Nabila S

06 Maret 2024 14:50

Iklan

Iklan

Nabila S

06 Maret 2024 14:50

Pertanyaan

2. Kehidupan masyarakat pada masa kolonialisme menyebabkan berbagai perubahan dalam berbagai bidang. Keadaan yang dialami masyarakat menyebabkan munculnya berbagai perlawanan. Salah satu perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia dalam melawan kongsi dagang VOC adalah serangan Mataram di Jawa Tengah. Serangan dilakukan sampai dua kali, namun belum berhasil. Penyebab utama serangan Mataram yang kedua gagal yaitu... a. persenjataan Belanda jauh lebih modern dibandingkan tentara Mataram. b. kuatnya tentara Belanda yang melakukan pengepungan. c. Belanda melakukan adu domba terhadap tokoh di kerajaan Mataram. d. pasukan Belanda membakar cadangan makanan pasukan Mataram.

2. Kehidupan masyarakat pada masa kolonialisme menyebabkan berbagai perubahan dalam berbagai bidang. Keadaan yang dialami masyarakat menyebabkan munculnya berbagai perlawanan. Salah satu perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia dalam melawan kongsi dagang VOC adalah serangan Mataram di Jawa Tengah. Serangan dilakukan sampai dua kali, namun belum berhasil. Penyebab utama serangan Mataram yang kedua gagal yaitu...

a. persenjataan Belanda jauh lebih modern dibandingkan tentara Mataram.

b. kuatnya tentara Belanda yang melakukan pengepungan.

c. Belanda melakukan adu domba terhadap tokoh di kerajaan Mataram.

d. pasukan Belanda membakar cadangan makanan pasukan Mataram.


9

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

Nanda R

Gold

07 Maret 2024 07:07

Jawaban terverifikasi

<p>jawabannya adalah C.</p><p>&nbsp;</p><p>Pada masa kolonialisme, Belanda sering menggunakan strategi adu domba untuk menciptakan perpecahan dan konflik di antara kelompok-kelompok pribumi. Dalam konteks serangan Mataram, Belanda mungkin melakukan upaya untuk menciptakan konflik internal di kerajaan Mataram dengan memanfaatkan perbedaan antara tokoh-tokoh atau kelompok-kelompok di dalamnya.</p><p>Adanya intrik dan fitnah dapat melemahkan persatuan dalam kerajaan Mataram, membuatnya sulit untuk bersatu dan menghadapi serangan Belanda secara efektif. Strategi ini sering digunakan oleh penjajah untuk mengamankan kepentingan mereka dengan melemahkan kesatuan dan solidaritas di kalangan masyarakat pribumi.</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p>

jawabannya adalah C.

 

Pada masa kolonialisme, Belanda sering menggunakan strategi adu domba untuk menciptakan perpecahan dan konflik di antara kelompok-kelompok pribumi. Dalam konteks serangan Mataram, Belanda mungkin melakukan upaya untuk menciptakan konflik internal di kerajaan Mataram dengan memanfaatkan perbedaan antara tokoh-tokoh atau kelompok-kelompok di dalamnya.

Adanya intrik dan fitnah dapat melemahkan persatuan dalam kerajaan Mataram, membuatnya sulit untuk bersatu dan menghadapi serangan Belanda secara efektif. Strategi ini sering digunakan oleh penjajah untuk mengamankan kepentingan mereka dengan melemahkan kesatuan dan solidaritas di kalangan masyarakat pribumi.

 

 

 


Iklan

Iklan

Salsabila M

Community

09 Maret 2024 01:06

Jawaban terverifikasi

<p>c. Belanda melakukan adu domba terhadap tokoh di kerajaan Mataram.</p><p>&nbsp;</p><p>Penyebab utama kegagalan serangan Mataram yang kedua dalam melawan kongsi dagang VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) adalah adanya taktik adu domba yang dilakukan oleh Belanda terhadap tokoh-tokoh di kerajaan Mataram. Strategi adu domba ini merupakan salah satu upaya Belanda untuk menciptakan perpecahan di antara penguasa atau elit pemerintahan lokal di Mataram.</p><p>Melalui taktik ini, Belanda berusaha menciptakan ketidaksetujuan atau perselisihan di antara tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam kerajaan Mataram. Dengan menciptakan konflik internal, Belanda berharap dapat melemahkan solidaritas dan kekuatan bersama yang dapat mendorong kesuksesan serangan terhadap pihak VOC.</p><p>Strategi adu domba seringkali melibatkan berbagai cara, seperti penyebaran fitnah, manipulasi informasi, atau menciptakan ketidakpercayaan di antara para pemimpin lokal. Dengan memanfaatkan perbedaan pandangan atau kepentingan individu-individu tersebut, Belanda berupaya menghambat koordinasi dan kerjasama yang kuat di antara pihak-pihak yang akan bersatu melawan penjajah.</p><p>Dengan demikian, penyebab utama kegagalan serangan Mataram yang kedua adalah keberhasilan Belanda dalam mengimplementasikan strategi adu domba, yang pada akhirnya mempersulit tercapainya konsensus dan koordinasi di pihak Mataram dalam menghadapi pasukan VOC.</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p><br>&nbsp;</p>

c. Belanda melakukan adu domba terhadap tokoh di kerajaan Mataram.

 

Penyebab utama kegagalan serangan Mataram yang kedua dalam melawan kongsi dagang VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) adalah adanya taktik adu domba yang dilakukan oleh Belanda terhadap tokoh-tokoh di kerajaan Mataram. Strategi adu domba ini merupakan salah satu upaya Belanda untuk menciptakan perpecahan di antara penguasa atau elit pemerintahan lokal di Mataram.

Melalui taktik ini, Belanda berusaha menciptakan ketidaksetujuan atau perselisihan di antara tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam kerajaan Mataram. Dengan menciptakan konflik internal, Belanda berharap dapat melemahkan solidaritas dan kekuatan bersama yang dapat mendorong kesuksesan serangan terhadap pihak VOC.

Strategi adu domba seringkali melibatkan berbagai cara, seperti penyebaran fitnah, manipulasi informasi, atau menciptakan ketidakpercayaan di antara para pemimpin lokal. Dengan memanfaatkan perbedaan pandangan atau kepentingan individu-individu tersebut, Belanda berupaya menghambat koordinasi dan kerjasama yang kuat di antara pihak-pihak yang akan bersatu melawan penjajah.

Dengan demikian, penyebab utama kegagalan serangan Mataram yang kedua adalah keberhasilan Belanda dalam mengimplementasikan strategi adu domba, yang pada akhirnya mempersulit tercapainya konsensus dan koordinasi di pihak Mataram dalam menghadapi pasukan VOC.

 

 

 


 


lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Kebencian pangeran Diponegoro terhadap pemerintah kolonial Belanda karena orang-orang Belanda tidak menghormati tradisi yang berkembang di Keraton, dan memasukkan budaya Barat yang tidak selaras dengan nilai-nilai budaya Timur, seperti ikut campur dalam urusan keraton, minum-minuman keras, dan residen kurang menghormati terhadap Sultan seperti duduk sejajar dengan sultan. Kebencian pangeran Diponegoro dan pengikutnya memuncak dengan melakukan perlawanan atau perang terhadap kolonial Belanda, disebabkan... a. melakukan praktek adu domba di dalam kalangan bangsawan b. pembangunan jalan yang melintasi makam leluhur Diponegoro c. Diponogoro tidak diakui sebagai penguasa kerajaan Mataram d. Belanda mengadu domba Diponegoro melawan patih Danurejo e. Belanda tidak menghiraukan Pangeran Diponegoro

44

0.0

Jawaban terverifikasi

Baca dan amatilah dengan saksama teks di bawah ini. Hoegeng Imam Santoso lahir pada 14 Oktober 1921 di Pekalongan, Jawa Tengah. Ia merupakan sulung dari tiga bersaudara, putra pasangan Soekarjo Kario Hatmodjo, seorang jaksa, dan Oemi Kalsoem. Kedua orang tua Hoegeng masih berkerabat dengan lbu Kardinah, adik pahlawan nasional R.A. Kartini. Sebagai anak yang terlahir dari kalangan elite, Hoegeng tidak mengalami banyak kesulitan dalam menuntut ilmu, dari SO sampai perguruan tinggi. Saat di AMS, pendidikan setingkat SMA di Yogyakarta, ia mengambil jurusan A2, dengan pelajaran mayornya bahasa dan sastra Barat. Kebetulan Hoegeng tipe orang yang mudah mempelajari bahasa. Karena menikmati jurusan yang dipilihnya, ia dapat menguasai banyak bahasa asing. Kemahirannya berbahasa asing ternyata sangat membantu menjalankan tugasnya di kemudian hari, yaitu saat harus berhubungan dengan tentara Belanda atau Sekutu lainnya pada Perang Kemerdekaan. Selama menimba ilmu di Yogya, ia juga mengasah bakatnya dalam bermain musik, khususnya musik Hawaian. Bermain musik baginya bukan sekadar menyalurkan hobi, melainkan untuk mencari tambahan uang saku. Bersama grupnya, ia suka manggung di dekat alun-alun dengan honor 25 gulden sekali main. Ia juga menjual suara di Radio Mataram, Radio NIROM (milik pemerintah Belanda), dan sekali-sekali diundang orang hajatan. Saat mengisi acara di radio NIROM, ia menggunakan nama samaran Hoegy agar mudah diterima di kalangan Belanda. Meski keluarganya tidak berkekurangan, setiap bulan ia hanya mendapat jatah kiriman sebesar tujuh setengah gulden. Selama bersekolah di AMS, ia aktif di berbagai kegiatan dan banyak bersahabat. Setamat AMS, Hoegeng melanjutkan kuliah ke RHS di Batavia, Jakarta. Sebagai keturunan priayi, sebenarnya keluarga berharap Hoegeng masuk sekolah calon pejabat pemerintah (pamong praja). Pendidikan Hoegeng di RHS tidak selesai karena keburu ditutup sehubungan datangnya tentara Jepang. Ia pun memutuskan kembali ke kampung halaman. Sebagai pengisi waktu senggang, ia berniaga kecil-kecilan. Bersama sahabatnya, ia berdagang keliling buku pelajaran berbahasa Jepang dengan sepeda sampai kota tetangga, Pati dan Semarang. Hoegeng mengawali karier di bidang polisi dengan mengikuti kursus yang diselenggarakan Kantor Polisi Keresidenan Pekalongan. Awalnya, ia hanya coba-coba dan sekadar mengisi waktu kosong. Namun, ternyata keputusan mengikuti kursus tersebut menjadi momentum penting. lnilah titik awal perjalanan hidup Hoegeng dalam menapaki karier di bidang kepolisian, yang pada akhirnya membesarkan namanya. Di awal kariernya sebagai polisi, pikiran Hoegeng sempat goyah dan ingin mencoba profesi lain. Namun, kariernya justru semakin kuat setelah mengikuti pendidikan kader tinggi kepolisian di Sukabumi. Tidak sampai dua tahun, ia mengalami kenaikan pangkat empat kali, dari pangkat Minarai Junsabucho menjadi Kei Bun Ho I (Aiptu). Ia juga sempat tergoda meniti karier di AL. Namun, Hoegeng pada akhirnya menyadari panggilan jiwa yang sebenarnya setelah pada suatu kesempatan bertemu dengan Kepala Kepolisian Negara (sekarang Kapolri) R.S. Soekanto. Dengan kebapakan, Soekanto mengajak Hoegeng kembali ke jajaran kepolisian. Wejangan Soekanto demikian membekas di hati, dan Hoegeng pun berketetapan hati kembali ke dunia kepolisian. Meski hanya sesaat menjadi anggota AL, ada peristiwa penting dalam kehidupan Hoegeng. Pada masa ini ia bertemu dengan penyiar radio RRI Yogya bernama Merry yang kemudian menjadi istrinya. Mereka menikah pada 31 Oktober 1946, saat Hoegeng masih berstatus anggota AL. Tahun 1950, Hoegeng mengikuti Kursus Orientasi di Provost Marshal General School di Amerika Serikat. Sekembalinya dari penugasan belajar itu, dia dipercaya menjabat Kepala DPKN Kantor Polisi Jawa Timur di Surabaya (1952). Lalu menjadi Kepala Bagian Reserse Kriminal Kantor Polisi Sumatra Utara (1956) di Medan. Setelah Hoegeng pindah ke markas Kepolisian Negara kariernya terus menanjak. Di sana, dia menjabat Deputi Operasi Pangak (1966), dan Deputi Men/Pangak Urusan Operasi. Terakhir, pada 5 Mei 1968, Hoegeng diangkat menjadi Kepala Kepol isian Negara (sekarang Kapolri). Ada kisah menarik kala Hoegeng ditugaskan sebagai Kabareskrim Sumatra Utara. Saat baru turun dari kapal di dermaga Belawan, seseorang yang mengaku utusan kelompok pengusaha Tiongkok mengatakan bahwa rumah dan mobil sudah tersedia. Namun, Hoegeng memiliki firasat buruk di balik pemberian itu. Tawaran menggiurkan ditolak secara halus dan ia meminta barang tersebut disimpan saja. Akan tetapi, cukong-cukong itu merasa keadaan ini gawat karena kedatangan Hoegeng saat itu untuk "membersihkan" Kota Medan. Mereka pun tidak menyerah begitu saja. Ketika Hoegeng hendak memasuki rumah dinasnya yang baru, di dalam sudah penuh dengan berbagai barang perlengkapan, seperti piano, kulkas, radio, kursi tamu, dan sebagainya yang masih berupa barang mewah waktu itu. Hoegeng sontak memerintahkan barang-barang misterius itu segera dikeluarkan dari rumahnya karena barang inventaris negara akan dimasukkan. Sampai tenggang waktu yang ditentukan, barang itu tidak diambil juga. Hoegeng lalu menyuruh ajudan dan kuli mengeluarkan dan meletakkan barang tersebut begitu saja di tepi jalan i depan rumah. Meski sempat tergoda dan merasa sayang, Hoegeng ingat amanah almarhum ayahnya untuk bersikap jujur dan memilih untuk tidak mengkhianati sumpah jabatan sebagai penegak hukum. Meski tidak tahu siapa pengirimnya, Hoegeng paham tujuan pengiriman barang itu. Hoegeng menyadari ia ditugaskan di Medan untuk "membersihkan" kota itu dari maraknya bisnis ilegal, yaitu perjudian dan penyelundupan. Bisnis itu dimodali oleh "Cina Medan" dan disokong banyak oknum tentara dan kepolisian. Selama kepemimpinan Hoegeng sebagai Kapolri, banyak terjadi reformasi di tubuh kepolisian. Hoegeng melakukan pembenahan struktur organisasi di tingkat Mabes Polri menjadi lebih dinamis dan komunikatif. Ia juga mengubah nama pimpinan polisi dan markas besarnya, Panglima Angkatan Kepolisian Rl (Pangak) diubah menjadi Kepala Kepolisian Rl (Kapolri). Selama menjabat sebagai Kapolri, ada dua kasus besar dan berat yang berhasil ia selesaikan. Kedua kasus itu adalah perkara Sum Kuning yang menggegerkan masyarakat Yogyakarta dan perihal penyelundupan mobil mewah bernilai miliaran rupiah. Tanpa gentar, Hoegeng membongkar dan mengusut kasus-kasus itu, meski ia tahu risiko dari keberaniannya karena ada petinggi-petinggi negeri terlibat. Bahkan, rumor yang beredar menyatakan bahwa penyelundupan mobil mewah itu melibatkan kerabat keluarga RI 1. Kasus inilah yang kemudian santer diduga sebagai penyebab pencopotan Hoegeng sebagai Kapolri. Hoegeng dipensiunkan sebagai Kapolri pada usia 49 tahun, saat ia sedang melakukan pembersihan di jajaran kepolisian. Kabar pencopotan itu d iterima Hoegeng secara mendadak. Setelahnya, Hoegeng ditawari menjadi duta besar di sebuah negara di Eropa, tetapi ia menolak karena merasa dirinya seorang polisi dan bukan politisi. Hidup pada masa pensiun orang pertama di kepolisian dengan pangkat tinggi mestinya menyenangkan, seperti banyak dialami pejabat zaman sekarang. Namun, hal itu tidak dialami Hoegeng. Semua barang inventaris yang ia gunakan selama bertugas langsung dikembalikan ke negara begitu selesai sertijab. Hanya rumah kecil nan sederhana di kawasan Menteng yang selama ini menjadi rumah dinasnya karena memang ia belum memiliki rumah sendiri. Dengan uang pensiun yang sangat kecil, Hoegeng menafkahi keluarganya. Untunglah Hoegeng sudah membiasakan keluarganya hidup sederhana. Untuk menopang ekonomi keluarga, mantan Kapolri itu menekuni hobi lamanya yaitu bermain musik dan melukis. Atas kebaikan Kapolri penggantinya, rumah dinas di kawasan Menteng Jakarta pusat pun bisa menjadi milik keluarga Hoegeng. Beberapa Kapolda pun berpatungan membeli mobil Kingswood, satu-satunya mobil yang ia miliki. Hoegeng meninggal dunia dalam usia 83 tahun. Sebagai mantan pejuang, ia mestinya dimakamkan di taman makam pahlawan. Namun, konon sesuai wasiatnya ia memilih diistirahatkan di pemakaman keluarga. (Diolah dari berbagai sumber) Apakah yang istimewa dalam silsilah keluarga Pak Hoegeng?

146

4.0

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

Lala Buntar (Lala Bunte) Pada zaman dahulu kala ada sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Silang, letaknya kira-kira 35 kilometer sebelah timur Sumbawa sekarang. Tepatnya di Desa Pemasar di Kecamatan Plampang. Raja Silang mempunyai seorang Putri yang sangat rupawan yang bernama Lala Buntar atau Lala Bunte panggilan akrabnya. Diberikan nama demikian oleh ayahnya karena parasnya yang elok dan rupawan bagaikan Bulan Purnama (Buntar dalam Bahasa Sumbawa berarti 'Purnama'). Disamping parasnya yang rupawan Lala Bunte juga sangat boto (boto berarti terampil) Salah satu ketrampilannya adalah keahlian menenun kain. Kain tenun hasil tenunannya sangat indah dengan motif-motif khas yang mempesona, dan tenunannya itu sangat baik kualitasnya. Hal ini membuat nama Lala Bunte semakin terkenal ke seluruh pelosok negeri. Karena ketrampilannya itu sang ayah memberikan hadiah kepada putrinya berupa seperangkat alat tenun terbuat dari emas. Mendengar berita tentang Lala Bunte banyaklah putra-putra raja bahkan raja-raja yang ingin melamar untuk dapat mempersunting Lala Bunte. Pada suatu hari Raja Silang kedatangan beberapa orang tamu. Ada yang datang dari kerajaan yang ada di Pulau Sumbawa, dan bahkan dari luar Sumbawa antara lain dari kerajaan Gowa. Mereka semua bermaksud sama, yakni datang untuk meminang Lala Bunte. Hal yang demikian itu mempuat bingung Raja Silang, terlebih-lebih semua tamu yang datang bersikeras agar niat mereka dapat dikabulkan. Suasana yang tadinya dirasa akrab berubah menjadi panas. Bahkan, para tamu tersebut sudah saling tantang untuk melakukan adu fisik dan kesaktian. Melihat keadaan seperti itu, Raja Silang berusaha untuk menenangkan keadaan, dengan cara yang bijaksana. Raja Silang mengambil keputusan bahwa permintaan dari tamu-tamunya tidak ada yang diterima maupun ditolak. Segenap keluarga, para penasehat termasuk dengan Lala Bunte sendiri terlebih dahulu akan berembug. Raja menetapkan waktu satu minggu untuk memberi keputusan. Kesempatan satu minggu itu pun digunakan oleh Raja Silang untuk bermusyawarah. Pada malam pertama dilakukan musyawarah. Raja Silang meminta pendapat putrinya Lala Bunte sebagai putri satu-sat unya itu. Lala Bunte ternyata memiliki pendapat yang sama sekali berbeda dengan yang diharapkan oleh keluarganya. Semua yang hadir dalam pertemuan itu terperanjat dengan keinginan Lala Bunte untuk pergi meninggalkan kerajaan agar perpecahan yang bakal terjadi dapat dihindari. Lala Bunte berfikir bahwa dengan kepergian dirinya dari kerajaan akan dapat mencegah terjadinya pertumpahan darah karena yang diperebutkan sudah tidak ada lagi. Keputusan Lala Bunte sudah pasti dan tidak ada yang dapat merubahnya. Dengan berat hati, akhirnya, seluruh keluarga menyetujui permintaan Lala Bunte. Dengan diiringi oleh para Jowa Perjaka (para pendamping/pengikut), keesokan harinya berangkatlah Lala Bunte meninggalkan kerajaan, meninggalkan istana, dan meninggalkan ayah ibunya. Lala Bunte pergi menuju ke satu tempat untuk mengasingkan diri. Dalam kepergiannya itu Lala Bunte membawa serta peralatan tenunnya yang terbuat dari emas. Dalam perjalanannya, Lala Bunte sempat berfikir bahwa kemana pun dia pergi, sepanjang masih dilihat orang maka dirinya tetap akan diperebutkan. Oleh sebab itu, tidak terlalu jauh dari kerajaannya, Lala Bunte meminta kepada pengikutnya untuk berhenti. Dalam perhentiannya itu Lala Bunte meminta kepada pengikutnya untuk membuat timbunan batu dan tanah. Timbunan tersebut dibentuk menyerupai bukit. Di tengah-tengah timbunan tersebut terdapat ruangan yang ditempati oleh Lala Bunte bersama pengikutnya. Di puncak timbunan tersebut dibuatkan lubang dengan maksud agar Lala Bunte dan pengikutnya yang ada didalam timbunan itu dapat bernafas. Salah seorang pengikutnya berada di luar timbunan itu untuk menjemput makanan dari istana kerajaan guna keperluan Lala Bunte. Satu Bulan lamanya Lala Bunte di dalam timbunan tanah dan batu yang menyerupai bukit itu menerima makanan yang diantarkan oleh pengikutnya. Pada suatu saat setelah itu, Lala Bunte dan pengikutnya yang di dalam sudah tidak lagi muncul untuk menerima pasokan makanan. Pelayan yang betugas memasukkan makanan itu berfikir tentunya Lala Bunte beserta pengikutnya yang ada di dalam timbunan tanah dan batu itu telah meninggal. Oleh pelayanan yang ada di luar, akhirnya lubang yang ada di puncak bukit tersebut ditutup dan dibuatkan kuburan di atasnya. Sampai sekarang kuburan tersebut dapat dilihat tepat di atas sebuah bukit kira-kira 5 km dari Desa Pemasar Kecamatan Plampang. Pernah dua kali kuburannya ingin dibongkar oleh orang yang mengharap dapat mengambil emas-emas yang dibawa Lala Bunte beserta pengikutnya akan tetapi selalu gagal. Mereka yang mencoba untuk mengambilnya selalu berhadapan dengan peristiwa alam yang keras seperti hujan lebat, kilat, dan petir yang menyambar debu yang beterbangan dan berbagai peristiwa alam yang menyeramkan. Sumber: www.sumbawakab.go.id 3. Mendengar berita tentang Lala Bunte banyaklah putra-putra raja bahkan raja-raja yang ingin melamar untuk dapat mempersunting Lala Bunte. Cermatilah kalimat tersebut. Apakah kalimat tersebut efektif? Jelaskan.

1

0.0

Jawaban terverifikasi

Identitas buku: Judul : Anggur dalam Pot Penulis : Eko M. Nurcahyo Penerbit : Penebar Swadaya, anggota ikapi Tahun Terbit : 2011, cetakan ke- X Tebal Buku : vi+ 50 hlm.; ilus.; 21 cm Harga : Rp. 25.000 Judul buku: Buku yang berjudul Anggur dalam Pot ini memuat uraian mengenai cara membudidayakan tanaman anggur dalam pot. Selama ini banyak orang beranggapan bahwa menanam anggur memerlukan lahan yang luas serta perawatan yang sangat rumit. Namun, pada kenyataannya pandangan itu tidak tepat. Dalam buku berjudul Anggur dalam Pot ini dijelaskan bahwa sebenamya pembudidayaan buah anggur tidaklah sesulit pandangan banyak orang. Dalam buku ini dikemukakan hal-hal yang berkaitan dengan pembudidayaan tanaman anggur dalam pot atau kantong plastik. Hal-hal terse but di antaranya meliputi seluk-beluk tanaman anggur beserta jenis dan ciri-cirinya. Tanaman anggur merupakan semak yang tumbuh memanjat. Semak ini memiliki keistimewaan, yakni ranting-rantingnya mampu mengeluarkan buah yang teramat lebat dan berasa lezat. Karena keistimewaan ini, anggur dibudidayakan sebagai tanaman penghasil buah. Pada buku ini dikemukakan juga mengenai cara memilih bibit anggur yang baik, cara menyiapkan media tanam, serta cara perawatan selama pertumbuhan.Buah anggur umumnya muncul dari ranting. Oleh karena itu, semakin banyak ranting akan semakin banyak pula buah yang dihasilkan. Karena ditanam di dalam pot, pengaturan ranting harus benar-benar diperhatikan agar bentuk percabangan berkesan indah. Kunci utama untuk membuahkan tanaman anggur dalam pot adalah melakukan pemangkasan. Pemangkasan harus dilakukan secara selektif, yakni memilih cabang tersier dengan mata tunas menonjol yang dipangkas agar nantinya mengeluarkan bunga. Agar tanaman berbuah sepanjang tahun, pemangkasan tidak dilakukan secara serentak terhadap seluruh cabang tersier. Pemangkasan secara serentak membuat buah yang dihasilkan juga masak secara bersamaan. Akibatnya, ada saat tanaman tidak memiliki buah saat semua buah telah dipetik karena masak. Setiap kali masak, buah dipetik dan ranting dibiarkan tumbuh selama satu bulan.Setelah itu ranting bisa dipangkas lagi untuk membuahkannya. Dengan cara seperti ini tanaman anggur dalam pot akan senantiasa dihiasi buah sepanjang tahun. Pada bab akhir dalam buku ini dikemukakan hal-hal yang berkaitan dengan perawatan pohon anggur dewasa dari berbagai penyakit. Keindahan tanaman anggur dalam pot sering dirusak oleh hadirnya hama dan penyakit yang dapat menyebabkan daun berlubang-lubang, buah tertutup tepung kotor, atau keadaan lain yang bisa dipastikan akan mengurangi keindahan anggur sebagai tanaman hias. Hama yang biasa menyerang tanaman anggur antara lain tungau , ulat, belalang, dan rayap. Hama yang menyerang tanaman anggur dapat diatasi dengan akarisida dan insektisida, sedangkan penyakitnya dapat diatasi dengan fungisida. Kelebihan Buku 1. Menjelaskan secara terperinci mengenai tanaman anggur, mulai dari karateristik, jenis, cara memilih bibit untuk ditanam di dalam pot, ciri-ciri bibit yang baik, dan cara memperoleh bibit tanaman anggur. 2. Untuk mempermudah memperoleh bibit tanaman anggur, dalam buku ini juga mencantumkan beberapa alamat agen-agen penjual bibit tanaman anggur, sehingga masyarakat akin lebih mudah memperolehnya. 3. Setiap penjelasan dan tahap-tahap pelaksanaan disertai dengan gambar-gambar penjelas, sehingga memudahkan para pemula untuk mempraktikkannya. 4. Buku dikemas menarik dengan sampul buku yang berwarna dan sederhana, sehingga menarik minat para pembaca. 5. Gaya bahasa penulisan mudah dimengerti. Kelemahan Buku 1. Posisi cetak isi dan letak gambar dalam buku ada yang miring, sehingga mengurangi kualitas buku. 2. Sebagian gam bar penjelas tidak berwarna sehingga sukar dipahami karena gam bar kurang jelas. 3. Terdapat judul bab yang kurang menarik karena menggunakan kalimat-kalimat sederhana yang tidak baku. 4. Terdapat penjelasan yang membingungkan, karena pada salah satu bab dijelaskan bahwa tanaman anggur tidak mudah stress sehingga mudah jika dipindah tempatkan. Namun, pada bah selanjurnya disebut bahwa tanaman anggur merupakan tanaman yang mudah stress. Hal ini dapat membingungkan para pembaca tentang kebenarannya. Nilai Buku Buku ini sangat bermanfaat baik bagi petani anggur maupun masyarakat biasa, karena di dalam buku ini dijelaskan bagaimana proses membuahkan tanaman anggur dalam pot dengan sederhana dan mudah dimengerti. Manfaat yang diperoleh setelah membaca keseluruhan isi buku adalah lebih memahami proses menanam anggur yang selama ini di anggap sukar karena membutuhkan perawatan yang ekstra sulit, menjadikan tanaman anggur dalam pot bernilai jual tinggi. Jika pembaca tertarik untuk mempraktikkannya, ada tiga manfaat yang bisa didapat, yakni buah tanaman enak dimakan, tanaman anggur dalam pot dapat berbuah sepanjang tahun dan dijadikan tanaman hias yang bernilai jual tinggi. Pada kenyataannya menanam anggur tidaklah sulit. Menanam anggur tak ubahnya menanam singkong. Potong rantingnya, lalu tancapkan di tanah, tak lama kemudian tumbuhlah tanaman anggur. jadi, bertanam anggur dalam pot bisa menjadi alternatif bagi kita yang sama sekali tidak memiliki lahan pekarangan yang luas. Kelebihan menanam anggur dalam pot adalah mudah perawatannya serta mudah dipindahkan, bahkan jika ditekuni bisa menjadi bisnis yang menarik dan menguntungkan. (Sumber: https:!lrohmadarso.wordpress.com/resensi/resensi-buku-pengetahuan-anggur-dalam-potl denga pengubahan) Buku tersebut cocok dibaca untuk siapa? Berilah bukti pendukung!

18

0.0

Jawaban terverifikasi