Sifa S

16 Januari 2024 16:01

Iklan

Iklan

Sifa S

16 Januari 2024 16:01

Pertanyaan

HOS Cokroaminoto, Yang Guru Bangsa Haji Tjokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah barname RM Tjokroamiseno, salah seorang pejabat pemerintahan pada saat itu. Kakaknya, RM. Adipati Tjokronegoro, pernah juga menjabat sebagai Bupati Ponorogo Tjokro lahir di Tegalsari, Ponorogo, Jawa Timur, pada tanggal 16 Agustus 1882. Awalnya kehidupan Tjokro terbilang biasa-basa saja. Semasa kecil ia dikenal sebagai anak yang nakal dan suka berkelahi. Setelah beberapa kali berpindah sekolah, akhirnya ia berhasil menyelesaikan sekolahnya di osvia (sekolah calon pegawai pervarintah atau pamong praja di Magelang pada tahun 1902. Setelah menamatkan osvia, Tjokro bekerja sebagai seorang juru tulis di Ngawi, Jawa Timur Tiga tahun kemudian ia bekerja di perusahaan dagang di Surajaya. Keindahannya ke Surajaya membawanya terjun ke dunia politik. Di kota pahlawan itu Tjokro kemudian bergabung dalam Sarekat Dagang Islam (sdi pimpinan H. Samanhudi, la menyarankan agar SDI diubah menjadi partai politik. SDI kemudian resmi diubah menjadi Sarekat Islam (50) dan Tjokro menjadi Ketua SI pada tanggal 10 Sepetember 1912. Tjokroaminoto dipercaya untuk memangiku jabatan ketua setelah sebelumnya menjabat sebagai komisaris Sl. Di bawah kepemimpinannya, Sl mengalami kemajuan pesat dan berkembang menjadi partai massa sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda. Pemerintah Hindia Belanda berupaya menghalangi St yang termasuk organisasi Islam terbesar pa anak tu. Pemerintah kolonial sangat membatasi kekuasaan pengurus pusat Si agar mudah di dipengaruhi pangreh praja setempat. Situasi itu menjadikan Sl menghadapi kesenjangan antara p dan daerah yang menyebabkan kesulitan dalam mobilisasi para anggotanya. G 57 tahap Thidangka ke by Iharaar magedi inspire smu generasi muda Pada periode tahun 1912-1916, Tjokroaminoto dan para pemimpin Si lainnya sedikit bersikap moderat terhadap pamarntah Belancia. Mereka memperjuangkan penegakan hak-hak manusia sewa meningkatkan taraf hidup masyarakat. Tapi sejak tahun 1916, menghadapi pembentukan Dewan Rakyat 8. sana m jadi hangat. Dalam kongres kongres 51, Tjokroaminoto mulai melancarkan ide pembentukan kation (bangsa) dan pemerintahan sendiri. Sebagai reaksi terhadap seni Novembar (November beloftemt, Gubernur Jenderal dan Limburgh Stanum, Tjokroaminoto selaku wakil SI delam Volksraad bersama sastrawan, aktivis, jurnalis Adul Kuis, Cipto Mangunkusumo mengajukan mosi yang kemudian dikenal dengan Mosi Tjokroaminoto pada tanggal 25 November 1918. Mereka menuntut Pertama, pembentukan Dewan Negara di mana penduduk semua wakil dari kerajaan. Kedua, pertanggungjawaban departemen/pemerintah Hindia Belanda terhadap perwakilan rakyat. Tiga, pertanggungjawaban terhadap perwakilan rakyat. Keempat, reformasi pemerintahan dan desentralisasi. Intinya, mereka menuntut pemerintah Belanda membentuk parlemen yang anggotama dipilih dari rakyat dan oleh rakyat Pemerintah sendiri dituntut bertanggung jawab pada parlemen Namun, oleh Ketua Parlemen Belanda, tuntutan tersebut dianggap hanya fantasi belaka. Selanjutnya, pada kongres gas ona SI di Yogyakata tanggal 2-6 Maret 1921, SI pimpinan Tjokro . memberikan reaksi atas sikap pemerintah Belanda tersebut dengan merumuskan tujuan perjuangan politik Sl sebagai, Untuk merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan Belanda. Selama hidupnya, Tjokroaminoto merupakan sosok yang berpengaruh besar terhadap tokoh-tokoh muda pergerakan nasional saat itu. Keahliannya berpidato ia gunakan untuk mengecam kesewenang wenangan pemerintah Belanda. Semasa perjuangannya, dia misalnya mengecam perampasan tanah oleh Belanda untuk dijadikan perkebunan milik Belanda. la juga mendesak Sumatera Landsyndicaat supaya mengembalikan tanah rakyat di Gunung Seminung (tepi Danau Danau, Sumatera Selatan). Nasib para dokter pribumi juga turut diperjuangkannya dengan menuntut kesetaraan kedudukan antara dokter Indonesia dengan dokter Belanda. Pada tahun 1920, Tjokro dijebloskan ke penjara dengan tuduhan marghasut dan mempersiapkan pemberontakan untuk menggulingkan pemerintah Belanda. Pada Apris 1922, setelah tujuh bulan meringkuk di penjara, ia kemudian dibebaskan. cokroaminoto kemudian diminta kembali untuk duduk am Volksraad, namun permintaan itu ditolaknya kerena ia sudah tak mau lagi bekerja sama dengan pemerintah Belanda Sebagai tokoh masyarakat, pemerintah koloria menjulukinya sebagai de Ongekroonde Kuning dan Jasa (Raja Jawa yang tidak bermahkota atau tidak dinobatkan). Pengaruh Tjokro yang Luas menjadikannya sebagai tokoh panutan masyarakat. Karena alasan itu pula maka R.M. Soekemi Sesrodihardjo mengirimkan anaknya Soekamo untuk pendidikan dengan in de kost di rumahnya. Selain menjadi politikus, Tjokroaminoto aktif menulis karangan di majalah dan surat kabar. Salah satu karyanya ialah buku yang berjudul Islam dan Nasionalisme. Tjokroaminoto menghembuskan napasnya yang terakhir pada tanggal 17 Desember 1934 di Yogyakata pada usia 51 tahun. Atas jasa-jasanya kepada negara, Haji Gemar Siad Cokroaminoto dianugerahkan gelar pahlawan Kemerdekaan Nasional berdasarkan SK Presiden Republik Indonesia No.590 Tahun 1961, tanggal 9 Nopember 1961. 1. carilah gagasan penjelas dari teks diatas 2. carilah keteladanan atau hikmah dari teks diatas

HOS Cokroaminoto, Yang Guru Bangsa Haji

 

Tjokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah barname RM Tjokroamiseno, salah seorang pejabat pemerintahan pada saat itu. Kakaknya, RM. Adipati Tjokronegoro, pernah juga menjabat sebagai Bupati Ponorogo Tjokro lahir di Tegalsari, Ponorogo, Jawa Timur, pada tanggal 16 Agustus 1882. Awalnya kehidupan Tjokro terbilang biasa-basa saja. Semasa kecil ia dikenal sebagai anak yang nakal dan suka berkelahi. Setelah beberapa kali berpindah sekolah, akhirnya ia berhasil menyelesaikan sekolahnya di osvia (sekolah calon pegawai pervarintah atau pamong praja di Magelang pada tahun 1902. Setelah menamatkan osvia, Tjokro bekerja sebagai seorang juru tulis di Ngawi, Jawa Timur Tiga tahun kemudian ia bekerja di perusahaan dagang di Surajaya. Keindahannya ke Surajaya membawanya terjun ke dunia politik. Di kota pahlawan itu Tjokro kemudian bergabung dalam Sarekat Dagang Islam (sdi pimpinan H. Samanhudi, la menyarankan agar SDI diubah menjadi partai politik. SDI kemudian resmi diubah menjadi Sarekat Islam (50) dan Tjokro menjadi Ketua SI pada tanggal 10 Sepetember 1912. Tjokroaminoto dipercaya untuk memangiku jabatan ketua setelah sebelumnya menjabat sebagai komisaris Sl. Di bawah kepemimpinannya, Sl mengalami kemajuan pesat dan berkembang menjadi partai massa sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda.

 

Pemerintah Hindia Belanda berupaya menghalangi St yang termasuk organisasi Islam terbesar pa anak tu. Pemerintah kolonial sangat membatasi kekuasaan pengurus pusat Si agar mudah di dipengaruhi pangreh praja setempat. Situasi itu menjadikan Sl menghadapi kesenjangan antara p dan daerah yang menyebabkan kesulitan dalam mobilisasi para anggotanya. G 57 tahap Thidangka ke by Iharaar magedi inspire smu generasi muda Pada periode tahun 1912-1916, Tjokroaminoto dan para pemimpin Si lainnya sedikit bersikap moderat terhadap pamarntah Belancia. Mereka memperjuangkan penegakan hak-hak manusia sewa meningkatkan taraf hidup masyarakat. Tapi sejak tahun 1916, menghadapi pembentukan Dewan Rakyat 8. sana m jadi hangat. Dalam kongres kongres 51, Tjokroaminoto mulai melancarkan ide pembentukan kation (bangsa) dan pemerintahan sendiri. Sebagai reaksi terhadap seni Novembar (November beloftemt, Gubernur Jenderal dan Limburgh Stanum, Tjokroaminoto selaku wakil SI delam Volksraad bersama sastrawan, aktivis, jurnalis Adul Kuis, Cipto Mangunkusumo mengajukan mosi yang kemudian dikenal dengan Mosi Tjokroaminoto pada tanggal 25 November 1918. Mereka menuntut Pertama, pembentukan Dewan Negara di mana penduduk semua wakil dari kerajaan. Kedua, pertanggungjawaban departemen/pemerintah Hindia Belanda terhadap perwakilan rakyat. Tiga, pertanggungjawaban terhadap perwakilan rakyat. Keempat, reformasi pemerintahan dan desentralisasi. Intinya, mereka menuntut pemerintah Belanda membentuk parlemen yang anggotama dipilih dari rakyat dan oleh rakyat Pemerintah sendiri dituntut bertanggung jawab pada parlemen Namun, oleh Ketua Parlemen Belanda, tuntutan tersebut dianggap hanya fantasi belaka. Selanjutnya, pada kongres gas ona SI di Yogyakata tanggal 2-6 Maret 1921, SI pimpinan Tjokro . memberikan reaksi atas sikap pemerintah Belanda tersebut dengan merumuskan tujuan perjuangan politik Sl sebagai, Untuk merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan Belanda. Selama hidupnya, Tjokroaminoto merupakan sosok yang berpengaruh besar terhadap tokoh-tokoh muda pergerakan nasional saat itu. Keahliannya berpidato ia gunakan untuk mengecam kesewenang wenangan pemerintah Belanda. Semasa perjuangannya, dia misalnya mengecam perampasan tanah oleh Belanda untuk dijadikan perkebunan milik Belanda. la juga mendesak Sumatera Landsyndicaat supaya mengembalikan tanah rakyat di Gunung Seminung (tepi Danau Danau, Sumatera Selatan). Nasib para dokter pribumi juga turut diperjuangkannya dengan menuntut kesetaraan kedudukan antara dokter Indonesia dengan dokter Belanda.

 

Pada tahun 1920, Tjokro dijebloskan ke penjara dengan tuduhan marghasut dan mempersiapkan pemberontakan untuk menggulingkan pemerintah Belanda. Pada Apris 1922, setelah tujuh bulan meringkuk di penjara, ia kemudian dibebaskan. cokroaminoto kemudian diminta kembali untuk duduk am Volksraad, namun permintaan itu ditolaknya kerena ia sudah tak mau lagi bekerja sama dengan pemerintah Belanda Sebagai tokoh masyarakat, pemerintah koloria menjulukinya sebagai de Ongekroonde Kuning dan Jasa (Raja Jawa yang tidak bermahkota atau tidak dinobatkan). Pengaruh Tjokro yang Luas menjadikannya sebagai tokoh panutan masyarakat. Karena alasan itu pula maka R.M. Soekemi Sesrodihardjo mengirimkan anaknya Soekamo untuk pendidikan dengan in de kost di rumahnya. Selain menjadi politikus, Tjokroaminoto aktif menulis karangan di majalah dan surat kabar. Salah satu karyanya ialah buku yang berjudul Islam dan Nasionalisme. Tjokroaminoto menghembuskan napasnya yang terakhir pada tanggal 17 Desember 1934 di Yogyakata pada usia 51 tahun. Atas jasa-jasanya kepada negara, Haji Gemar Siad Cokroaminoto dianugerahkan gelar pahlawan Kemerdekaan Nasional berdasarkan SK Presiden Republik Indonesia No.590 Tahun 1961, tanggal 9 Nopember 1961.

 

1. carilah gagasan penjelas dari teks diatas

2. carilah keteladanan atau hikmah dari teks diatas


9

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

Nanda R

Gold

17 Januari 2024 01:27

Jawaban terverifikasi

<p>Dari teks di atas, terdapat beberapa gagasan utama yang dapat diidentifikasi:</p><ol><li><strong>Profil HOS Cokroaminoto</strong>: Teks memberikan gambaran tentang latar belakang, perjalanan hidup, dan peran HOS Cokroaminoto dalam pergerakan nasional Indonesia. Mulai dari latar belakang keluarga, perjalanan pendidikan, keterlibatannya dalam organisasi politik, perjuangan melawan kolonialisme Belanda, hingga pengaruh dan kontribusinya terhadap pergerakan nasional.</li><li><strong>Perjuangan Politik dan Sosial</strong>: Teks juga menggambarkan perjuangan politik dan sosial HOS Cokroaminoto dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, termasuk peranannya dalam Sarekat Islam, perjuangan melalui Volksraad, serta perjuangan melalui tulisan dan pidatonya.</li><li><strong>Pengaruh dan Pengakuan</strong>: Teks juga menyoroti pengaruh dan pengakuan yang diterima HOS Cokroaminoto, baik dari pemerintah kolonial Belanda maupun dari masyarakat Indonesia, yang mengakui peran dan kontribusinya dalam pergerakan nasional.</li></ol><p>Dari teks di atas, terdapat beberapa keteladanan dan hikmah yang dapat diambil:</p><ol><li><strong>Keteladanan Kepemimpinan</strong>: HOS Cokroaminoto menunjukkan keteladanan dalam kepemimpinan, perjuangan, dan pengabdian kepada bangsa. Melalui perjuangannya, ia menjadi panutan bagi generasi muda dan memberikan contoh tentang pentingnya kesetiaan, keberanian, dan kejujuran dalam memperjuangkan kemerdekaan.</li><li><strong>Hikmah Perjuangan</strong>: Perjuangan HOS Cokroaminoto mengajarkan tentang pentingnya kesatuan, keadilan, dan perjuangan yang gigih dalam mencapai cita-cita. Melalui perjuangannya, ia menunjukkan bahwa kemerdekaan bukanlah hal yang mudah, namun nilainya sangat bernilai tinggi bagi sebuah bangsa.</li><li><strong>Penghargaan dan Pengakuan</strong>: Meskipun menghadapi berbagai rintangan dan penindasan, HOS Cokroaminoto tetap setia pada prinsip-prinsipnya dan akhirnya mendapatkan pengakuan sebagai pahlawan kemerdekaan nasional. Hal ini mengajarkan pentingnya konsistensi, integritas, dan pengabdian dalam perjuangan.</li></ol>

Dari teks di atas, terdapat beberapa gagasan utama yang dapat diidentifikasi:

  1. Profil HOS Cokroaminoto: Teks memberikan gambaran tentang latar belakang, perjalanan hidup, dan peran HOS Cokroaminoto dalam pergerakan nasional Indonesia. Mulai dari latar belakang keluarga, perjalanan pendidikan, keterlibatannya dalam organisasi politik, perjuangan melawan kolonialisme Belanda, hingga pengaruh dan kontribusinya terhadap pergerakan nasional.
  2. Perjuangan Politik dan Sosial: Teks juga menggambarkan perjuangan politik dan sosial HOS Cokroaminoto dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, termasuk peranannya dalam Sarekat Islam, perjuangan melalui Volksraad, serta perjuangan melalui tulisan dan pidatonya.
  3. Pengaruh dan Pengakuan: Teks juga menyoroti pengaruh dan pengakuan yang diterima HOS Cokroaminoto, baik dari pemerintah kolonial Belanda maupun dari masyarakat Indonesia, yang mengakui peran dan kontribusinya dalam pergerakan nasional.

Dari teks di atas, terdapat beberapa keteladanan dan hikmah yang dapat diambil:

  1. Keteladanan Kepemimpinan: HOS Cokroaminoto menunjukkan keteladanan dalam kepemimpinan, perjuangan, dan pengabdian kepada bangsa. Melalui perjuangannya, ia menjadi panutan bagi generasi muda dan memberikan contoh tentang pentingnya kesetiaan, keberanian, dan kejujuran dalam memperjuangkan kemerdekaan.
  2. Hikmah Perjuangan: Perjuangan HOS Cokroaminoto mengajarkan tentang pentingnya kesatuan, keadilan, dan perjuangan yang gigih dalam mencapai cita-cita. Melalui perjuangannya, ia menunjukkan bahwa kemerdekaan bukanlah hal yang mudah, namun nilainya sangat bernilai tinggi bagi sebuah bangsa.
  3. Penghargaan dan Pengakuan: Meskipun menghadapi berbagai rintangan dan penindasan, HOS Cokroaminoto tetap setia pada prinsip-prinsipnya dan akhirnya mendapatkan pengakuan sebagai pahlawan kemerdekaan nasional. Hal ini mengajarkan pentingnya konsistensi, integritas, dan pengabdian dalam perjuangan.

Iklan

Iklan

Mercon M

Community

30 April 2024 11:43

Jawaban terverifikasi

<p>Jawaban:</p><p>1. Gagasan penjelas dari teks di atas adalah tentang perjalanan hidup dan perjuangan H.O.S. Cokroaminoto dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. Teks menjelaskan tentang latar belakang keluarga, masa kecil, pendidikan, serta peran dan kontribusi Cokroaminoto dalam gerakan politik dan pergerakan nasional Indonesia.</p><p>&nbsp;</p><p>2. Keteladanan atau hikmah dari teks di atas adalah tentang semangat, kesetiaan, dan keberanian dalam memperjuangkan kemerdekaan dan hak-hak rakyat Indonesia. Cokroaminoto menunjukkan keteladanan dalam memimpin gerakan politik, menegakkan keadilan, dan melawan penindasan. Perjuangannya yang gigih dan komitmen yang kuat terhadap cita-cita kemerdekaan menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya untuk terus berjuang demi Indonesia merdeka.</p>

Jawaban:

1. Gagasan penjelas dari teks di atas adalah tentang perjalanan hidup dan perjuangan H.O.S. Cokroaminoto dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. Teks menjelaskan tentang latar belakang keluarga, masa kecil, pendidikan, serta peran dan kontribusi Cokroaminoto dalam gerakan politik dan pergerakan nasional Indonesia.

 

2. Keteladanan atau hikmah dari teks di atas adalah tentang semangat, kesetiaan, dan keberanian dalam memperjuangkan kemerdekaan dan hak-hak rakyat Indonesia. Cokroaminoto menunjukkan keteladanan dalam memimpin gerakan politik, menegakkan keadilan, dan melawan penindasan. Perjuangannya yang gigih dan komitmen yang kuat terhadap cita-cita kemerdekaan menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya untuk terus berjuang demi Indonesia merdeka.


lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Perhatikan kedua kutipan berikut! Kutipan 1 Pada tahun 1942 Asrul Sani pindah ke SMP Taman Siswa, Jakarta. Di sekolah ini Asrul berkenalan dengan Pramoedya Ananta Toer dan bersama-sama menjadi anggota kelompok “Penggemar Sastra”. Setelah tamat SMP, Asrul masuk ke Sekolah Kedokteran Hewan, Bogor dan melanjukan ke Perguruan Tinggi Kedokteran. Kutipan 2 S. Sinansari Ecip merupakan nama samaran dari Sution yang terkenal sebagai pengarang novel, puisi, cerpen dan cerita anak. Dia pernah memimpin redaksi majalah Almamater yang diterbitkan oleh Dewan Mahasiswa UI. Dia juga aktif menulis dalam Harian Kami edisi Jakarta, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Dia bekerja sebagai penulis dan dosen. Seabagai seorang penulis, ia beberapa kali memperoleh penghargaan atas hasil karyanya. Perbedaan penggunaan kaidah kebahasaan kedua kutipan tersebut adalah ..... * Kutipan 1 : Menggunakan keterangan waktu Kutipan 2 : Menggunakan kata ganti orang/pronomina persona Kutipan 1 : Menggunakan konjungsi antarkalimat Kutipan 2 : Menggunakan keterangan waktu Kutipan 1 : Mengguanakan kata ganti orang/pronomina Kutipan 2 : Menggunakan konjungsi antar kalimat Kutipan 1 : Menggunakan konjungsi koordinatif Kutipan 2 : Menggunakan kata ganti pronomina penunjuk Kutipan 1 : Menggunakan konjungsi subordinatif Kutipan 2 : Menggunakan konjungsi korelatif

11

5.0

Jawaban terverifikasi