Shelma A

26 Februari 2020 13:15

Iklan

Iklan

Shelma A

26 Februari 2020 13:15

Pertanyaan

bagaimana cara membedakan kalimat baku dan tak baku?


84

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

A. Salsabila

Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Jakarta

08 Januari 2022 02:25

Jawaban terverifikasi

Halo, Shelma A. Terima kasih sudah bertanya di Roboguru. Kakak bantu jawab ya. Kata baku adalah kata yang penulisannya sesuai dengan kaidah dalam bahasa Indonesia, sedangkan kata tidak baku adalah kata yang penulisannya tidak sesuai dengan kaidah dalam bahasa Indonesia. Cara membedakannya adalah dengan sering-sering mencari tahu dan mempelajari KBBI. Yuk, simak pembahasan berikut ini. Kata baku adalah kata yang penulisannya sesuai dengan kaidah dalam bahasa Indonesia. Kata baku ditulis sesuai dengan PUEBI (Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia) dan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Contoh kata baku adalah sebagai berikut. 1. apotek 2. antre 3. semringah 4. imbau 5. telanjur 6. atlet 7. pikir 8. lembap 9. sopir 10. nakhoda Dengan demikian, kata baku adalah kata yang penulisannya sesuai dengan kaidah dalam bahasa Indonesia, sedangkan kata tidak baku adalah kata yang penulisannya tidak sesuai dengan kaidah dalam bahasa Indonesia. Cara membedakannya adalah dengan sering-sering mencari tahu dan mempelajari KBBI. Semoga membantu🙂


Iklan

Iklan

Arfianti F

04 Maret 2020 14:02

kalimat baku -> kalimat yg kata2nya sesuai dengan KBBI dan harus ada keterangan 'baku'. kalimat tidak baku -> kalimat yg kata2nya tidak ada di KBBI, tetapi bisa juga ada dengan keterangan 'bentuk tidak baku dari ...'


lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Bacalah kutipan buku nonfiksi berikut! Puputan Upacara puputan atau dhautan bagi masyarakat Jawa merupakan upacara yang dilakukan dalam rangkaian upacara kelahiran seorang anak. Upacara ini dilaksanakan pada sore hari ketika tali pusar si bayi telah putus atau lepas (puput atau dhaut berarti lepas). Waktu yang diperlukan untuk penyelenggaraan puputan tidak dapat ditentukan secara pasti Hal ini bergantung kepada lama tidaknya tali pusar si bayi lepas dengan sendirinya. Tali pusar si bayi dapat putus sebelum seminggu bahkan lebih dari seminggu sejak kelahiran. Keluarga si bayi harus siap mengadakan upacara puputan jika sewaktu- waktu tali pusar tersebut putus. Upacara ini diselenggarakan dengan mengadakan kenduri atau selamatan yang dihadiri oleh kerabat dan tetangga terdekat. Sesajian (makanan) yang disediakan dalam upacara puputan, antara lain nasi gudangan yang terdiri atas nasi dengan lauk-pauk, sayur-mayur dan parutan kelapa, bubur merah, bubur putih, dan jajan pasar. Upacara puputan biasanya ditandai dengan dipasangnya sawuran (bawang merah, dlingo bengle yang dimasukkan ke ketupat), dan aneka macam duri kemarung di sudut- sudut kamar bayi. Selain sawuran dipasang juga daun nanas yang diberi warna hitam putih (bergaris-garis), daun apa-apa, awar-awar, girang, dan duri kemarung. Di halaman rumah dipasang tumbak sewu, yaitu sapu lidi yang didirikan dengan tegak. Di tempat tidur si bayi diletakkan benda-benda tajam seperti pisau dan gunting. Dalam upacara puputan dhautan terdapat makna atau lambang atau yang tersirat dalam makanan dan alat yang digunakan tersebut. Sumber: Maryani, Indonesia nan Indah: Upacara Adat, Semarang. Alprin, 2019 Buatlah rangkuman isi kutipan buku nonfiksi tersebut!

342

0.0

Jawaban terverifikasi