Ahmad G

21 April 2024 12:35

Iklan

Iklan

Ahmad G

21 April 2024 12:35

Pertanyaan

Biografi Mohammad Hatta Mohammad Hatta Lahir pada 12 Agustus 1902 di Bukittinggi. Nama Mohammad Hatta berasal dari Muhammad Athar yang diambil dari nama lengkap seorang tokoh Muslim, yaitu (Ahmad Ibn) Muhammad (Ibn Abd Al-Karim Ibn) Athaillah Al- Sakandari, pengarang kitab Al-Hikmah. Orang-orang di Bukittinggi biasa memanggil Mohammad Hatta dengan nama Athar. Hatta menyelesaikan sekolah Europese Lagere School, ELS pada tahun 1916 selanjutnya tahun 1919 Hatta lulus dari Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs: MULO di Padang. Sekolah berikutnya adalah Prins Hendrik School, dan lulus tahun 1921. Hatta mengikuti kuliah di Handels Hoogere School (HHS) di Rotterdam Belanda, pada jurusan jurusan economy kenegaraan. Hatta menyelesaikan kuliahnya tahun 1932, dengan gelar sarjana economy. Pengalaman berorganisasi Bung Hatta dimulai dengan menjadi anggota club sepak bola Swallow semasa sekolah MULO di Padang, dan kemudian menjadi bendahara. Pada akhir tahun 1917, Bung Hatta dipilih sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond (JSB) Padang. 1. Tentukan kalimat utama, ide pokok, dan ide penjelas!


6

2


Iklan

Iklan

Salsabila M

Community

26 April 2024 23:26

<p>Kalimat Utama: Mohammad Hatta, seorang tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia, memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman organisasi yang kaya.</p><p>Ide Pokok:</p><ol><li>Latar belakang pendidikan Mohammad Hatta dari masa kecil hingga pendidikan tinggi di Belanda.</li><li>Pengalaman organisasi Mohammad Hatta yang dimulai dari klub sepak bola hingga terlibat dalam gerakan kemerdekaan Indonesia.</li></ol><p>Ide Penjelas:</p><ul><li>Latar belakang pendidikan Mohammad Hatta mencakup perjalanan pendidikannya dari ELS di Bukittinggi hingga kuliah di Handels Hoogere School di Rotterdam, Belanda, dengan menyelesaikan studi ekonomi pada tahun 1932.</li><li>Pengalaman organisasi Mohammad Hatta dimulai dari menjadi bendahara di klub sepak bola Swallow saat masih di sekolah MULO hingga terlibat dalam Jong Sumatranen Bond (JSB) Padang pada akhir tahun 1917, yang menandai awal keterlibatannya dalam gerakan kemerdekaan Indonesia.</li></ul><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p><br>&nbsp;</p>

Kalimat Utama: Mohammad Hatta, seorang tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia, memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman organisasi yang kaya.

Ide Pokok:

  1. Latar belakang pendidikan Mohammad Hatta dari masa kecil hingga pendidikan tinggi di Belanda.
  2. Pengalaman organisasi Mohammad Hatta yang dimulai dari klub sepak bola hingga terlibat dalam gerakan kemerdekaan Indonesia.

Ide Penjelas:

  • Latar belakang pendidikan Mohammad Hatta mencakup perjalanan pendidikannya dari ELS di Bukittinggi hingga kuliah di Handels Hoogere School di Rotterdam, Belanda, dengan menyelesaikan studi ekonomi pada tahun 1932.
  • Pengalaman organisasi Mohammad Hatta dimulai dari menjadi bendahara di klub sepak bola Swallow saat masih di sekolah MULO hingga terlibat dalam Jong Sumatranen Bond (JSB) Padang pada akhir tahun 1917, yang menandai awal keterlibatannya dalam gerakan kemerdekaan Indonesia.

 

 

 


 


Iklan

Iklan

Mercon M

Community

29 April 2024 06:40

<p>Jawaban:</p><ul><li>Kalimat utama: Mohammad Hatta memiliki perjalanan hidup yang penuh prestasi dan dedikasi dalam dunia pendidikan, organisasi, dan politik.</li></ul><p>&nbsp;</p><ul><li>Ide pokok:&nbsp;<br>- Mohammad Hatta lahir pada 12 Agustus 1902 di Bukittinggi.<br>- Pendidikan Mohammad Hatta dimulai dari sekolah dasar hingga kuliah di Belanda.<br>- Pengalaman organisasi Mohammad Hatta dimulai sejak masa sekolahnya di Padang.</li></ul><p>&nbsp;</p><ul><li>Ide penjelas:<br>- Mohammad Hatta lahir pada 12 Agustus 1902 di Bukittinggi.<br>- Pendidikan Mohammad Hatta dimulai dari sekolah dasar hingga kuliah di Belanda. Dia menyelesaikan ELS pada tahun 1916, MULO pada tahun 1919, dan lulus dari Prins Hendrik School pada tahun 1921. Dia kemudian melanjutkan kuliah di Handels Hoogere School (HHS) di Rotterdam Belanda, jurusan economy kenegaraan, dan menyelesaikan kuliahnya pada tahun 1932 dengan gelar sarjana economy.<br>- Pengalaman organisasi Mohammad Hatta dimulai sejak masa sekolahnya di Padang, dimana ia menjadi anggota club sepak bola Swallow dan kemudian menjadi bendahara. Pada akhir tahun 1917, ia dipilih sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond (JSB) Padang.</li></ul>

Jawaban:

  • Kalimat utama: Mohammad Hatta memiliki perjalanan hidup yang penuh prestasi dan dedikasi dalam dunia pendidikan, organisasi, dan politik.

 

  • Ide pokok: 
    - Mohammad Hatta lahir pada 12 Agustus 1902 di Bukittinggi.
    - Pendidikan Mohammad Hatta dimulai dari sekolah dasar hingga kuliah di Belanda.
    - Pengalaman organisasi Mohammad Hatta dimulai sejak masa sekolahnya di Padang.

 

  • Ide penjelas:
    - Mohammad Hatta lahir pada 12 Agustus 1902 di Bukittinggi.
    - Pendidikan Mohammad Hatta dimulai dari sekolah dasar hingga kuliah di Belanda. Dia menyelesaikan ELS pada tahun 1916, MULO pada tahun 1919, dan lulus dari Prins Hendrik School pada tahun 1921. Dia kemudian melanjutkan kuliah di Handels Hoogere School (HHS) di Rotterdam Belanda, jurusan economy kenegaraan, dan menyelesaikan kuliahnya pada tahun 1932 dengan gelar sarjana economy.
    - Pengalaman organisasi Mohammad Hatta dimulai sejak masa sekolahnya di Padang, dimana ia menjadi anggota club sepak bola Swallow dan kemudian menjadi bendahara. Pada akhir tahun 1917, ia dipilih sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond (JSB) Padang.

Mau jawaban yang terverifikasi?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

HOS Cokroaminoto, Yang Guru Bangsa Haji Tjokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah barname RM Tjokroamiseno, salah seorang pejabat pemerintahan pada saat itu. Kakaknya, RM. Adipati Tjokronegoro, pernah juga menjabat sebagai Bupati Ponorogo Tjokro lahir di Tegalsari, Ponorogo, Jawa Timur, pada tanggal 16 Agustus 1882. Awalnya kehidupan Tjokro terbilang biasa-basa saja. Semasa kecil ia dikenal sebagai anak yang nakal dan suka berkelahi. Setelah beberapa kali berpindah sekolah, akhirnya ia berhasil menyelesaikan sekolahnya di osvia (sekolah calon pegawai pervarintah atau pamong praja di Magelang pada tahun 1902. Setelah menamatkan osvia, Tjokro bekerja sebagai seorang juru tulis di Ngawi, Jawa Timur Tiga tahun kemudian ia bekerja di perusahaan dagang di Surajaya. Keindahannya ke Surajaya membawanya terjun ke dunia politik. Di kota pahlawan itu Tjokro kemudian bergabung dalam Sarekat Dagang Islam (sdi pimpinan H. Samanhudi, la menyarankan agar SDI diubah menjadi partai politik. SDI kemudian resmi diubah menjadi Sarekat Islam (50) dan Tjokro menjadi Ketua SI pada tanggal 10 Sepetember 1912. Tjokroaminoto dipercaya untuk memangiku jabatan ketua setelah sebelumnya menjabat sebagai komisaris Sl. Di bawah kepemimpinannya, Sl mengalami kemajuan pesat dan berkembang menjadi partai massa sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda. Pemerintah Hindia Belanda berupaya menghalangi St yang termasuk organisasi Islam terbesar pa anak tu. Pemerintah kolonial sangat membatasi kekuasaan pengurus pusat Si agar mudah di dipengaruhi pangreh praja setempat. Situasi itu menjadikan Sl menghadapi kesenjangan antara p dan daerah yang menyebabkan kesulitan dalam mobilisasi para anggotanya. G 57 tahap Thidangka ke by Iharaar magedi inspire smu generasi muda Pada periode tahun 1912-1916, Tjokroaminoto dan para pemimpin Si lainnya sedikit bersikap moderat terhadap pamarntah Belancia. Mereka memperjuangkan penegakan hak-hak manusia sewa meningkatkan taraf hidup masyarakat. Tapi sejak tahun 1916, menghadapi pembentukan Dewan Rakyat 8. sana m jadi hangat. Dalam kongres kongres 51, Tjokroaminoto mulai melancarkan ide pembentukan kation (bangsa) dan pemerintahan sendiri. Sebagai reaksi terhadap seni Novembar (November beloftemt, Gubernur Jenderal dan Limburgh Stanum, Tjokroaminoto selaku wakil SI delam Volksraad bersama sastrawan, aktivis, jurnalis Adul Kuis, Cipto Mangunkusumo mengajukan mosi yang kemudian dikenal dengan Mosi Tjokroaminoto pada tanggal 25 November 1918. Mereka menuntut Pertama, pembentukan Dewan Negara di mana penduduk semua wakil dari kerajaan. Kedua, pertanggungjawaban departemen/pemerintah Hindia Belanda terhadap perwakilan rakyat. Tiga, pertanggungjawaban terhadap perwakilan rakyat. Keempat, reformasi pemerintahan dan desentralisasi. Intinya, mereka menuntut pemerintah Belanda membentuk parlemen yang anggotama dipilih dari rakyat dan oleh rakyat Pemerintah sendiri dituntut bertanggung jawab pada parlemen Namun, oleh Ketua Parlemen Belanda, tuntutan tersebut dianggap hanya fantasi belaka. Selanjutnya, pada kongres gas ona SI di Yogyakata tanggal 2-6 Maret 1921, SI pimpinan Tjokro . memberikan reaksi atas sikap pemerintah Belanda tersebut dengan merumuskan tujuan perjuangan politik Sl sebagai, Untuk merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan Belanda. Selama hidupnya, Tjokroaminoto merupakan sosok yang berpengaruh besar terhadap tokoh-tokoh muda pergerakan nasional saat itu. Keahliannya berpidato ia gunakan untuk mengecam kesewenang wenangan pemerintah Belanda. Semasa perjuangannya, dia misalnya mengecam perampasan tanah oleh Belanda untuk dijadikan perkebunan milik Belanda. la juga mendesak Sumatera Landsyndicaat supaya mengembalikan tanah rakyat di Gunung Seminung (tepi Danau Danau, Sumatera Selatan). Nasib para dokter pribumi juga turut diperjuangkannya dengan menuntut kesetaraan kedudukan antara dokter Indonesia dengan dokter Belanda. Pada tahun 1920, Tjokro dijebloskan ke penjara dengan tuduhan marghasut dan mempersiapkan pemberontakan untuk menggulingkan pemerintah Belanda. Pada Apris 1922, setelah tujuh bulan meringkuk di penjara, ia kemudian dibebaskan. cokroaminoto kemudian diminta kembali untuk duduk am Volksraad, namun permintaan itu ditolaknya kerena ia sudah tak mau lagi bekerja sama dengan pemerintah Belanda Sebagai tokoh masyarakat, pemerintah koloria menjulukinya sebagai de Ongekroonde Kuning dan Jasa (Raja Jawa yang tidak bermahkota atau tidak dinobatkan). Pengaruh Tjokro yang Luas menjadikannya sebagai tokoh panutan masyarakat. Karena alasan itu pula maka R.M. Soekemi Sesrodihardjo mengirimkan anaknya Soekamo untuk pendidikan dengan in de kost di rumahnya. Selain menjadi politikus, Tjokroaminoto aktif menulis karangan di majalah dan surat kabar. Salah satu karyanya ialah buku yang berjudul Islam dan Nasionalisme. Tjokroaminoto menghembuskan napasnya yang terakhir pada tanggal 17 Desember 1934 di Yogyakata pada usia 51 tahun. Atas jasa-jasanya kepada negara, Haji Gemar Siad Cokroaminoto dianugerahkan gelar pahlawan Kemerdekaan Nasional berdasarkan SK Presiden Republik Indonesia No.590 Tahun 1961, tanggal 9 Nopember 1961. 1. carilah gagasan penjelas dari teks diatas 2. carilah keteladanan atau hikmah dari teks diatas

5

0.0

Jawaban terverifikasi

1. Uraikan keistimewaan tokoh dalam kutipan teks biografi tersebut! Adinegoro adalah nama samaran pengarang Djamaluddin yang lahir di Talawi, Sawahlunto, Sumatra Barat pada tanggal 14 Agustus 1904. Ayahnya yang bernama Usman Bagindo Chatib menjabat sebagai kepala laras atau demang. Sebagai anak seorang demang, ia dapat diterima di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah rendah yang hanya diperuntukkan bagi anak-anak Belanda. Selanjutnya, ia meneruskan pendidikannya ke HIS. Adinegoro meneruskan pendidikan ke School Tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) sekolah kedokteran di Betawi. Kesenangannya menulis membawanya terjun ke dunia jurnalistik sehingga studinya di sekolah kedokteran dihentikan. Rupanya pilihan hidupnya untuk terjun total dalam dunia persuratkabaran merupakan pilihan yang tepat. Dia menjadi tokoh yang amat disegani dan berhasil menciptakan karya besar yang menjadikannya sebagai pelopor pers Indonesia. Berkat kerja kerasnya itulah, namanya diabadikan dalam "Hadiah Jurnalistik Adinegoro" sejak tahun 1974. Dalam dunia sastra, Adinegoro menjadi dua karya sastra, yaitu Darah Moeda dan Asmara Djaja, diterbitkan tahun 1926 dan tahun 1927. Dengan kedua karya itu, Adinegoro dipandang sebagai pengarang novel masa awal Angkatan Balai Pustaka. Selain dua novel itu, Adinegoro juga berhasil menulis novel perjalanan dalam tiga jilid dengan judul Melawat ke Barat pada tahun 1987. Disadur dari: http://ensiklopedia.kemendikbud.go.id/sastra/artikel/Adinegoro

1

4.0

Jawaban terverifikasi

Bung Tomo atau Sutomo dilahirkan di Kampung Blauran, pusat Kota Surabaya, Jawa Timur, pada tanggal 3 Oktober 1920. Ayahnya bernama Kartawan Tjiptowidjojo, seorang kepala keluarga dari kelas menengah. Sutomo dibesarkan di rumah yang sangat menghargai pendidikan. Ia berbicara dengan terus terang dan penuh semangat. la suka bekerja keras untuk memperbaiki keadaan. Bung Tomo pernah bersekolah di MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) yang setara SMP. Namun, pada usia 12 tahun ia terpaksa meninggalkan pendidikannya di MULO. Sutomo melakukan berbagai pekerjaan kecil-kecilan untuk mengatasi dampak depresi yang melanda dunia saat itu. Selanjutnya, ia menyelesaikan pendidikan sekolah HBS (Hogere Burger School) lewat korespondensi, tetapi tidak pernah lulus. Pada usia 17 tahun, ia menjadi terkenal ketika berhasil menjadi orang kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat Pandu Garuda. Penggunaan konjungsi bermakna hubungan 'waktu’ terdapat pada kalimat... A. la berbicara dengan terus terang dan penuh semangat. B. Namun, pada usia 12 tahun ia terpaksa meninggalkan pendidikannya di MULO. C. Bung Tomo atau Sutomo dilahirkan di Kampung Blauran, pusat kota Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 3 Oktober 1920. D. Selanjutnya, ia menyelesaikan pendidikan sekolah HBS (Hogere Burger School) lewat korespondensi, tetapi tidak pernah lulus. E. Pada usia 17 tahun, ia menjadi terkenal ketika berhasil menjadi orang kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat Pandu Garuda.

1

0.0

Jawaban terverifikasi

Biografi R.A. Kartini R.A. Kartini mempunyai nama lengkap Raden Ajeng Kartini DjojoAdhiningrat, ia lahir pada tanggal 21 April 1879 di Mayong, Jepara, Jawa Tengah. Ayahnya bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat yang merupakan seorang bupati Jepara kala itu. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Lahir dari keluarga yang berpengaruh membuat R.A. Kartini memperoleh pendidikan yang baik. Kartini pun diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini Kartini belajar bahasa Belanda. Akan tetapi, setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena harus dipingit. Kebiasaan dan adat kala itu, wanita yang mempunyai umur yang cukup harus tinggal di rumah dan dipingit, R.A. Kartini lalu terpaksa memendam keinginan untuk sekolah tinggi. Untuk mengisi waktu luangnya karena dipingit, R.A. Kartini lantas gemar untuk membaca. Ia banyak membaca buku dan surat kabar berbahasa Belanda. R.A. Kartini pernah tercatat membaca buku karya Louis Couperus yang berjudul De Stille Kraacht karya Van Eeden, Augusta de Witt roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek, dan sebuah roman anti-perang karangan Bertha Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata). Dengan banyak membaca, pemikiran Kartini pun semakin luas. Kartini mulai membandingkan keadaan wanita barat dan wanita Indonesia. Selain membaca, R.A. Kartini juga gemar menulis. Tulisan R.A. Kartini pernah dimuat di De Hollandsche Lelie, sebuah majalah terbitan Belanda. Bahkan, beliau sempat akan mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Belanda karena tulisan-tulisan hebatnya. Sejak itulah R.A. Kartini mulai tertarik untuk memajukan perempuan pribumi. Dalam pikirannya, kedudukan wanita pribumi masih tertinggal jauh atau memiliki status sosial yang cukup rendah kala itu. Beliau ingin memajukan wanita Indonesia. Hal ini dapat dimulai dari faktor pendidikan. Untuk itu, beliau mendirikan sekolah bagi gadis–gadis di Jepara. Muridnya hanya berjumlah sembilan orang yang terdiri dari kerabat atau keluarga. Selain pendidikan, Kartini juga menaruh perhatian pada masalah sosial yang terjadi. Menurutnya, seorang wanita perlu memperoleh persamaan, kebebasan, otonomi serta kesetaraan hukum. Tidak ada sebuah diskriminasi jenis kelamin. Cita-cita mulia R.A. Kartini adalah ia ingin melihat perempuan pribumi dapat menuntut ilmu dan belajar seperti halnya sekarang ini. Selain itu, ia juga mengharapkan persamaan hak dan kewajiban antara pria dan wanita. Hal ini disampaikannya melalui surat untuk teman-temannya di Belanda, salah satunya adalah Rosa Abendanon, sahabat yang banyak mendukungnya. Untuk kehidupan rumah tangganya, R.A. Kartini menikah dengan K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, Bupati Rembang, atas keputusan dan pilihan ayahnya pada saat itu. Untunglah, setelah menikah suaminya mengerti keinginan dan cita-cita Kartini hingga diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini dikenal sebagai Gedung Pramuka. Dari pernikahannya, Kartini dianugerahi satu orang anak laki- laki yang lahir pada tanggal 13 September 1904 dan diberi nama Soesalit Djojoadhiningrat. Namun yang menyedihkan, selang beberapa hari pasca melahirkan, Kartini tutup usia pada tanggal 17 September 1904. Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Beliau dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang. Sepeninggal R.A. Kartini, J.H. Abendanon sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda mulai mengumpulkan surat-surat yang pernah ditulis oleh R.A. Kartini. Dari sana, disusunlah buku yang berjudul ‘Door Duisternis tot Licht’ dan diterjemahkan dengan judul “Dari Kegelapan Menuju Cahaya” yang terbit pada tahun 1911. Buku tersebut dicetak sebanyak lima kali, dan pada cetakan kelima disertakan semua surat-surat yang ditulis oleh Kartini. Melalui publikasi pemikirannya tersebut, R.A. Kartini mulai banyak dikenal. Pemikiran-pemikiran Kartini pun mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa. Pemikiran-pemikiran Kartini yang tertuang dalam surat- suratnya juga menjadi inspirasi bagi tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia, antara lain W.R. Soepratman yang menciptakan lagu berjudul Ibu Kita Kartini. (Sumber: http://lppks.kemdikbud.go.id/id/kabar/r-a-kartini-sang-pelopor-kebangkitan-perempuan-pribumi dengan pengubahan) 2. Tentukan struktur permasalahan atau peristiwa penting pada teks biografi tersebut.

521

5.0

Jawaban terverifikasi