FITROTUL M

28 Agustus 2024 08:03

Iklan

FITROTUL M

28 Agustus 2024 08:03

Pertanyaan

Buatlah 3 cerpen yang di dalam nya terdapat teks prosedur

Buatlah 3 cerpen yang di dalam nya terdapat teks prosedur

Belajar bareng Champions

Brain Academy Champions

Hanya di Brain Academy

Habis dalam

00

:

06

:

51

:

52

Klaim

993

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Angel P

28 Agustus 2024 11:04

Jawaban terverifikasi

<p>&nbsp;Cerpen 1: "Kue untuk Ibu"<br>Ani ingin membuat kue untuk ulang tahun ibunya. Dengan penuh semangat, dia mulai mengikuti resep. Pertama, dia mencampur 200 gram tepung, 150 gram gula, dan 3 butir telur. Setelah itu, dia menambahkan mentega yang sudah dilelehkan, lalu mengaduknya hingga rata. Ani menuangkan adonan ke dalam loyang dan memanggangnya selama 30 menit. Hasilnya, kue sederhana yang enak. Ibu Ani sangat terharu menerima kue tersebut.</p><p>Cerpen 2: "Vas dari Botol Bekas"<br>Dito diberi tugas membuat kerajinan dari barang bekas. Dia memutuskan untuk membuat vas dari botol plastik. Pertama, dia memotong bagian atas botol dengan gunting. Lalu, Dito mengecat botol tersebut dengan warna biru dan menambah pita di sekelilingnya. Vas sederhana itu ternyata disukai gurunya dan dipajang di kelas sebagai contoh karya kreatif.</p><p>Cerpen 3: "Mendirikan Tenda"<br>Rian dan teman-temannya berkemah di hutan. Setelah menemukan tempat yang datar, mereka mulai mendirikan tenda. Rian memimpin dengan menginstruksikan: pertama, bentangkan alas tenda di tanah. Kedua, pasang tiang-tiang dan masukkan ke lubang-lubang di sudut tenda. Terakhir, kencangkan tali dan pasang pasak. Tenda pun berdiri kokoh, dan mereka bisa tidur dengan nyaman malam itu.</p>

 Cerpen 1: "Kue untuk Ibu"
Ani ingin membuat kue untuk ulang tahun ibunya. Dengan penuh semangat, dia mulai mengikuti resep. Pertama, dia mencampur 200 gram tepung, 150 gram gula, dan 3 butir telur. Setelah itu, dia menambahkan mentega yang sudah dilelehkan, lalu mengaduknya hingga rata. Ani menuangkan adonan ke dalam loyang dan memanggangnya selama 30 menit. Hasilnya, kue sederhana yang enak. Ibu Ani sangat terharu menerima kue tersebut.

Cerpen 2: "Vas dari Botol Bekas"
Dito diberi tugas membuat kerajinan dari barang bekas. Dia memutuskan untuk membuat vas dari botol plastik. Pertama, dia memotong bagian atas botol dengan gunting. Lalu, Dito mengecat botol tersebut dengan warna biru dan menambah pita di sekelilingnya. Vas sederhana itu ternyata disukai gurunya dan dipajang di kelas sebagai contoh karya kreatif.

Cerpen 3: "Mendirikan Tenda"
Rian dan teman-temannya berkemah di hutan. Setelah menemukan tempat yang datar, mereka mulai mendirikan tenda. Rian memimpin dengan menginstruksikan: pertama, bentangkan alas tenda di tanah. Kedua, pasang tiang-tiang dan masukkan ke lubang-lubang di sudut tenda. Terakhir, kencangkan tali dan pasang pasak. Tenda pun berdiri kokoh, dan mereka bisa tidur dengan nyaman malam itu.


Iklan

Rendi R

Community

01 September 2024 23:43

Jawaban terverifikasi

<p>Cerpen 1: <strong>Kue Ulang Tahun untuk Ibu</strong></p><p>Pagi itu, Arini memutuskan untuk membuatkan kue ulang tahun untuk ibunya. Ini kali pertama ia mencoba membuat kue sendiri tanpa bantuan siapa pun. Dengan penuh semangat, ia membuka buku resep yang diberikan oleh neneknya.</p><p>“Langkah pertama, siapkan bahan-bahannya: 200 gram tepung terigu, 150 gram gula pasir, 4 butir telur, 100 gram mentega, 1 sendok teh baking powder, dan 1 sendok teh vanili,” baca Arini sambil mengumpulkan bahan-bahan di meja dapur.</p><p>Ia melanjutkan dengan mengikuti setiap instruksi dengan hati-hati. <strong>“Pertama, kocok mentega dan gula hingga lembut dan berwarna pucat,”</strong> ia mengikuti langkah tersebut dengan teliti. Setelah itu, ia menambahkan telur satu per satu ke dalam adonan, sambil terus mengocok hingga tercampur rata.</p><p><strong>“Campurkan tepung terigu dan baking powder, lalu ayak,”</strong> Arini melakukannya dengan perlahan, takut kalau ada yang terlewat. Ia lalu menuangkan campuran tepung ke dalam adonan mentega dan telur. <strong>“Aduk dengan spatula hingga merata, lalu tambahkan vanili untuk aroma,”</strong> ujarnya sambil menambahkan vanili.</p><p>Setelah adonan siap, Arini menuangkannya ke dalam loyang yang sudah diolesi mentega. <strong>“Panggang dalam oven yang sudah dipanaskan pada suhu 180 derajat Celsius selama 30-35 menit,”</strong> baca Arini lagi, lalu memasukkan loyang ke dalam oven.</p><p>Setelah menunggu dengan penuh harap, akhirnya kue pun matang. Arini menghias kue dengan krim dan buah-buahan segar. Saat ibunya pulang, kue itu menjadi kejutan manis yang tak terlupakan. Ibunya tersenyum penuh haru, menikmati setiap gigitan kue yang dibuat dengan cinta oleh putrinya.</p><p>Cerpen 2: <strong>Menanam Bunga di Taman Belakang</strong></p><p>Dito memutuskan untuk menghabiskan akhir pekannya dengan menanam bunga di taman belakang rumahnya. Sudah lama ia ingin memiliki taman bunga yang indah, dan hari ini adalah waktu yang tepat untuk memulainya. Ia mengambil sekop, bibit bunga, dan pupuk yang sudah disiapkan.</p><p><strong>“Pertama-tama, gemburkan tanah dengan sekop hingga tanahnya tidak terlalu padat,”</strong> Dito mengingat instruksi dari ayahnya yang sudah berpengalaman dalam berkebun. Ia menggali dan mengaduk tanah hingga terasa cukup gembur.</p><p>Setelah itu, ia membuat lubang-lubang kecil untuk menanam bibit bunga. <strong>“Jarak antar lubang sebaiknya sekitar 20 cm agar bunga punya ruang untuk tumbuh,”</strong> Dito melakukannya dengan teliti, memastikan jaraknya sesuai.</p><p><strong>“Masukkan bibit ke dalam lubang, lalu tutup dengan tanah secara perlahan,”</strong> Dito mengikuti langkah ini sambil membayangkan bunga-bunga cantik yang akan tumbuh di sana. Setelah semua bibit ditanam, ia menyirami tanah dengan air secukupnya.</p><p><strong>“Setelah itu, taburkan pupuk di sekitar tanaman untuk membantu pertumbuhannya,”</strong> Dito menambahkan pupuk dengan hati-hati. Ia tersenyum puas melihat hasil kerjanya. Setiap hari, ia menyirami dan merawat bunga-bunga itu dengan penuh kasih.</p><p>Beberapa minggu kemudian, bunga-bunga mulai bermekaran. Taman belakang rumahnya kini dipenuhi dengan warna-warni yang cerah. Dito merasa bangga dengan usahanya, dan taman bunga itu menjadi tempat favoritnya untuk bersantai dan menikmati keindahan alam.</p><p>Cerpen 3: <strong>Perahu Kertas Harapan</strong></p><p>Setiap sore, Raka selalu duduk di tepi sungai sambil melipat-lipat kertas. Ia suka membuat perahu kertas dan mengapungkannya di sungai kecil yang mengalir tenang. Hari itu, ia memutuskan untuk membuat perahu kertas dengan lebih banyak harapan.</p><p>“Langkah pertama, ambil selembar kertas berukuran persegi panjang,” Raka berbicara pada dirinya sendiri, mengikuti instruksi yang pernah diajarkan temannya. Ia mengambil selembar kertas dari dalam tasnya.</p><p><strong>“Lipat kertas menjadi dua bagian memanjang, lalu buka lipatannya kembali untuk melihat garis tengahnya,”</strong> Raka melakukannya dengan hati-hati. <strong>“Lipat kedua sudut atas ke arah tengah sehingga membentuk segitiga.”</strong></p><p>Setelah itu, ia melipat bagian bawah kertas ke atas, membentuk dasar perahu. <strong>“Balik kertas, lalu lipat bagian bawah lainnya ke atas. Buka bagian bawah dan tekan hingga membentuk segi empat,”</strong> Raka mengikuti setiap langkah dengan tenang.</p><p>Kemudian, ia melipat segitiga kecil di kedua sisi ke atas dan membuka bagian bawahnya kembali hingga membentuk perahu. <strong>“Tarik kedua sisi perahu dengan hati-hati, dan perahu kertasmu siap untuk mengarungi sungai,”</strong> Raka tersenyum puas melihat hasil lipatannya.</p><p>Raka menuliskan harapan kecilnya di perahu itu, lalu melepaskannya di sungai. Perahu kertas itu perlahan mengapung, terbawa arus sungai yang tenang. Setiap perahu yang ia lepaskan membawa harapan yang sederhana, tetapi penuh makna.</p><p>Sore itu, Raka melihat perahu-perahu kecilnya terapung jauh, membawa harapan dan impiannya menuju masa depan yang lebih cerah. Meski hanya berupa perahu kertas, bagi Raka, itu adalah simbol dari keberanian untuk berharap dan bermimpi besar.</p>

Cerpen 1: Kue Ulang Tahun untuk Ibu

Pagi itu, Arini memutuskan untuk membuatkan kue ulang tahun untuk ibunya. Ini kali pertama ia mencoba membuat kue sendiri tanpa bantuan siapa pun. Dengan penuh semangat, ia membuka buku resep yang diberikan oleh neneknya.

“Langkah pertama, siapkan bahan-bahannya: 200 gram tepung terigu, 150 gram gula pasir, 4 butir telur, 100 gram mentega, 1 sendok teh baking powder, dan 1 sendok teh vanili,” baca Arini sambil mengumpulkan bahan-bahan di meja dapur.

Ia melanjutkan dengan mengikuti setiap instruksi dengan hati-hati. “Pertama, kocok mentega dan gula hingga lembut dan berwarna pucat,” ia mengikuti langkah tersebut dengan teliti. Setelah itu, ia menambahkan telur satu per satu ke dalam adonan, sambil terus mengocok hingga tercampur rata.

“Campurkan tepung terigu dan baking powder, lalu ayak,” Arini melakukannya dengan perlahan, takut kalau ada yang terlewat. Ia lalu menuangkan campuran tepung ke dalam adonan mentega dan telur. “Aduk dengan spatula hingga merata, lalu tambahkan vanili untuk aroma,” ujarnya sambil menambahkan vanili.

Setelah adonan siap, Arini menuangkannya ke dalam loyang yang sudah diolesi mentega. “Panggang dalam oven yang sudah dipanaskan pada suhu 180 derajat Celsius selama 30-35 menit,” baca Arini lagi, lalu memasukkan loyang ke dalam oven.

Setelah menunggu dengan penuh harap, akhirnya kue pun matang. Arini menghias kue dengan krim dan buah-buahan segar. Saat ibunya pulang, kue itu menjadi kejutan manis yang tak terlupakan. Ibunya tersenyum penuh haru, menikmati setiap gigitan kue yang dibuat dengan cinta oleh putrinya.

Cerpen 2: Menanam Bunga di Taman Belakang

Dito memutuskan untuk menghabiskan akhir pekannya dengan menanam bunga di taman belakang rumahnya. Sudah lama ia ingin memiliki taman bunga yang indah, dan hari ini adalah waktu yang tepat untuk memulainya. Ia mengambil sekop, bibit bunga, dan pupuk yang sudah disiapkan.

“Pertama-tama, gemburkan tanah dengan sekop hingga tanahnya tidak terlalu padat,” Dito mengingat instruksi dari ayahnya yang sudah berpengalaman dalam berkebun. Ia menggali dan mengaduk tanah hingga terasa cukup gembur.

Setelah itu, ia membuat lubang-lubang kecil untuk menanam bibit bunga. “Jarak antar lubang sebaiknya sekitar 20 cm agar bunga punya ruang untuk tumbuh,” Dito melakukannya dengan teliti, memastikan jaraknya sesuai.

“Masukkan bibit ke dalam lubang, lalu tutup dengan tanah secara perlahan,” Dito mengikuti langkah ini sambil membayangkan bunga-bunga cantik yang akan tumbuh di sana. Setelah semua bibit ditanam, ia menyirami tanah dengan air secukupnya.

“Setelah itu, taburkan pupuk di sekitar tanaman untuk membantu pertumbuhannya,” Dito menambahkan pupuk dengan hati-hati. Ia tersenyum puas melihat hasil kerjanya. Setiap hari, ia menyirami dan merawat bunga-bunga itu dengan penuh kasih.

Beberapa minggu kemudian, bunga-bunga mulai bermekaran. Taman belakang rumahnya kini dipenuhi dengan warna-warni yang cerah. Dito merasa bangga dengan usahanya, dan taman bunga itu menjadi tempat favoritnya untuk bersantai dan menikmati keindahan alam.

Cerpen 3: Perahu Kertas Harapan

Setiap sore, Raka selalu duduk di tepi sungai sambil melipat-lipat kertas. Ia suka membuat perahu kertas dan mengapungkannya di sungai kecil yang mengalir tenang. Hari itu, ia memutuskan untuk membuat perahu kertas dengan lebih banyak harapan.

“Langkah pertama, ambil selembar kertas berukuran persegi panjang,” Raka berbicara pada dirinya sendiri, mengikuti instruksi yang pernah diajarkan temannya. Ia mengambil selembar kertas dari dalam tasnya.

“Lipat kertas menjadi dua bagian memanjang, lalu buka lipatannya kembali untuk melihat garis tengahnya,” Raka melakukannya dengan hati-hati. “Lipat kedua sudut atas ke arah tengah sehingga membentuk segitiga.”

Setelah itu, ia melipat bagian bawah kertas ke atas, membentuk dasar perahu. “Balik kertas, lalu lipat bagian bawah lainnya ke atas. Buka bagian bawah dan tekan hingga membentuk segi empat,” Raka mengikuti setiap langkah dengan tenang.

Kemudian, ia melipat segitiga kecil di kedua sisi ke atas dan membuka bagian bawahnya kembali hingga membentuk perahu. “Tarik kedua sisi perahu dengan hati-hati, dan perahu kertasmu siap untuk mengarungi sungai,” Raka tersenyum puas melihat hasil lipatannya.

Raka menuliskan harapan kecilnya di perahu itu, lalu melepaskannya di sungai. Perahu kertas itu perlahan mengapung, terbawa arus sungai yang tenang. Setiap perahu yang ia lepaskan membawa harapan yang sederhana, tetapi penuh makna.

Sore itu, Raka melihat perahu-perahu kecilnya terapung jauh, membawa harapan dan impiannya menuju masa depan yang lebih cerah. Meski hanya berupa perahu kertas, bagi Raka, itu adalah simbol dari keberanian untuk berharap dan bermimpi besar.


Buka akses jawaban yang telah terverifikasi

lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Iklan