Anji V

02 Februari 2022 15:36

Iklan

Iklan

Anji V

02 Februari 2022 15:36

Pertanyaan

32. Perhatikanlah kalimat-kalimat berikut! (1) Sungai Pemalai mengalir ke Laut Jawa. (2) Kedua mahasiswa UI itu menampilkan banyolan kocak dan nyanyian yang khas. (3) Dunia superhero menebar semnagat kebenaran selalu mengalahkan kejahatan. (4) Mereka berbondong-bondong datang menonton menyaksikan pertandingan sepak bola. Kalimat yang tidak efektif adalah ... A. (1) B. (2) C. (3) D. (4)


3

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

N. Dwi

Mahasiswa/Alumni Universitas Pendidikan Indonesia

04 Februari 2022 11:46

Jawaban terverifikasi

Halo, Anji V. Terima kasih sudah bertanya di Roboguru. Kakak bantu jawab yah. Jawaban untuk soal ini adalah D. Untuk memahami jawaban tersebut, berikut pembahasannya. Kalimat efektif adalah kalimat yang mudah dipahami oleh orang lain dengan tepat, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Kalimat efektif disusun berdasarkan kaidah kebahasaan Indonesia. Pedoman kaidah kebahasaan tersebut berguna dalam pembuatan kalimat efektif. Kalimat efektif adalah penyusunan kata yang dibuat berdasarkan kaidah kebahasaan Indonesia. Adapun ciri-ciri kalimat efektif, yaitu: 1) menggunakan ejaan yang disempurnakan, 2) menggunakan kata yang tepat dan hemat, 3) memiliki makna logis dan sistematis, 4) minimal memiliki unsur subjek dan predikat, dan 5) mengandung kesejajaran bentuk bahasa (paralel). Berdasarkan penjelasan, kalimat yang tidak efektif terdapat pada kalimat (4). Hal tersebut karena kalimat (4) menggunakan kata yang tidak hemat atau kata yang memiliki makna yang sama, yaitu "menonton menyaksikan." Kata "menonton" dan "menyaksikan" merupakan kata kerja yang bermakna melihat sesuatu sehingga penggunaannya tidak bisa bersamaan. Kalimat tersebut dapat menjadi kalimat efektif dengan cara memilih kata menyaksikan atau menonton. Contoh: (4) Mereka berbondong-bondong datang menonton pertandingan sepak bola. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah D. Semoga membantu ya :)


Iklan

Iklan

lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Bacalah kutipan buku nonfiksi berikut! Puputan Upacara puputan atau dhautan bagi masyarakat Jawa merupakan upacara yang dilakukan dalam rangkaian upacara kelahiran seorang anak. Upacara ini dilaksanakan pada sore hari ketika tali pusar si bayi telah putus atau lepas (puput atau dhaut berarti lepas). Waktu yang diperlukan untuk penyelenggaraan puputan tidak dapat ditentukan secara pasti Hal ini bergantung kepada lama tidaknya tali pusar si bayi lepas dengan sendirinya. Tali pusar si bayi dapat putus sebelum seminggu bahkan lebih dari seminggu sejak kelahiran. Keluarga si bayi harus siap mengadakan upacara puputan jika sewaktu- waktu tali pusar tersebut putus. Upacara ini diselenggarakan dengan mengadakan kenduri atau selamatan yang dihadiri oleh kerabat dan tetangga terdekat. Sesajian (makanan) yang disediakan dalam upacara puputan, antara lain nasi gudangan yang terdiri atas nasi dengan lauk-pauk, sayur-mayur dan parutan kelapa, bubur merah, bubur putih, dan jajan pasar. Upacara puputan biasanya ditandai dengan dipasangnya sawuran (bawang merah, dlingo bengle yang dimasukkan ke ketupat), dan aneka macam duri kemarung di sudut- sudut kamar bayi. Selain sawuran dipasang juga daun nanas yang diberi warna hitam putih (bergaris-garis), daun apa-apa, awar-awar, girang, dan duri kemarung. Di halaman rumah dipasang tumbak sewu, yaitu sapu lidi yang didirikan dengan tegak. Di tempat tidur si bayi diletakkan benda-benda tajam seperti pisau dan gunting. Dalam upacara puputan dhautan terdapat makna atau lambang atau yang tersirat dalam makanan dan alat yang digunakan tersebut. Sumber: Maryani, Indonesia nan Indah: Upacara Adat, Semarang. Alprin, 2019 Buatlah rangkuman isi kutipan buku nonfiksi tersebut!

391

0.0

Jawaban terverifikasi