Berubahnya taktik dan strategi organisasi pergerakan pada tahun 1930-an dari non-kooperatif ke kooperatif tidak disebabkan oleh adanya faktor berikut ini, yakni... a. krisis ekonomi malaise b. kebijakan keras Gubemur jendral Dejonge c. tumbuhnya Facisme dan Naziisme d. organisasi pergerakan dalam kondisi tertekan e. pudamya paham demokrasi

Hai Emran E, Kakak bantu jawab ya. Jawaban yang tepat adalah E. pudarnya paham demokrasi Untuk lebih jelasnya, yuk pahami penjelasan berikut. Strategi perlawanan oleh tokoh-tokoh pergerakan kemudian berubah menjadi taktik kooperatif yang semula menjalankan taktik non-kooperatif atau tidak bekerjasama dengan pihak kolonial Belanda. Hal ini dilakukan sejak tahun 1930 an, dimana penyebabnya ialah : 1. Terjadinya krisis malaise yang melanda dunia, dimana peristiwa ini menurunkan tingkat ekonomi secara dramatis di seluruh dunia. Krisis ini terjadi pada tahun 1929. Depresi ekonomi telah menghancurkan ekonomi baik di negara industri maupun negara berkembang 2. Pemerintah kolonial yang kian tegas akan aktifitas pergerakan nasional di Indonesia, terutama setelah PKI yang melakukan pemberontakan. Salah satunya ialah kebijakan yang dilakukan oleh de Jonge sangat tegas, dimana aturannya melalui Vergader Verbond yang dikeluarkan pada tahun 1933 sehingga ruang gerak kaum aktivis semakin sempit. 3. Tokoh-tokoh pergerakan banyak yang dihukum bahkan di diasingkan seperti Soekarno, Hatta dsb. Hal ini membuat organisasi pergerakan tertekan 4. Upaya pembentukan solidaritas Indonesia Belanda guna menghadapi kekuatan fasisme dan nazisme yang akan membahayakan Hindia Belanda. Maka dengan itu tokoh-tokoh pergerakan masuk dalam Volksraad guna menentukan sikap. Pada akhirnya keinginan tersebut lahir dalam Indonesia Berparlemen yang dicetuskan oleh GAPI. Semoga membantu ya 😊