Diah P

21 September 2021 13:36

Iklan

Diah P

21 September 2021 13:36

Pertanyaan

Akhir gerakan Gunting Syafruddin (berhasil/tidak), jelaskan

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

13

:

19

:

06

Klaim

25

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

N. Shoimah

Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Yogyakarta

22 September 2021 03:37

Jawaban terverifikasi

Halo Diah Pada saat Belanda telah memberikan pengakuan kepada Indonesia, ada tiga jenis uang yang masih beredar di Indonesia, yaitu uang NICA, uang De Javasche Bank, dan ORI. Akibatnya Indonesia mengalami inflasi yang sangat tinggi. Untuk mengatasi inflasi yang sangat tinggi, Menteri Keuangan saat itu, Syafruddin Prawiranegara membuat keputusan ekstrim, yaitu kebijakan gunting uang dalam arti yang sebenarnya. Kebijakan gunting uang resmi diterapkan sejak tanggal 10 Maret 1950 mulai pukul 20.00 WIB. Penerapannya hanya untuk uang De Javasche Bank dan uang NICA atau yang saat itu dikenal dengan istilah “uang merah”. Sementara untuk ORI, aturan gunting uang tidak berlaku untuk meminimalisir kebingungan masyarakat menengah ke bawah. Metodenya, uang De Javasche Bank dan NICA pecahan 5 gulden ke atas, digunting—benar-benar dipotong dengan gunting—tepat di bagian tengahnya menjadi dua. Guntingan sebelah kiri tetap berlaku sebagai alat pembayaran yang sah dengan nilai setengah dari jumlah semula. Dalam jangka waktu yang ditentukan, guntingan sisi kiri ini harus ditukarkan ke bank-bank atau tempat-tempat tertentu dengan uang baru. Sedangkan guntingan yang sebelah kanan, bisa digunakan sebagai alat pinjaman berupa obligasi, juga bernilai setengah dari nominal semula, dengan bunga 3 persen setahun. Obligasi ini nantinya akan diganti atau dibeli oleh pemerintah. Dengan kata lain, guntingan uang bagian kanan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang. Tujuan kebijakan gunting uang selain untuk membatasi peredaran uang, juga untuk mengurangi bahkan meniadakan uang keluaran Belanda, sehingga ORI menjadi satu-satunya uang di Republik Indonesia. Karena kebijakannya ini, krisis ekonomi yang mengancam keberlangsungan negara dapat diatasi. Gunting Syafruddin berhasil mengurangi jumlah uang yang beredar. Dengan berkurangnya jumlah uang, inflasi turun. Namun secara jangka menengah, kebijakan ini tak cukup untuk mengatasi kekacauan ekonomi. Tahun 1953, indeks harga 19 bahan pokok meningkat 250 persen dari tahun 1950. Jumlah uang beredar terus meningkat dan inflasi terjadi lagi. Sedangkan untuk jangka panjang, Gunting Syafruddin menimbulkan dampak psikologis bagi pelaku ekonomi. Dengan demikian, kebijakan gunting Syafruddin berhasil untuk jangka pendek, karena berhasil menekan inflasi pada tahun 1950. Namun sayangnya, kebijakan gunting Syafruddin tidak berhasil untuk jangka menengah dan jangka panjang, karena ternyata pada tahun 1953 kembali terjadi inflasi, dan dalam jangka panjang menimbulkan dampak psikologis bagi pelaku ekonomi. Mapel: Sejarah Kelas: 12 SMA Topik: Indonesia Masa Awal kemerdekaan sampai Terpimpin Semoga membantu ya.


Iklan

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Apakah benar NIBKD dan MBKS dibentuk guna menghadapi kekuatan Belanda? Jelaskan!

105

5.0

Jawaban terverifikasi