Analisislah contoh kasus pelanggaran hukum di bawah ini. Untuk memudahkan Anda dalam menganalisis, diskusikanlah bersama teman sebangku, tetapi laporannya dibuat secara individual.

Analisis Kasus Pelaku: Seorang konsultan berusia 48 tahun. Kondisi ekonomi sedang sulit karena bangkrut dan sepi proyek. Motif: Ketidakmampuan finansial: Pelaku terdesak kebutuhan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makan dan membeli rokok. Impulsif: Pelaku mengaku hanya iseng mencetak uang palsu tanpa perencanaan matang. Modus Operandi: Mencetak uang palsu: Pelaku mencetak uang palsu berbagai pecahan (Rp5.000, Rp10.000, dan Rp20.000) menggunakan printer. Menggunakan kertas HVS: Pelaku menggunakan kertas HVS biasa untuk mencetak uang palsu. Mengedarkan uang palsu: Pelaku berusaha menggunakan uang palsu tersebut untuk membeli rokok. Dampak: Kerugian ekonomi: Meskipun jumlah uang palsu yang dicetak tidak terlalu besar, tindakan ini tetap merugikan pedagang yang menerima uang palsu tersebut. Pelanggaran hukum: Pelaku telah melanggar hukum dengan membuat dan mengedarkan uang palsu. Faktor Penyebab: Kondisi ekonomi yang sulit: Kondisi keuangan yang tidak stabil menjadi pemicu utama pelaku melakukan tindakan tersebut. Kurangnya kesadaran hukum: Pelaku tidak menyadari bahwa tindakan mencetak uang palsu adalah tindakan kriminal. Impulsivitas: Keputusan untuk mencetak uang palsu diambil secara impulsif tanpa pertimbangan matang. Kesimpulan: Kasus ini menunjukkan bahwa kondisi ekonomi yang sulit dapat mendorong seseorang melakukan tindakan kriminal. Meskipun jumlah uang palsu yang dicetak relatif kecil, kasus ini menjadi pengingat bahwa tindakan kriminal dapat terjadi pada siapa saja, terutama ketika seseorang berada dalam tekanan ekonomi yang berat. *NOTE : JANGAN LUPA BINTANG 5