Perhatikan dengan saksama peragaan negosiasi berdasarkan teks di bawah ini.
Sponsor Pentas Seni Sekolah
Ketua OSIS : Selamat pagi, Pak. Kami mohon waktu Bapak untuk membicarakan persoalan proposal sponsor kegiatan pentas seni yang kami ajukan minggu lalu.
Wakasek : Silakan. Silakan duduk. Bagaimana jadinya? Apakah kalian tetap pada rencana awal menggunakan sponsor tunggal dari perusahaan *rokok itu?
Ketua OSIS : Ya, Pak. Kami tetap akan mengadakan kontrak kerja sama dengan sponsor *rokok Mantap. Dengan kontrak tersebut kita tidak perlu lagi repot-repot mencari sponsor lain. Sebagai sponsor tunggal, mereka sanggup mengeluarkan seluruh biaya yang kita perlukan. Jadi panitia bisa lebih fokus menyiapkan materi acaranya. Lagi pula, dengan waktu yang tinggal dua bulan lagi, rasanya sulit bisa mencapai target dana kalau harus mencari sponsor ke perusahaan-perusahaan lain.
Wakasek : Saya bisa memahami alasanmu. Namun, kalian juga harus memahami bahwa sekolah itu merupakan institusi pendidikan yang harus memberi keteladanan yang baik. Bagaimana kata masyarakat, orang tua dan para siswa nanti. Mereka semua tahu, selama ini sekolah kita melarang keras peredaran *rokok di lingkungan sekolah. Nah, ini kalian malah akan mendatangkan pabrik *rokok. Mereka akan mengatakan sekolah plin-plan, tidak punya prinsip. Jadi, maaf. Bapak tetap belum bisa menyetujui proposal tersebut.
Ketua Panitia : Wah, rupanya Bapak masih salah persepsi. Begini, Pak. Meskipun perusahaan *rokok, mereka tidak akan membawa *rokok sebatang pun ke sini. Saya sudah konfirmasi itu ke mereka. Mereka hanya akan pasang umbul-umbul dan beberapa spanduk besar. Jadi, Bapak tidak usah mengkhawatirkan hal itu secara berlebihan.
Wakasek : Justru itu yang mengkhawatirkan Bapak. Tahu tidak kamu, dampak visualisasi spanduk-spanduk itu lebih besar daripada mereka membagi beberapa bungkus ke *rokok ke penonton. Spanduk akan dibaca, dilihat, dan diingat oleh semua orang. Masyarakat langsung akan menilai sekolah kita mendukung *rokok.
Ketua OSIS : Jadi, Bapak tetap tidak akan meyetujui?
Wakasek : Wah, kalau masalah prinsip, Bapak tetap berpegang teguh pada aturan. Selain itu, masalah waktu pelaksanaanya, Bapak pikir juga tidak tepat karena pada minggu kedua Mei sekolah sedang sibuk mempersiapkan Ulangan Umum semester 2.
Ketua Panitia : Terus bagaimana, Pak? Kalau kami tidak boleh menggunakan sponsor perusahaan *rokok, kegiatan ini akan terancam batal. Padahal, publikasi sudah tersebar luas. Lalu, untuk masalah waktu kalau sebelum Mei, kami khawatir tidak dapat lakukan persiapan matang. Jadi, saya rasa waktunya sudah tidak ada pilihan lagi.
Wakasek : Sekali lagi saya katakan ini masalah prinsip dan prioritas. Sebagai insan yang berpendidikan, mestinya kalian harus mampu menjadi teladan masyarakat dalam mengampanyekan hidup dan lingkungan sehat tanpa asap *rokok. Kalian juga tidak boleh memaksakan hendak tanpa melihat agenda akademik sekolah yang lebih penting. Semua kegiatan yang diadakan OSIS harus diselaraskan dengan kalender akademik sekolah.
Ketua OSIS : Terus bagaimana solusinya, Pak. Apakah persiapan dan kerja keras teman-teman selama ini akan sia-sia dan langkah kami terhenti di sini? Sayang sekali, Pak.
Wakasek : Tidak. tentu tidak. Saya rasa masih ada jalan keluar. Kegiatan pentas seni itu tetap harus jalan terus karena juga banyak manfaatnya. Mengenai dana, bisa saja kan menggali potensi dari teman-teman sendiri.
Ketua Panitia : Maksud Bapak?
Wakasek : Kalian bisa menggali dana dengan menjual minuman dan makanan di kantin. Jumlah siswa kita ribuan, lho. Itu potensi pasar yang besar. Seandainya saja setiap siswa tiap hari beri keuntungan 500 rupiah, sehari kalian bisa mendapat dana 1/2 juta rupiah. Kalau itu dilakukan rutin selama 3 bulan, sampai acara tiba, hitung sendiri berapa dana yang bisa kalian peroleh. Selain itu, Bapak menyarankan pentas seni diadakan secara sederhana saja sesuai dengan kemampuan dana yang diperoleh. Nah, untuk waktu kegiatan,
sebaiknya diundur pada bulan Juli, setelah kegiatan ulangan umum.
Ketua Panitia : Uih..., ide bisnis Bapak sangat hebat. Kami malah tidak berpikir sejauh itu.
Ketua OSIS : Ternyata, tanpa sponsor pun bisa juga ya, Pak. Baik, Pak. Nanti saya akan adakan rapat lagi dengan seluruh pengurus OSIS. Terima kasih, ya, Pak, atas masukan dan sarannya. Selamat siang.
Wakasek : Ya, selamat siang.
Apa alasan wakasek kesiswaan menolak atau keberatan terhadap tuntutan ketua OSIS?
3