Sintia D

22 April 2024 10:47

Iklan

Iklan

Sintia D

22 April 2024 10:47

Pertanyaan

Contoh teks inspiratif dalam kehidupan sehari-hari

Contoh teks inspiratif dalam kehidupan sehari-hari 


6

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

Navniaaa N

25 April 2024 09:12

Jawaban terverifikasi

<p>Suatu ketika, seorang pemuda yang sangat kuat meminta pekerjaan pada seorang saudagar kayu, dan dia mendapatkannya. Upah yang ditawarkan sesuai dengan keinginannya, lokasi pekerjaannya pun dekat dengan rumahnya. Oleh karena itu, sang pemuda bertekad untuk bekerja dengan sungguh-sungguh.</p><p>Akhirnya, saudagar memberinya kapak dan menunjukkan area tempat penebangannya. Hari pertama penebang pohon membawa 21 batang pohon.</p><p>"Wah, hebat kamu kuat sekali, bisa membawa pulang kayu sebanyak ini dalam satu hari," kata saudagar kayu yang merupakan atasannya sekarang.</p><p>Perumitan Peristiwa<br>Termotivasi oleh perkataan itu, sang pemuda menebang kayu dengan usaha yang lebih keras keesokan harinya. Tetapi, hari itu ia hanya bisa membawa 17 batang pohon. Hari ketiga dia berusaha lebih keras lagi, tetapi dia hanya bisa membawa 10 pohon. Hari demi hari, pohonnya makin berkurang.</p><p>Komplikasi<br>"Aku pasti telah kehilangan kekuatanku," pikir penebang kayu itu. Dia menghadap kepada saudagar kayu dan meminta maaf, mengatakan bahwa dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi.</p><p>Resolusi<br>"Kapan terakhir kali kau mengasah kapak yang kau gunakan?" tanya bos itu. "Mempertajam? Saya tidak punya waktu untuk mengasah kapak saya. Saya sangat sibuk mencoba menebang pohon."</p><p>Koda<br>Terkadang bekerja keras saja tidaklah cukup untuk mencapai kesuksesan. Kita juga harus bekerja dengan cerdas! Pemuda itu sebetulnya memiliki potensi yang hebat untuk memotong kayu.</p><p>Sayangnya, ia tidak memiliki sikap yang tepat untuk dapat berhasil dalam tugas khusus ini. Melalui kerja keras dan sikap yang cerdas, tidak ada yang mustahil dalam hidup ini...jadi teruslah mencoba dan bekerja dengan cerdas.</p>

Suatu ketika, seorang pemuda yang sangat kuat meminta pekerjaan pada seorang saudagar kayu, dan dia mendapatkannya. Upah yang ditawarkan sesuai dengan keinginannya, lokasi pekerjaannya pun dekat dengan rumahnya. Oleh karena itu, sang pemuda bertekad untuk bekerja dengan sungguh-sungguh.

Akhirnya, saudagar memberinya kapak dan menunjukkan area tempat penebangannya. Hari pertama penebang pohon membawa 21 batang pohon.

"Wah, hebat kamu kuat sekali, bisa membawa pulang kayu sebanyak ini dalam satu hari," kata saudagar kayu yang merupakan atasannya sekarang.

Perumitan Peristiwa
Termotivasi oleh perkataan itu, sang pemuda menebang kayu dengan usaha yang lebih keras keesokan harinya. Tetapi, hari itu ia hanya bisa membawa 17 batang pohon. Hari ketiga dia berusaha lebih keras lagi, tetapi dia hanya bisa membawa 10 pohon. Hari demi hari, pohonnya makin berkurang.

Komplikasi
"Aku pasti telah kehilangan kekuatanku," pikir penebang kayu itu. Dia menghadap kepada saudagar kayu dan meminta maaf, mengatakan bahwa dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

Resolusi
"Kapan terakhir kali kau mengasah kapak yang kau gunakan?" tanya bos itu. "Mempertajam? Saya tidak punya waktu untuk mengasah kapak saya. Saya sangat sibuk mencoba menebang pohon."

Koda
Terkadang bekerja keras saja tidaklah cukup untuk mencapai kesuksesan. Kita juga harus bekerja dengan cerdas! Pemuda itu sebetulnya memiliki potensi yang hebat untuk memotong kayu.

Sayangnya, ia tidak memiliki sikap yang tepat untuk dapat berhasil dalam tugas khusus ini. Melalui kerja keras dan sikap yang cerdas, tidak ada yang mustahil dalam hidup ini...jadi teruslah mencoba dan bekerja dengan cerdas.


Iklan

Iklan

Salman A

22 April 2024 14:14

Jawaban terverifikasi

Garam dan Air Di sebuah desa, ada seorang anak perempuan. Umurnya kira-kira 16 tahun. Dia seorang anak yang cantik dan pintar, tapi sayangnya dia memiliki sifat suka mengeluh ketika ada masalah yang datang menghampirinya. Sekecil apa pun masalah itu dia selalu mengeluh dan menggerutu. Suatu hari, dia sedang berjalan menuju sekolah, tiba-tiba seorang teman sekolahnya lewat dengan mengendarai sepeda baru. Dia menatap temannya yang sedang mengendarai sepeda sambil mengeluhkan dirinya yang hanya berjalan kaki. Sesampainya di rumah dia pun mengeluhkan hal ini kepada ibunya. "Bu, aku capek kalau setiap hari harus berjalan kaki ke sekolah, kenapa Ibu tidak membelikan aku sepeda baru supaya aku tidak perlu capek capek berjalan kaki." Dia merasa dalam hidup ini hanya dia seorang yang selalu mendapat masalah, tidak seperti teman-teman lainnya yang bisa hidup enak dan tidak pernah punya masalah Padahal semua manusia di muka bumi tidak pernah lepas dari masalah. Ibunya mulai resah dengan sikap anaknya yang selalu mengeluh. Hingga pada suatu hari, ibu anak ini mengajaknya ke dapur, dia mengambil garam, gelas, dan sebuah panci, kemudian mengisi gelas dan panci itu dengan air sampai penuh. Dia kemudian memasukkan satu sendok garam ke dalam gelas yang berisi air dan menambahkan satu sendok lagi ke dalam panci. Sang anak mulai penasaran dengan apa yang sedang dilakukan ibunya. "Untuk apa air garam itu, Bu?" sang ibu pun berkata, "Sekarang coba kamu minum air yang ada di dalam gelas." Anak itu pun meminumnya dan mengeluh. "Rasanya sangat asin, Bu! Ibunya kemudian menyuruh anak itu untuk mencicipi air yang ada di dalam panci "Rasanya asin. Bu, tapi tidak seasin air yang di gelas tadi," kata anak itu dengan nada penasaran Setelah itu, sang ibu mengajaknya ke sebuah danau yang berada tidak jauh dari rumah mereka. "Sekarang coba kamu lemparkan segenggam garam ke dalam danau itu!" Dengan wajah yang masih penasaran, anak itu melemparkan segenggam garam ke dalam danau. "Kenapa Bu? Untuk apa Ibu menyuruhku melemparkan garam ke danau? Sang ibu kemudian berkata, "Nak, kamu adalah anak yang cerdas, menurut kamu bagaimana rasa air danau setelah kamu melemparkan segenggam garam ke dalamnya?" Dengan spontan anak itu menjawab, "Tentu saja rasanya tidak akan berubah Bu. tapi aku masih penasaran kenapa Ibu melakukan semua ini?" Dengan nada yang lembut ibunya menjelaskan bahwa garam yang dimasukkan ke dalam gelas, panci, dan danau itu diibaratkan masalah setiap orang yang ada di dunia. Tinggal bagaimana sikap kita menghadapi masalah itu. Apakah kita akan seperti gelas dan panci ketika ditimpa sedikit masalah berubah menjadi asin? Ataukah kita adalah danau yang ketika ditimpa masalah sebesar apa pun tidak akan berubah rasa sedikit pun. Setelah mendengarkan penjelasan ibunya, anak ini mulai mengerti bahwa setiap orang di bumi ini pasti punya masalah. entah itu masalah yang besar atau masalah yang kecil. Namun jika kita menghadapinya dengan lapang dada, maka sebesar apa pun masalah yang menimpa tidak akan mengubah kita menjadi orang yang suka mengeluh dan lupa untuk bersyukur.


lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Tolong jawabannya

4

0.0

Jawaban terverifikasi