EVA S

29 Juli 2024 04:44

Iklan

EVA S

29 Juli 2024 04:44

Pertanyaan

apa yang terjadi jika kita makan makanan yang masih panas dan apa yang terjadi dengan enzim yang ada di mulut?

apa yang terjadi jika kita makan makanan yang masih panas dan apa yang terjadi dengan enzim yang ada di mulut?

Belajar bareng Champions

Brain Academy Champions

Hanya di Brain Academy

Habis dalam

00

:

07

:

25

:

13

Klaim

95

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

SELY A

29 Juli 2024 13:27

Jawaban terverifikasi

<p><strong>Makan makanan yang masih panas dapat berdampak pada enzim ptialin di mulut:</strong></p><ul><li>Enzim ptialin: Enzim ptialin bekerja pada pati dalam makanan saat makanan berada di tenggorokan. Mengunyah makanan lebih lama dan secara perlahan dapat membantu enzim ptialin melakukan tugasnya. Munculnya rasa manis dari nasi yang dikunyah dalam waktu lama adalah bukti bahwa ptialin bekerja.&nbsp;</li></ul><p>&nbsp;</p><p>Makan makanan yang masih panas juga dapat berdampak pada saluran pencernaan atas, termasuk mulut, kerongkongan, dan tenggorokan:</p><p><strong>Rongga mulut</strong></p><p>Uap panas dari makanan yang baru matang atau mendidih dapat mengenai selaput lendir di mulut dan menyebabkan luka bakar.</p><p><strong>Kerongkongan</strong></p><p>Suhu yang tinggi dari makanan panas dapat mengiritasi lapisan kerongkongan.</p><p><strong>Tenggorokan</strong></p><p>Makanan panas dapat menyebabkan luka pada tenggorokan, yang merupakan organ pencernaan yang harus dilalui oleh makanan sebelum sampai ke usus.&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p><strong>Selain itu, makanan panas juga dapat berdampak pada lambung dan perut:</strong></p><ul><li><strong>Lambung</strong>: Suhu panas dari makanan dapat mengiritasi dinding lambung dan meningkatkan produksi asam HCL. Hal ini dapat membuat perut terasa kembung dan begah, dan juga meningkatkan risiko terkena kanker lambung.</li><li><strong>Perut</strong>: Makanan panas dapat menyebabkan peradangan dan nyeri di perut</li></ul><p>&nbsp;</p>

Makan makanan yang masih panas dapat berdampak pada enzim ptialin di mulut:

  • Enzim ptialin: Enzim ptialin bekerja pada pati dalam makanan saat makanan berada di tenggorokan. Mengunyah makanan lebih lama dan secara perlahan dapat membantu enzim ptialin melakukan tugasnya. Munculnya rasa manis dari nasi yang dikunyah dalam waktu lama adalah bukti bahwa ptialin bekerja. 

 

Makan makanan yang masih panas juga dapat berdampak pada saluran pencernaan atas, termasuk mulut, kerongkongan, dan tenggorokan:

Rongga mulut

Uap panas dari makanan yang baru matang atau mendidih dapat mengenai selaput lendir di mulut dan menyebabkan luka bakar.

Kerongkongan

Suhu yang tinggi dari makanan panas dapat mengiritasi lapisan kerongkongan.

Tenggorokan

Makanan panas dapat menyebabkan luka pada tenggorokan, yang merupakan organ pencernaan yang harus dilalui oleh makanan sebelum sampai ke usus. 

 

Selain itu, makanan panas juga dapat berdampak pada lambung dan perut:

  • Lambung: Suhu panas dari makanan dapat mengiritasi dinding lambung dan meningkatkan produksi asam HCL. Hal ini dapat membuat perut terasa kembung dan begah, dan juga meningkatkan risiko terkena kanker lambung.
  • Perut: Makanan panas dapat menyebabkan peradangan dan nyeri di perut

 


Iklan

Nanda R

Community

29 Juli 2024 14:00

Jawaban terverifikasi

<p>Makan makanan yang masih panas dapat mempengaruhi kesehatan mulut dan fungsi enzim dengan beberapa cara. Berikut adalah penjelasan tentang apa yang terjadi jika kita makan makanan panas dan dampaknya terhadap enzim di mulut:</p><p><strong>1. Kerusakan pada Jaringan Mulut</strong></p><p><strong>Apa yang Terjadi</strong>:</p><ul><li><strong>Luka dan Sensasi Terbakar</strong>: Makanan yang sangat panas dapat menyebabkan luka atau iritasi pada jaringan mulut, seperti lidah, langit-langit mulut, dan gusi. Ini dapat menyebabkan rasa sakit, kemerahan, dan pembengkakan.</li><li><strong>Sensasi Terbakar</strong>: Rasa terbakar yang disebabkan oleh makanan panas dapat mengganggu kenyamanan saat makan dan dapat mempengaruhi kemampuan kita untuk menikmati makanan.</li></ul><p><strong>Penjelasan</strong>:</p><ul><li><strong>Kerusakan Termal</strong>: Suhu tinggi dapat merusak sel-sel jaringan di mulut karena pembakaran termal, yang mengganggu fungsi normal jaringan dan dapat mempengaruhi kesehatan mulut secara keseluruhan.</li></ul><p><strong>2. Dampak pada Enzim di Mulut</strong></p><p><strong>Apa yang Terjadi</strong>:</p><ul><li><strong>Pengurangan Aktivitas Enzim</strong>: Enzim-enzim dalam saliva, seperti amilase, yang berfungsi untuk memulai proses pencernaan karbohidrat, dapat terpengaruh oleh suhu ekstrem. Suhu tinggi dapat mempengaruhi aktivitas enzim ini.</li></ul><p><strong>Penjelasan</strong>:</p><ul><li><strong>Enzim Amilase</strong>: Enzim ini bertanggung jawab untuk memecah karbohidrat menjadi gula sederhana. Pada suhu yang sangat tinggi, struktur enzim dapat terdegradasi atau denaturasi. Denaturasi adalah proses di mana struktur tiga dimensi enzim berubah sehingga enzim tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Ini dapat mengurangi efisiensi pencernaan karbohidrat di mulut.</li><li><strong>Efek Jangka Pendek</strong>: Biasanya, kerusakan enzim ini bersifat sementara dan fungsi normal enzim dapat pulih setelah suhu makanan menjadi lebih dingin dan mulut sembuh dari luka atau iritasi.</li></ul><p><strong>3. Risiko Jangka Panjang</strong></p><p><strong>Apa yang Terjadi</strong>:</p><ul><li><strong>Risiko Kesehatan Mulut</strong>: Jika sering mengonsumsi makanan dengan suhu sangat tinggi, risiko kerusakan jaringan mulut dan masalah kesehatan seperti gangguan gusi atau infeksi dapat meningkat.</li><li><strong>Perubahan Sel-sel Mulut</strong>: Paparan terus-menerus pada suhu tinggi dapat menyebabkan perubahan dalam sel-sel mulut, yang mungkin meningkatkan risiko penyakit mulut.</li></ul><p><strong>Penjelasan</strong>:</p><ul><li><strong>Kerusakan Berulang</strong>: Jika suhu tinggi makanan secara rutin menyebabkan kerusakan jaringan, ini dapat berkontribusi pada masalah kesehatan mulut kronis. Jaringan mulut yang sering rusak atau teriritasi mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk sembuh dan dapat meningkatkan risiko infeksi.</li></ul>

Makan makanan yang masih panas dapat mempengaruhi kesehatan mulut dan fungsi enzim dengan beberapa cara. Berikut adalah penjelasan tentang apa yang terjadi jika kita makan makanan panas dan dampaknya terhadap enzim di mulut:

1. Kerusakan pada Jaringan Mulut

Apa yang Terjadi:

  • Luka dan Sensasi Terbakar: Makanan yang sangat panas dapat menyebabkan luka atau iritasi pada jaringan mulut, seperti lidah, langit-langit mulut, dan gusi. Ini dapat menyebabkan rasa sakit, kemerahan, dan pembengkakan.
  • Sensasi Terbakar: Rasa terbakar yang disebabkan oleh makanan panas dapat mengganggu kenyamanan saat makan dan dapat mempengaruhi kemampuan kita untuk menikmati makanan.

Penjelasan:

  • Kerusakan Termal: Suhu tinggi dapat merusak sel-sel jaringan di mulut karena pembakaran termal, yang mengganggu fungsi normal jaringan dan dapat mempengaruhi kesehatan mulut secara keseluruhan.

2. Dampak pada Enzim di Mulut

Apa yang Terjadi:

  • Pengurangan Aktivitas Enzim: Enzim-enzim dalam saliva, seperti amilase, yang berfungsi untuk memulai proses pencernaan karbohidrat, dapat terpengaruh oleh suhu ekstrem. Suhu tinggi dapat mempengaruhi aktivitas enzim ini.

Penjelasan:

  • Enzim Amilase: Enzim ini bertanggung jawab untuk memecah karbohidrat menjadi gula sederhana. Pada suhu yang sangat tinggi, struktur enzim dapat terdegradasi atau denaturasi. Denaturasi adalah proses di mana struktur tiga dimensi enzim berubah sehingga enzim tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Ini dapat mengurangi efisiensi pencernaan karbohidrat di mulut.
  • Efek Jangka Pendek: Biasanya, kerusakan enzim ini bersifat sementara dan fungsi normal enzim dapat pulih setelah suhu makanan menjadi lebih dingin dan mulut sembuh dari luka atau iritasi.

3. Risiko Jangka Panjang

Apa yang Terjadi:

  • Risiko Kesehatan Mulut: Jika sering mengonsumsi makanan dengan suhu sangat tinggi, risiko kerusakan jaringan mulut dan masalah kesehatan seperti gangguan gusi atau infeksi dapat meningkat.
  • Perubahan Sel-sel Mulut: Paparan terus-menerus pada suhu tinggi dapat menyebabkan perubahan dalam sel-sel mulut, yang mungkin meningkatkan risiko penyakit mulut.

Penjelasan:

  • Kerusakan Berulang: Jika suhu tinggi makanan secara rutin menyebabkan kerusakan jaringan, ini dapat berkontribusi pada masalah kesehatan mulut kronis. Jaringan mulut yang sering rusak atau teriritasi mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk sembuh dan dapat meningkatkan risiko infeksi.

Buka akses jawaban yang telah terverifikasi

lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Iklan