Kalysta H

24 November 2024 03:08

Iklan

Kalysta H

24 November 2024 03:08

Pertanyaan

apakah proses penyatuan hindia belanda pada abad 19 dan 20 berpengaruh terhadap perkembangan nasionalisme di indonesia

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

20

:

16

:

50

Klaim

9

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Sumber W

Community

24 November 2024 08:13

Jawaban terverifikasi

<p>Proses penjajahan Belanda di Indonesia pada abad 19 dan 20 berpengaruh terhadap perkembangan nasionalisme di Indonesia :</p><p>&nbsp;</p><p><strong>Kebijakan Etis Belanda</strong></p><p>Kebijakan ini melahirkan kaum intelektual baru yang memiliki semangat tinggi dan peduli pada bangsa. Kaum intelektual ini kemudian membangkitkan rasa nasionalisme melalui bidang pendidikan.</p><p>&nbsp;</p><p><strong>Penderitaan di berbagai bidang</strong></p><p>Penderitaan di bidang ekonomi, sosial, pendidikan, hukum, dan politik turut mendorong lahirnya nasionalisme di Indonesia.</p><p>&nbsp;</p><p><strong>Semangat bangsa-bangsa terjajah lainnya</strong></p><p>Semangat bangsa-bangsa terjajah lainnya, seperti Filipina dan India, dalam meraih kemerdekaan juga turut mendorong lahirnya nasionalisme di Indonesia.</p>

Proses penjajahan Belanda di Indonesia pada abad 19 dan 20 berpengaruh terhadap perkembangan nasionalisme di Indonesia :

 

Kebijakan Etis Belanda

Kebijakan ini melahirkan kaum intelektual baru yang memiliki semangat tinggi dan peduli pada bangsa. Kaum intelektual ini kemudian membangkitkan rasa nasionalisme melalui bidang pendidikan.

 

Penderitaan di berbagai bidang

Penderitaan di bidang ekonomi, sosial, pendidikan, hukum, dan politik turut mendorong lahirnya nasionalisme di Indonesia.

 

Semangat bangsa-bangsa terjajah lainnya

Semangat bangsa-bangsa terjajah lainnya, seperti Filipina dan India, dalam meraih kemerdekaan juga turut mendorong lahirnya nasionalisme di Indonesia.


Iklan

Rendi R

Community

26 November 2024 14:59

Jawaban terverifikasi

<p>Ya, proses penyatuan Hindia Belanda pada abad ke-19 dan ke-20 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan nasionalisme di Indonesia. Penyatuan wilayah yang sebelumnya terdiri dari berbagai kerajaan dan kesultanan lokal menjadi satu wilayah administratif di bawah Hindia Belanda menciptakan kondisi yang memungkinkan munculnya kesadaran nasional. Berikut adalah beberapa cara bagaimana penyatuan ini memengaruhi perkembangan nasionalisme:</p><p><strong>1. Kesadaran Identitas Bersama</strong></p><ul><li>Dengan penyatuan wilayah Nusantara oleh Belanda, masyarakat yang sebelumnya terpisah oleh identitas kedaerahan mulai memiliki kesadaran bahwa mereka berada di bawah satu pemerintahan kolonial.</li><li>Ketidakadilan dan penindasan yang dialami oleh berbagai kelompok di berbagai daerah menciptakan kesamaan pengalaman, yang menjadi dasar untuk membangun solidaritas nasional.</li></ul><p><strong>2. Infrastruktur yang Mendukung Interaksi</strong></p><ul><li>Belanda mengembangkan infrastruktur, seperti jalan raya, jalur kereta api, dan pelabuhan, yang memungkinkan masyarakat dari berbagai wilayah untuk berinteraksi.</li><li>Hal ini mempermudah pertukaran ide, termasuk ide-ide tentang perlawanan terhadap kolonialisme dan kesadaran nasional.</li></ul><p><strong>3. Sistem Administrasi dan Pendidikan</strong></p><ul><li>Penyatuan wilayah di bawah sistem administrasi kolonial menciptakan kelas elite terdidik di kalangan pribumi, terutama melalui politik etis.</li><li>Kelompok elite terdidik inilah yang kemudian menjadi pelopor gerakan nasionalisme, seperti Soekarno, Hatta, dan Sutan Sjahrir.</li></ul><p><strong>4. Bahasa Melayu Sebagai Penghubung</strong></p><ul><li>Belanda mendorong penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa administrasi dan penghubung di seluruh wilayah Hindia Belanda.</li><li>Bahasa Melayu menjadi dasar bagi bahasa Indonesia, yang pada akhirnya menjadi simbol persatuan dan alat komunikasi dalam gerakan nasional.</li></ul><p><strong>5. Kebijakan Kolonial yang Menyadarkan Ketidakadilan</strong></p><ul><li>Penyatuan wilayah juga disertai dengan eksploitasi sumber daya alam dan manusia secara besar-besaran. Sistem tanam paksa (<i>cultuurstelsel</i>) dan pajak yang memberatkan menciptakan penderitaan yang meluas di seluruh Hindia Belanda.</li><li>Ketidakadilan ini mendorong munculnya kesadaran bahwa penjajahan adalah musuh bersama yang harus dilawan melalui perjuangan kolektif.</li></ul><p><strong>6. Interaksi Antardaerah</strong></p><ul><li>Dengan adanya penyatuan wilayah, organisasi-organisasi kebangsaan mulai terbentuk dan berkembang secara lintas daerah, seperti <strong>Budi Utomo</strong>, <strong>Sarekat Islam</strong>, dan <strong>Partai Nasional Indonesia (PNI)</strong>.</li><li>Organisasi-organisasi ini menyatukan berbagai elemen masyarakat untuk bekerja sama melawan penjajahan.</li></ul><p><strong>7. Inspirasi dari Gerakan Nasionalisme di Dunia</strong></p><ul><li>Penyatuan wilayah di bawah Hindia Belanda juga mempermudah penyebaran ide-ide nasionalisme dari luar negeri, seperti revolusi Amerika, Perancis, dan gerakan nasionalisme di India.</li><li>Elite terdidik yang belajar di Belanda atau negara lain membawa gagasan tentang demokrasi, kebebasan, dan kesetaraan yang memengaruhi gerakan nasional di Indonesia.</li></ul><p><strong>Kesimpulan</strong></p><p>Proses penyatuan Hindia Belanda oleh pemerintah kolonial secara tidak langsung menciptakan fondasi bagi munculnya nasionalisme di Indonesia. Penyatuan ini memungkinkan terciptanya kesadaran akan identitas bersama sebagai bangsa yang memiliki musuh yang sama, yaitu penjajahan Belanda. Dengan landasan ini, berbagai elemen masyarakat Indonesia dapat bersatu untuk memperjuangkan kemerdekaan, yang akhirnya dicapai pada tahun 1945.</p>

Ya, proses penyatuan Hindia Belanda pada abad ke-19 dan ke-20 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan nasionalisme di Indonesia. Penyatuan wilayah yang sebelumnya terdiri dari berbagai kerajaan dan kesultanan lokal menjadi satu wilayah administratif di bawah Hindia Belanda menciptakan kondisi yang memungkinkan munculnya kesadaran nasional. Berikut adalah beberapa cara bagaimana penyatuan ini memengaruhi perkembangan nasionalisme:

1. Kesadaran Identitas Bersama

  • Dengan penyatuan wilayah Nusantara oleh Belanda, masyarakat yang sebelumnya terpisah oleh identitas kedaerahan mulai memiliki kesadaran bahwa mereka berada di bawah satu pemerintahan kolonial.
  • Ketidakadilan dan penindasan yang dialami oleh berbagai kelompok di berbagai daerah menciptakan kesamaan pengalaman, yang menjadi dasar untuk membangun solidaritas nasional.

2. Infrastruktur yang Mendukung Interaksi

  • Belanda mengembangkan infrastruktur, seperti jalan raya, jalur kereta api, dan pelabuhan, yang memungkinkan masyarakat dari berbagai wilayah untuk berinteraksi.
  • Hal ini mempermudah pertukaran ide, termasuk ide-ide tentang perlawanan terhadap kolonialisme dan kesadaran nasional.

3. Sistem Administrasi dan Pendidikan

  • Penyatuan wilayah di bawah sistem administrasi kolonial menciptakan kelas elite terdidik di kalangan pribumi, terutama melalui politik etis.
  • Kelompok elite terdidik inilah yang kemudian menjadi pelopor gerakan nasionalisme, seperti Soekarno, Hatta, dan Sutan Sjahrir.

4. Bahasa Melayu Sebagai Penghubung

  • Belanda mendorong penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa administrasi dan penghubung di seluruh wilayah Hindia Belanda.
  • Bahasa Melayu menjadi dasar bagi bahasa Indonesia, yang pada akhirnya menjadi simbol persatuan dan alat komunikasi dalam gerakan nasional.

5. Kebijakan Kolonial yang Menyadarkan Ketidakadilan

  • Penyatuan wilayah juga disertai dengan eksploitasi sumber daya alam dan manusia secara besar-besaran. Sistem tanam paksa (cultuurstelsel) dan pajak yang memberatkan menciptakan penderitaan yang meluas di seluruh Hindia Belanda.
  • Ketidakadilan ini mendorong munculnya kesadaran bahwa penjajahan adalah musuh bersama yang harus dilawan melalui perjuangan kolektif.

6. Interaksi Antardaerah

  • Dengan adanya penyatuan wilayah, organisasi-organisasi kebangsaan mulai terbentuk dan berkembang secara lintas daerah, seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, dan Partai Nasional Indonesia (PNI).
  • Organisasi-organisasi ini menyatukan berbagai elemen masyarakat untuk bekerja sama melawan penjajahan.

7. Inspirasi dari Gerakan Nasionalisme di Dunia

  • Penyatuan wilayah di bawah Hindia Belanda juga mempermudah penyebaran ide-ide nasionalisme dari luar negeri, seperti revolusi Amerika, Perancis, dan gerakan nasionalisme di India.
  • Elite terdidik yang belajar di Belanda atau negara lain membawa gagasan tentang demokrasi, kebebasan, dan kesetaraan yang memengaruhi gerakan nasional di Indonesia.

Kesimpulan

Proses penyatuan Hindia Belanda oleh pemerintah kolonial secara tidak langsung menciptakan fondasi bagi munculnya nasionalisme di Indonesia. Penyatuan ini memungkinkan terciptanya kesadaran akan identitas bersama sebagai bangsa yang memiliki musuh yang sama, yaitu penjajahan Belanda. Dengan landasan ini, berbagai elemen masyarakat Indonesia dapat bersatu untuk memperjuangkan kemerdekaan, yang akhirnya dicapai pada tahun 1945.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

kapan kemerdekaan Indonesia di akui oleh PBB secara de facto

12

0.0

Jawaban terverifikasi

Cermati teks berikut! Semangat gotong royong Saat ini masyarakat tengah menghadapi cuaca ekstrim akibat musim pancaroba. Musim pancaroba adalah perallihan dari musim panas ke musim hujan, seperti terjadinya hujan deras yang disertai dengan petir dan angin kencang. Kondisi tersebut terjadi di berbagai daerah di indonesia. Bahkan ada beberapa daerah yang dilanda angin puting beliung. Bersyukur kejadian tersebut tidak menyebabkan jatuhnya korban jiwa walaupun kerugian materi yang diderita cukup besar. Tindakan warga sekitar sangat cepat, mereka segera membantu warga yang terkena dampak bencana. Mereka juga secara swadaya menyediakan bahan-bahan bangunan dan tenaga untuk memperbaiki bangunan-bangunan yang rusak. Peran para pemuka agama juga cukup besar bagi warga yang terkena bencana, mereka memberikan bimbingan mental atau nasehat agar warga tetap tabah dan tidak patah semangat dalam menghadapi bencana tersebut. Mereka memotivasi warga agar dapat menghadapi bencana tersebut agar dapat bangkit dan segera melakukan tindakan- tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki keadaan ke kondisi semula atau bahkan menjadi lebih baik. Pihak pemerintah daerah juga melakukan berbagai upaya pertolongan, seperti pendirian posko pengungsian dan dapur umum serta penyediaan tenaga medis dan tenaga SAR untuk membantu warga yang terdampak. Pemerintah juga segera memperbaiki sarana dan prasarana umum yang rusak serta menyediakan bantuan untuk rekonstruksi rumah warga yang rusak. Berkat partisipasi dan tindakan cepat dari berbagai pihak tersebut, proses pemulihan lokasi bencana dapat berjalan dengan baik dan lancar. Wargapun dapat kembali beraktifitas seperti semula Berdasarkan teks semangat gotong royong, perhatikan paragraf pertama pada kalimat "Tindakan warga sekitar sangat cepat, mereka segera membantu warga yang terkena dampak bencana. Mereka juga secara swadaya menyediakan bahan-bahan bangunan dan tenaga untuk memperbaiki bangunan-bangunan yang rusak." Kalimat tersebut merupakan contoh dari tindakan sosial yaitu..... A. tindakan afektif B. tradisional C. berorientasi nilai D. rasional instrumental E. insidental

58

0.0

Jawaban terverifikasi

Iklan