RIZAL E

27 Agustus 2024 06:02

Iklan

RIZAL E

27 Agustus 2024 06:02

Pertanyaan

Bantuin kak

Bantuin kak

 

alt

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

14

:

57

:

21

Klaim

0

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

Rendi R

Community

24 September 2024 13:38

Jawaban terverifikasi

<p>Berikut adalah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang ada pada <strong>LKPD PPKn Fase E Kelas X</strong>:</p><p>1. <strong>Bagaimana proses perancangan dasar negara yang bernama Mukaddimah Hukum Dasar atau yang juga dikenal Piagam Jakarta?</strong></p><p>Proses perancangan Mukaddimah Hukum Dasar atau Piagam Jakarta dimulai dari pembentukan <strong>BPUPKI</strong> (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tahun 1945. BPUPKI bertugas merumuskan dasar negara Indonesia. Dalam sidang pertama BPUPKI, terjadi diskusi dan perdebatan tentang dasar negara antara kelompok <strong>nasionalis sekuler</strong> dan <strong>nasionalis Islam</strong>. Piagam Jakarta dirumuskan oleh <strong>Panitia Sembilan</strong>, yang terdiri dari para tokoh nasional, termasuk Soekarno, Mohammad Hatta, dan beberapa tokoh Islam. Piagam Jakarta memuat lima sila yang menjadi cikal bakal Pancasila.</p><p>2. <strong>Apa yang menjadi inti dari isi Piagam Jakarta?</strong></p><p>Inti dari Piagam Jakarta adalah rumusan awal dasar negara Indonesia yang memuat lima sila:</p><ol><li><strong>Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya</strong>.</li><li>Kemanusiaan yang adil dan beradab.</li><li>Persatuan Indonesia.</li><li>Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.</li><li>Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.</li></ol><p>Kalimat pertama dalam Piagam Jakarta, khususnya tentang syariat Islam, menjadi perdebatan dan diubah setelah adanya kompromi.</p><p>3. <strong>Apa pandangan para pendiri bangsa terkait isi Mukaddimah, terutama frase “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”?</strong></p><p>Frase ini awalnya dimasukkan dalam Piagam Jakarta sebagai bentuk penghargaan terhadap mayoritas Muslim di Indonesia. Namun, beberapa pendiri bangsa dari kelompok nasionalis dan wakil dari daerah yang mayoritas non-Muslim (seperti dari Indonesia Timur) menganggap bahwa frase ini bisa menimbulkan perpecahan dan tidak mencerminkan kebhinekaan bangsa Indonesia. Akhirnya, pada tanggal <strong>18 Agustus 1945</strong>, terjadi kesepakatan untuk mengubah frase ini menjadi <strong>"Ketuhanan Yang Maha Esa"</strong> agar lebih inklusif dan dapat diterima oleh seluruh rakyat Indonesia yang beragam agama dan kepercayaannya.</p><p>4. <strong>Apa saja peristiwa penting saat penyusunan Mukaddimah Hukum Dasar?</strong></p><p>Beberapa peristiwa penting dalam penyusunan Mukaddimah Hukum Dasar antara lain:</p><ul><li><strong>Pembentukan BPUPKI</strong> pada 29 April 1945, sebagai badan yang bertugas merumuskan dasar negara.</li><li><strong>Sidang BPUPKI</strong> pertama pada Juni 1945, di mana terjadi perdebatan antara kelompok nasionalis Islam dan nasionalis sekuler mengenai dasar negara.</li><li><strong>Pembentukan Panitia Sembilan</strong> pada 22 Juni 1945, yang kemudian merumuskan Piagam Jakarta sebagai kompromi antara kedua kelompok.</li><li><strong>Perubahan Piagam Jakarta</strong> pada 18 Agustus 1945, khususnya terkait frase "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" yang diubah menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa".</li></ul><p>Semoga jawaban ini membantu!</p>

Berikut adalah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKPD PPKn Fase E Kelas X:

1. Bagaimana proses perancangan dasar negara yang bernama Mukaddimah Hukum Dasar atau yang juga dikenal Piagam Jakarta?

Proses perancangan Mukaddimah Hukum Dasar atau Piagam Jakarta dimulai dari pembentukan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tahun 1945. BPUPKI bertugas merumuskan dasar negara Indonesia. Dalam sidang pertama BPUPKI, terjadi diskusi dan perdebatan tentang dasar negara antara kelompok nasionalis sekuler dan nasionalis Islam. Piagam Jakarta dirumuskan oleh Panitia Sembilan, yang terdiri dari para tokoh nasional, termasuk Soekarno, Mohammad Hatta, dan beberapa tokoh Islam. Piagam Jakarta memuat lima sila yang menjadi cikal bakal Pancasila.

2. Apa yang menjadi inti dari isi Piagam Jakarta?

Inti dari Piagam Jakarta adalah rumusan awal dasar negara Indonesia yang memuat lima sila:

  1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
  3. Persatuan Indonesia.
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kalimat pertama dalam Piagam Jakarta, khususnya tentang syariat Islam, menjadi perdebatan dan diubah setelah adanya kompromi.

3. Apa pandangan para pendiri bangsa terkait isi Mukaddimah, terutama frase “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”?

Frase ini awalnya dimasukkan dalam Piagam Jakarta sebagai bentuk penghargaan terhadap mayoritas Muslim di Indonesia. Namun, beberapa pendiri bangsa dari kelompok nasionalis dan wakil dari daerah yang mayoritas non-Muslim (seperti dari Indonesia Timur) menganggap bahwa frase ini bisa menimbulkan perpecahan dan tidak mencerminkan kebhinekaan bangsa Indonesia. Akhirnya, pada tanggal 18 Agustus 1945, terjadi kesepakatan untuk mengubah frase ini menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa" agar lebih inklusif dan dapat diterima oleh seluruh rakyat Indonesia yang beragam agama dan kepercayaannya.

4. Apa saja peristiwa penting saat penyusunan Mukaddimah Hukum Dasar?

Beberapa peristiwa penting dalam penyusunan Mukaddimah Hukum Dasar antara lain:

  • Pembentukan BPUPKI pada 29 April 1945, sebagai badan yang bertugas merumuskan dasar negara.
  • Sidang BPUPKI pertama pada Juni 1945, di mana terjadi perdebatan antara kelompok nasionalis Islam dan nasionalis sekuler mengenai dasar negara.
  • Pembentukan Panitia Sembilan pada 22 Juni 1945, yang kemudian merumuskan Piagam Jakarta sebagai kompromi antara kedua kelompok.
  • Perubahan Piagam Jakarta pada 18 Agustus 1945, khususnya terkait frase "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" yang diubah menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa".

Semoga jawaban ini membantu!


Iklan

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Jawab ya kak plis terima kasih, btw itu pilgan kompleks ya

140

5.0

Jawaban terverifikasi