Nayla F

22 Januari 2024 07:43

Iklan

Nayla F

22 Januari 2024 07:43

Pertanyaan

Analisis mengapa kedatangan Jepang ke Indonesia memperoleh respon positif dari masyarakat, lalu hubungkan hal ini dengan fenomena ramalan Jayabaya. Setelah itu, kaji alasan Jepang mendirikan Gerakan 3 A

Analisis mengapa kedatangan Jepang ke Indonesia memperoleh respon positif dari masyarakat, lalu hubungkan hal ini dengan fenomena ramalan Jayabaya. Setelah itu, kaji alasan Jepang mendirikan Gerakan 3 A

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

02

:

29

:

59

Klaim

1

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Nanda R

Community

22 Januari 2024 16:23

Jawaban terverifikasi

<p>Kedatangan Jepang ke Indonesia memperoleh respon positif dari masyarakat karena Jepang mengaku sebagai saudara tua dan mengimingi untuk mengusir sekutu. Jepang juga mengimingi untuk mengusir Belanda, yang merupakan pemerintah yang menjajah Indonesia. Hal ini membuat bangsa Indonesia percaya dengan gerakan 3A (Jepang cahaya Asia, Jepang pemimpin Asia, dan Jepang pelindung Asia). Fenomena ramalan Jayabaya juga mempengaruhi respon positif masyarakat terhadap kedatangan Jepang. Ramalan Jayabaya mengatakan bahwa Jepang akan datang ke Indonesia dan akan membawa kekayaan dan kebahagiaan. Ini membuat bangsa Indonesia percaya bahwa Jepang akan membawa kekayaan dan kebahagiaan ke Indonesia. Alasan Jepang mendirikan Gerakan 3A adalah untuk menarik simpati rakyat Indonesia dan agar rakyat Indonesia mau membantu Jepang. Tujuan Gerakan 3A adalah:</p><ol><li>Menarik simpati rakyat Indonesia</li><li>Memberi jaminan keamanan bagi rakyat Indonesia</li><li>Meyakinkan bangsa Indonesia bahwa Jepang negara terkuat di Asia</li><li>Memberi peluang bagi pemimpin Indonesia dalam pemerintahan</li><li>Menarik simpati para pemimpin pergerakan nasional Indonesia</li></ol><p>&nbsp;</p><p>Gerakan 3A menggunakan propaganda untuk melancarkan propaganda, seperti mengklaim bahwa Jepang mengobarkan perang Asia Timur Raya untuk membebaskan Selatan dan mempersatukan Asia dalam lingkungan kemakmuran bersama Asia Timur Raya. Jepang juga mengklaim diri sebagai saudara tua yang datang untuk melepaskan Indonesia dari belenggu Belanda</p>

Kedatangan Jepang ke Indonesia memperoleh respon positif dari masyarakat karena Jepang mengaku sebagai saudara tua dan mengimingi untuk mengusir sekutu. Jepang juga mengimingi untuk mengusir Belanda, yang merupakan pemerintah yang menjajah Indonesia. Hal ini membuat bangsa Indonesia percaya dengan gerakan 3A (Jepang cahaya Asia, Jepang pemimpin Asia, dan Jepang pelindung Asia). Fenomena ramalan Jayabaya juga mempengaruhi respon positif masyarakat terhadap kedatangan Jepang. Ramalan Jayabaya mengatakan bahwa Jepang akan datang ke Indonesia dan akan membawa kekayaan dan kebahagiaan. Ini membuat bangsa Indonesia percaya bahwa Jepang akan membawa kekayaan dan kebahagiaan ke Indonesia. Alasan Jepang mendirikan Gerakan 3A adalah untuk menarik simpati rakyat Indonesia dan agar rakyat Indonesia mau membantu Jepang. Tujuan Gerakan 3A adalah:

  1. Menarik simpati rakyat Indonesia
  2. Memberi jaminan keamanan bagi rakyat Indonesia
  3. Meyakinkan bangsa Indonesia bahwa Jepang negara terkuat di Asia
  4. Memberi peluang bagi pemimpin Indonesia dalam pemerintahan
  5. Menarik simpati para pemimpin pergerakan nasional Indonesia

 

Gerakan 3A menggunakan propaganda untuk melancarkan propaganda, seperti mengklaim bahwa Jepang mengobarkan perang Asia Timur Raya untuk membebaskan Selatan dan mempersatukan Asia dalam lingkungan kemakmuran bersama Asia Timur Raya. Jepang juga mengklaim diri sebagai saudara tua yang datang untuk melepaskan Indonesia dari belenggu Belanda


Iklan

Salsabila M

Community

26 April 2024 23:58

Jawaban terverifikasi

<p><br>Kedatangan Jepang ke Indonesia pada masa Perang Dunia II memperoleh respon positif dari sebagian masyarakat dengan beberapa alasan:</p><p><strong>Harapan akan Kemerdekaan</strong>: Sebagian besar rakyat Indonesia pada saat itu telah lama menginginkan kemerdekaan dari penjajahan kolonial Belanda. Kedatangan Jepang, yang pada awalnya terlihat sebagai pembebas dari kekuasaan Belanda, dianggap sebagai kesempatan untuk mencapai kemerdekaan.</p><p><strong>Nasionalisme</strong>: Sebelum kedatangan Jepang, nasionalisme Indonesia telah tumbuh pesat. Kedatangan Jepang, dengan retorika Asia Timur Raya dan pembebasan dari kolonialisme Barat, memperkuat semangat nasionalisme di kalangan masyarakat.</p><p><strong>Propaganda Jepang</strong>: Pemerintah Jepang menggunakan propaganda untuk memperoleh dukungan dari masyarakat Indonesia. Mereka menjanjikan kemerdekaan dan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia, yang membuat beberapa orang terkesan dan mendukung kedatangan Jepang.</p><p>Hubungan dengan ramalan Jayabaya mungkin terletak pada konsep Jayabaya tentang seorang pemimpin yang akan datang untuk mempersatukan Nusantara dan mengusir penjajah. Banyak yang melihat kedatangan Jepang sebagai pemenuhan ramalan ini, dengan harapan bahwa Jepang akan membantu mewujudkan kemerdekaan dan kejayaan Indonesia.</p><p>Namun, alasan Jepang mendirikan Gerakan 3 A (Aku, Asia, dan Afrika) lebih terkait dengan kepentingan strategis dan politik mereka:</p><p><strong>Pengaruh dan Ekspansi</strong>: Jepang ingin memperluas pengaruhnya di Asia dan Afrika sebagai bagian dari rencana ekspansi kekuasaan mereka. Dengan memobilisasi dukungan dari bangsa-bangsa Asia dan Afrika yang ingin membebaskan diri dari penjajahan Barat, Jepang berharap dapat memperkuat posisinya sebagai pemimpin di kawasan tersebut.</p><p><strong>Propaganda Perang</strong>: Gerakan 3 A juga merupakan bagian dari propaganda perang Jepang untuk mendukung perang mereka melawan kekuatan Barat. Dengan mempromosikan citra sebagai pembebas Asia dan Afrika dari penjajahan Barat, Jepang berharap dapat memperoleh dukungan dan legitimasi di kalangan masyarakat di wilayah tersebut.</p><p><strong>Aliansi Strategis</strong>: Pendirian Gerakan 3 A juga merupakan upaya Jepang untuk membentuk aliansi dengan negara-negara di Asia dan Afrika sebagai bagian dari strategi mereka dalam Perang Dunia II.</p><p><br>&nbsp;</p>


Kedatangan Jepang ke Indonesia pada masa Perang Dunia II memperoleh respon positif dari sebagian masyarakat dengan beberapa alasan:

Harapan akan Kemerdekaan: Sebagian besar rakyat Indonesia pada saat itu telah lama menginginkan kemerdekaan dari penjajahan kolonial Belanda. Kedatangan Jepang, yang pada awalnya terlihat sebagai pembebas dari kekuasaan Belanda, dianggap sebagai kesempatan untuk mencapai kemerdekaan.

Nasionalisme: Sebelum kedatangan Jepang, nasionalisme Indonesia telah tumbuh pesat. Kedatangan Jepang, dengan retorika Asia Timur Raya dan pembebasan dari kolonialisme Barat, memperkuat semangat nasionalisme di kalangan masyarakat.

Propaganda Jepang: Pemerintah Jepang menggunakan propaganda untuk memperoleh dukungan dari masyarakat Indonesia. Mereka menjanjikan kemerdekaan dan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia, yang membuat beberapa orang terkesan dan mendukung kedatangan Jepang.

Hubungan dengan ramalan Jayabaya mungkin terletak pada konsep Jayabaya tentang seorang pemimpin yang akan datang untuk mempersatukan Nusantara dan mengusir penjajah. Banyak yang melihat kedatangan Jepang sebagai pemenuhan ramalan ini, dengan harapan bahwa Jepang akan membantu mewujudkan kemerdekaan dan kejayaan Indonesia.

Namun, alasan Jepang mendirikan Gerakan 3 A (Aku, Asia, dan Afrika) lebih terkait dengan kepentingan strategis dan politik mereka:

Pengaruh dan Ekspansi: Jepang ingin memperluas pengaruhnya di Asia dan Afrika sebagai bagian dari rencana ekspansi kekuasaan mereka. Dengan memobilisasi dukungan dari bangsa-bangsa Asia dan Afrika yang ingin membebaskan diri dari penjajahan Barat, Jepang berharap dapat memperkuat posisinya sebagai pemimpin di kawasan tersebut.

Propaganda Perang: Gerakan 3 A juga merupakan bagian dari propaganda perang Jepang untuk mendukung perang mereka melawan kekuatan Barat. Dengan mempromosikan citra sebagai pembebas Asia dan Afrika dari penjajahan Barat, Jepang berharap dapat memperoleh dukungan dan legitimasi di kalangan masyarakat di wilayah tersebut.

Aliansi Strategis: Pendirian Gerakan 3 A juga merupakan upaya Jepang untuk membentuk aliansi dengan negara-negara di Asia dan Afrika sebagai bagian dari strategi mereka dalam Perang Dunia II.


 


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Perhatikan pernyataan berikut 1) Jepang membebaskan pemimpin nasional yang ditahan/dibuang Belanda. 2) Ada harapan penjajahan Belanda di Indonesia segera berakhir. 3) Jepang memperkenalkan diri sebagai Saudara Tua bangsa-bangsa Asia. 4) Jepang menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia. 5) Jepang berjanji melatih kemandirian rakyat Indonesia dalam bidang ekonomi Sebagian data tersebut adalah alasan para tokoh pergerakan nasional Indonesia awalnya menyambut baik kedatangan Jepang. Alasan yang tidak tepat ditunjukkan pada nomor:

56

0.0

Jawaban terverifikasi

Sahabat yang Tergadai Rina dan Maya telah bersahabat sejak kecil. Mereka tinggal di kompleks perumahan yang sama, duduk di bangku sekolah yang sama, bahkan berbagi mimpi untuk bisa terus bersama hingga dewasa. Setiap sore, Rina selalu datang ke rumah Maya untuk bermain atau sekadar mengerjakan PR bersama. Rumah Maya terasa hangat dan nyaman, penuh dengan canda tawa dan rasa kekeluargaan. Maya adalah teman yang selalu mendukung Rina dalam segala hal, tak peduli apa yang terjadi. Namun, suatu hari segalanya berubah. Ayah Maya, yang sebelumnya memiliki usaha sukses, mengalami kebangkrutan. Usahanya gulung tikar setelah dihadapkan pada masalah keuangan yang tak terduga. Keluarga Maya terpaksa menjual rumah mereka dan pindah ke sebuah rumah kontrakan kecil di pinggiran kota. Maya tak lagi bisa mengenakan seragam baru yang biasa mereka beli bersama di awal tahun ajaran. Kini, pakaian Maya tampak kusam, dan sepatu yang dia kenakan mulai berlubang di ujungnya. Pada awalnya, Rina tetap berteman dengan Maya seperti biasa. Mereka masih bertemu di sekolah, dan Rina sesekali mengundang Maya ke rumahnya. Namun, Rina mulai mendengar bisik-bisik dari teman-teman lainnya. "Kenapa masih berteman dengan Maya? Keluarganya sudah jatuh miskin. Nanti kamu jadi terlihat seperti dia." Salah seorang teman di kelas berkata dengan nada mengejek. Bisikan-bisikan itu semakin keras, bahkan beberapa di antaranya terang-terangan menertawakan Maya di depan Rina. Rina merasa tersudut. Di satu sisi, dia merasa bersalah kepada Maya, sahabatnya sejak kecil, yang tidak pernah memintanya apa-apa kecuali persahabatan tulus. Namun di sisi lain, dia merasa takut dijauhi oleh teman-teman lain yang mulai memandang rendah Maya. Rina mulai menjaga jarak. Suatu sore, Maya mendatangi Rina. "Kenapa kamu menjauh? Aku merindukanmu, Rina," Maya bertanya dengan mata yang penuh harap, mencoba mencari jawaban atas perubahan sikap sahabatnya. Rina menghindari tatapan Maya, menunduk dan berpura-pura sibuk dengan bukunya. "Aku sibuk sekarang, banyak tugas. Maaf, Maya." Maya terdiam. Hatinya hancur. Dia tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia berharap itu tidak benar. Namun, kenyataannya terlalu menyakitkan untuk diabaikan. Sejak itu Maya tak pernah lagi mengajak Rina berbicara. Mereka masih bertemu di sekolah, tetapi Maya belajar untuk menahan diri dari rasa sakit ditinggalkan. Waktu berlalu, dan pertemanan mereka tergerus oleh jarak yang diciptakan Rina. Suatu hari, sekolah mengadakan reuni kecil bagi siswa-siswa angkatan mereka. Maya, yang sekarang telah menemukan jalan hidupnya sendiri, datang dengan percaya diri. Dia tak lagi terjebak dalam bayang-bayang masa lalu. Rina melihat Maya dari jauh, merasa tertampar oleh keberadaan sahabatnya yang dulu. Maya telah tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan sukses, meski tanpa dirinya. Rina mendekat dengan perasaan bersalah. "Maya... maafkan aku." Maya menatapnya, senyumnya tenang. "Rina, aku sudah memaafkanmu sejak lama. Aku hanya belajar bahwa tidak semua hal bisa kita pertahankan, bahkan persahabatan. Kadang, orang berubah, dan itu tidak apa-apa. Yang penting, kita tetap berdiri dan melanjutkan hidup." Rina menahan air matanya. Pada saat itu, dia menyadari bahwa dia telah kehilangan lebih dari sekadar seorang sahabat. Dia telah kehilangan kesempatan untuk setia pada seseorang yang benar-benar berarti dalam hidupnya. Tapi, waktu tak bisa diputar kembali. Rina hanya bisa menerima kenyataan bahwa persahabatan mereka telah tergadai oleh ketakutan dan gengsi. Maya pun berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Rina dalam kesunyian yang menyesakkan. Ubahlah cerpen tersebut menjadi sebuah adegan 1, adegan 2, adegan 3, dan adegan 4

30

0.0

Jawaban terverifikasi

Iklan