faktor kegagalan konstituante dalam menyusun uud baru dan bersifat tetap adalah? a. adanya dekrit presiden b. kegagalan pemilu 1955 c. tidak ada kesepakatan tentang bentuk negara d. anggota konstituant e. lebih mementingkan kepentingan partainya

Jawaban yang tepat adalah E. lebih mementingkan kepentingan partainya Untuk lebih jelasnya, yuk pahami penjelasan berikut. Mengenai kegagalan Dewan Konstituante maka akan berkaitan dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden. Dekrit Presiden tahun 1959 merupakan respon dari ketidakstabilan politik serta ekonomi pada masa Demokrasi Parlementer atau Liberal. Pada masa ini, orang yang menjalankan pemerintahan adalah perdana menteri, sedangkan presiden hanya sebagai simbol negara. Salah satu ciri dari Demokrasi Parlementer di Indonesia ialah banyak kabinet yang terbentuk namun tidak bertahan lama. Kemudian mengenai kerja dari Dewan Konstituante yang seharusnya membuat UUD baru pengganti UUDS tidak berjalan dengan baik. Hal ini dilatarbelakangi oleh anggota lebih mementingkan kepentingan partainya. Adapun isi dari dekrit presiden antara lain: 1. Indonesia kembali kepada UUD 1945 dan tidak memberlakukan UUDS 1950 2. Pembubaran Dewan Konstituante 3. Pembentukan MPRS dan DPAS Dengan demikian, faktor kegagalan Konstituante dalam menyusun UUD baru dan bersifat tetap adalah anggota lebih mementingkan kepentingan partainya. Semoga membantu ya 😊