Naura A

17 Juli 2024 13:38

Iklan

Naura A

17 Juli 2024 13:38

Pertanyaan

Bacalah Paragraf berikut! Fobia adalah ketakutan berlebih dengan situasi dan benda. fobia juga merupakan gangguan psikologis, contoh fobia adalah Talassophobia(fobia ketinggian) dan Arachnophobia. Jika memiliki fobia, berkonsultasilah dengan psikolog atau psikiater untuk perawatan lebih lanjut. Manakah yang merupakan ide pokok? A. Bagian depan B. Bagian tengah C. Bagian belakang

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

04

:

29

:

26

Klaim

3

4

Jawaban terverifikasi

Iklan

Kirana H

17 Juli 2024 15:33

Jawaban terverifikasi

Ide pokok dari paragraf tersebut adalah pernyataan yang menyampaikan gagasan utama tentang fobia. Dalam paragraf ini, ide pokok berada di bagian depan: "Fobia adalah ketakutan berlebih dengan situasi dan benda." Jadi, jawabannya adalah: A. Bagian depan


Iklan

Kevin L

Gold

17 Juli 2024 14:02

Jawaban terverifikasi

Penjelasan: * Bagian depan: Paragraf ini memperkenalkan fobia sebagai ketakutan berlebihan terhadap situasi dan benda. * Bagian tengah: Paragraf ini menjelaskan bahwa fobia adalah gangguan psikologis dan memberikan contoh dua jenis fobia, yaitu talassofobia (fobia ketinggian) dan araknofobia (fobia laba-laba). * Bagian belakang: Paragraf ini memberikan saran untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater jika memiliki fobia untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Ide pokok: Berdasarkan penjelasan di atas, ide pokok paragraf tersebut adalah fobia sebagai gangguan psikologis yang ditandai dengan ketakutan berlebihan terhadap situasi dan benda. Hal ini dibuktikan dengan kalimat pertama paragraf yang secara langsung mendefinisikan fobia dan kalimat kedua yang menjelaskan bahwa fobia adalah gangguan psikologis. Jawaban: Berdasarkan penjelasan dan ide pokok di atas, jawaban yang tepat adalah A. Bagian depan. Alasan: Bagian depan paragraf secara langsung mendefinisikan fobia sebagai ketakutan berlebihan terhadap situasi dan benda. Hal ini merupakan ide pokok paragraf tersebut. Kesimpulan: Paragraf tersebut membahas tentang fobia sebagai gangguan psikologis yang ditandai dengan ketakutan berlebihan terhadap situasi dan benda. Ide pokok paragraf tersebut adalah fobia sebagai gangguan psikologis. Jawaban yang tepat untuk pertanyaan dalam gambar adalah A. Bagian depan.


Nabila N

18 Juli 2024 11:37

bagian depan


M. R

19 Juli 2024 12:33

fobia adalah ketakutan berlebih dengan situasi dan benda jadi, jawabannya yang: A. bagian depan.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

Roboguru Plus

Dapatkan pembahasan soal ga pake lama, langsung dari Tutor!

Chat Tutor

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Batik adalah sebutan untuk kain yang memiliki corak khusus asli Indonesia. Banyak orang menyukai kain batik karena kain ini merupakan warisan budaya asli Indonesia. Selain itu, kain batik bisa dijadikan pilihan untuk membuat pakaian. Tidak hanya pakaian tradisional, kain batik cocok untuk dijadikan pakaian moderen seperti gaun dan jas. Ide pokok paragraf di atas adalah ...

4

0.0

Jawaban terverifikasi

Bacalah teks hikayat berikut, kemudian tentukan konjungsi temporal akibat di dalamnya! Hikayat Abu Nawas: Botol Ajaib Tidak ada henti-hentinya. Tidak ada kapok-kapoknya, Baginda selalu memanggil Abu Nawas untuk dijebak dengan berbagai pertanyaan atau tugas yang aneh-aneh. Hari ini Abu Nawas juga dipanggil ke istana. Setelah tiba di istana, Baginda Raja menyambut Abu Nawas dengan sebuah senyuman. "Akhir-akhir ini aku sering mendapat gangguan perut. Kata tabib pribadiku, aku kena serangan angin," kata Baginda Raja memulai pembicaraan "Ampun Tuanku, apa yang bisa hamba lakukan hingga hamba dipanggil?" tanya Abu Nawas. "Aku hanya menginginkan engkau menangkap angin dan memenjarakannya," kata Baginda. Abu Nawas hanya diam. Tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Ia tidak memikirkan cara menangkap angin nanti tetapi ia masih bingung cara membuktikan bahwa yang ditangkap itu memang benar-benar angin. Karena angin tidak bisa dilihat. Tidak ada benda yang lebih aneh dari angin. Tidak seperti halnya air walaupun tidak berwarna tetapi masih bisa dilihat. Sedangkan angin tidak. Baginda hanya memberi Abu Nawas waktu tidak lebih dari tiga hari. Abu Nawas pulang membawa pekerjaan rumah dari Baginda Raja. Abu Nawas tidak begitu sedih karena berpikir sudah merupakan bagian dari hidupnya, bahkan merupakan suatu kebutuhan. la yakin bahwa dengan berpikir akan terbentang jalan keluar dari kesulitan yang sedang dihadapi. Dan dengan berpikir pula ia yakin bisa menyumbangkan sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan, terutama orang-orang miskin. Karena tidak jarang Abu Nawas menggondol sepundi penuh uang emas hadiah dari Baginda Raja atas kecerdikannya.Sudah dua hari ini Abu Nawas belum juga mendapat akal untuk menangkap angin apalagi memenjarakannya. Sementara besok adalah hari terakhir yang telah ditetapkan Baginda Raja. Abu Nawas hampir putus asa. Abu Nawas benar-benar tidak bisa tidur walau hanya sekedar. Mungkin sudah takdir, sepertinya kali ini Abu Nawas harus menjalani hukuman karena gagal melaksanakan perintah Baginda. la berjalan gontai menuju istana. Di sela-sela kepasrahannya kepada takdir ia mengumpulkan sesuatu, yaitu Aladin dan lampu wasiatnya. "Bukankah jin itu tidak terlihat?" Abu Nawas bertanya kepada diri sendiri. la berjingkrak girang dan segera berlari pulang. Sesampai di rumah secepat mungkin menyiapkan segala sesuatunya kemudian menuju istana. Di pintu gerbang istana Abu Nawas langsung dipersilahkan masuk oleh para pengawal karena Baginda sedang menunggu kehadirannya. Dengan tidak sabar Baginda langsung bertanya kepada Abu Nawas, "Sudahkah engkau berhasil memenjarakan angin, hai Abu Nawas?" "Sudah Paduka yang mulia," jawab Abu Nawas dengan muka berseri-seri sambil botol yang sudah disumbat, kemudian menyerahkan botol itu. Baginda menimang-nimang botol itu. "Mana angin itu, hai Abu Nawas?" tanya Baginda. "Di dalam, Tuanku yang mulia," jawab Abu Nawas penuh takzim. "Aku tak melihat apa-apa," kata Baginda Raja. "Ampun Tuanku, memang angin tak bisa dilihat, tetapi bila Paduka ingin tahu angin, tutup botol itu harus dibuka terlebih dahulu," kata Abu Nawas menjelaskan. Setelah tutup botol dibuka Baginda mencium bau busuk. Bau kentut yang begitu menyenangkan hidung. "Bau apa ini, hai Abu Nawas?! tanya Baginda marah. "Ampun Tuanku yang mulia, tadi hamba buang angin dan hamba masukkan ke dalam botol. Karena hamba takut angin yang hamba buang itu keluar, hamba memenjarakannya dengan cara menyumbat mulut botol," kata Abu Nawas ketakutan. Tetapi baginda tidak jadi marah karena penjelasan Abu Nawas memang masuk akal. Dan untuk kesekian kali Abu Nawas selamat

2

0.0

Jawaban terverifikasi