Siti C

07 Juni 2024 03:38

Iklan

Siti C

07 Juni 2024 03:38

Pertanyaan

BMKG yang sedang memantau Gelombang ditepi pantai tiba-tiba memberitahukan terdapat Gelombang tsunami yang akan menuju ke pemukiman warga disekitar pantai. Gelombang tsunami diamati membentuk empat panjang Gelombang tiap meter dan frekuensi 80 Hz, dimana jarak untuk mencapai bibir pantai 205 meter dari sumber Gelombang. Jika seseorang berlari dengan kecepatan 3 m/s dari pemukiman yang jaraknya 50 meter dari bibir pantai, analisislah pada detik ke berapakah Gelombang tsunami menyentuh orang tersebut…

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

09

:

17

:

35

Klaim

1

1


Iklan

Daniel N

07 Juni 2024 13:09

<p>Untuk menghitung pada detik ke berapakah gelombang tsunami akan menyentuh orang tersebut, kita bisa menggunakan rumus kecepatan gelombang:</p><p>\[ v = f \times \lambda \]</p><p>dimana:<br>- \( v \) adalah kecepatan gelombang (m/s)<br>- \( f \) adalah frekuensi gelombang (Hz)<br>- \( \lambda \) adalah panjang gelombang (m)</p><p>Dari informasi yang diberikan, frekuensi gelombang (\( f \)) adalah 80 Hz dan panjang gelombang (\( \lambda \)) adalah 4 meter (panjang gelombang setiap meter).</p><p>Jadi,</p><p>\[ v = 80 \, \text{Hz} \times 4 \, \text{m/m} = 320 \, \text{m/s} \]</p><p>Kemudian, kita perlu mencari waktu yang dibutuhkan gelombang tsunami untuk mencapai bibir pantai. Jarak dari sumber gelombang ke bibir pantai adalah 205 meter. Kita dapat menggunakan rumus waktu perjalanan:</p><p>\[ t = \frac{d}{v} \]</p><p>dimana:<br>- \( t \) adalah waktu (detik)<br>- \( d \) adalah jarak (meter)<br>- \( v \) adalah kecepatan gelombang (m/s)</p><p>Dengan mengganti \( d \) dengan 205 meter dan \( v \) dengan 320 m/s, kita bisa menghitung \( t \):</p><p>\[ t = \frac{205 \, \text{m}}{320 \, \text{m/s}} \approx 0.64 \, \text{detik} \]</p><p>Artinya, waktu yang dibutuhkan gelombang tsunami untuk mencapai bibir pantai adalah sekitar 0.64 detik.</p><p>Sekarang, orang tersebut berada 50 meter dari bibir pantai, dan berlari dengan kecepatan 3 m/s. Kita ingin mengetahui pada detik ke berapakah gelombang tsunami akan menyentuhnya.</p><p>Jarak yang harus ditempuh oleh orang tersebut adalah 50 meter. Kita gunakan rumus waktu tempuh:</p><p>\[ t = \frac{d}{v} \]</p><p>dimana:<br>- \( d \) adalah jarak (meter)<br>- \( v \) adalah kecepatan (m/s)</p><p>Dengan mengganti \( d \) dengan 50 meter dan \( v \) dengan 3 m/s, kita bisa menghitung \( t \):</p><p>\[ t = \frac{50 \, \text{m}}{3 \, \text{m/s}} \approx 16.67 \, \text{detik} \]</p><p>Namun, ini hanya waktu yang diperlukan bagi orang tersebut untuk mencapai bibir pantai jika tidak ada gelombang tsunami. Karena gelombang tsunami akan mencapai bibir pantai dalam 0.64 detik, maka orang tersebut akan disentuh oleh gelombang tsunami pada \( 16.67 - 0.64 = 16.03 \) detik setelah ia mulai berlari.</p><p>Jadi, gelombang tsunami akan menyentuh orang tersebut pada sekitar 16 detik setelah ia mulai berlari.</p>

Untuk menghitung pada detik ke berapakah gelombang tsunami akan menyentuh orang tersebut, kita bisa menggunakan rumus kecepatan gelombang:

\[ v = f \times \lambda \]

dimana:
- \( v \) adalah kecepatan gelombang (m/s)
- \( f \) adalah frekuensi gelombang (Hz)
- \( \lambda \) adalah panjang gelombang (m)

Dari informasi yang diberikan, frekuensi gelombang (\( f \)) adalah 80 Hz dan panjang gelombang (\( \lambda \)) adalah 4 meter (panjang gelombang setiap meter).

Jadi,

\[ v = 80 \, \text{Hz} \times 4 \, \text{m/m} = 320 \, \text{m/s} \]

Kemudian, kita perlu mencari waktu yang dibutuhkan gelombang tsunami untuk mencapai bibir pantai. Jarak dari sumber gelombang ke bibir pantai adalah 205 meter. Kita dapat menggunakan rumus waktu perjalanan:

\[ t = \frac{d}{v} \]

dimana:
- \( t \) adalah waktu (detik)
- \( d \) adalah jarak (meter)
- \( v \) adalah kecepatan gelombang (m/s)

Dengan mengganti \( d \) dengan 205 meter dan \( v \) dengan 320 m/s, kita bisa menghitung \( t \):

\[ t = \frac{205 \, \text{m}}{320 \, \text{m/s}} \approx 0.64 \, \text{detik} \]

Artinya, waktu yang dibutuhkan gelombang tsunami untuk mencapai bibir pantai adalah sekitar 0.64 detik.

Sekarang, orang tersebut berada 50 meter dari bibir pantai, dan berlari dengan kecepatan 3 m/s. Kita ingin mengetahui pada detik ke berapakah gelombang tsunami akan menyentuhnya.

Jarak yang harus ditempuh oleh orang tersebut adalah 50 meter. Kita gunakan rumus waktu tempuh:

\[ t = \frac{d}{v} \]

dimana:
- \( d \) adalah jarak (meter)
- \( v \) adalah kecepatan (m/s)

Dengan mengganti \( d \) dengan 50 meter dan \( v \) dengan 3 m/s, kita bisa menghitung \( t \):

\[ t = \frac{50 \, \text{m}}{3 \, \text{m/s}} \approx 16.67 \, \text{detik} \]

Namun, ini hanya waktu yang diperlukan bagi orang tersebut untuk mencapai bibir pantai jika tidak ada gelombang tsunami. Karena gelombang tsunami akan mencapai bibir pantai dalam 0.64 detik, maka orang tersebut akan disentuh oleh gelombang tsunami pada \( 16.67 - 0.64 = 16.03 \) detik setelah ia mulai berlari.

Jadi, gelombang tsunami akan menyentuh orang tersebut pada sekitar 16 detik setelah ia mulai berlari.


Iklan

Mau jawaban yang terverifikasi?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Cat Hitam Mendakwa Pentas menggambarkan halaman belakang Sekolah Menengah Pertama. Ada tembok bagian belakang sekolah itu. Di dekat tembok ada semacam bangku panjang yang sudah luntur warna catnya terletak di sebelah kiri. Tampak pada tembok coretan-coretan yang dibuat dengan cat: PROTHOLS, XELEX, THORAX, dan lain-lainnya. Tampaknya, coretan itu belum lama dibuat. Catnya belum kering benar. Tatkala lakon ini berlangsung, waktu menunjuk saat istirahat. Dari sebelah kiri muncul dua orang anak, siswa dan siswi. Tuti menarik tangan Bakri. (Musik) 01. Tuti : (Nada mengajak) Lihat itu! Ayo, cepat. (Menarik tangan Bakri) Lihat itu. (Mereka tiba di depan tembok yang bercorat-coret dan memandangi tulisan itu-Tentu saja, mereka membelakangi penonton, tetapi tidak perlu dipersoalkan karena ada alasannya) Nah, percaya tidak, kamu? 02. Bakri : Gi-la! (Menyentuh coretan) Catnya belum kering benar, Tut. Padahal tembok ini baru dikapur oleh Pak Dullah seminggu yang lalu, ya, kan? 03. Tuti : (Berjalan menuju bangku dan duduk) Ya, aku juga tahu itu. Terlalu! 04. Bakri : (Membalik ke arah Tuti) Siapa yang terlalu? 05. Tuti : Yaaa ...., siapa lagi? 06. Bakri : Jadi, kamu sependapat dengan Pak Guru bahwa si Muhdom yang membuat corat-coret ini? 07. Tuti : Aku tidak bilang sependapat, aku hanya mengatakan siapa lagi, kan? 08. Bakri : (Mendekati Tuti) Maksudmu siapa? (Duduk) Siapa? 09. Tuti : Aku tidak tahu. (Berdiri, berjalan ke arah tembok, lalu membalik ke arah Bakri) Tapi, kalau aku pikir bahwa di sekolah kita hanya Muhdom yang sering membantu Pak Guru membuat dekorasi panggung, hiasan kelas, dan sebangsanya itu. Mungkin dugaan Pak Guru tidak terlalu salah. 10. Bakri : Ah, kamu ini, Tut. (Berdiri) Masak Muhdom? Dia sahabatku. Dan itu tidak mungkin. 11. Tuti : Selama sahabatmu bukan malaikat, kemungkinan selalu ada. Lagi pula, siapa yang pintar main-main cat seperti ini kecuali Muhdom? 12. Bakri : Jika kemungkinan selalu ada, aku menduga ini perbuatan Nyoman. 13. Tuti : Maksudmu Nyoman sahabatku? ltu tuduhan tidak mendasar. 14. Bakri : (Tersenyum) Nah, kalau menurut kamu bukan Nyoman, menurut aku bukan Muhdom yang membuat coretan-coretan ini. (Berjalan ke bangku dan duduk) Kita memang tidak tahu. Lu enggak ngerti, gue pun demikian pula. Huh! (Memandangi tulisan itu) (Terdengar beberapa anak memanggil-manggil, "Tut, Tuti.") 15. Tuti : (Berteriak). Aku di sini....! (Ita, Tarso, dan Bardas muncul ... ) 16. Bardas : Tut, Muhdom akan disidang nanti selepas jam terakhir! (Menatap coretan dan mendekatinya, lalu geleng-geleng kepala 7 (tujuh) kali) 17. Tuti : Oh, ya? (Memandang Bakri) 18. Bakri : (Kaget, lalu berdiri) Apa? 19. Ita : Ya, si Muhdom! Kasihan, dia. (Melihat coretan, lalu geleng-geleng kepala 8 (delapan) kali) 20. Tarso : Bagaimana, Ta. Dia kan sahabatmu .... ? 21. Bakri : (Menahan marah) Gi-la! Pak Guru bilang begitu? 22. Ita : Bukan, bukan Pak Guru. 23. Bakri : Lalu si .... 24. Tarso : (Memotong) Tanjir yang ngomong. 25. Bakri : Tanjir yang berbicara dan kalian percaya? 26. Bardas : Habis, dia keluar dari ruangan guru terus bilang begitu. Siapa tidak percaya? (Semua terdiam, saling memandang. Sepi berlangsung tujuh detik. Ita berjalan pelan-pelan menuju bangku lalu duduk. Berpikir. Bakri mendekatinya dan duduk di sebelahnya. Musik terdengar keras, gemuruh, lalu perlahan-lahan leyap). 27. Ita : (Berbicara lirih, tetapi terdengar jelas) lni gawat. 28. Tuti : Huh, kamu itu ...., sedikit-sedikit 'gawat'. Ulangan 'gawat', mau drama 'gawat'. (Mendekatinya dan berdiri di sampingnya) Apa yang tidak gawat bagi kamu? 29. Tarso : Aku pikir Ita benar. Pak kepala sekolah bisa marah sekali kalau melihat coretan-coretan ini. 30. Ita : Ya. Dengan susah payah Pak Dullah mengapurinya. Enak saja dicoret-coret begitu. Lagi pula, Prothols itu kan nama geng. Kita semua bisa dituduh anggota geng itu. 31. Tuti : Ah, kalian ini! Coba kalian pikir, coretan ini kan bukan kita yang bikin? Kenapa kita cemas? Tenang saja. Aku bawa Bakri kemari karena dia tidak percaya ada coretan ini. ltu saja. Celakanya, Bakri malah menuduh Nyoman yang membuatnya. Sialan! Lalu kalian mau ikut-ikut kemari . Ngapain? Aku mau ke depan. (Berjalan) 32. Bakri : Tuti, ke mana kamu? Tunggu dulu! lni gawat. Kita semua bisa ditahan di sekolah sampai biang keladinya ditangkap. 33. Tuti : Terus, kita semua mau kamu suruh apa? Sebentar lagi kita masuk. 34. Bakri : Aku mau bertanya, siapa yang kemarin sore datang ke sekolah menyelesaikan tugas membuat kliping? 35. Tarso : Kita semua, kan? 36. Bakri : Betul. Tapi siapa lagi? Kamu ingat, Ita? 37. Ita : Muhdom, Yuspar ..... 38. Bardas : (Menukas) Kamu sendiri, Tanjir, Nyo .... 39. Bakri : (Menukas) Nah, Tanjir juga ikut datang. Biasanya dia malas datang, kan? 40. Tuti : Benar. Tapi ..... 41. Tarso : Bukannya malas kalau dia sering tidak datang. Rumahnya jauh dan tidak ada yang mengantarkannya. 42. Bakri : Baik. Kalian tunggu di sini. Kalau ada bel masuk, jangan masuk dulu. Biar aku yang menanggung kalau Pak Guru marah. (Lari ke luar panggung) 43. Tuti : Bakri ke mana? 44. Tarso : Sudah Tut, di sini saja kamu. Taati saja perintah kapten kita. 45. Ita : Mau apa si Bakri? 46. Bardas : Aku benci cara-cara begini. Apa sih susahnya bilang nggak tahu kalau nanti Pak Guru bertanya soal coretan ini? Lagaknya kayak pahlawan. (Menirukan Bakri) "Aku yang menanggungnya." Enak saja. (Terdengar bel masuk). 47. Bardas : Dengar itu, aku mau masuk kelas. 48. Tuti : Jangan, Bardas! 49. Tarso : Bardas di sini saja. 50. Bardas : Nggak. Peduli amat. (Mau berjalan) 51. Ita : Bardas, jangan! 52. Tarso : Aku cubit kalau kamu nekat pergi. (Bakri masuk ke panggung dengan menyeret Tanjir dengan tangan kirinya. Tangan kanannya membawa tas milik Tanjir). 53. Bakri : (Memerintahkan Tanjir, napasnya terengah-engah) Duduk! 54. Tanjir : (Duduk) Apa maksud kalian? 55. Bakri : Dengar. Kamu kemarin pulang lebih dahulu sebelum kami pulang, bukan? 56. Tanjir : Ya. Lalu? Apa salahku? 57. Bakri : Tapi, sebenarnya kamu tidak terus pulang ke rumah. Sebab, ketika kami semua sampai di pintu gerbang halaman sekolah, kakakmu yang menjemputmu masih menunggu kamu di sana. Artinya, kamu masih berada di dalam lingkungan sekolah. Dan ini ... '(Bakri membuka tas Tanjir). Ada noda cat hitam pada tasmu. Cat ini sama dengan yang ada di tembok itu. lni artinya, waktu kamu pamit minta pulang lebih dulu, kamu datang kemari dan membuat coretan ini. Kamu naik di atas bangku ini. Lihat, (Menunjuk bangku) ada noda-noda hitam. lni cat yang sama. Tegakah kamu Tanjir, melihat Muhdom dihukum karena tuduhan membuat coretan yang sebenarnya kamu lakukan? Tegakah kamu mencoratcoret tembok yang putih bersih ini? Tegakah kamu melihat kita semua dimarahi Pak Guru? (Tanjir menunduk lalu menutup mukanya. Ia tampak tersedu-sedu. Yang lainnya memandangnya, lalu satu demi satu meninggalkannya. Tinggal Bakri memperhatikan Tanjir tersedu-sedu). 58. Bakri : (Menarik tangan Tanjir. Tanjir berdiri masih menutup mukanya). Sudahlah, jangan kamu lakukan lagi. Aku akan menemani kamu menghadap Bapak Kepala Sekolah. (Bakri merangkul Tanjir yang tetap menunduk. Berdua keluar dari panggung. Musik terdengar keras) Sumber: Bakdi Soemanto, "Cat Hitam Mendakwa" dalam Majalah Dinding Kumpulan Drama, Yogyakarta, Gama Media, 2006 4. Analisislah watak tokoh Tanjir dalam naskah drama tersebut.

57

4.0

Jawaban terverifikasi

Untuk Kita Renungkan Oleh: Ebiet G. Ade Kita mesti *telanjang dan benar-benar bersih Suci lahir dan di dalam batin Tengoklah ke dalam sebelum bicara Singkirkan debu yang masih melekat Ho… singkirkan debu yang masih melekat Du du du du . . . du du oh .. ho .. ho Anugerah dan bencana adalah kehendaknya Kita mesti tabah menjalani Hanya cambuk kecil agar kita sadar Adalah Dia di atas segalanya Ho . . adalah Dia di atas segalanya Anak menjerit-jerit Asap panas membakar Lahar dan badai menyapu bersih Ini bukan hukuman Hanya satu isyarat Bahwa kita mesti banyak berbenah Memang bila kita kaji lebih jauh Dalam kekalutan Masih banyak tangan yang tega berbuat nista Ho.. Tuhan pasti telah memperhitungkan Amal dan dosa yang kita perbuat Ke mana lagi kita kan sembunyi Hanya kepada-Nya kita kembali Tak ada yang bakal bisa menjawab Mari hanya tunduk sujud pada-Nya du du du du du ... du du oh ho ho ... du du du du du .. Kita mesti berjuang memerangi diri Bercermin dan banyaklah bercermin Tuhan ada di sini ... di dalam jiwa ini Berwsahalah agar Dia tersenyum Berusahalah agar Dia tersenyum du du du du du ... du du oh ho ho ... du du du du du ... Tsunami Sejarawan Yunani bernama Thuydides merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami dengan gempa bawah laut. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami. lstilah tsunami sebenarnya berasal dari bahasa Jepang, yaitu tsu yang berarti pelabuhan dan nami yang berarti gelombang. Jadi, secara harfiah, tsunami berarti ombak besar di pelabuhan. Makna tsunami secara konkret adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut dapat disebabkan oleh gempa bumi, letusan gunung berapi bawah laut, dan longsor, yang semuanya berpusat dan terjadi di bawah laut. Hantaman meteor di laut pun dapat mengubah permukaan laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami bergantung ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1.000 km per jam. lni setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar satu meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah !aut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam. Namun, ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang tsunami dapat menembus puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami. Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinyai seperti bangunan dan tumbuh-tumbuhan. Dampak lain dari tsunami yaitu mengakibatkan korban jiwa manusia, serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin pada lahan pertanian, tanah, dan air bersih. Sebagai salah satu negara yang berada di pusat gempa Samudra Hindia, Indonesia pernah mengalami tsunami. Tsunami terjadi di Indonesia pada 26 Desember 2004. Akibat dahsyat ditimbulkan oleh tsunami yang menghantam ujung Pulau Sumatera tersebut, yaitu banyak korban jiwa dan kerugian harta benda. Oleh karena itu, tsunami yang terjadi di Aceh dinyatakan sebagai bencana alam nasional. Bencana memang merugikan. Namun, kita sebaiknya mengambil hikmah atau pelajaran yang berharga dari setiap bencana alam yang terjadi. Perlu ada pengetahuan yang memadai tentang berbagai gejala alam yang menyebabkan bencana, terrnasuk pengetahuan tentang tsunami. Apalagi Indonesia termasuk salah satu negara di kawasan ring of fire dunia. Saat ini, wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning Centre (PTWC) yang mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman tsunami. Wilayah di sekeliling Samudra Hindia pun sedang membangun Indian Ocean Tsunami Warning System (IOTWS) yang akan berpusat di Indonesia. 6. Apa yang dimaksud dengan tsunami?

1

5.0

Jawaban terverifikasi

Iklan