Fathinah A
06 Oktober 2024 12:26
Iklan
Fathinah A
06 Oktober 2024 12:26
Pertanyaan
Analisis lah struktur pada teks saijaan dibawah ini (struktur berisi abstraksi, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, koda)!!!
Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak
Menurut sahibul hikayat, sebermula ada seorang Datu yang sakti mandraguna sedang
bertapa di tengah laut. Namanya Datu Mabrur. Ia bertapa di antara Selat Laut dan Selat
Makassar.
Siang-malam ia bersamadi di batu karang, di antara percikan buih, debur ombak, angin,
gelombang dan badai topan. Ia memohon kepada Sang Pencipta agar diberi sebuah pulau.
Pulau itu akan menjadi tempat bermukim bagi anak-cucu dan keturunannya, kelak.
Hatta, ketika laut tenang, seekor ikan besar tiba-tiba muncul dari permukaan laut dan
terbang menyerangnya. Tanpa beringsut dari tempat duduk maupun membuka mata, Datu
Mabrur menepis serangan mendadak itu.
Ikan itu terpelanting dan jatuh di karang. Setelah jatuh ke air, ikan itu menyerang lagi.
Demikian berulang-ulang. Di sekeliling karang, ribuan ikan lain mengepung, memperlihatkan
gigi mereka yang panjang dan tajam, seakan prajurit siap tempur. Pada serangannya yang
terakhir, ikan itu terpelanting jatuh persis saat Datu Mabrur membuka matanya.
“Hai, ikan! Apa maksudmu mengganggu samadiku? Ikan apa kamu?”
“Aku ikan todak, Raja Ikan Todak yang menguasai perairan ini. Samadimu membuat lautan
bergelora. Kami terusik, dan aku memutuskan untuk menyerangmu. Tapi, engkau memang sakti, Datu Mabrur. Aku takluk,” katanya, megap-megap. Matanya berkedip-kedip menahan
sakit. Tubuhnya terjepit di sela-sela karang tajam.
“Jadi, itu rakyatmu?” Datu Mabrur menunjuk ribuan ikan yang mengepung karang. “Ya,
Datu. Tapi, sebelum menyerangmu tadi, kami telah bersepakat. Kalau aku kalah, kami akan
menyerah dan mematuhi apa pun perintahmu.”
“Datu, tolonglah aku. Obati luka-lukaku dan kembalikanlah aku ke laut. Kalau terlalu lama
di darat, aku bisa mati. Atas nama rakyatku, aku berjanji akan mengabdi padamu, bila engkau
menolongku...” Raja Ikan Todak mengiba-iba. Seolah sulit bernapas, insangnya membuka dan
menutup.
“Baiklah,” Datu Mabrur berdiri. “Sebagai sesama makhluk ciptaan-Nya, aku akan
menolongmu.
” Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia 56 untuk SMA/SMK Kelas X “Apa pun
permintaanmu, kami akan memenuhinya. Datu ingin istana bawah laut yang terbuat dari emas
dan permata, dilayani ikan duyung dan gurita? Ingin berkeliling dunia, bersama ikan paus dan
lumba-lumba?”
“Tidak. Aku tak punya keinginan pribadi, tapi untuk masa depan anak-cucuku nanti....”
Lalu, Datu Mabrur menceritakan maksud pertapaannya selama ini.
“Akan kukerahkan rakyatku, seluruh penghuni lautan dan samudera. Sebelum matahari
terbit esok pagi, impianmu akan terwujud. Aku bersumpah!” jawab Raja Ikan Todak.
Datu Mabrur tak dapat membayangkan, bagaimana Raja Ikan Todak akan memenuhi
sumpahnya itu. “Baiklah. Tapi kita harus membuat perjanjian. Sejak sekarang kita harus saijaan, seiring sejalan. Seia sekata, sampai ke anak-cucu kita. Kita harus rakat mufakat, bantu
membantu, bahu membahu. Setuju?”
“Setuju, Datu...,” sahut Raja Ikan Todak yang tergolek lemah. Ia sangat membutuhkan air.
Mendengar jawaban itu, Datu Mabrur tersenyum. Dengan hati-hati, dilepaskannya tubuh
Raja Ikan Todak dari jepitan karang, lalu diusapnya lembut.
Ajaib! Dalam sekejap, darah dan luka di sekujur tubuh Raja Ikan Todak itu mengering!
Kulitnya licin kembali seperti semula, seakan tak pernah luka. Ikan itu menggerak-gerakkan
sirip dan ekornya dengan gembira.
Dengan lembut dan penuh kasih sayang, Datu Mabrur mengangkat Raja Ikan Todak itu dan
mengembalikannya ke laut. Ribuan ikan yang tadi mengepung karang, kini berenang
mengerumuninya, melompat-lompat bersuka ria.
“Sa-ijaan!” permukaan laut. seru Raja Ikan Todak sambil melompat di
“Sa-ijaan!” sahut Datu Mabrur.
Sebelum tengah malam, sebelum batas waktu pertapaannya berakhir, Datu Mabrur
dikejutkan oleh suara gemuruh yang datang dari dasar laut. Gemuruh perlahan, tapi pasti.
Gemuruh suara itu terdengar bersamaan dengan timbulnya sebuah daratan, dari dasar laut!
Kian lama, permukaan daratan itu kian tampak. Naik dan terus naik! Lalu, seluruhnya timbul ke
permukaan!
Di bawah permukaan air, ternyata jutaan ikan dari berbagai jenis mendorong dan
memunculkan daratan baru itu dari dasar 57 Bab 3 Menyusuri Nilai dalam Cerita Lintas Zaman
Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X 58 laut. Sambil
mendorong, mereka serempak berteriak, “Sa-ijaan! Sa-ijaan! Sa-ijaaan...!”
Datu Mabrur tercengang di karang pertapaannya. Raja Ikan Todak telah memenuhi
sumpahnya!
Bersamaan dengan terbitnya matahari pagi, daratan itu telah timbul sepenuhnya. Berupa
sebuah pulau. Lengkap dengan ngarai, lembah, perbukitan dan pegunungan. Tanahnya
tampak subur. Pulau kecil yang makmur.
Datu Mabrur senang dan gembira. Impiannya tentang pulau yang akan menjadi tempat
tinggal bagi anak-cucu dan keturunannya, telah menjadi kenyataan. Permohonannya telah
dikabulkan. Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Sang Pencipta, ia menamakannya
Pulau Halimun.
Alkisah, Pulau Halimun kemudian disebut Pulau Laut. Sebab, ia timbul dari dasar laut dan
dikelilingi laut. Sebagai hikmahnya, kata sa-ijaan dan ikan todak dijadikan slogan dan lambang
Pemerintah Kabupaten Kotabaru.
6
1
Iklan
Rendi R
Community
14 Oktober 2024 22:53
Berikut adalah analisis struktur dari teks "Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak" berdasarkan unsur-unsur seperti abstraksi, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda:
1. Abstraksi
Pada bagian ini, kita diperkenalkan kepada tokoh utama, Datu Mabrur, yang sakti dan bertapa di laut. Abstraksi ini berfungsi sebagai pembuka cerita dan memberikan gambaran bahwa kisah ini adalah tentang petualangan atau kejadian luar biasa yang melibatkan tokoh tersebut.
2. Orientasi
Bagian orientasi menjelaskan lokasi, waktu, dan situasi di mana Datu Mabrur melakukan semadi. Di sini, pembaca mulai mengetahui niat Datu Mabrur, yaitu memohon pulau sebagai tempat tinggal bagi anak cucunya.
3. Komplikasi
Konflik utama muncul ketika Datu Mabrur diserang oleh Raja Ikan Todak dan sekutunya. Pertarungan antara Datu dan ikan todak ini menjadi inti dari komplikasi cerita.
4. Evaluasi
Evaluasi terjadi ketika Raja Ikan Todak kalah dan berjanji untuk memenuhi permintaan Datu Mabrur sebagai tanda pengabdian, yaitu membangun pulau untuk keturunan Datu.
5. Resolusi
Konflik terselesaikan ketika Raja Ikan Todak dan pasukannya bekerja sama untuk memunculkan sebuah pulau dari dasar laut. Impian Datu Mabrur terwujud berkat bantuan ikan-ikan tersebut.
6. Koda
Koda memberikan penjelasan tentang bagaimana cerita ini berakhir dan maknanya dalam konteks sejarah dan budaya. Pulau yang diciptakan disebut Pulau Laut, dan kata Sa-ijaan serta Ikan Todak menjadi simbol penting di Kabupaten Kotabaru.
Dengan analisis ini, dapat dilihat bahwa cerita "Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak" mengikuti struktur naratif yang umum dalam hikayat, di mana konflik, resolusi, dan makna simbolis ditekankan di akhir cerita.
· 0.0 (0)
Iklan
Tanya ke AiRIS
Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!
LATIHAN SOAL GRATIS!
Drill Soal
Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian
Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!