Astria M

04 Mei 2024 05:49

Iklan

Iklan

Astria M

04 Mei 2024 05:49

Pertanyaan

Coba analisis kalimat berikut! 1. Kepada para semua mahasiswa supaya berkumpul di ruang serba guna! 2. 32 ribu warga Palestina tewas akibat serangan bangsa Israel. 3. 5 sila dari Pancasila itu merupakan satu kesatuan yang utuh. 4. Nilai-nilai dari 5 sila Pancasila itu harus menjadi prilaku setiap warga negara Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.

Coba analisis kalimat berikut!

1. Kepada para semua mahasiswa supaya berkumpul di ruang serba guna! 
2. 32 ribu warga Palestina tewas akibat serangan bangsa Israel. 
3. 5 sila dari Pancasila itu merupakan satu kesatuan yang utuh. 
4. Nilai-nilai dari 5 sila Pancasila itu harus menjadi prilaku setiap warga negara Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.


17

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

Nanda R

Gold

05 Mei 2024 06:20

Jawaban terverifikasi

<p>&nbsp;</p><p>1. "Kepada para semua mahasiswa supaya berkumpul di ruang serba guna!"</p><p>&nbsp; &nbsp;- Kalimat ini memiliki struktur yang sedikit tidak standar. Kata "para" seharusnya tidak diperlukan sebelum "semua mahasiswa". Penggunaan "para" terkesan berlebihan. Selain itu, kata "supaya" juga sebaiknya diganti dengan "untuk" agar kalimat lebih lugas. Secara keseluruhan, kalimat ini dapat diperbaiki menjadi: "Kepada semua mahasiswa, berkumpullah di ruang serba guna!"<br>&nbsp; &nbsp;<br>2. "32 ribu warga Palestina tewas akibat serangan bangsa Israel."</p><p>&nbsp; &nbsp;- Kalimat ini merupakan pernyataan fakta yang jelas. Tidak ada masalah struktural atau kebingungan makna di dalamnya.</p><p>3. "5 sila dari Pancasila itu merupakan satu kesatuan yang utuh."</p><p>&nbsp; &nbsp;- Kalimat ini adalah pernyataan deduktif yang menyatakan suatu kebenaran atau keyakinan. Tidak ada masalah struktural atau makna yang ambigu di dalamnya.</p><p>4. "Nilai-nilai dari 5 sila Pancasila itu harus menjadi perilaku setiap warga negara Indonesia dalam kehidupan sehari-hari."</p><p>&nbsp; &nbsp;- Kalimat ini adalah pernyataan normatif yang menunjukkan harapan atau tindakan yang diinginkan. Secara keseluruhan, kalimat ini cukup jelas dalam menyampaikan pesan yang ingin disampaikan.</p>

 

1. "Kepada para semua mahasiswa supaya berkumpul di ruang serba guna!"

   - Kalimat ini memiliki struktur yang sedikit tidak standar. Kata "para" seharusnya tidak diperlukan sebelum "semua mahasiswa". Penggunaan "para" terkesan berlebihan. Selain itu, kata "supaya" juga sebaiknya diganti dengan "untuk" agar kalimat lebih lugas. Secara keseluruhan, kalimat ini dapat diperbaiki menjadi: "Kepada semua mahasiswa, berkumpullah di ruang serba guna!"
   
2. "32 ribu warga Palestina tewas akibat serangan bangsa Israel."

   - Kalimat ini merupakan pernyataan fakta yang jelas. Tidak ada masalah struktural atau kebingungan makna di dalamnya.

3. "5 sila dari Pancasila itu merupakan satu kesatuan yang utuh."

   - Kalimat ini adalah pernyataan deduktif yang menyatakan suatu kebenaran atau keyakinan. Tidak ada masalah struktural atau makna yang ambigu di dalamnya.

4. "Nilai-nilai dari 5 sila Pancasila itu harus menjadi perilaku setiap warga negara Indonesia dalam kehidupan sehari-hari."

   - Kalimat ini adalah pernyataan normatif yang menunjukkan harapan atau tindakan yang diinginkan. Secara keseluruhan, kalimat ini cukup jelas dalam menyampaikan pesan yang ingin disampaikan.


Iklan

Iklan

Salsabila M

Community

05 Mei 2024 01:07

Jawaban terverifikasi

<p>1. Kalimat pertama memiliki struktur yang tidak sepenuhnya benar. Kata "para semua" terdengar tidak lazim digunakan bersama-sama. Sebaiknya, kalimat tersebut bisa diperbaiki dengan menghilangkan salah satu kata, sehingga menjadi "Kepada semua mahasiswa supaya berkumpul di ruang serba guna!" atau "Kepada para mahasiswa supaya berkumpul di ruang serba guna!"</p><p>2. Kalimat kedua adalah sebuah pernyataan fakta yang jelas. Tidak ada masalah struktural atau gramatikal dalam kalimat tersebut.</p><p>3. Kalimat ketiga menyatakan suatu pendapat atau konsep. Strukturnya jelas dan memuat pernyataan tentang kesatuan dan utuhnya 5 sila Pancasila.</p><p>4. Kalimat keempat adalah sebuah pernyataan yang menegaskan pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari warga negara Indonesia. Struktur kalimatnya benar, namun ada kesalahan penulisan kata "prilaku", yang seharusnya ditulis sebagai "perilaku".</p><p>Sebagai kesimpulan, kalimat 1, 3, dan 4 memiliki struktur yang baik dan jelas dalam menyampaikan pesan. Namun, pada kalimat 1, terdapat kekurangan dalam penggunaan kata "para semua". Sedangkan kalimat 2 adalah pernyataan fakta yang jelas.</p>

1. Kalimat pertama memiliki struktur yang tidak sepenuhnya benar. Kata "para semua" terdengar tidak lazim digunakan bersama-sama. Sebaiknya, kalimat tersebut bisa diperbaiki dengan menghilangkan salah satu kata, sehingga menjadi "Kepada semua mahasiswa supaya berkumpul di ruang serba guna!" atau "Kepada para mahasiswa supaya berkumpul di ruang serba guna!"

2. Kalimat kedua adalah sebuah pernyataan fakta yang jelas. Tidak ada masalah struktural atau gramatikal dalam kalimat tersebut.

3. Kalimat ketiga menyatakan suatu pendapat atau konsep. Strukturnya jelas dan memuat pernyataan tentang kesatuan dan utuhnya 5 sila Pancasila.

4. Kalimat keempat adalah sebuah pernyataan yang menegaskan pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari warga negara Indonesia. Struktur kalimatnya benar, namun ada kesalahan penulisan kata "prilaku", yang seharusnya ditulis sebagai "perilaku".

Sebagai kesimpulan, kalimat 1, 3, dan 4 memiliki struktur yang baik dan jelas dalam menyampaikan pesan. Namun, pada kalimat 1, terdapat kekurangan dalam penggunaan kata "para semua". Sedangkan kalimat 2 adalah pernyataan fakta yang jelas.


lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Bacalah artikel berikut untuk menerapkan teknik SQ3R! Belajar Malu dari Putri Malu Oleh: Jaya Suprana KETIKA sedang mempelajari apa yang disebut malu demi menyusun buku Malumologi (Elex Media Komputindo 2019), perhatian saya sempat tertarik pada sejenis tanaman yang pada saat tersentuh spontan reaktif melayukan dedaunan dirinya sendiri. Masyarakat Indonesia menyebut tanaman sensitif itu sebagai Putri Malu, sementara para botanikawan memberi nama lebih beraroma “ilmiah” yaitu Mimosa pudica. Lain halnya dengan masyarakat Jerman menyemooh orang yang mudah merasa tersinggung sebagai mimosa. Para ilmuwan menganggap reaksi gerak dedaunan Putri Malu melayukan diri disebabkan oleh perubahan tekanan turgor pada tulang daun yang bisa ikut dirasakan oleh dedaunan Putri Malu. Tiupan angin dengan kederasan melebihi ambang batas sensitivitas Putri Malu juga bisa menyebabkan dedaunannya menutup diri. Secara saintifik, gerak dedaunan Putri Malu disebut kerennya sebagai seismonasti yang dipengaruhi tigmonasti. Putri Malu sensitif bukan hanya terhadap sentuhan atau tiupan angin namun juga menguncup pada saat matahari terbenam dan merekah kembali setelah matahari terbit. Ada makna survival pada sifat penguncupan dedaunan Putri Malu demi melindungi diri dari hewan pemakan tanaman. Akibat tampak melayu maka para predator kehilangan selera untuk memakan tanaman yang pandai melayukan diri itu. Diyakini bahwa dedaunan Putri Malu mengandung khasiat anti inflamasi dan anti depresan. Kearifan kesehatan leluhur menyatakan air rebusan dedaunan Putri Malu dapat membantu mengencerkan dahak yang menyumbat saluran pernafasan manusia akibat virus Corona. Dengan risiko dipermalukan oleh para botanikawan yang atheis, saya pribadi tidak malu meyakini bahwa Putri Malu adalah anugerah mahakarya Yang Maha Kuasa. Putri Malu an sich merupakan bukti secara nyata-alami tanpa melalui uji klinis bahwa pada hakikatnya tanaman yang kerap dianggap sebagai jenis mahluk hidup kelas terendah akibat dianggap tidak memiliki perasaan ternyata memiliki perasaan. Akibat memiliki perasaan maka Putri Malu siap berkomunikasi dengan lingkungannya termasuk manusia. Bahkan ketika memetik kesimpulan dari observasi malumologis terhadap perilaku Putri Malu, terus terang perasaan malu menyelinap masuk ke lubuk sanubari. Memalukan bahwa ternyata tanaman bisa memiliki perasaan sementara manusia yang dianggap dan menganggap lebih beradab ketimbang tanaman malah terbukti bisa kehilangan rasa malu. Maka ada (tidak semua) manusia merasa tidak malu mewujudkan angkara murka menghujat, memfitnah, mem-bully, menggusur, menindas, menyengsarakan, menyelakakan, melukai bahkan membinasakan sesama manusia. sumber: https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/20/115041065/belajar-malu-dari-putri￾malu?page=all#page2 Setelah Saudara membaca artikel di atas, selesaikanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini! 1. Temukanlah informasi awal, identitas, dan topik artikel! (langkah survey) 2. Buatlah tiga pertanyaan yang relevan dengan isi teks! (langkah question) 3. Temukanlah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sudah dibuat pada nomor 2! (langkah read) 4. Catatlah dengan bahasa sendiri jawaban-jawaban yang sudah ditemukan pada nomor 3! (langkah recite) 5. Catatlah informasi utama dari artikel di atas! (langkah review)

193

5.0

Jawaban terverifikasi

. Kursi DPR Di suatu siang yang cerah, ada dua orang anak yang tengah bercanda di bawah pohon rindang. Insan: "Bobby, kita main tebak-tebakan, yuk. Kursi apa yang buat orang lupa ingatan?" Bobby: "Kursi goyang. Orang yang duduk di situ akan mengantuk dan tertidur. Saat tertidur, orang pasti lupa." Insan: "Meski lucu, jawabanmu salah." Bobby: "Hmm. Kursi apa, ya?" Insan: "Jawabannya adalah kursi DPR." Bobby: "Kok bisa begitu?" Insan: "Jelaslah. Sebelum duduk di kursi DPR, banyak caleg yang berjanji banyak hal agar terpilih. Namun, setelah merasakan kursinya, sekejap saja, mereka akan lupa dengan janji-janji mereka." Bobby: "Betul juga." Terkadang-kadang itu kita suka yoweslah (yasudahlah) dia saja asal ganteng, dia saja yang dipilih asal bukan perempuan, dia saja walau tidak bisa apa-apa yang penting kalau di sosmed dan tv nyenengin. Tetapi tidak bisa kerja dan nyenengin rakyat. Mau enggak kayak itu,” kata Puan di depan ribuan kader PDI-P Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Selasa (26/4/2022). Puan mengatakan, sosok presiden haruslah memperjuangkan rakyatnya. Oleh karenanya, Ketua DPR RI itu mewanti-wanti kader PDI-P supaya tidak asal pilih calon presiden. “Jangan kita asal pilih karena cuma kelihatan di panggung media, tv, dan medsos. Pilih orang pernah memperjuangkan kita dan bersama kita dan bergotong-royong kita,” ujar Puan. Pernyataan serupa pernah Puan sampaikan pada Mei 2021 lalu. Kala itu, dia mengatakan, sosok pemimpin yang layak menjadi capres ialah orang yang bekerja di lapangan, bukan di media sosial. “Pemimpin menurut saya, itu adalah pemimpin yang memang ada di lapangan dan bukan di sosmed,” kata Puan di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (22/5/2021). Meski demikian, Puan juga mengakui bahwa media sosial tetap diperlukan untuk mendukung perjuangan seorang pemimpin di zaman sekarang. “Sosmed diperlukan, media perlu. Tapi bukan itu saja. Harus nyata kerja di lapangan,” ujarnya. Jangan terpengaruh survei Puan juga angkat bicara soal banyaknya survei elektabilitas calon presiden. Ia meminta kader PDI-P tak terpengaruh survei berbagai lembaga. Belakangan, semakin banyak survei yang menyebut sejumlah sosok punya elektabilitas tinggi dan potensial menjadi calon presiden. Survei juga memetakan nama-nama tokoh yang elektabilitasnya masih rendah sehingga diprediksi sulit memenangkan pilpres. Tentukan tema, kritik, humor, tokoh, struktur, dan alur anekdot

3

5.0

Jawaban terverifikasi