Nabil A

09 Juli 2022 05:57

Iklan

Iklan

Nabil A

09 Juli 2022 05:57

Pertanyaan

Bacalah tulisan di bawah ini. Tinggal di Planet Lain Bona sangat senang melihat angkasa saat malam hari. Ia mengagumi ciptaan Tuhan yang berupa bintang-bintang gemerlap. Ia juga penasaran, apakah ada orang yang tinggal di atas langit? Untuk menjawab rasa penasarannya, Bona pergi ke rumah Pak Surya yang bekerja sebagai ahli astronomi. Rumah Pak Surya berada tidak jauh dari rumah Bona. Biasanya pada hari Minggu, Pak Surya sedang santai di teras rumah bersama Bu Surya. Dengan sopan, Bona menyapa Bapak dan lbu Surya yang sedang menikmati teh manis hangat. "Apa yang bisa saya bantu, Bona?" tanya Pak Surya ramah. "Saya sangat penasaran, Pak, apakah manusia bisa hidup di tempat lain selain di Bumi?" "Sampai sekarang belum ada penelitian yang memastikan bahwa manusia dapat tinggal di planet lain selain Bumi," jawab Pak Surya. "Jadi, kalau saya bosan, saya tidak bisa tinggal di tempat lain dong?" keluh Bona. Pak Surya pun menjelaskan dengan panjang Iebar bahwa salah satu syarat kawasan yang bisa dihuni oleh manusia adalah adanya sinar matahari. Para ilmuwan percaya, sebenarnya ada potensi kehidupan di pelosok tata surya. Akan tetapi, belum diketahui tempatnya di mana. Sampai saat ini, para ilmuwan terus melakukan penyelidikan dan percobaan. Setidaknya, kata Pak Surya, ada 8 tempat di tata surya yang potensial sebagai rumah makhluk hidup. Memang sejauh ini belum ada bukti bahwa sudah ada makhluk hidup yang tinggal di tempat-tempat tersebut. Delapan tempat itu adalah Bumi itu sendiri, Venus, Mars, Titan, Europa, Ganymede, Callisto, dan Enceladus. "Ayo, kamu tinggal pilih di mana kamu akan tinggal!" tawar Pak Surya pada Bona. "Wah kalau begitu, saya bisa pindah dari Bumi dong?" tanya Bona lagi. Bapak dan lbu Surya tertawa tergelak-gelak. Pak Surya pun menjelaskan bahwa kawasan ini letaknya ribuan kilometer dari Bumi. Sukar sekali mencapainya tanpa perlengkapan yang memadai. "Aku ingin sekali mengetahui lebih banyak tentang 8 kawasan yang layak huni oleh manusia. Apakah Bapak punya buku-buku tentang ini?" "Ada, saya punya banyak sekali buku tentang alam semesta. Sebentar, ya, saya ambil dahulu di dalam," jawab Pak Surya. Pak Surya melangkah masuk ke dalam rumah. Lima menit kemudian, ia keluar dengan membawa setumpuk buku ensiklopedia tentang alam semesta. Lalu, Pak Surya kembali menjelaskan masing-masing kawasan layak huni di alam semesta yang luas ini. Bona merasa senang sekali mendapat penjelasan dari Pak Surya. Walaupun letaknya ribuan kilometer, Bona yakin bahwa suatu hari nanti ia bisa terbang dan tinggal di salah satu planet tersebut. Mengapa Bona ingin sekali tinggal di planet lain?


1

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

A. Attalia

Mahasiswa/Alumni Universitas Diponegoro

11 Juli 2022 02:33

Jawaban terverifikasi

Jawaban: Bona ingin tinggal di planet lain karena dia sangat menyukai dan mengagumi ciptaan Tuhan dan kehidupan di luar angkasa. Bona ingin sekali tinggal di planet lain karena dia sangat mengagumi ciptaan Tuhan dan kehidupan yang ada di luar angkasa. Sehingga, Bona sangat ingin bisa hidup berpindah-pindah planet agar tidak bosan. Jadi, Bona ingin tinggal di planet lain karena dia sangat menyukai dan mengagumi ciptaan Tuhan dan kehidupan di luar angkasa.


Iklan

Iklan

lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

Roboguru Plus

Dapatkan pembahasan soal ga pake lama, langsung dari Tutor!

Chat Tutor

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

iklan harus membuat konsumen percaya kepada produk yang diiklankan. hal tersebut termasuk unsur iklan yaitu... a. perhatian b. keinginan c. tindakan d. rasa percaya diri tolong di bantu ya kak 🙏

138

5.0

Jawaban terverifikasi

"Pemimpin Idola, Pemimpin yang Jujur" Ida, temanku sebangku. Mungil, berkulit hitam manis, tidak banyak bicara, dan pandai itulah cirinya. Ia seorang anak yang sederhana. Ayahnya sudah lama meninggal. Ia tinggal bersama ibu dan adiknya. Ida anak yang sangat pandai. Nilai-nilainya yang selalu bagus, memberinya kesempatan meneruskan sekolah tanpa biaya. Semua buku pelajaran dan perlengkapan ditanggung oleh sekolah. Ida tak pernah malu dengan kondisi keluarganya. Bahkan ia semakin rajin belajar dan terus berprestasi. Ida juga selalu menjadi tempat bertanya jika teman-temannya mengalami kesulitan dalam pelajaran. Teman-teman memilih Ida sebagai ketua kelas. Pandai, tenang, dapat berkomunikasi dengan baik, serta mampu menjaga ketertiban kelas menjadi modal utamanya. Hari ini, Ibu Tati mengingatkan tentang ulangan matematika. Sebagian siswa tidak siap. Termasuk Gugut, si jagoan bola, yang duduk di belakang kami. “Waduh, saya belum belajar, Bu! Kemarin saya seharian bermain bola sampai sore. Pulang ke rumah langsung tidur, Bu!” protesnya. Ulangan tetap berlangsung. Gugut resah. Ia menengok ke kiri dan ke kanan. Tiba-tiba, ditendangnya kursi Ida dari belakang. “Ssstt..Ida! Bantu aku dong! Geser sedikit ke kiri, agar aku bisa melihat jawaban di kertas ulanganmu!” pinta Gugut. Ida bergeming. Ia hanya menggelengkan kepala pelan, tanpa menengok ke belakang. Gugut mengganggunya lagi. “Ayo dong, Ida. Sekali ini saja. Nanti aku beri kamu uang sepuluh ribu rupiah. Kamu bisa jajan kue di kantin,” rayunya. Gugut tahu benar Ida tidak pernah jajan di kantin. Ibunya tidak memberinya bekal uang jajan. Ida selalu membawa sebungkus nasi dan lauk dari rumah. Namun, di luar dugaan Gugut, Ida tidak terusik. Sekali lagi ia menggeleng pelan. Sampai waktu berakhir, Gugut terpaksa menyerahkan kertas ulangannya dengan lunglai. Pada waktu istirahat Ida menghampiri Gugut. “Maaf ya, Gugut. Aku bukan tidak ingin membantumu. Menyontek dan memberi contekan kepada teman, adalah perbuatan tidak jujur. Bahkan, perbuatan tersebut bisa dianggap sebagai korupsi kecil-kecilan,” katanya kepada Gugut. “Ah, Ida. Masa menyontek sekali saja dianggap korupsi? Setahuku korupsi nilainya milyaran, dan hanya dilakukan oleh pejabat berkuasa,” kata Gugut. “Gugut, justru kita harus melatih diri. Korupsi dan menyontek sama-sama mengambil hak orang lain. Bernilai kecil atau besar, tetap saja tidak jujur. Kita membiasakan diri bertingkah laku lurus, mudah-mudahan ketika besar nanti kita tidak akan tergoda untuk melakukan korupsi. Dalam bentuk apapun!” Ida menambahkan dengan panjang lebar. Aku dan teman-teman sekelas yang ikut mendengarkan percakapan Ida dan Gugut terdiam setuju. Memang tidak salah kami memilih Ida sebagai pemimpin di kelas. Tidak sekadar pandai, Ida juga patut dijadikan teladan. Berdasarkan cerita di atas, jawablah pertanyaan berikut! Apa yang dilakukan Gugut pada saat ulangan?

53

0.0

Jawaban terverifikasi