Apa saja indikator kejayaan kerajaan Ternate dan Tidore?

Halo Shafira A Komoditas utama Ternate pada abad ke-16 – ke-18 adalah rempah-rempah, seperti cengkeh, pala, dan bunga pala. Cengkeh hanya dihasilkan di Ternate, Tidore, Makian, dan Moti. Rempah-rempah merupakan komoditas idaman bagi orang Eropa karena memiliki banyak manfaat meskipun harganya sangat mahal. Rempah-rempah digunakan sebagai pengawet makanan, obat-obatan, dan pewangi. Komoditas itu juga dinilai eksotis oleh kaum bangsawan Eropa. Kesultanan Ternate yang mampu menghasilkan rempah-rempah dan mengandalkan perdagangan rempah-rempah khususnya cengkeh dapat meraih kejayaan. Ternate juga memperoleh pendapatan dari pajak dan tanah sultan yang dikelola rakyat dan hasilnya dibagi dengan pihak kerajaan. Ternate mengalami masa keemasannya, tidak hanya dalam bidang keagamaan, melainkan juga perdagangan mulai berkembang pesat. Banyak yang berdatangan para pedagang dari Jawa, Melayu, hingga orang-orang Arab ikut meramaikan pada sektor perekonomian, hingga akhirnya, hal ini mengundang iri dan dengki dari kerajaan-kerajaan sekitar. Sebagaimana ternate, tidore juga merupakan kerajaan penting di Maluku, selain kaya akan rempah-rempah, daerah ini merupakan penghasil belerang. Islam baru masuk ke tidore setelah abad ke-16, karena sebelumnya mereka masih menganut kepercayaan setempat. Dengan demikian, kegiatan perekonomian Kerajaan Ternate dan Tidore pada abad XV-XVI berjalan ramai lancar, komoditas yang diperdagangkan yaitu rempah-rempah sampai dengan belerang. Mapel: Sejarah kelas: 11 SMA Topik: Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Eropa Semoga Membantu Ya : )