apa yang kamu ketahui tentang teror apra di kota bandung!

Gerakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) adalah gerakan pemberontakan yang terjadi di Indonesia pada awal tahun 1950-an. Ratu Adil adalah sebuah konsep mitologis yang diyakini akan datang untuk menyelamatkan bangsa Indonesia dari penjajahan dan ketidakadilan. Gerakan APRA dipimpin oleh Letkol Untung Syamsuri, yang awalnya merupakan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI). Gerakan ini memiliki tujuan untuk memulihkan kemerdekaan Indonesia yang dianggap telah terkikis oleh pemerintah yang dinilai korup. Pada saat itu, Bandung menjadi salah satu pusat aktivitas gerakan APRA. Gerakan ini mencoba untuk merebut kendali pemerintahan di beberapa kota di Indonesia, termasuk Bandung. Pada tanggal 23 Agustus 1950, terjadi peristiwa penting di Bandung yang dikenal dengan nama "Kudeta APRA." Pada kudeta tersebut, Letkol Untung Syamsuri dan pasukannya mencoba merebut kendali atas pemerintahan kota Bandung. Mereka menangkap beberapa pejabat kota, termasuk Wali Kota Bandung, Dr. Djundjunan Setiabudi. Namun, kudeta ini tidak berlangsung lama karena pasukan TNI yang loyal kepada pemerintah pusat segera melakukan tindakan untuk menggagalkannya. Pemerintah pusat di bawah pimpinan Presiden Sukarno mengecam keras gerakan APRA, dan TNI dikirim ke Bandung untuk menghentikan pemberontakan tersebut. Pasukan TNI berhasil mengalahkan pasukan APRA dan mengembalikan pemerintahan yang sah. Letkol Untung Syamsuri dan beberapa anggota gerakan APRA lainnya ditangkap dan diadili atas perannya dalam pemberontakan. Peristiwa Kudeta APRA di Bandung adalah salah satu momen penting dalam sejarah Indonesia yang menunjukkan kerentanan politik dan ketegangan yang terjadi pada awal tahun 1950-an, ketika negara masih mencoba mengonsolidasikan kekuasaan dan menghadapi berbagai tantangan dalam upaya membangun negara yang merdeka.