Aqilah P
30 Juli 2023 00:55
Iklan
Aqilah P
30 Juli 2023 00:55
Pertanyaan
Bagaimana dampak kolonialisme di Indonesia dan relevansinya di masa kini?
1
1
Iklan
Arnoldy K
Community
30 Juli 2023 02:12
Halo Kakak..
Saya bantu jawab ya Kakak.
Jadi, dampaknya ada 5 bidang:
Penjelasannya:
1. Bidang politik
Dalam bidang ini, kolonial Belanda berhasil menetapkan beberapa daerah administratif yang dikepalai oleh beberapa pejabat. Semasa Gubernur Jenderal Daendels, kolonial Belanda telah membagi beberapa wilayah kekuasaan menjadi sembilan prefektur.
Prefektur inilah yang kemudian menjadi provinsi seperti yang Kawan kenal sekarang. Selanjutnya, setiap prefektur terbagi dalam 30 regentschap (sekarang kabupaten). Nah, tiap regentschap dikepalai oleh bupati yang berasal dari golongan pribumi. Tentunya, bupati tersebut sudah digaji oleh pemerintahan tertinggi kolonial Belanda, yakni gubernur jenderal.
Saat ini, struktur politik tersebut masih digunakan hingga sekarang dengan beberapa perubahan. Tentu sistem politik juga tidak lepas dari sejarah.
2. Bidang Ekonomi
Sebagian besar Kawan mungkin sudah tahu tentang cultuurstelsel (tanam paksa) yang merugikan rakyat di zaman itu. Namun, ada hal yang saat ini masih digunakan. Yap! Itu adalah pajak. Pemberlakuan pajak sudah diatur oleh pemerintah Kolonial Belanda, tepatnya pada masa kepemimpinan Gubernur Jenderal Daendels.
Ia dan pejabat lainnya memungut pajak dari hasil pertanian. Petani juga harus menjual hasil bumi dengan harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Bukan hanya itu, kalau Kawan tahu, pembangunan jalan raya dari Anyer sampai Panarukan adalah hal yang merugikan rakyat. Namun, ada sisi positifnya, yakni membuka jalur perdagangan bagi warga.
3. Bidang Transportasi dan Komunikasi
Setelah membangun Jalan Raya Anyer—Panarukan, pastinya memiliki dampak tersendiri bagi jalur transportasi. Dengan hal ini, banyak warga yang melintasi jalan tersebut untuk kepentingan berdagang. Dalam pemerintahan, pembangunan jalur ini dapat menghemat anggaran.
Selain itu, beberapa stasiun kereta api yang bisa Kawan lihat sekarang, sebenarnya berasal dari warisan kolonial Belanda. Contohnya, Stasiun Gambir, Stasiun Kota, Stasiun Jatinegara, Stasiun Solo, dan Stasiun Tuntang. Tentu pemerintah kolonial Belanda juga memperhatikan jaringan rel agar meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
4. Bidang Sosial Budaya
Dampak kolonialisme yang sangat dirasakan oleh masyarakat Indonesia adalah dalam aspek sosial budaya. Hal ini ditandai dengan pergeseran dari sistem feodal ke sistem kapitalis. Tentunya, sistem tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai masyarakat Indonesia saat itu.
Tidak heran, banyak kerajaan Nusantara yang melakukan pemberontakan kepada pemerintah kolonial Belanda. Namun, tidak semua berhasil. Bahkan, ada beberapa panglima yang harus diasingkan ke pulau terpencil. Dengan begitu, hak-hak istimewa bagi warga pribumi ditiadakan.
Alhasil, kedudukan warga Eropa berada di strata sosial sangat tinggi saat itu. Dengan begitu, penindasan seringkali dilakukan kepada warga pribumi.
Dari hal tersebut, warga pribumi tidak tinggal diam. Mereka berhasil menanamkan nilai persatuan dan kesatuan untuk mengusir para penjajah. Nilai-nilai itulah yang melahirkan semangat gotong royong, kesantunan, dan budi pekerti luhur bagi warga Indonesia. Nilai-nilai keindonesiaan itu yang terasa hingga sekarang.
Tidak hanya itu, kebiasaan warga barat yang sering mabuk-mabukan juga memengaruhi masyarakat kala itu. Warga barat tidak mau tahu soal norma-norma yang berlaku. Lalu, tidak adanya batasan antara hubungan laki-laki dan perempuan. Tidak heran, banyak kerajaan Islam yang melakukan perlawanan kepada penjajah kala itu.
Dalam masa sekarang, pergeseran budaya semakin terlihat dengan budaya kebarat-baratan. Budaya tersebut melahirkan generasi yang kapitalis, modern, westernisasi, dan semisekuler.
5. Bidang Pendidikan
Ketika politik etis diberlakukan, warga pribumi mendapat kesempatan untuk mengakses pendidikan di sekolah formal. Contohnya, jenjang sekolah dasar ada Hollands Inlandse School (HIS). Lalu, jenjang SMP, ada MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs).
Di bidang perguruan tinggi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dulunya adalah STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen). Dengan ini akhirnya muncul kaum terpelajar yang menghasilkan pergerakan para pemuda di Indonesia.
Kaum terpelajar juga banyak yang terjun di bidang jurnalistik sehingga menghasilkan beragam surat kabar. Isinya memang propaganda bagi pihak pemerintah Belanda. Akan tetapi, bagi warga Indonesia, hal itu menjadi semangat menuju kemerdekaan Indonesia.
Puncaknya bisa dirasakan dengan momentum Sumpah Pemuda 1928. Setiap tanggal 28 Oktober, Kawan pasti memperingati hari itu sebagai bentuk kecintaan pemuda terhadap Republik Indonesia.
Dengan sistem pendidikan kala itu, Kawan bisa melihat adanya jenjang pendidikan, kebijakan pendidikan, generasi pers, dan momentum penting yang masih terasa hingga sekarang di Indonesia.
Semoga dapat di pahami ya..
· 5.0 (1)
Iklan
Tanya ke AiRIS
Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!
LATIHAN SOAL GRATIS!
Drill Soal
Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian
Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!