Fadelia B

27 September 2023 04:52

Iklan

Iklan

Fadelia B

27 September 2023 04:52

Pertanyaan

Bacalah kutipan cerita fantasi di bawah ini! Batu Menangis Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang wanita tua yang tinggal di atas sebuah bukit kecil yang dari pemukiman penduduk di daerah Kalimantan Barat. Janda* itu hidup bersama anak gadisnya yang berwajah cantik, bernama Darmi. Darmi adalah anak yang cantik, memiliki bentuk tubuh yang indah, dan rambutnya panjang terurai. Ia selalu tampil menggunakan riasan dan pakaian bagus. Sayangnya, sifat Darmi tidak secantik parasnya. Darmi adalah gadis yang malas dan manja. Hampir setiap hari, Darmi hanya bermalas-malasan di rumah dan tidak pernah sekalipun membantu ibunya. Suatu hari, ibunya mengajak Darmi pergi bersama ke pasar untuk berbelanja. Letak pasar tersebut amat jauh, sehingga mereka harus berjalan kaki yang melelahkan. Darmi berjalan melenggang dengan pakaian yang bagus agar orang di jalan melihat kecantikannya. Sementara, ia meminta ibunya untuk berjalan di belakangnya sambil membawa keranjang dengan pakaian yang terlihat tua dan sederhana. "Aku tidak mau berjalan di sampingmu, kamu harus berjalan di belakangku," kata Darmi. Mendengar perkataan itu, ibu Darmi sangat sedih sambil menuruti keinginan Darmi. Ketika mereka mulai memasuki desa, orang-orang menyapa Darmi yang cantik dan bertanya siapa wanita tua di belakangnya. Kemudian, Darmi menjawab kepada mereka bahwa wanita tua itu adalah pembantunya. Jelaskan sebab cerita di atas dikategorikan sebagai cerita fantasi!


1

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

Kevin L

Bronze

27 September 2023 10:01

Jawaban terverifikasi

Cerita "Batu Menangis" dikategorikan sebagai cerita fantasi karena cerita ini mengandung elemen-elemen yang tidak mungkin terjadi dalam dunia nyata atau melibatkan unsur-unsur yang berada di luar batas kenyataan. Beberapa alasan mengapa cerita ini dianggap sebagai cerita fantasi adalah sebagai berikut: 1. **Objek Bernyawa**: Dalam cerita "Batu Menangis," batu dianggap sebagai objek yang memiliki perasaan dan kemampuan untuk menangis. Dalam kehidupan nyata, batu adalah benda mati yang tidak memiliki sifat-sifat seperti perasaan atau kemampuan berbicara. 2. **Peristiwa Ajaib**: Cerita ini mengisahkan peristiwa ajaib di mana batu dapat berbicara dan menangis karena suatu alasan tertentu. Ini adalah aspek fantastis karena peristiwa seperti itu tidak mungkin terjadi dalam realitas. 3. **Kehadiran Makhluk Gaib**: Dalam beberapa versi cerita "Batu Menangis," ada kehadiran makhluk gaib atau peri yang terlibat dalam peristiwa cerita. Kehadiran makhluk gaib adalah salah satu ciri khas cerita fantasi. 4. **Moral atau Pesan Tersembunyi**: Seringkali, cerita fantasi mengandung pesan moral atau pesan tersembunyi yang ingin disampaikan kepada pembaca. Dalam cerita "Batu Menangis," pesan moral atau pesan tentang pentingnya belas kasihan dan empati bisa menjadi salah satu elemen fantastis yang disampaikan melalui cerita ini. 5. **Unsur-unsur Mitologi atau Folklor**: Beberapa cerita fantasi didasarkan pada mitologi atau folklor yang menciptakan dunia dan karakter-karakter dengan sifat dan kemampuan yang tidak realistis. Dalam cerita fantasi, pembaca diajak masuk ke dalam dunia imajinasi yang penuh dengan elemen-elemen yang tidak mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun cerita "Batu Menangis" mungkin berasal dari cerita rakyat atau folklor tertentu, penggunaan unsur-unsur fantastis membuatnya menjadi bagian dari genre cerita fantasi yang menghibur dan menginspirasi imajinasi pembaca.


Iklan

Iklan

Vincent M

Community

29 September 2023 21:20

Cerita "Batu Menangis" bisa diinterpretasikan sebagai cerita fantasi dengan beberapa elemen fantasi yang ditambahkan. Berikut adalah interpretasi cerita tersebut sebagai cerita fantasi: Pada zaman dahulu kala, di daerah Kalimantan Barat, terdapat sebuah bukit kecil yang disebut "Bukit Ajaib." Di bukit ini, terdapat sebuah batu yang memiliki sifat magis yang unik. Batu ini memiliki kemampuan untuk merasakan emosi manusia di sekitarnya dan mengubah dirinya sesuai dengan emosi tersebut. Di desa di sekitar bukit ini tinggal seorang wanita tua bernama Nenek Sihir. Nenek Sihir adalah pemilik batu ajaib ini, dan dia tinggal bersama cucunya, seorang gadis muda yang memiliki nama Darmi. Darmi memiliki paras yang sangat cantik, dan di matanya terdapat keajaiban magis yang diberikan oleh neneknya. Namun, Darmi juga memiliki sifat manja dan malas. Dia menggunakan kecantikannya untuk mendapatkan perhatian dan mengelak dari melakukan pekerjaan rumah tangga. Nenek Sihir ingin mengajarkan Darmi pelajaran berharga tentang kerja keras dan sikap rendah hati. Suatu hari, Nenek Sihir memutuskan untuk mengajak Darmi ke Bukit Ajaib untuk mengumpulkan bahan-bahan ajaib. Mereka harus berjalan melewati hutan ajaib yang penuh dengan makhluk fantasi, seperti peri dan hewan-hewan ajaib. Nenek Sihir berharap perjalanan ini akan membantu Darmi memahami pentingnya kerja keras. Darmi, yang selalu ingin terlihat cantik, meminta Nenek Sihir untuk berjalan di belakangnya sambil membawa keranjang dengan pakaian yang tampak tua dan sederhana. Nenek Sihir dengan rela melakukannya. Namun, saat mereka memasuki desa yang ajaib di Bukit Ajaib, sesuatu yang tak terduga terjadi. Batu ajaib di bukit ini mulai merasakan perasaan Nenek Sihir yang penuh kasih sayang terhadap Darmi dan emosinya yang rendah hati. Batu tersebut mulai bersinar dengan cahaya ajaib, dan orang-orang di desa tidak bisa mengabaikannya. Mereka mendekati Darmi dan bertanya tentang wanita tua yang tampak ajaib itu. Darmi dengan bangga menjawab bahwa wanita tua itu adalah "Penyihir Cantik" yang memiliki kekuatan magis. Ini mengubah pandangan orang-orang tentang Darmi, yang sebelumnya hanya dikenal sebagai gadis cantik dan manja. Dari hari itu, Darmi mulai memahami arti kerja keras dan rendah hati, dan dia berjanji untuk lebih membantu neneknya dan belajar dari kebijaksanaannya. Cerita ini mengajarkan pelajaran tentang nilai-nilai seperti kerja keras, rendah hati, dan bagaimana sifat sejati seseorang bisa mengubah pandangan orang lain.


lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Bacalah kutipan buku nonfiksi berikut! Puputan Upacara puputan atau dhautan bagi masyarakat Jawa merupakan upacara yang dilakukan dalam rangkaian upacara kelahiran seorang anak. Upacara ini dilaksanakan pada sore hari ketika tali pusar si bayi telah putus atau lepas (puput atau dhaut berarti lepas). Waktu yang diperlukan untuk penyelenggaraan puputan tidak dapat ditentukan secara pasti Hal ini bergantung kepada lama tidaknya tali pusar si bayi lepas dengan sendirinya. Tali pusar si bayi dapat putus sebelum seminggu bahkan lebih dari seminggu sejak kelahiran. Keluarga si bayi harus siap mengadakan upacara puputan jika sewaktu- waktu tali pusar tersebut putus. Upacara ini diselenggarakan dengan mengadakan kenduri atau selamatan yang dihadiri oleh kerabat dan tetangga terdekat. Sesajian (makanan) yang disediakan dalam upacara puputan, antara lain nasi gudangan yang terdiri atas nasi dengan lauk-pauk, sayur-mayur dan parutan kelapa, bubur merah, bubur putih, dan jajan pasar. Upacara puputan biasanya ditandai dengan dipasangnya sawuran (bawang merah, dlingo bengle yang dimasukkan ke ketupat), dan aneka macam duri kemarung di sudut- sudut kamar bayi. Selain sawuran dipasang juga daun nanas yang diberi warna hitam putih (bergaris-garis), daun apa-apa, awar-awar, girang, dan duri kemarung. Di halaman rumah dipasang tumbak sewu, yaitu sapu lidi yang didirikan dengan tegak. Di tempat tidur si bayi diletakkan benda-benda tajam seperti pisau dan gunting. Dalam upacara puputan dhautan terdapat makna atau lambang atau yang tersirat dalam makanan dan alat yang digunakan tersebut. Sumber: Maryani, Indonesia nan Indah: Upacara Adat, Semarang. Alprin, 2019 Buatlah rangkuman isi kutipan buku nonfiksi tersebut!

441

0.0

Jawaban terverifikasi