Silmi H

01 November 2022 10:52

Iklan

Iklan

Silmi H

01 November 2022 10:52

Pertanyaan

Cermati teks eksposisi berikut! Gerakan Pelajar Bawa Tempat Makan dan Minum Terobosan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, melarang anak buahnya menggunakan kantong plastik dan botol kemasan plastik sekali pakai di kantornya patut diacungi jempol. Lebih bagus lagi kalau Mas Menteri membuat aturan serupa bukan sekadar imbauan untuk pelajar-pelajar di seluruh Indonesia agar sampah plastik di negeri kita tidak terus menumpuk dan tak terurus. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sampah plastik menempati rangking kedua dalam jenis sampah yang paling dominan dihasilkan di Indonesia, yakni sebesar 15 persen. Angka ini tidak bisa dibilang kecil sebab jumlah timbunan sampah secara nasional sebesar 175.000 ton per hari atau setara 64 juta ton per tahun jika menggunakan asumsi sampah yang dihasilkan setiap orang per hari sebesar 0,7 kg. Berbagai upaya sebetulnya sudah dilakukan untuk mengurangi sampah plastik, seperti kampanye diet plastik, membuat bank sampah, mendaur ulang sampah, kebijakan plastik berbayar, menggunakan tas kain saat belanja, dan lain sebagainya. Namun, tampaknya itu masih belum maksimal dan signifikan. Karena itu, Mas Menteri dan pihak sekolah perlu bekerja sama dalam hal ini. Demi mengurangi sampah plastik, penulis mengusulkan kepada Mas Menteri sebagai pembuat kebijakan, dan pihak sekolah sebagai pelaksana agar membuat dan melaksanakan aturan membawa tempat makan dan minum bagi pelajar. Tentu saja para guru juga harus membawanya sebagai contoh untuk murid-muridnya. Salah satu sumber sampah plastik adalah di sekolah. Di kantin sekolah, kita bisa melihat sehari-hari para siswa membeli makanan dan minuman yang dikemas atau dibungkus dengan plastik. Contohnya, siomay, batagor, nasi uduk, nasi rames, nasi goreng, air mineral, es teh, dan jus mangga. Sudah begitu, makanan dan minuman itu dimasukkan ke kantong kresek dan diminum menggunakan sedotan plastik. Akibatnya, sampah plastik terus diproduksi di sekolah setiap harinya. Nah, jika siswa membawa tempat makan dan tempat minum, wadah tersebut dapat digunakan untuk makanan dan minuman yang dibelinya di kantin. Wadahnya bisa di-reuse dan di-refill. Jadi, kantin hemat pembelian plastik karena tidak perlu lagi menyiapkan kantong kresek, sedotan, sendok atau garpu plastik, bungkus plastik makanan, gelas plastik minuman, dan lain sebagainya. Kantin cukup menyediakan makanan dan minumannya saja. Kantin juga tidak perlu lagi menjual air mineral kemasan gelas atau botol plastik. Air mineral bisa dijual dengan menggunakan galon dispenser. Dengan begitu, sampah plastik di sekolah akan berkurang. Apalagi jumlah sekolah di Indonesia sangat banyak sehingga akan banyak sekali sampah plastik yang berkurang. Namun masalahnya, bagi sebagian pelajar, membawa tempat makan dan minum mungkin terasa merepotkan, ribet, malu, dan memberatkan. Tidak praktis jika dibandingkan membeli langsung di kantin. Para guru, khususnya guru IPA Biologi, perlu menggedor kesadaran murid-muridnya bahwa repot, ribet, malu, dan berat membawa tempat makan dan minum tidak seberapa bila dibandingkan dengan dahsyatnya dampak buruk sampah plastik bagi lingkungan. Repot, ribet, malu, dan berat adalah bentuk pengorbanan untuk kelestarian lingkungan pada masa depan. Tak berlebihan juga jika guru mengakui mereka sebagai pahlawan lingkungan. Sumber: republika.co.id b. Tentukan bagian-bagian teks tersebut yang berupa argumen, dan penegasan ulang.


6

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

N. Nadzifah

03 Desember 2022 09:43

Jawaban terverifikasi

<p>Jawabannya:</p><p>1) penegasan ulang: "Para guru, khususnya guru IPA Biologi, perlu menggedor kesadaran murid-muridnya...Tak berlebihan juga jika guru mengakui mereka sebagai pahlawan lingkungan".</p><p>2) argumen: "Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),..."</p><p>&nbsp;</p><p>Soal menanyakan bagian-bagian teks yang berupa penegasan ulang &amp; argumen.</p><p>&nbsp;</p><p>Penegasan ulang pada teks eksposisi berisi kesimpulan. Adapun kesimpulan untuk menegaskan berada pada kalimat "Para guru, khususnya guru IPA Biologi, perlu menggedor kesadaran murid-muridnya...Tak berlebihan juga jika guru mengakui mereka sebagai pahlawan lingkungan".</p><p>&nbsp;</p><p>Argumen berisi ide atau penjelasan pendukung (bisa dalam bentuk data/fakta), misalnya kalimat "Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),..." menunjukkan argumen.</p><p>&nbsp;</p><p>Jadi, jawabannya:</p><p>1) penegasan ulang: "Para guru, khususnya guru IPA Biologi, perlu menggedor kesadaran murid-muridnya...Tak berlebihan juga jika guru mengakui mereka sebagai pahlawan lingkungan".</p><p>2) argumen: "Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),..."</p>

Jawabannya:

1) penegasan ulang: "Para guru, khususnya guru IPA Biologi, perlu menggedor kesadaran murid-muridnya...Tak berlebihan juga jika guru mengakui mereka sebagai pahlawan lingkungan".

2) argumen: "Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),..."

 

Soal menanyakan bagian-bagian teks yang berupa penegasan ulang & argumen.

 

Penegasan ulang pada teks eksposisi berisi kesimpulan. Adapun kesimpulan untuk menegaskan berada pada kalimat "Para guru, khususnya guru IPA Biologi, perlu menggedor kesadaran murid-muridnya...Tak berlebihan juga jika guru mengakui mereka sebagai pahlawan lingkungan".

 

Argumen berisi ide atau penjelasan pendukung (bisa dalam bentuk data/fakta), misalnya kalimat "Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),..." menunjukkan argumen.

 

Jadi, jawabannya:

1) penegasan ulang: "Para guru, khususnya guru IPA Biologi, perlu menggedor kesadaran murid-muridnya...Tak berlebihan juga jika guru mengakui mereka sebagai pahlawan lingkungan".

2) argumen: "Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),..."


Dea E

23 Oktober 2023 13:23

,πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

Iklan

Iklan

Dea E

23 Oktober 2023 13:21

Aku aja nggak tau maka nanyak google


lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Bacalah kutipan buku nonfiksi berikut! Puputan Upacara puputan atau dhautan bagi masyarakat Jawa merupakan upacara yang dilakukan dalam rangkaian upacara kelahiran seorang anak. Upacara ini dilaksanakan pada sore hari ketika tali pusar si bayi telah putus atau lepas (puput atau dhaut berarti lepas). Waktu yang diperlukan untuk penyelenggaraan puputan tidak dapat ditentukan secara pasti Hal ini bergantung kepada lama tidaknya tali pusar si bayi lepas dengan sendirinya. Tali pusar si bayi dapat putus sebelum seminggu bahkan lebih dari seminggu sejak kelahiran. Keluarga si bayi harus siap mengadakan upacara puputan jika sewaktu- waktu tali pusar tersebut putus. Upacara ini diselenggarakan dengan mengadakan kenduri atau selamatan yang dihadiri oleh kerabat dan tetangga terdekat. Sesajian (makanan) yang disediakan dalam upacara puputan, antara lain nasi gudangan yang terdiri atas nasi dengan lauk-pauk, sayur-mayur dan parutan kelapa, bubur merah, bubur putih, dan jajan pasar. Upacara puputan biasanya ditandai dengan dipasangnya sawuran (bawang merah, dlingo bengle yang dimasukkan ke ketupat), dan aneka macam duri kemarung di sudut- sudut kamar bayi. Selain sawuran dipasang juga daun nanas yang diberi warna hitam putih (bergaris-garis), daun apa-apa, awar-awar, girang, dan duri kemarung. Di halaman rumah dipasang tumbak sewu, yaitu sapu lidi yang didirikan dengan tegak. Di tempat tidur si bayi diletakkan benda-benda tajam seperti pisau dan gunting. Dalam upacara puputan dhautan terdapat makna atau lambang atau yang tersirat dalam makanan dan alat yang digunakan tersebut. Sumber: Maryani, Indonesia nan Indah: Upacara Adat, Semarang. Alprin, 2019 Buatlah rangkuman isi kutipan buku nonfiksi tersebut!

337

0.0

Jawaban terverifikasi