Zaza Z

14 Maret 2024 03:29

Iklan

Zaza Z

14 Maret 2024 03:29

Pertanyaan

Bacalah kutipan drama berikut untuk menjawab soal nomor 3 s.d. 5! Linda (seperti bicara pada dirinya sendiri) Setiap kali aku menikmati liburan panjang dan bermalas- malasan, Ibu selalu mengingatkan aku. Dengan sedikit omelan tentu sajal Ibu (tiba-tiba, melengking dari ujung kanan panggung) Beras sekarang mahall Minyak semakin mahal. Sekolah juga mahal! Tidak ada yang murah sekarang! Jadi... kamu harus belajar dengan benar!! Linda: Katanya, aku harus bersyukur karena masih bisa sekolah. Banyak orang yang ingin sekolah tapi tak bisa sekolah. Sementara aku, kata ibu, menyia-nyiakan sekolah. Ibu : (tiba-tiba lagi, melengking dari ujung kanan panggung) Masa... sama anak sendiri ibu tega? Ibu tidak menyalahkanmu. Ibu tidak memaksamul Kamu bebas berkegiatan apa sajal! Tapi jangan lupa belajar! 3. Apakah nada dan ekspresi yang tepat untuk memerankan tokoh Ibu dalam kutipan drama tersebut? HOTS 4. Di manakah latar tempat yang tepat untuk memerankah kutipan drama tersebut? 5. Apakah konflik yang tergambar dalam kutipan drama tersebut?

Bacalah kutipan drama berikut untuk menjawab soal nomor 3 s.d. 5!

Linda (seperti bicara pada dirinya sendiri) Setiap kali aku menikmati liburan panjang dan bermalas- malasan, Ibu selalu mengingatkan aku. Dengan sedikit omelan tentu sajal Ibu (tiba-tiba, melengking dari ujung kanan panggung) Beras sekarang mahall Minyak semakin mahal. Sekolah juga mahal! Tidak ada yang murah sekarang! Jadi... kamu harus belajar

dengan benar!!

Linda: Katanya, aku harus bersyukur karena masih bisa sekolah. Banyak orang yang ingin sekolah tapi tak bisa sekolah. Sementara aku, kata ibu, menyia-nyiakan sekolah. Ibu : (tiba-tiba lagi, melengking dari ujung kanan panggung) Masa... sama anak sendiri ibu

tega? Ibu tidak menyalahkanmu. Ibu tidak memaksamul Kamu bebas berkegiatan apa sajal! Tapi jangan lupa belajar!

3. Apakah nada dan ekspresi yang tepat untuk memerankan tokoh Ibu dalam kutipan drama tersebut? HOTS

4. Di manakah latar tempat yang tepat untuk memerankah kutipan drama tersebut?

5. Apakah konflik yang tergambar dalam kutipan drama tersebut?

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

22

:

31

:

49


14

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Salsabila M

Community

Level 58

15 Maret 2024 00:06

Jawaban terverifikasi

<p>3. Nada dan ekspresi yang tepat untuk memerankan tokoh Ibu dalam kutipan drama tersebut adalah <strong>santai namun tegas</strong>. Ibu harus menunjukkan sikap yang peduli terhadap anaknya, tetapi juga menunjukkan keputusannya yang tegas terkait pentingnya pendidikan dan tanggung jawab. Ekspresi wajah dan nada suara yang tenang tetapi menegaskan akan sesuai dengan karakter Ibu yang penuh perhatian namun juga penuh dengan otoritas.</p><p>&nbsp;</p><p>4. Latar tempat yang tepat untuk memerankan kutipan drama tersebut adalah <strong>rumah, terutama di ruang keluarga atau ruang tamu</strong>. Dialog antara Linda dan Ibunya menunjukkan interaksi antara seorang ibu dan anak di rumah, dengan Ibu memberikan nasihat kepada Linda sambil melengking dari ujung kanan panggung, menunjukkan bahwa interaksi tersebut terjadi dalam konteks domestik.</p><p>&nbsp;</p><p>5. Konflik yang tergambar dalam kutipan drama tersebut adalah <strong>konflik antara keinginan bebas dan kebebasan anak untuk melakukan aktivitas apa pun yang mereka inginkan, dan tanggung jawab dan kebutuhan untuk belajar dan memperhatikan pendidikan yang diungkapkan oleh Ibunya</strong>. Linda ingin menikmati liburan dan bebas melakukan apa yang dia inginkan, sementara Ibu menekankan pentingnya pendidikan dan menegaskan bahwa Linda harus fokus dan belajar dengan benar. Konflik ini menggambarkan pertentangan antara keinginan pribadi dan tanggung jawab sosial atau keluarga.</p>

3. Nada dan ekspresi yang tepat untuk memerankan tokoh Ibu dalam kutipan drama tersebut adalah santai namun tegas. Ibu harus menunjukkan sikap yang peduli terhadap anaknya, tetapi juga menunjukkan keputusannya yang tegas terkait pentingnya pendidikan dan tanggung jawab. Ekspresi wajah dan nada suara yang tenang tetapi menegaskan akan sesuai dengan karakter Ibu yang penuh perhatian namun juga penuh dengan otoritas.

 

4. Latar tempat yang tepat untuk memerankan kutipan drama tersebut adalah rumah, terutama di ruang keluarga atau ruang tamu. Dialog antara Linda dan Ibunya menunjukkan interaksi antara seorang ibu dan anak di rumah, dengan Ibu memberikan nasihat kepada Linda sambil melengking dari ujung kanan panggung, menunjukkan bahwa interaksi tersebut terjadi dalam konteks domestik.

 

5. Konflik yang tergambar dalam kutipan drama tersebut adalah konflik antara keinginan bebas dan kebebasan anak untuk melakukan aktivitas apa pun yang mereka inginkan, dan tanggung jawab dan kebutuhan untuk belajar dan memperhatikan pendidikan yang diungkapkan oleh Ibunya. Linda ingin menikmati liburan dan bebas melakukan apa yang dia inginkan, sementara Ibu menekankan pentingnya pendidikan dan menegaskan bahwa Linda harus fokus dan belajar dengan benar. Konflik ini menggambarkan pertentangan antara keinginan pribadi dan tanggung jawab sosial atau keluarga.


Iklan

Mercon M

Community

Level 60

29 April 2024 09:04

Jawaban terverifikasi

<p>Jawaban:</p><p>3. Nada dan ekspresi yang tepat untuk memerankan tokoh Ibu dalam kutipan drama tersebut adalah tegas namun penuh perhatian. Ibu seharusnya terdengar seperti sosok yang peduli dan menginginkan yang terbaik untuk anaknya, tetapi juga menunjukkan keputusan yang tegas dalam menyampaikan pesan-pesannya.</p><p>&nbsp;</p><p>4. Latar tempat yang tepat untuk memerankan kutipan drama tersebut adalah di dalam rumah, mungkin di ruang keluarga atau ruang makan. Ini karena dialog antara Linda dan Ibunya terdengar seperti percakapan yang terjadi di dalam lingkungan rumah, dan melibatkan interaksi antara ibu dan anak.</p><p>&nbsp;</p><p>5. Konflik yang tergambar dalam kutipan drama tersebut adalah konflik antara keinginan dan tanggung jawab Linda sebagai seorang remaja dengan harapan dan ekspektasi yang diberikan oleh Ibunya. Linda ingin menikmati masa liburan dan bersantai, tetapi Ibunya menekankan pentingnya pendidikan dan tanggung jawabnya sebagai seorang pelajar. Konflik ini mencerminkan pertentangan antara kebebasan dan tanggung jawab dalam menjalani kehidupan remaja.</p>

Jawaban:

3. Nada dan ekspresi yang tepat untuk memerankan tokoh Ibu dalam kutipan drama tersebut adalah tegas namun penuh perhatian. Ibu seharusnya terdengar seperti sosok yang peduli dan menginginkan yang terbaik untuk anaknya, tetapi juga menunjukkan keputusan yang tegas dalam menyampaikan pesan-pesannya.

 

4. Latar tempat yang tepat untuk memerankan kutipan drama tersebut adalah di dalam rumah, mungkin di ruang keluarga atau ruang makan. Ini karena dialog antara Linda dan Ibunya terdengar seperti percakapan yang terjadi di dalam lingkungan rumah, dan melibatkan interaksi antara ibu dan anak.

 

5. Konflik yang tergambar dalam kutipan drama tersebut adalah konflik antara keinginan dan tanggung jawab Linda sebagai seorang remaja dengan harapan dan ekspektasi yang diberikan oleh Ibunya. Linda ingin menikmati masa liburan dan bersantai, tetapi Ibunya menekankan pentingnya pendidikan dan tanggung jawabnya sebagai seorang pelajar. Konflik ini mencerminkan pertentangan antara kebebasan dan tanggung jawab dalam menjalani kehidupan remaja.


Buka akses jawaban yang telah terverifikasi

lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Eno Bastian: "Selamat slang, Pak." Wakil Perusahaan: "Selamat siang, Mas. Mari, silakan duduk." Eno Bastian: "Terima kasih, Pak." Wakil Perusahaan: "Sebenarnya, apa yang terjadi, Mas?" Eno Bastian: "Begini, Pak. Saya sebagai wakil dari teman-teman buruh PT Sagara Food ingin menyampaikan beberapa hal kepada Bapak." Wakil Perusahaan: "Silakan Anda sampaikan." Eno Bastian: "Terima kasih, Pak. Saya sebagai wakil dari teman-teman ingin menanyakan gaji kami sekarang, Pak." Wakil Perusahaan: "Maksud Anda?" Eno Bastian: "Menurut ketetapan gubernur, upah minimal Kabupaten Sukamaju sekarang mencapai Rp2.513.000,00, sedangkan gaji kami sekarang masih Rp2.250.000,00." Wakil Perusahaan: "Maaf, Mas. Biaya produksi awal tahun ini sedang melonjak. Harga kebutuhan pokok makin mahal. Karena itu, perusahaan belum bisa memenuhi permintaan buruh." Eno Bastian: "Akan tetapi, kebutuhan pokok buruh sekarang juga mengalami kenaikan, Pak. Kalau memang pihak perusahaan tidak bisa memenuhi permintaan kami, terpaksa kami akan melakukan mogok kerja." Wakil Perusahaan: "Tidak bisa begitu. Kita harus mencari jalan tengah dalam mengatasi masalah ini." Eno Bastian: "Kami mohon kebijaksanaan, Bapak." Wakil Perusahaan: "Begini saja. Nanti saya akan berbicara dengan direktur perusahaan. Saya akan menyampaikan permintaan tersebut. Akan tetapi, saya hanya mengusulkan kenaikan upah paling besar menjadi Rp2.350.000,00." Eno Bastian: "Tolonglah, Pak. Kalau bisa, naikkan lebih dari itu. Kami butuh upah standar untuk dapat hidup layak." Wakil Perusahaan: "Baiklah, akan saya usahakan. Sekarang Anda tenangkan teman-teman. Kembalilah bekerja seperti semula." Eno Bastian: "Baiklah, Pak. Terima kasih, Pak. Selamat siang." Wakil Perusahaan: "Selamat siang." Tentukan struktur dari teks negosiasi tersebut.

19

5.0

Jawaban terverifikasi

Teks 1 Salah Kelas Pagi itu, Joni nampak bahagia sekali. Di meja makan, ibunya bertanya kepada Joni. "Jon, Ibu perhatikan dari tadi kamu senyum-senyum sendiri?" "Anu, Bu, semalam ibu wali kelas membagikan jadwal tatap muka terbatas. Senang rasanya karena besok aku bisa bertemu teman-teman. Belajar daring di rumah membosankan, Bu. Apalagi kalau zoom meeting Matematika." "Memangnya kenapa kalau Matematika, Jon?" Ibu bertanya kembali. "Gurunya galak, Bu, materinya juga susah, wong diajarkan di kelas saja masih susah pahamnya, apalagi daring," jawab Joni. "Oh, begitu," Ibu menimpali. "Ya sudah, Bu. Joni pamit, ya." Joni langsung pergi sambil mencium tangan ibunya. Sekolah sudah nampak ramai. Joni berjalan sambil sesekali melihat jadwal mapel yang dibagikan wali kelasnya. Lalu, dia segera masuk kelas dan ternyata sudah ada guru di dalam kelas. "Selamat pagi, Pak. Maaf, saya terlambat." "Selamat pagi juga, Nak, silakan duduk," sahut Pak Guru. Joni langsung mencari kursi dan duduk tanpa melihat kanan kiri. Saat mengeluarkan buku catatan, Joni mengedarkan pandangannya dan langsung kaget. Semua seperti asing. Dia seperti tidak mengenali teman sekelasnya, apalagi semuanya memakai masker. Dia berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa mereka adalah teman kelasnya. Tidak berapa lama, Joni kaget ketika melihat ke papan tulis Pak Guru sedang menjelaskan soal Matematika, padahal seingatnya jadwal pagi itu adalah Bahasa Indonesia. "Astaga, ini kan kelasku satu tahun yang lalu, ini kan kelas satu. Sekarang kan aku sudah naik kelas dua." Keringat dingin keluar di wajah Joni, lalu dia memberanikan diri menemui Pak Guru. "Maaf, Pak, karena sudah satu tahun daring, saya lupa kalau sekarang saya sudah kelas dua. Saya salah masuk kelas, Pak." Semua peserta didik pun tertawa. Dengan wajah malu, Joni keluar kelas. Teks 2 PKH Pada suatu hari, dua orang ibu rumah tangga sedang berbincang-bincang di depan rumah. Mereka sedang asyik membahas tentang bantuan pemerintah yang dinamakan PKH. Bu Tuti : Mar, aku semakin heran dengan pemerintah sekarang. Bu Marni Loh, kenapa, Bu? Ada masalah? (penasaran) Bu Tuti : Ya jelas ada. Kalau enggak ada, buat apa saya repot-repot membahas masalah ini? Bu Marni: Oalah, Bu, sempat-sempatnya memikirkan pemerintah, memangnya pemerintah memikirkan nasib kita? Bu Tuti : Jangan salah. Tuh, lihat tetangga sebelah kita. Dia dapat bantuan dari pemerintah. Setiap bulan, dia rutin mengambil sembako di warung dekat balai desa sana. Bu Marni Masa? Enggak salah, sampeyan, Bu? Dia, kan, lumayan mampu. Lihat saja, kulkas ada, mesin cuci punya, motor dua, kalau pergi perhiasannya selalu menempel di tangannya. Benar enggak salah, Bu? (sedikit tidak percaya) Bu Tuti : Nah, itu yang membuat saya bingung. Kenapa dia dapat bantuan? Padahal, kalau dipikir, dia tergolong keluarga mampu. Coba kita bandingkan dengan tetangga kita yang lain. Ada yang jauh lebih berhak mendapatkan bantuan itu sebenarnya. Bu Marni : Iya betul Bu. Ngomong-ngomong, bantuan apa yang bisa dia dapat, Bu? Bu Tuti Bu Marni: Masa kamu enggak tahu? Itu, loh, bantuan PKH. Oh, yang rumahnya ditempeli stiker "Keluarga Miskin" itu, to? Bu Tuti Nah, itu kamu tahu, Mar. (mengacungkan jempol kepada Bu Marni) Bu Marni Bu Tuti Ya tahu lah, Bu. Apa, sih, yang tidak saya ketahui? Mar, PKH itu apa, to? (penasaran) Bu Marni Program Keluarga Harapan. Bu Tuti : Harapan apa? Bu Marni Harapan biar dikasih sembako tiap bulan, ha...ha...ha... Bu Tuti : Ngawur kamu, Mar. Tulislah persamaan dan perbedaan kedua teks tersebut

5

0.0

Jawaban terverifikasi

Iklan

Tentukan mana yang merupakan struktur abstraksi,orientasi,krisis,reaksi,dan koda Teks 1 Racun Serangga Alkisah hiduplah sepasang suami istri dengan dua orang anaknya. Setiap pagi kedua anak tersebut pergi berkebun untuk membantu orang tuanya. Namun, tiba-tiba mereka berdua pulang ke rumah dengan tergesa-gesa. Kakak: "Bu, Ibu tolong bu, gawat ini adik menelan kecoa!" Ibu: "Astaga, kok bisa sih kak? Gimana ceritanya? Ayo cepat panggil Bapak suruh bawa dokter ke sini!" Kakak: "Jangan bu, malah tambah gawat nanti. Sebentar lagi kecoanya juga mati." Ibu: "Lho, kok bisa gitu kak?" Kakak: "Iya bu, soalnya adik sudah aku kasih racun serangga bu. Di botolnya kan ada tulisan "dapat membunuh serangga ekstra cepat." Ibu: "Astagfirullah, sembrono kamu!" Kakak: (bingung) Ibu: "Pak, Bapak anak kita makan kecoa." (sambil berlari mencari suaminya). Kakak: (masih tetap bingung) ------------------------------- Teks 2 Tukang roti Pada Pagi hari Azril duduk di teras rumahnya sembari menunggu tukang roti yang biasa lewat. Begitu tukang roti lewat Azril lantas memanggil sang penjual. Azril: "Beli rotinya, Pak." Tukang Roti: "Boleh silahkan mau roti yang mana." Azril: "Ini apa, Pak?" Tukang Roti: "Ini semangka." Azril: "Kalau yang ini apa?" Tukang Roti: "Srikaya." Azril: "Terus ini apa, Bang?" Tukang Roti: "Oh...kalau ini blueberry, dek." Azril: "Gimana sih, terus rotinya mana? Saya mau beli roti bukan buah, kok daritadi yang disebut buah-buahan aja. Gak jadi beli deh saya kalau gini." Tukang Roti: "Yang saya sebut tuh rasa rotinya!" Azril: "Gak jadi, deh!"

13

5.0

Jawaban terverifikasi