Juliana I

30 September 2023 17:17

Iklan

Juliana I

30 September 2023 17:17

Pertanyaan

Burung Pipit dan Anaknya Pada suatu hari, tampak sepasang burung pipit membuat sarang di sebuah ladang gandum muda. Berhari-hari berlalu, batang-batang gandum tumbuh tinggi dan anak-anak burung juga tumbuh. Suatu hari, ketika gandum matang berwarna emas melambai ditiup angin, petani dan putranya datang ke ladang. "Gandum ini sekarang siap untuk dipanen," kata petani. "Kita harus memanggil tetangga dan teman-teman untuk membantu kita panen." 

 Pipit muda yang bersembunyi di sarang mereka sangat ketakutan, mereka tahu jika mereka tidak segera meninggalkan sarang sebelum mesin pemanen datang akan berbahaya. Ketika induknya kembali dengan membawa makanan, mereka mengatakan apa yang telah mereka dengar. "Jangan takut, anak-anak," kata induknya. "Jika Petani berkata bahwa ia akan memanggil tetangga dan teman-temannya untuk membantunya melakukan pekerjaan, untuk sementara waktu belum dipanen." Beberapa hari kemudian, gandum begitu matang, ketika angin mengguncang batang, hujan datang gemerisik butir gandum jatuh di atas kepala pipit muda. "Jika gandum ini tidak dipanen kali ini," kata petani, "kita akan kehilangan separuh hasil panen. Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi bantuan dari teman-teman. Besok kita harus mulai bekerja sendiri." Ketika pipit muda menceritakan kepada ibu mereka apa yang mereka telah dengarkan hari ini, ia berkata: "Kita harus pergi secepatnya. Ketika seorang pria memutuskan untuk melakukan pekerjaan sendiri dan tidak bergantung pada orang lain, maka kita bisa yakin tidak akan ada penundaan lagi." Mereka segera belajar terbang sore itu juga, dan tepat waktu matahari terbit keesokan harinya, ketika Petani dan putranya memanen gandum, mereka menemukan sebuah sarang kosong. 
 Teknik penggambaran watak tokoh apakah yang digunakan pengarang dalam fabel tersebut. Jelaskan alasanmu dengan menunjukkan bukti tekstualnya.

8 dari 10 siswa nilainya naik

dengan paket belajar pilihan

Habis dalam

01

:

09

:

22

:

05

Klaim

5

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Kevin L

Gold

01 Oktober 2023 02:44

Jawaban terverifikasi

Dalam fabel tersebut, pengarang menggunakan teknik penggambaran watak tokoh yang disebut "antropomorfisme." Antropomorfisme adalah ketika tokoh-tokoh non-manusia, seperti burung pipit dan gandum, diberikan sifat-sifat atau perilaku manusia. Bukti tekstual untuk alasan ini dapat ditemukan dalam berbagai bagian cerita. Contohnya, ketika petani dan putranya memutuskan untuk memanen gandum sendiri tanpa bergantung pada bantuan orang lain, ini mencerminkan sifat keputusan dan independensi manusia. Selain itu, ketika pipit muda memberikan nasehat kepada anak-anaknya dan berbicara tentang konsekuensi dari menunggu bantuan orang lain, ini juga mencerminkan sifat-sifat manusia seperti kesadaran diri dan tanggung jawab. Penggunaan antropomorfisme dalam fabel ini membantu pengarang menyampaikan pesan moral tentang pentingnya kerja keras, kemandirian, dan tanggung jawab dalam kehidupan manusia.


Iklan

Vincent M

Community

04 Oktober 2023 08:12

Dalam fabel tersebut, pengarang menggunakan teknik penggambaran watak tokoh yang disebut "dialog karakter." Ini adalah teknik di mana karakter-karakter dalam cerita berbicara atau berinteraksi dengan satu sama lain, dan melalui percakapan mereka, pembaca dapat memahami karakteristik dan kepribadian karakter tersebut. Dalam cerita ini, teknik penggambaran watak tokoh melalui dialog terlihat ketika pipit muda berbicara kepada ibu mereka tentang apa yang mereka dengar dari petani. Mereka menggambarkan karakter petani sebagai seseorang yang bertanggung jawab dan tidak akan menunda-nunda lagi. Berikut adalah kutipan yang menunjukkan teknik ini: "Ketika seorang pria memutuskan untuk melakukan pekerjaan sendiri dan tidak bergantung pada orang lain, maka kita bisa yakin tidak akan ada penundaan lagi." Melalui dialog ini, pengarang menggambarkan karakter petani sebagai seseorang yang bertanggung jawab dan tegas dalam tindakan, yang merupakan kontrast dengan perilaku anak-anak burung pipit yang ragu-ragu. Teknik ini membantu membentuk karakter dalam cerita dan memberikan pelajaran moral kepada pembaca tentang tanggung jawab dan kebijaksanaan.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Bacalah kutipan buku nonfiksi berikut! Puputan Upacara puputan atau dhautan bagi masyarakat Jawa merupakan upacara yang dilakukan dalam rangkaian upacara kelahiran seorang anak. Upacara ini dilaksanakan pada sore hari ketika tali pusar si bayi telah putus atau lepas (puput atau dhaut berarti lepas). Waktu yang diperlukan untuk penyelenggaraan puputan tidak dapat ditentukan secara pasti Hal ini bergantung kepada lama tidaknya tali pusar si bayi lepas dengan sendirinya. Tali pusar si bayi dapat putus sebelum seminggu bahkan lebih dari seminggu sejak kelahiran. Keluarga si bayi harus siap mengadakan upacara puputan jika sewaktu- waktu tali pusar tersebut putus. Upacara ini diselenggarakan dengan mengadakan kenduri atau selamatan yang dihadiri oleh kerabat dan tetangga terdekat. Sesajian (makanan) yang disediakan dalam upacara puputan, antara lain nasi gudangan yang terdiri atas nasi dengan lauk-pauk, sayur-mayur dan parutan kelapa, bubur merah, bubur putih, dan jajan pasar. Upacara puputan biasanya ditandai dengan dipasangnya sawuran (bawang merah, dlingo bengle yang dimasukkan ke ketupat), dan aneka macam duri kemarung di sudut- sudut kamar bayi. Selain sawuran dipasang juga daun nanas yang diberi warna hitam putih (bergaris-garis), daun apa-apa, awar-awar, girang, dan duri kemarung. Di halaman rumah dipasang tumbak sewu, yaitu sapu lidi yang didirikan dengan tegak. Di tempat tidur si bayi diletakkan benda-benda tajam seperti pisau dan gunting. Dalam upacara puputan dhautan terdapat makna atau lambang atau yang tersirat dalam makanan dan alat yang digunakan tersebut. Sumber: Maryani, Indonesia nan Indah: Upacara Adat, Semarang. Alprin, 2019 Buatlah rangkuman isi kutipan buku nonfiksi tersebut!

33

0.0

Jawaban terverifikasi