Diva M

11 September 2024 08:11

Iklan

Diva M

11 September 2024 08:11

Pertanyaan

apakah tantangan utama yang dihadapi oleh BPUPKI dalam menyusun dasar negara Indonesia

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

13

:

03

:

24

Klaim

2

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Hanna H

12 September 2024 06:51

Jawaban terverifikasi

<p>Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dihadapkan pada berbagai tantangan utama dalam menyusun dasar negara Indonesia. Berikut adalah beberapa tantangan tersebut:</p><p>### 1. **Keragaman Sosial dan Budaya**<br>&nbsp; - Indonesia memiliki beragam suku, agama, dan budaya, yang membuat penyusunan dasar negara menjadi kompleks. BPUPKI harus mempertimbangkan kepentingan dan aspirasi berbagai kelompok masyarakat agar semua merasa terwakili dan dihargai.</p><p>### 2. **Perbedaan Pandangan Ideologis**<br>&nbsp; - Anggota BPUPKI memiliki pandangan yang berbeda terkait ideologi dan prinsip dasar negara. Beberapa anggota mengusulkan paham Islam, sementara yang lain lebih mendukung paham nasionalis atau sosialis. Menyatukan berbagai pandangan ini menjadi tantangan tersendiri.</p><p>### 3. **Pengaruh Kolonialisme**<br>&nbsp; - BPUPKI beroperasi dalam konteks yang dipengaruhi oleh penjajahan Belanda dan sistem pemerintahan yang kolonial. Membangun fondasi yang kuat dan merdeka dari pengaruh kolonial adalah tantangan besar bagi BPUPKI.</p><p>### 4. **Keterbatasan Waktu**<br>&nbsp; - BPUPKI memiliki waktu yang terbatas untuk menyusun dasar negara. Dengan situasi yang mendesak menjelang proklamasi kemerdekaan, mereka harus bekerja cepat untuk mencapai kesepakatan dan menyusun dokumen yang akan menjadi landasan negara.</p><p>### 5. **Konsensus dan Negosiasi**<br>&nbsp; - Mencapai konsensus di antara anggota BPUPKI adalah tantangan yang signifikan. Proses negosiasi dan diskusi yang konstruktif diperlukan untuk mencapai kesepakatan, namun terkadang dapat terhambat oleh perbedaan pendapat.</p><p>### 6. **Keterbatasan Pengalaman dalam Pemerintahan**<br>&nbsp; - Anggota BPUPKI sebagian besar adalah tokoh yang baru terlibat dalam dunia politik dan pemerintahan. Keterbatasan pengalaman ini dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan dan penyusunan dasar negara yang efektif.</p><p>### 7. **Resistensi dari Pihak Lain**<br>&nbsp; - BPUPKI juga menghadapi resistensi dari kelompok atau individu yang tidak setuju dengan proses dan keputusan yang diambil. Ketegangan politik di dalam dan luar BPUPKI dapat mempengaruhi kelancaran proses penyusunan.</p><p>### Kesimpulan<br>Meskipun BPUPKI menghadapi berbagai tantangan dalam menyusun dasar negara Indonesia, mereka berhasil merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang mengakomodasi keberagaman dan aspirasi masyarakat. Pancasila kemudian menjadi landasan filosofis dan ideologis bagi negara Indonesia yang merdeka.</p>

Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dihadapkan pada berbagai tantangan utama dalam menyusun dasar negara Indonesia. Berikut adalah beberapa tantangan tersebut:

### 1. **Keragaman Sosial dan Budaya**
  - Indonesia memiliki beragam suku, agama, dan budaya, yang membuat penyusunan dasar negara menjadi kompleks. BPUPKI harus mempertimbangkan kepentingan dan aspirasi berbagai kelompok masyarakat agar semua merasa terwakili dan dihargai.

### 2. **Perbedaan Pandangan Ideologis**
  - Anggota BPUPKI memiliki pandangan yang berbeda terkait ideologi dan prinsip dasar negara. Beberapa anggota mengusulkan paham Islam, sementara yang lain lebih mendukung paham nasionalis atau sosialis. Menyatukan berbagai pandangan ini menjadi tantangan tersendiri.

### 3. **Pengaruh Kolonialisme**
  - BPUPKI beroperasi dalam konteks yang dipengaruhi oleh penjajahan Belanda dan sistem pemerintahan yang kolonial. Membangun fondasi yang kuat dan merdeka dari pengaruh kolonial adalah tantangan besar bagi BPUPKI.

### 4. **Keterbatasan Waktu**
  - BPUPKI memiliki waktu yang terbatas untuk menyusun dasar negara. Dengan situasi yang mendesak menjelang proklamasi kemerdekaan, mereka harus bekerja cepat untuk mencapai kesepakatan dan menyusun dokumen yang akan menjadi landasan negara.

### 5. **Konsensus dan Negosiasi**
  - Mencapai konsensus di antara anggota BPUPKI adalah tantangan yang signifikan. Proses negosiasi dan diskusi yang konstruktif diperlukan untuk mencapai kesepakatan, namun terkadang dapat terhambat oleh perbedaan pendapat.

### 6. **Keterbatasan Pengalaman dalam Pemerintahan**
  - Anggota BPUPKI sebagian besar adalah tokoh yang baru terlibat dalam dunia politik dan pemerintahan. Keterbatasan pengalaman ini dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan dan penyusunan dasar negara yang efektif.

### 7. **Resistensi dari Pihak Lain**
  - BPUPKI juga menghadapi resistensi dari kelompok atau individu yang tidak setuju dengan proses dan keputusan yang diambil. Ketegangan politik di dalam dan luar BPUPKI dapat mempengaruhi kelancaran proses penyusunan.

### Kesimpulan
Meskipun BPUPKI menghadapi berbagai tantangan dalam menyusun dasar negara Indonesia, mereka berhasil merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang mengakomodasi keberagaman dan aspirasi masyarakat. Pancasila kemudian menjadi landasan filosofis dan ideologis bagi negara Indonesia yang merdeka.


Iklan

Rendi R

Community

21 September 2024 23:45

Jawaban terverifikasi

<p>BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) menghadapi beberapa tantangan utama dalam menyusun dasar negara Indonesia. Berikut adalah beberapa tantangan tersebut:</p><p>1. <strong>Perbedaan Pandangan tentang Dasar Negara</strong></p><ul><li>Salah satu tantangan terbesar adalah <strong>perbedaan pandangan ideologis</strong> di antara anggota BPUPKI mengenai dasar negara. Ada dua pandangan utama yang mendominasi diskusi:<ul><li><strong>Kelompok Nasionalis Sekuler</strong>, yang ingin negara dibangun di atas dasar kebangsaan dan tidak terikat pada agama tertentu.</li><li><strong>Kelompok Agamis</strong>, terutama dari kalangan Islam, yang menginginkan Islam menjadi dasar negara atau setidaknya menjadikan hukum Islam bagian dari sistem pemerintahan Indonesia.</li></ul></li><li>Perdebatan ini berlangsung sangat intens, terutama terkait dengan penempatan agama dalam konstitusi dan hukum negara.</li></ul><p>2. <strong>Perbedaan Kultural dan Etnis</strong></p><ul><li>Indonesia terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya yang berbeda. Tantangan bagi BPUPKI adalah bagaimana menyusun dasar negara yang bisa <strong>mengakomodasi keberagaman ini</strong> dan menjadi landasan bersama bagi seluruh rakyat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.</li><li>Misalnya, daerah-daerah seperti Bali dengan mayoritas Hindu atau Papua yang memiliki budaya lokal yang sangat berbeda, perlu dirangkul dalam kesepakatan nasional.</li></ul><p>3. <strong>Penjajahan dan Tekanan dari Jepang</strong></p><ul><li>Pada masa BPUPKI bekerja, Indonesia masih berada di bawah pendudukan Jepang. Meskipun Jepang memberi ruang bagi BPUPKI untuk menyusun dasar negara, ada tekanan tersirat dari Jepang yang ingin memastikan bahwa dasar negara Indonesia yang disusun tidak akan bertentangan dengan kepentingan mereka.</li><li>Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam memastikan bahwa proses penyusunan dasar negara tetap murni demi kepentingan bangsa Indonesia tanpa campur tangan pihak penjajah.</li></ul><p>4. <strong>Kekhawatiran akan Perpecahan</strong></p><ul><li>Diskusi di BPUPKI juga diwarnai oleh kekhawatiran bahwa perdebatan yang berkepanjangan terkait ideologi dan agama bisa menyebabkan <strong>perpecahan internal</strong>. Beberapa tokoh nasionalis khawatir bahwa perbedaan pandangan yang terlalu tajam bisa memecah bangsa yang baru akan merdeka, sehingga diperlukan kompromi yang kuat untuk menjaga persatuan.</li></ul><p>5. <strong>Menjaga Keseimbangan antara Prinsip-Prinsip Modern dan Nilai Tradisional</strong></p><ul><li>Tantangan lain adalah bagaimana BPUPKI bisa mengakomodasi <strong>prinsip-prinsip modern</strong> seperti demokrasi, hak asasi manusia, dan kemajuan ekonomi, sekaligus tetap mempertahankan <strong>nilai-nilai tradisional</strong> dan adat istiadat yang sudah ada di berbagai daerah di Indonesia.</li></ul><p>6. <strong>Kesepakatan tentang Bentuk Negara</strong></p><ul><li>Salah satu isu besar yang diperdebatkan adalah tentang <strong>bentuk negara</strong>. Ada perdebatan apakah Indonesia akan menjadi negara kesatuan atau federal, serta bagaimana pembagian kekuasaan antara pusat dan daerah. Pemilihan bentuk negara kesatuan akhirnya menjadi kesepakatan, namun membutuhkan proses diskusi yang panjang.</li></ul><p>7. <strong>Mengakomodasi Nilai-Nilai Islam dan Kebangsaan</strong></p><ul><li>Rumusan awal Piagam Jakarta yang memuat “kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” sempat disepakati, namun kemudian menimbulkan perdebatan karena dinilai tidak inklusif bagi seluruh rakyat Indonesia yang beragam. Perubahan ini terjadi setelah perdebatan panjang hingga akhirnya menghasilkan <strong>Pancasila</strong> sebagai dasar negara, yang lebih netral dan bisa diterima oleh seluruh kalangan.</li></ul><p>Kesimpulan</p><p>Tantangan utama BPUPKI dalam menyusun dasar negara Indonesia adalah bagaimana mencapai konsensus di tengah perbedaan ideologis, kultural, dan agama, serta menjaga persatuan bangsa yang baru merdeka. Melalui diskusi, kompromi, dan dialog intens, akhirnya lahir Pancasila sebagai dasar negara yang menjadi solusi atas berbagai perbedaan tersebut.</p>

BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) menghadapi beberapa tantangan utama dalam menyusun dasar negara Indonesia. Berikut adalah beberapa tantangan tersebut:

1. Perbedaan Pandangan tentang Dasar Negara

  • Salah satu tantangan terbesar adalah perbedaan pandangan ideologis di antara anggota BPUPKI mengenai dasar negara. Ada dua pandangan utama yang mendominasi diskusi:
    • Kelompok Nasionalis Sekuler, yang ingin negara dibangun di atas dasar kebangsaan dan tidak terikat pada agama tertentu.
    • Kelompok Agamis, terutama dari kalangan Islam, yang menginginkan Islam menjadi dasar negara atau setidaknya menjadikan hukum Islam bagian dari sistem pemerintahan Indonesia.
  • Perdebatan ini berlangsung sangat intens, terutama terkait dengan penempatan agama dalam konstitusi dan hukum negara.

2. Perbedaan Kultural dan Etnis

  • Indonesia terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya yang berbeda. Tantangan bagi BPUPKI adalah bagaimana menyusun dasar negara yang bisa mengakomodasi keberagaman ini dan menjadi landasan bersama bagi seluruh rakyat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.
  • Misalnya, daerah-daerah seperti Bali dengan mayoritas Hindu atau Papua yang memiliki budaya lokal yang sangat berbeda, perlu dirangkul dalam kesepakatan nasional.

3. Penjajahan dan Tekanan dari Jepang

  • Pada masa BPUPKI bekerja, Indonesia masih berada di bawah pendudukan Jepang. Meskipun Jepang memberi ruang bagi BPUPKI untuk menyusun dasar negara, ada tekanan tersirat dari Jepang yang ingin memastikan bahwa dasar negara Indonesia yang disusun tidak akan bertentangan dengan kepentingan mereka.
  • Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam memastikan bahwa proses penyusunan dasar negara tetap murni demi kepentingan bangsa Indonesia tanpa campur tangan pihak penjajah.

4. Kekhawatiran akan Perpecahan

  • Diskusi di BPUPKI juga diwarnai oleh kekhawatiran bahwa perdebatan yang berkepanjangan terkait ideologi dan agama bisa menyebabkan perpecahan internal. Beberapa tokoh nasionalis khawatir bahwa perbedaan pandangan yang terlalu tajam bisa memecah bangsa yang baru akan merdeka, sehingga diperlukan kompromi yang kuat untuk menjaga persatuan.

5. Menjaga Keseimbangan antara Prinsip-Prinsip Modern dan Nilai Tradisional

  • Tantangan lain adalah bagaimana BPUPKI bisa mengakomodasi prinsip-prinsip modern seperti demokrasi, hak asasi manusia, dan kemajuan ekonomi, sekaligus tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional dan adat istiadat yang sudah ada di berbagai daerah di Indonesia.

6. Kesepakatan tentang Bentuk Negara

  • Salah satu isu besar yang diperdebatkan adalah tentang bentuk negara. Ada perdebatan apakah Indonesia akan menjadi negara kesatuan atau federal, serta bagaimana pembagian kekuasaan antara pusat dan daerah. Pemilihan bentuk negara kesatuan akhirnya menjadi kesepakatan, namun membutuhkan proses diskusi yang panjang.

7. Mengakomodasi Nilai-Nilai Islam dan Kebangsaan

  • Rumusan awal Piagam Jakarta yang memuat “kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” sempat disepakati, namun kemudian menimbulkan perdebatan karena dinilai tidak inklusif bagi seluruh rakyat Indonesia yang beragam. Perubahan ini terjadi setelah perdebatan panjang hingga akhirnya menghasilkan Pancasila sebagai dasar negara, yang lebih netral dan bisa diterima oleh seluruh kalangan.

Kesimpulan

Tantangan utama BPUPKI dalam menyusun dasar negara Indonesia adalah bagaimana mencapai konsensus di tengah perbedaan ideologis, kultural, dan agama, serta menjaga persatuan bangsa yang baru merdeka. Melalui diskusi, kompromi, dan dialog intens, akhirnya lahir Pancasila sebagai dasar negara yang menjadi solusi atas berbagai perbedaan tersebut.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

1.) jika ditinjau dari aspek politis, apa yang menjadi tujuan Belanda memperkenankan orang pribumi dapat bersekolah? 2.) berikan argumen yang menyatakan bahwa indische partij dianggap sebagai salah satu bagian terpenting dalam sejarah nasional indonesia 3.) Berikan argumen yang menyatakan bahwa Perhimpunan Indonesia dianggap sebagai salah satu bagian terpenting dalam sejarah nasional Indonesia! 4.) Apa yang dimaksud dengan masa radikal dalam pergerakan nasional Indonesia? Lalu bagaimana reaksi pemerintah kolonial menghadapinya! -masa radikal itu adalah

14

0.0

Jawaban terverifikasi

[1] Gaya hidup sedentari alias kurang gerak atau mager (malas gerak) adalah masalah yang sering dialami oleh penduduk perkotaan. [2] Bekerja di depan layar komputer sepanjang hari, kelamaan terjebak macet di jalan,atau hobi main gim tanpa diimbangi olahraga merupakan bentuk dari gaya hidup sedentari. [3] Jika Anda termasuk salah satu orang yang sering melakukan berbagai rutinitas tersebut, Anda harus waspada. [4] Pasalnya, gaya hidup sedentari sangat berbahaya karena membuat Anda berisiko terkena diabetes tipe 2. [5] Gaya hidup sedentari menyebabkan masyarakat, terutama penduduk kota, malas bergerak. [6] Coba ingat-ingat, dalam sehari ini, sudah berapa kali Anda dalam menggunakan aplikasi online untuk memenuhi kebutuh Anda? [7] Selain itu, tilik juga berapa banyak langkah yang sudah Anda dapatkan pada hari ini? [8] Seiring dengan pengembangan teknologi yang makin canggih, apa pun yang Anda butuhkan kini bisa langsung diantar ke ruangan kantor Anda atau depan rumah. [9] Selain hemat waktu, Anda pun jadi tak perlu mengeluarkan energi untuk mendapatkan apa yang Anda mau. [10] Namun, tahukah Anda bahwa segala kemudahan tersebut menyimpan bahaya bagi tubuh Anda? [11] Minimnya aktifitas fisik karena gaya hidup ini membuatmu berisiko lebih tinggi terkena berbagai penyakit kronis, termasuk diabetes. [12] Bahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa gaya hidup ini juga termasuk 1 dari 10 penyebab kematian terbanyak di dunia. [13] Selain itu, data terbaru dari Riskedas 2018 menguak bahwa DKI Jakarta merupakan provinsi dengan tingkat diabetes melitus tertinggi di Indonesia. [14] Ini menunjukkan bahwa gaya hidup mager amat erat kaitannya dengan tingkat diabetes di perkotaan. Bentuk bahasa yang sejenis dengan mager pada kalimat 1 adalah.... a. magang b. oncom c. rudal d. pugar

9

5.0

Jawaban terverifikasi