Rere R

14 Januari 2024 12:18

Iklan

Iklan

Rere R

14 Januari 2024 12:18

Pertanyaan

A. Munculnya gol. Elite di Indonesia Latarbelakang: Kebijakan Politik Cultuurstel maupun Pintu Terbuka berdampak serius bagi masyarakat Indonesia( kelaparan,kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan) : Mendorong kaum Liberalisme= kaum pedagang/ Pengusaha ------> memperbaiki masyarakat "Hindia-Belanda" yang manusiawi, idea tsb didukung oleh kaum rohaniawan,maka C.T Van Deventer mengusulkan balasan Budi baik bangsa H -B dengan Politik Etis Apakah mereka(kaum Pedagang benar2 tulus ingin menolong masyarakat Hindia-Belanda?


8

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

Nanda R

Gold

17 Februari 2024 10:18

Jawaban terverifikasi

<p>Dalam kasus ini, kaum pedagang yang terlibat dalam kebijakan politik Cultuurstelsel dan Pintu Terbuka di Hindia-Belanda pada abad ke-19 mungkin memiliki motivasi yang beragam.</p><p><strong>Motivasi Ekonomi:</strong></p><ul><li>Kaum pedagang yang terlibat dalam eksploitasi sumber daya Hindia-Belanda dapat memiliki motivasi utama untuk memperoleh keuntungan ekonomi. Sistem Cultuurstelsel, misalnya, memaksa petani untuk menanam tanaman ekspor seperti kopi atau indigo, yang menguntungkan pedagang Belanda.</li></ul><p><strong>Kritik Terhadap Kebijakan:</strong></p><ul><li>Meskipun ada kelompok yang mungkin memiliki niat untuk "memperbaiki masyarakat," banyak juga kritik terhadap kebijakan-kebijakan tersebut. Penduduk pribumi mengalami dampak negatif, seperti kelaparan, kemiskinan, dan keterbelakangan akibat eksploitasi sumber daya dan ketidakadilan sosial.</li></ul><p><strong>Variasi dalam Niat dan Tindakan:</strong></p><ul><li>Ada kemungkinan perbedaan di antara kelompok pedagang. Beberapa mungkin benar-benar percaya bahwa sistem ekonomi yang mereka dukung dapat memberikan manfaat sosial, sementara yang lain mungkin lebih fokus pada keuntungan pribadi.</li></ul><p><strong>Respons terhadap Tekanan Masyarakat:</strong></p><ul><li>Adanya tekanan dari masyarakat, terutama dari kalangan rohaniawan dan kelompok-kelompok liberal, dapat mempengaruhi respons dan tindakan kaum pedagang. Dukungan terhadap kebijakan politik Etis oleh C.T. Van Deventer bisa mencerminkan respons terhadap tuntutan moral dan etis.</li></ul>

Dalam kasus ini, kaum pedagang yang terlibat dalam kebijakan politik Cultuurstelsel dan Pintu Terbuka di Hindia-Belanda pada abad ke-19 mungkin memiliki motivasi yang beragam.

Motivasi Ekonomi:

  • Kaum pedagang yang terlibat dalam eksploitasi sumber daya Hindia-Belanda dapat memiliki motivasi utama untuk memperoleh keuntungan ekonomi. Sistem Cultuurstelsel, misalnya, memaksa petani untuk menanam tanaman ekspor seperti kopi atau indigo, yang menguntungkan pedagang Belanda.

Kritik Terhadap Kebijakan:

  • Meskipun ada kelompok yang mungkin memiliki niat untuk "memperbaiki masyarakat," banyak juga kritik terhadap kebijakan-kebijakan tersebut. Penduduk pribumi mengalami dampak negatif, seperti kelaparan, kemiskinan, dan keterbelakangan akibat eksploitasi sumber daya dan ketidakadilan sosial.

Variasi dalam Niat dan Tindakan:

  • Ada kemungkinan perbedaan di antara kelompok pedagang. Beberapa mungkin benar-benar percaya bahwa sistem ekonomi yang mereka dukung dapat memberikan manfaat sosial, sementara yang lain mungkin lebih fokus pada keuntungan pribadi.

Respons terhadap Tekanan Masyarakat:

  • Adanya tekanan dari masyarakat, terutama dari kalangan rohaniawan dan kelompok-kelompok liberal, dapat mempengaruhi respons dan tindakan kaum pedagang. Dukungan terhadap kebijakan politik Etis oleh C.T. Van Deventer bisa mencerminkan respons terhadap tuntutan moral dan etis.

Iklan

Iklan

Salsabila M

Community

26 April 2024 23:43

Jawaban terverifikasi

<p>Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam konteks sejarah kolonialisme, motivasi pedagang atau pengusaha Eropa untuk memperbaiki masyarakat di Hindia-Belanda mungkin tidak selalu murni atau tulus. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi mereka:</p><p><strong>Tujuan Ekonomi</strong>: Secara umum, keberadaan pedagang Eropa di Hindia-Belanda didorong oleh tujuan ekonomi untuk menghasilkan keuntungan dan memperluas pasar mereka. Meskipun mereka mungkin berkontribusi pada pembangunan infrastruktur atau pendidikan, tetapi kepentingan ekonomi sering menjadi prioritas utama.</p><p><strong>Kebijakan Pemerintah</strong>: Kebijakan politik Cultuurstelsel (Sistem Budaya) dan Pintu Terbuka yang diterapkan oleh pemerintah kolonial Belanda dapat memberikan insentif bagi pedagang Eropa untuk terlibat dalam usaha-usaha yang diarahkan oleh pemerintah. Hal ini dapat menghasilkan citra baik bagi pedagang atau pengusaha di mata pemerintah kolonial.</p><p><strong>Penguasaan Ekonomi</strong>: Pedagang atau pengusaha Eropa yang mendominasi sektor ekonomi di Hindia-Belanda mungkin memiliki kepentingan untuk mempertahankan stabilitas sosial dan ekonomi untuk kepentingan bisnis mereka sendiri. Dengan demikian, mereka mungkin terlibat dalam beberapa usaha kemanusiaan atau pembangunan untuk menjaga stabilitas di wilayah tersebut.</p><p>Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa tidak semua pedagang atau pengusaha Eropa memiliki motivasi yang sama. Beberapa mungkin memiliki tujuan yang lebih mulia untuk berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat setempat, sementara yang lain mungkin lebih fokus pada keuntungan pribadi. Oleh karena itu, sulit untuk secara umum menyimpulkan apakah mereka benar-benar tulus dalam niat mereka untuk membantu masyarakat Hindia-Belanda.</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p><br>&nbsp;</p>

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam konteks sejarah kolonialisme, motivasi pedagang atau pengusaha Eropa untuk memperbaiki masyarakat di Hindia-Belanda mungkin tidak selalu murni atau tulus. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi mereka:

Tujuan Ekonomi: Secara umum, keberadaan pedagang Eropa di Hindia-Belanda didorong oleh tujuan ekonomi untuk menghasilkan keuntungan dan memperluas pasar mereka. Meskipun mereka mungkin berkontribusi pada pembangunan infrastruktur atau pendidikan, tetapi kepentingan ekonomi sering menjadi prioritas utama.

Kebijakan Pemerintah: Kebijakan politik Cultuurstelsel (Sistem Budaya) dan Pintu Terbuka yang diterapkan oleh pemerintah kolonial Belanda dapat memberikan insentif bagi pedagang Eropa untuk terlibat dalam usaha-usaha yang diarahkan oleh pemerintah. Hal ini dapat menghasilkan citra baik bagi pedagang atau pengusaha di mata pemerintah kolonial.

Penguasaan Ekonomi: Pedagang atau pengusaha Eropa yang mendominasi sektor ekonomi di Hindia-Belanda mungkin memiliki kepentingan untuk mempertahankan stabilitas sosial dan ekonomi untuk kepentingan bisnis mereka sendiri. Dengan demikian, mereka mungkin terlibat dalam beberapa usaha kemanusiaan atau pembangunan untuk menjaga stabilitas di wilayah tersebut.

Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa tidak semua pedagang atau pengusaha Eropa memiliki motivasi yang sama. Beberapa mungkin memiliki tujuan yang lebih mulia untuk berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat setempat, sementara yang lain mungkin lebih fokus pada keuntungan pribadi. Oleh karena itu, sulit untuk secara umum menyimpulkan apakah mereka benar-benar tulus dalam niat mereka untuk membantu masyarakat Hindia-Belanda.

 

 

 


 


lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Kedatangan islam di indonesia sangat didukung oleh situasi politik pada waktu itu sebab .... a. kerajaan islam di nusantara kuat kedudukannya b. sebagian rakyat indonesia memeluk islam c. para pedagang islam diterima baik oleh para raja d. islam menjadi bagian dari masyarakat indonesia e. kerajaan bercorak hindu-buddha banyak yang goyah kekuasaannya

676

4.8

Jawaban terverifikasi