Livia O

03 Februari 2020 09:56

Iklan

Iklan

Livia O

03 Februari 2020 09:56

Pertanyaan

Apakah tema yang tepat untuk cerita di bawah ini? Pada zaman dahulu hiduplah seorang anak laki-laki. Dia cerdas, berbakat dan tampan. Namun, ia sangat egois dan emosional, karena hal itu, tidak ada seorang pun yang ingin menjadi temannya. Seringkali dia marah dan mengatakan berbagai hal yang menyakitkan bagi orang di sekelilingnya. Orang tua anak itu sangat prihatin dengan sifat tempramen anaknya. Mereka berpikir apa yang bisa mereka lakukan untuk anaknya itu. Suatu hari ayah menemukan sebuah ide. Kemudian dia memanggil anaknya dan memberinya palu dan sekantong paku. Sang ayah mengatakan, “Setiap kali kamu marah, ambilah paku dan drive ke pagar tua sekeras yang kamu bisa”. Pagar itu sangat sulit di tembus oleh paku dan palu pun terasa sangat berat, namun karena anak itu begitu marah, hari pertama ini dia telah berhasil memasang 37 paku. Hari demi hari, minggu demi minggu, jumlah paku secara bertahap berkurang. Setelah beberapa waktu, anak itu mulai memahami bahwa memegang emosinya mudah, seperti mengemudi paku ke pagar. Suatu hari anak itu tidak perlu palu dan paku lagi karena ia belajar menahan emosinya dengan sempurna. Jadi ia menghampiri ayahnya dan menceritakan tentang prestasinya itu. Ayah pun bangga dengan prestasi anaknya, kemudian dia berkata, “Bagus Anakku, coba sekarang setiap kali kamu marah sepanjang hari, cabutlah paku yang sudah kamu pasang satu persatu,” perintahnya. Tanpa pikir panjang anak itu pun menuruti perintah ayahnya itu. Banyak waktu telah berlalu. Akhirnya anak itupun berhasil mencabut semua paku. Kemudian ia kembali menyampaikan hal ini kepada ayahnya. Kemudian ayah mengajak anaknya untuk melihat pagar yang telah dikerjakan oleh anaknya itu, dan berkata “Kamu melakukan pekerjaan yang baik anakku, tapi cobalah perhatikan lubang bekas paku di pagar. Pagar itu tidak akan kembali menjadi utuh. “Hal yang sama terjadi ketika kamu mengatakan hal-hal yang menyakitkan kepada orang-orang. Kata-katamu meninggalkan bekas di hati mereka seperti lubang-lubang di pagar ini. Walaupun kamu telah mengatakan penyesalan, bekas luka tidak akan hilang. Ingatlah Nak, kita harus memperlakukan setiap orang dengan rasa cinta dan hormat”.


16

3

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

N. Faizah

Mahasiswa/Alumni Universitas Muhammadiyah Surakarta

02 Januari 2022 05:53

Jawaban terverifikasi

Hai, Livia O. Terima kasih sudah bertanya ke Roboguru. Kakak bantu jawab ya 😊 Tema yang tepat untuk cerita tersebut adalah pentingnya mencintai dan menghormati orang lain. Mari kita simak pembahasan berikut ini ya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cerpen ialah singkatan dari cerita pendek. Cerpen ialah salah satu karya sastra berbentuk prosa dan hanya memiliki satu tahapan alur cerita. Cerpen cenderung padat dan langsung. Cerita pendek (cerpen) mengangkat persoalan kehidupan manusia secara khusus. Salah satu unsur intrinsik cerpen ialah tema. Tema merupakan ide atau gagasan yang mendasari cerita atau dapat pula diartikan sebaga sesuatu yang menjiwai cerita. Cerpen tersebut mengisahkan seorang anak yang cerdas, berbakat, dan tampan, tetapi dia sangat egois dan emosional. Akibat dari sikapnya itu, tidak ada seorang pun yang ingin menjadi temannya. Suatu hari Ayahnya memberikan palu dan paku kepada anak tersebut. Ayahnya meminta anak tersebut untuk memaku pagar jika anaknya marah. Pada hari pertama, anak itu memasang 37 paku karena dia sangat marah. Padahal pagar itu sangat sulit ditembus dan palu pun terasa berat. Hari demi hari, anak itu semakin menguasai emosinya dan jumlah paku yang harus dia tancapkan di pagar semakin berkurang. Pada akhirnya anak itu tidak lagi egois dan beremosi tinggi. Namun, bekas luka karena telah menyakiti orang lain mungkin tidak mudah hilang. Oleh karena itu, hendaknya kita semua memperlakukan orang lain dengan rasa cinta dan hormat. Berdasarkan penjelasan di atas, tema pada kutipan cerpen tersebut ialah “pentingnya mencintai dan menghormati orang lain”. Hal ini tampak pada kutipan “Hal yang sama terjadi ketika kamu mengatakan hal-hal yang menyakitkan kepada orang-orang. Kata-katamu meninggalkan bekas di hati mereka seperti lubang-lubang di pagar ini. Walaupun kamu telah mengatakan penyesalan, bekas luka tidak akan hilang. Ingatlah Nak, kita harus memperlakukan setiap orang dengan rasa cinta dan hormat”. Dengan demikian, tema pada kutipan cerpen tersebut adalah pentingnya mencintai dan menghormati orang lain. Semoga membantu 😊


Iklan

Iklan

Saqilla R

04 Februari 2020 12:36

Temanya adalah tentang betapa kemarahan bisa merusak segalanya. Dibuktikan dari tokoh Ayah yang mengatakan, "Hal yang sama terjadi ketika kami mengatakan hal-hal yang menyakitkan kepada orang-orang. Kata-katamu meninggalkan bekas di hati mereka seperti lubang-lubang di pagar ini. Walaupun kamu telah mengatakan penyesalan, bekas luka tidak akan hilang. Ingatlah, Nak, kita harus memperlakukan setiap orang dengan rasa cinta dan hormat."


Akun B

26 Maret 2024 03:13

latar dari cerpen seorang pemuda yang mudah marah


lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Bacalah kutipan buku nonfiksi berikut! Puputan Upacara puputan atau dhautan bagi masyarakat Jawa merupakan upacara yang dilakukan dalam rangkaian upacara kelahiran seorang anak. Upacara ini dilaksanakan pada sore hari ketika tali pusar si bayi telah putus atau lepas (puput atau dhaut berarti lepas). Waktu yang diperlukan untuk penyelenggaraan puputan tidak dapat ditentukan secara pasti Hal ini bergantung kepada lama tidaknya tali pusar si bayi lepas dengan sendirinya. Tali pusar si bayi dapat putus sebelum seminggu bahkan lebih dari seminggu sejak kelahiran. Keluarga si bayi harus siap mengadakan upacara puputan jika sewaktu- waktu tali pusar tersebut putus. Upacara ini diselenggarakan dengan mengadakan kenduri atau selamatan yang dihadiri oleh kerabat dan tetangga terdekat. Sesajian (makanan) yang disediakan dalam upacara puputan, antara lain nasi gudangan yang terdiri atas nasi dengan lauk-pauk, sayur-mayur dan parutan kelapa, bubur merah, bubur putih, dan jajan pasar. Upacara puputan biasanya ditandai dengan dipasangnya sawuran (bawang merah, dlingo bengle yang dimasukkan ke ketupat), dan aneka macam duri kemarung di sudut- sudut kamar bayi. Selain sawuran dipasang juga daun nanas yang diberi warna hitam putih (bergaris-garis), daun apa-apa, awar-awar, girang, dan duri kemarung. Di halaman rumah dipasang tumbak sewu, yaitu sapu lidi yang didirikan dengan tegak. Di tempat tidur si bayi diletakkan benda-benda tajam seperti pisau dan gunting. Dalam upacara puputan dhautan terdapat makna atau lambang atau yang tersirat dalam makanan dan alat yang digunakan tersebut. Sumber: Maryani, Indonesia nan Indah: Upacara Adat, Semarang. Alprin, 2019 Buatlah rangkuman isi kutipan buku nonfiksi tersebut!

353

0.0

Jawaban terverifikasi