Fadelia B

06 Oktober 2023 01:28

Iklan

Fadelia B

06 Oktober 2023 01:28

Pertanyaan

Bacalah kutipan fabel berikut! Kutipan Fabel: Suatu hari, si Monyet* memberanikan diri menegur sahabatnya, si Kelinci. “Hei, Kelinci, apakah kau bisa menghentikan kebiasaan burukmu itu?” tegur si Monyet* kepada si Kelinci. “Menghentikan apa, Monyet*? si Kelinci balik bertanya. “Berhenti mengendus-endus, menggerak-gerakan hidung dan telingamu yang panjang itu, Kelinci. Betapa buruknya kebiasaanmu itu,” jawab si Monyet*. “Hei, monyet, kau hanya bisa menilai kebiasaan burukku saja. Bagaimana dengan kebiasaan burukmu? Di setiap kita lagi asyik ngobrol, kau selalu saja menggaruk-paruk. Sungguh sangat buruk kebiasanmu itu, Monyet*,” tegur si Kelinci membalasnya. Pesan Moral: (1) kita harus memahami perasaan teman. (2) janganlah berprasangka buruk kepada teman. (3) hendaklah introspeksi diri sebelum menilai teman. (4) kita harus memahami kekurangan yang dimiliki teman. Pesan moral pada kutipan fabel tersebut adalah .... A. (3) dan (4) B. (2) dan (4) C. (2) dan (3) D. (1) dan (2)

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

17

:

50

:

19

Klaim

10

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

Vincent M

Community

06 Oktober 2023 10:17

Jawaban terverifikasi

Pesan moral pada kutipan fabel tersebut adalah: C. (2) dan (3) Pesan moral yang dapat disimpulkan dari kutipan ini adalah bahwa kita tidak seharusnya berprasangka buruk terhadap teman kita (pesan moral kedua) dan sebelum menilai teman, kita harus introspeksi diri untuk memahami kekurangan yang dimiliki oleh teman (pesan moral ketiga).


Iklan

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Bacalah kutipan buku nonfiksi berikut! Puputan Upacara puputan atau dhautan bagi masyarakat Jawa merupakan upacara yang dilakukan dalam rangkaian upacara kelahiran seorang anak. Upacara ini dilaksanakan pada sore hari ketika tali pusar si bayi telah putus atau lepas (puput atau dhaut berarti lepas). Waktu yang diperlukan untuk penyelenggaraan puputan tidak dapat ditentukan secara pasti Hal ini bergantung kepada lama tidaknya tali pusar si bayi lepas dengan sendirinya. Tali pusar si bayi dapat putus sebelum seminggu bahkan lebih dari seminggu sejak kelahiran. Keluarga si bayi harus siap mengadakan upacara puputan jika sewaktu- waktu tali pusar tersebut putus. Upacara ini diselenggarakan dengan mengadakan kenduri atau selamatan yang dihadiri oleh kerabat dan tetangga terdekat. Sesajian (makanan) yang disediakan dalam upacara puputan, antara lain nasi gudangan yang terdiri atas nasi dengan lauk-pauk, sayur-mayur dan parutan kelapa, bubur merah, bubur putih, dan jajan pasar. Upacara puputan biasanya ditandai dengan dipasangnya sawuran (bawang merah, dlingo bengle yang dimasukkan ke ketupat), dan aneka macam duri kemarung di sudut- sudut kamar bayi. Selain sawuran dipasang juga daun nanas yang diberi warna hitam putih (bergaris-garis), daun apa-apa, awar-awar, girang, dan duri kemarung. Di halaman rumah dipasang tumbak sewu, yaitu sapu lidi yang didirikan dengan tegak. Di tempat tidur si bayi diletakkan benda-benda tajam seperti pisau dan gunting. Dalam upacara puputan dhautan terdapat makna atau lambang atau yang tersirat dalam makanan dan alat yang digunakan tersebut. Sumber: Maryani, Indonesia nan Indah: Upacara Adat, Semarang. Alprin, 2019 Buatlah rangkuman isi kutipan buku nonfiksi tersebut!

10

0.0

Jawaban terverifikasi