisa cepat disesuaikan dengan varian baru.</p><p><strong>Penjelasan sistem imun terkait anak yang tidak pernah sakit meski sering kontak flu:</strong><br>Anak tersebut mungkin memiliki <strong>sistem imun bawaan dan adaptif yang kuat</strong>, atau telah terbentuk <strong>memori imun</strong> akibat paparan flu sebelumnya sehingga tubuhnya mampu melawan virus sebelum timbul gejala.</p><p><strong>Dampak penurunan sel T helper pada pasien ADIS</strong><br>Sel T helper berfungsi mengoordinasi respon imun. Jika jumlahnya menurun drastis:</p><p>Aktivasi limfosit B terganggu โ†’ produksi antibodi menurun.</p><p>Aktivasi limfosit T sitotoksik terganggu โ†’ kemampuan membunuh sel terinfeksi berkurang.</p><p>Pasien menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik dan kanker.</p><p>&nbsp;</p>


Tindakan medis yang paling tepat adalah pemberian imunosupresan atau obat penekan sistem imun. Secara ilmiah, ini dilakukan karena sistem imun pasien mengenali organ baru sebagai benda asing dan menyerangnya. Imunosupresan menekan aktivitas sel-sel imun seperti limfosit T sehingga mencegah penolakan organ.

Perbandingan peran limfosit T dan limfosit B dalam sistem imun adaptif:

Limfosit T: Berperan dalam imun seluler. Ada dua jenis utama:

T helper (CD4+) membantu mengaktifkan limfosit B dan T sitotoksik.

T sitotoksik (CD8+) langsung membunuh sel yang terinfeksi virus.

Limfosit B: Berperan dalam imun humoral dengan memproduksi antibodi untuk menetralisir patogen.
Kerjasama: Saat tubuh terinfeksi virus, limfosit T helper mengaktifkan limfosit B untuk memproduksi antibodi spesifik, dan mengaktifkan T sitotoksik untuk menghancurkan sel yang terinfeksi.

Karakteristik vaksin untuk melawan virus yang bermutasi cepat:

Broad-spectrum (spektrum luas): Dapat memicu kekebalan terhadap banyak varian virus.

Induksi respon imun seluler dan humoral: Memicu antibodi sekaligus memperkuat limfosit T.

Stimulasi memori imun yang kuat: Agar tubuh cepat merespons infeksi ulang.

Platform mRNA atau teknologi adaptable: Agar vaksin bisa cepat disesuaikan dengan varian baru.

Penjelasan sistem imun terkait anak yang tidak pernah sakit meski sering kontak flu:
Anak tersebut mungkin memiliki sistem imun bawaan dan adaptif yang kuat, atau telah terbentuk memori imun akibat paparan flu sebelumnya sehingga tubuhnya mampu melawan virus sebelum timbul gejala.

Dampak penurunan sel T helper pada pasien ADIS
Sel T helper berfungsi mengoordinasi respon imun. Jika jumlahnya menurun drastis:

Aktivasi limfosit B terganggu โ†’ produksi antibodi menurun.

Aktivasi limfosit T sitotoksik terganggu โ†’ kemampuan membunuh sel terinfeksi berkurang.

Pasien menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik dan kanker.

 


Mau jawaban yang terverifikasi?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

diketahui: K: gen untuk membuat keriting k: gen untuk membuat lurus M: gen untuk kulit gelap m: gen untuk kulit terang K dominan terhadap k M dominan terhadap m seorang laki-laki berambut keriting berkulit gelap (heterozigot) kawin dengan wanita rambut lurus kulit terang tentukan : a. bagan perkawinannya b. rasio genotipe dan rasio fenotipe nya c. jika perkawinan itu menghasilkan 12 anak. tentukan fenotipe keturunannya dengan prosentase

4

5.0

Jawaban terverifikasi