Keyla K

19 Mei 2024 14:18

Iklan

Iklan

Keyla K

19 Mei 2024 14:18

Pertanyaan

Diketahui APBN negara Indonesia Pd thn anggaran 2023 sbb : (dlm Miliar Rp.) Pengeluaran Rutin Rp.152.789,- Penerimaan Rutin Rp.200.920, Pengeluaran Pembangunan Rp.99.988,50 Penerimaan Pembangunan Rp.50.860,- 1. Berdasarkan data tersebut Hitunglah besarnya APBN Negara Indonesia Pd thn anggaran 2023 2. Jelaskan posisinya apakah Surplus atau Defisit atau berimbang & tentukan besarnya berapa ?

Diketahui APBN negara Indonesia Pd thn anggaran 2023 sbb : (dlm Miliar Rp.)
Pengeluaran Rutin Rp.152.789,-
Penerimaan Rutin Rp.200.920,
Pengeluaran Pembangunan Rp.99.988,50
Penerimaan Pembangunan Rp.50.860,-

1. Berdasarkan data tersebut 
Hitunglah besarnya APBN Negara Indonesia Pd thn anggaran 2023
2. Jelaskan posisinya apakah Surplus atau Defisit atau berimbang & tentukan besarnya berapa ?


14

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

L. Tri

Mahasiswa/Alumni ""

20 Mei 2024 09:36

Jawaban terverifikasi

<p>Jawaban: defisit 997,50</p><p>&nbsp;</p><p>APBN memiliki tujuan yaitu digunakan sebagai pedoman untuk mengatur pendapatan dan pengeluaran atau pembelanjaan negara dalam melaksanakan tugas kenegaraan agar dapat mencapai peningkatan produksi dan peningkatan kesempatan kerja, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.<br>APBN dapat dihitung pendapatan negara - pengeluaran negara<br>Penerimaan negara = penerimaan rutin + penerimaan pembangunan&nbsp;<br>Penerimaan negara = 200.920 + 50.860<br>Penerimaan negara = 251.780<br>Pengeluaran negara = pengeluaran rutin + pengeluaran pembangunan<br>Pengeluaran negara = 152.789 + 99.988,50<br>Pengeluaran negara = 252.777,50<br>APBN = Pendapatan negara - Pengeluaran negara<br>APBN = 251.789 - 252.777,50<br>APBN = defisit 997,50</p><p>&nbsp;</p><p><strong>Jadi, APBN yang terjadi pengeluaran lebih besar dari penerimaan sebelah Rp997,50 M.</strong></p>

Jawaban: defisit 997,50

 

APBN memiliki tujuan yaitu digunakan sebagai pedoman untuk mengatur pendapatan dan pengeluaran atau pembelanjaan negara dalam melaksanakan tugas kenegaraan agar dapat mencapai peningkatan produksi dan peningkatan kesempatan kerja, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.
APBN dapat dihitung pendapatan negara - pengeluaran negara
Penerimaan negara = penerimaan rutin + penerimaan pembangunan 
Penerimaan negara = 200.920 + 50.860
Penerimaan negara = 251.780
Pengeluaran negara = pengeluaran rutin + pengeluaran pembangunan
Pengeluaran negara = 152.789 + 99.988,50
Pengeluaran negara = 252.777,50
APBN = Pendapatan negara - Pengeluaran negara
APBN = 251.789 - 252.777,50
APBN = defisit 997,50

 

Jadi, APBN yang terjadi pengeluaran lebih besar dari penerimaan sebelah Rp997,50 M.


Iklan

Iklan

Nanda R

Gold

24 Mei 2024 20:36

Jawaban terverifikasi

<p>Untuk menghitung besarnya APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dan menentukan apakah posisinya surplus, defisit, atau berimbang, kita perlu menjumlahkan total penerimaan dan total pengeluaran, kemudian membandingkannya.</p><p><strong>Langkah 1: Menghitung Total Penerimaan</strong></p><p>Total penerimaan terdiri dari penerimaan rutin dan penerimaan pembangunan.</p><ul><li><strong>Penerimaan Rutin</strong>: Rp. 200.920 miliar</li><li><strong>Penerimaan Pembangunan</strong>: Rp. 50.860 miliar</li></ul><p>Total Penerimaan: Total&nbsp;Penerimaan=Penerimaan&nbsp;Rutin+Penerimaan&nbsp;PembangunanTotal&nbsp;Penerimaan=Penerimaan&nbsp;Rutin+Penerimaan&nbsp;Pembangunan Total&nbsp;Penerimaan=200.920+50.860Total&nbsp;Penerimaan=200.920+50.860 Total&nbsp;Penerimaan=251.780&nbsp;miliarTotal&nbsp;Penerimaan=251.780&nbsp;miliar</p><p><strong>Langkah 2: Menghitung Total Pengeluaran</strong></p><p>Total pengeluaran terdiri dari pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan.</p><ul><li><strong>Pengeluaran Rutin</strong>: Rp. 152.789 miliar</li><li><strong>Pengeluaran Pembangunan</strong>: Rp. 99.988,5 miliar</li></ul><p>Total Pengeluaran: Total&nbsp;Pengeluaran=Pengeluaran&nbsp;Rutin+Pengeluaran&nbsp;PembangunanTotal&nbsp;Pengeluaran=Pengeluaran&nbsp;Rutin+Pengeluaran&nbsp;Pembangunan Total&nbsp;Pengeluaran=152.789+99.988,5Total&nbsp;Pengeluaran=152.789+99.988,5 Total&nbsp;Pengeluaran=252.777,5&nbsp;miliarTotal&nbsp;Pengeluaran=252.777,5&nbsp;miliar</p><p><strong>Langkah 3: Menentukan Posisi APBN</strong></p><p>Selanjutnya, kita bandingkan total penerimaan dan total pengeluaran untuk menentukan apakah APBN dalam posisi surplus, defisit, atau berimbang.</p><p>Selisih=Total&nbsp;Penerimaan−Total&nbsp;PengeluaranSelisih=Total&nbsp;Penerimaan−Total&nbsp;Pengeluaran Selisih=251.780−252.777,5Selisih=251.780−252.777,5 Selisih=−997,5&nbsp;miliarSelisih=−997,5&nbsp;miliar</p><p><strong>Kesimpulan</strong></p><p><strong>Besarnya APBN Negara Indonesia pada tahun anggaran 2023</strong>:</p><ul><li>Total Penerimaan: Rp. 251.780 miliar</li><li>Total Pengeluaran: Rp. 252.777,5 miliar</li></ul><p><strong>Posisi APBN</strong>:</p><ul><li>APBN mengalami <strong>defisit</strong> karena total pengeluaran lebih besar daripada total penerimaan.</li><li>Besarnya defisit adalah Rp. 997,5 miliar.</li></ul><p>Dengan demikian, APBN Negara Indonesia pada tahun anggaran 2023 berada dalam posisi defisit sebesar Rp. 997,5 miliar.</p>

Untuk menghitung besarnya APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dan menentukan apakah posisinya surplus, defisit, atau berimbang, kita perlu menjumlahkan total penerimaan dan total pengeluaran, kemudian membandingkannya.

Langkah 1: Menghitung Total Penerimaan

Total penerimaan terdiri dari penerimaan rutin dan penerimaan pembangunan.

  • Penerimaan Rutin: Rp. 200.920 miliar
  • Penerimaan Pembangunan: Rp. 50.860 miliar

Total Penerimaan: Total Penerimaan=Penerimaan Rutin+Penerimaan PembangunanTotal Penerimaan=Penerimaan Rutin+Penerimaan Pembangunan Total Penerimaan=200.920+50.860Total Penerimaan=200.920+50.860 Total Penerimaan=251.780 miliarTotal Penerimaan=251.780 miliar

Langkah 2: Menghitung Total Pengeluaran

Total pengeluaran terdiri dari pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan.

  • Pengeluaran Rutin: Rp. 152.789 miliar
  • Pengeluaran Pembangunan: Rp. 99.988,5 miliar

Total Pengeluaran: Total Pengeluaran=Pengeluaran Rutin+Pengeluaran PembangunanTotal Pengeluaran=Pengeluaran Rutin+Pengeluaran Pembangunan Total Pengeluaran=152.789+99.988,5Total Pengeluaran=152.789+99.988,5 Total Pengeluaran=252.777,5 miliarTotal Pengeluaran=252.777,5 miliar

Langkah 3: Menentukan Posisi APBN

Selanjutnya, kita bandingkan total penerimaan dan total pengeluaran untuk menentukan apakah APBN dalam posisi surplus, defisit, atau berimbang.

Selisih=Total Penerimaan−Total PengeluaranSelisih=Total Penerimaan−Total Pengeluaran Selisih=251.780−252.777,5Selisih=251.780−252.777,5 Selisih=−997,5 miliarSelisih=−997,5 miliar

Kesimpulan

Besarnya APBN Negara Indonesia pada tahun anggaran 2023:

  • Total Penerimaan: Rp. 251.780 miliar
  • Total Pengeluaran: Rp. 252.777,5 miliar

Posisi APBN:

  • APBN mengalami defisit karena total pengeluaran lebih besar daripada total penerimaan.
  • Besarnya defisit adalah Rp. 997,5 miliar.

Dengan demikian, APBN Negara Indonesia pada tahun anggaran 2023 berada dalam posisi defisit sebesar Rp. 997,5 miliar.


lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Asas seimbang dalam penyusunan APBN berarti .... A. penerimaan negara sama dengan pengeluaran pembangunan B. penerimaan rutin sama dengan pengeluaran rutin C. penerimaan pajak sama dengan pengeluaran rutin D. penerimaan negara sam a dengan pengeluaran negara E. penerimaan pembangunan sama dengan pengeluaran pembangunan

3

0.0

Jawaban terverifikasi