Ibu hamil yang menggunakan ekstasi selama kehamilan dapat membahayakan kesehatan janin. Hal tersebut disampaikan para peneliti berdasarkan hasil sebuah penelitian yang melibatkan 96 wanita Inggris yang memiliki riwayat menggunakan ekstasi sebelum dan selama kehamilan sebagai peserta penelitian. Pertumbuhan bayi, kontrol motoriknya, dan perkembangan otaknya dinilai saat lahir dan ketika bayi berusia 4 bulan. bayi yang lahir dari ibu yang menggunakan ekstasi selama kehamilan memiliki kontrol motorik serta koordinasi pada tangan dan mata lebih buruk jika dibandingkan bayi yang dilahirkan oleh ibu yang tidak mengonsumsi obat terlarang.(artikel dimuat di www.health.detik.com pada tanggal 29 februari 2012 diakses pada tanggal 1 agustus 2017 pukul 16.15) Berdasarkan artikel di atas, perkembangan motorik bayi terhambat karena ....

Perkembangan motorik bayi terhambat karena pertumbuhan sel saraf penyusun otak terhambat akibat konsumsi ekstasi. Ekstasi merupakan obat psikotropika golongan I, yaitu psikotropika yang tidak digunakan untuk tujuan pengobatan dan memiliki potensi ketergantungan yang sangat kuat. Ekstasi memiliki dampak buruk bagi ibu hamil dan bayi yang dikandungnya. Ekstasi berpengaruh terhadap penurunan jumlah serotonin. Pada awal perkembangan janin, serotonin merupakan salah satu hormon sekaligus neurotransmitter yang berpengaruh dalam perkembangan otak. Jika ibu hamil mengonsumsi ekstasi akibatnya pertumbuhan sel saraf penyusun otak janin menjadi terhambat, dan salah satunya berpengaruh terhadap pusat perkembangan motorik. Wanita hamil yang mengonsumsi ekstasi memiliki bayi dengan kontrol motorik yang buruk dan bermasalah pada kognitif bayi, seperti sulit untuk berbicara, merangkak, dan berdiri serta koordinasi mata dan tangan menurun. Dengan demikian, perkembangan motorik bayi terhambat karena pertumbuhan sel saraf penyusun otak terhambat akibat konsumsi ekstasi.