Vania N
06 Agustus 2024 15:28
Iklan
Vania N
06 Agustus 2024 15:28
Pertanyaan
Diversifikasi untuk Ketahanan Pangan
Editorial Media Indonesia, 21 Agustus 2020
Ketahanan pangan sangat penting untuk diperkuat sekarang ini. Tingginya tingkat ketergantungan pada beras sebagai sumber karbohidrat utama menjadikan bangsa ini cukup rentan dalam hal kedaulatan pangan. Data yang ada menunjukkan tingkat konsumsi beras mencapai 94,9 kg per kapita per tahun dengan total kebutuhan mencapai 29,6 juta ton per tahun. Konsumsi yang besar ini membuat Indonesia tidak dapat terhindar dari upaya impor beras. Memang produksi beras lebih tinggi daripada kebutuhan, tetapi pemerintah butuh impor sebagai persediaan untuk mengendalikan harga di pasaran.
Dipindai dengan CamScanner
Dari data pada 1954, komposisi karbohidrat dalam struktur menu bangsa kita menunjukkan proporsi beras hanya 53,5%. Sisanya dipenuhi dari ubi kayu (22,6%), jagung (18,9%), dan kentang (4,99%). Akan tetapi, kondisi itu terus berubah pada era Orde Baru. Pada akhir 80-an, proporsi beras semakin dominan mencapai 81,1%, sisanya ubi kayu (10,02%) dan jagung (7,82%). Orde Baru makin mendorong beras untuk menjadi bahan pangan utama di seluruh Indonesia. Penyeragaman konsumsi beras di Indonesia membuat makanan pokok lokal terabaikan.
Kini upaya mengembalikan keragaman pangan tengah dilakukan oleh pemerintahan melalui Gerakan Diversifikasi Pangan yang dipelopori Kementerian Pertanian. Gerakan ini serentak dimulai di 34 provinsi di seluruh Indonesia sebagai antisipasi krisis pangan. Gerak- an ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan konsumsi beras dan dan sebagai penyedia sumber pangan alternatif berupa sumber karbohidrat lokal nonberas. Dengan demikian, konsumsi pangan lokal sebagai sumber karbohidrat lain pun diharapkan terus meningkat.
Kementerian Pertanian mengajak seluruh gubernur dan bupati/ wali kota untuk bersinergi menguatkan gerakan diversifikasi pangan ini dalam upaya mengukuhkan ketahanan pangan. Kita akan kembali meneguhkan bahwa bangsa ini punya keanekaragaman pangan yang besar, tidak hanya beras yang membuat kenyang. Hal ini ditindaklanjuti dengan gerakan di sejumlah daerah yang mengeluarkan kebijakan sehari tanpa nasi. Akan tetapi, kebijakan itu tidak pernah efektif dilaksanakan. Perlu keteladanan dari kepala daerah untuk mulai memelopori mengonsumsi pangan lokal.
Upaya diversifikasi pangan lokal ini ditargetkan menurunkan konsumsi beras dari 94,9 kg per kapita per tahun menjadi 85 kg per kapita per tahun pada 2024. Selain itu, upaya ini diharapkan dapat menumbuhkan UMKM pangan sebagai penyedia pangan lokal. Namun, upaya ini tentu tidak mudah. Membalikkan persepsi masyarakat untuk mengganti beras dengan komoditas lain harus diikuti dengan kebijakan dan aksi kampanye yang masif. Pekerjaan rumah lainnya, pasokan bahan pangan nonberas harus bisa diandalkan.
Pemerintah tidak bisa tiba-tiba memaksakan kebijakan diversifikasi pangan jika produksi pangan lokal, seperti umbi- umbian, di setiap wilayah belum bisa ditingkatkan. Ketersediaan bahan baku yang terbatas dan harga yang kurang kompetitif dibanding dengan komoditas pangan utama, yakni beras masih menjadi kendala terbesar. sebutkan ide pokok deklaratif , induktif dan juga campuran dari setiap paragraf beserta pola pengembangannya !
Belajar bareng Champions
Brain Academy Champions
Hanya di Brain Academy
Habis dalam
00
:
20
:
29
:
47
8
1
Iklan
Rendi R
Community
13 Agustus 2024 08:09
Dari teks editorial tentang "Diversifikasi untuk Ketahanan Pangan" yang Anda sediakan, kita dapat mengidentifikasi ide pokok serta pola pengembangan dari setiap paragraf. Berikut adalah analisisnya:
### Paragraf 1:
- Ide Pokok Deklaratif: Ketahanan pangan sangat penting untuk diperkuat sekarang ini karena tingginya ketergantungan pada beras sebagai sumber karbohidrat utama.
- Pola Pengembangan: Deklaratif, diawali dengan pernyataan umum tentang pentingnya ketahanan pangan yang kemudian dijelaskan dengan data tentang konsumsi beras yang tinggi dan kebutuhan impor beras untuk mengendalikan harga.
### Paragraf 2:
- Ide Pokok Campuran: Perubahan komposisi karbohidrat dalam menu makanan Indonesia dari era sebelum Orde Baru ke era Orde Baru.
- Pola Pengembangan: Campuran, memulai dengan data historis dari 1954 dan bergerak ke deklarasi tentang perubahan signifikan dalam proporsi beras selama era Orde Baru dan pengaruhnya terhadap pengabaian makanan pokok lokal.
### Paragraf 3:
- Ide Pokok Deklaratif: Pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah memulai Gerakan Diversifikasi Pangan di 34 provinsi untuk mengurangi ketergantungan pada beras dan meningkatkan konsumsi sumber karbohidrat lokal.
- Pola Pengembangan: Deklaratif, menguraikan inisiatif pemerintah dalam mempromosikan diversifikasi pangan sebagai upaya mengukuhkan ketahanan pangan.
### Paragraf 4:
- Ide Pokok Induktif: Upaya diversifikasi pangan dan kebijakan sehari tanpa nasi tidak terlalu efektif, dan membutuhkan dukungan dari kepala daerah.
- Pola Pengembangan: Induktif, dimulai dengan contoh kebijakan yang kurang efektif dan berakhir dengan konklusi bahwa dukungan dari kepala daerah sangat diperlukan.
### Paragraf 5:
- Ide Pokok Campuran: Tantangan dan target dalam diversifikasi pangan untuk mengurangi konsumsi beras dan meningkatkan UMKM lokal.
- Pola Pengembangan: Campuran, menguraikan tantangan dalam mengimplementasikan diversifikasi pangan dan target penurunan konsumsi beras serta pertumbuhan UMKM, kemudian menunjukkan hambatan seperti ketersediaan dan harga yang tidak kompetitif.
Setiap paragraf menyajikan informasi yang berbeda dengan pendekatan yang beragam untuk menunjukkan berbagai aspek dan tantangan dari isu diversifikasi pangan di Indonesia.
· 0.0 (0)
Iklan
Buka akses jawaban yang telah terverifikasi
Yah, akses pembahasan gratismu habis
Tanya ke Forum
Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu
LATIHAN SOAL GRATIS!
Drill Soal
Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian
Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!