dampak KAA terhadap politik global

Konferensi Asia Afrika terjadi atas gagasan yang diajukan dalam Konferensi Kolombo, yang dihadiri oleh Indonesia, India, Birma, Pakistan dan Srilangka, pada bulan April tahun 1954. Usul Indonesia ini kemudian dimatangkan dalam Konferensi Bogor yang diadakan pada akhir bulan Desember 1954. Konferensi Afrika berhasil diselenggarakan pada bulan April tahun 1955, dengan dihadiri oleh 29 negara. Banyak tokoh dunia dari Asia Afrika yang menghadiri peristiwa bersejarah ini, seperti Pandit Jawaharlal Nehru dari India, Chou En Lai dari RRC, Gamal Abdul Nasser dari Mesir dan Norodom Sihanouk yang merupakan kepala pemerintahan yang termuda yang hadir dalam Konferensi. Konferensi Asia Afrika dibuka oleh Presiden Soekarno dan diketuai oleh Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo dari Indonesia. Pengaruh Konferensi Asia Afrika terhadap negara-negara di Benua Asia dan Afrika merupakan jawaban positif terhadap tantangan zaman pada waktu itu yang mengaitkan perjuangan bangsa-bangsa terjajah terhadap kaum kolonialis imperialis yang masih bercokol di bumi Afrika. Di belahan bumi Afrika rakyat sedang bangkit mengadakan perlawanan terhadap bangsabangsa penjajah dari Eropa Barat, menyadari pentingnya jiwa dan semangat Bandung. Dampak signifikan Konferensi Asia Afrika (KAA) terhadap eksistensi bangsa Indonesia adalah Indonesia berani melakukan nasionalisasi terhadap aset Belanda di Indonesia. Tak lama setelah KAA digelar, pemerintah Indonesia mencabut perjanjian antara Indonesia dan Belanda, yang dalam hal ini terkait dominasi perusahaan asing setelah kemerdekaan. Saat itu, Presiden Soekarno akhirnya menasionalisasi aset Belanda di Indonesia, yang sudah dilakukan sejak tahun 1950-an hingga 1957. Dengan demikian, Dampak signifikan Konferensi Asia Afrika (KAA) terhadap eksistensi bangsa Indonesia adalah Indonesia berani melakukan nasionalisasi terhadap aset Belanda di Indonesia. Tak lama setelah KAA digelar, pemerintah Indonesia mencabut perjanjian antara Indonesia dan Belanda, yang dalam hal ini terkait dominasi perusahaan asing setelah kemerdekaan.