Andini A

27 Maret 2024 07:40

Iklan

Andini A

27 Maret 2024 07:40

Pertanyaan

1. Jelaskan keterkaitan antara pembomam panggakalan angkatan laut Amerika Serikat pearl Harbour dengan meletusnya perang Pasifik dan keterlibatan Indonesia dalam perang tersebut 2. Jelaskan karakteristik pendudukan Jepang di Indonesia dan 3 pembagian wilayah ke militeran di Indonesia 3. Jelaskan bentuk eksploitasi Sumber daya manusia yang di lakukan Jepang di Indonesia 4. Jelaskan 3 starategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap pendudukan Jepang di Indonesia dengan menjelaskan satu contohnya masing2 strategi 5. Jelaskan bentuk dan tujuan gerakan bawah tanah 6. Jelaskan dampak pnddkan Jepang di Indonesia bidang pemerintahan, militer, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan mobilisasi perempuan dan tenaga kerja Tolong kak bantu jawabbb

1. Jelaskan keterkaitan antara pembomam panggakalan  angkatan laut Amerika Serikat pearl Harbour dengan meletusnya perang Pasifik dan keterlibatan Indonesia dalam perang tersebut
2. Jelaskan karakteristik pendudukan Jepang di Indonesia dan 3 pembagian wilayah ke militeran di Indonesia
3. Jelaskan bentuk eksploitasi Sumber daya manusia yang di lakukan Jepang di Indonesia
4. Jelaskan 3 starategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap pendudukan Jepang di Indonesia dengan menjelaskan satu contohnya masing2 strategi
5. Jelaskan bentuk dan tujuan gerakan bawah tanah
6. Jelaskan dampak pnddkan Jepang di Indonesia bidang pemerintahan, militer, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan mobilisasi perempuan dan tenaga kerja

Tolong kak bantu jawabbb 

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

01

:

59

:

48

Klaim

6

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Salsabila M

Community

27 Maret 2024 14:12

Jawaban terverifikasi

<p>1. Keterkaitan antara pemboman pangkalan angkatan laut Amerika Serikat Pearl Harbor dengan meletusnya Perang Pasifik adalah karena pemboman Pearl Harbor oleh Jepang pada 7 Desember 1941 menjadi pemicu resmi untuk Amerika Serikat untuk bergabung dalam Perang Dunia II. Serangan ini menyebabkan Amerika Serikat memasuki Perang Pasifik dan menjadi salah satu pihak utama dalam konflik tersebut. Keterlibatan Indonesia dalam perang ini terutama terjadi sebagai akibat dari invasi Jepang ke wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Jepang yang berada di bawah kekuasaan Poros membentuk tentara pendudukan di wilayah ini dan menguasai sebagian besar wilayah Indonesia selama Perang Pasifik.</p><p>2. Karakteristik pendudukan Jepang di Indonesia adalah otoriter dan keras. Jepang menerapkan kendali militer yang ketat, membatasi kebebasan sipil, dan menindas perlawanan. Tiga pembagian wilayah ke militeran di Indonesia meliputi Jawa, Sumatera, dan wilayah-wilayah lainnya yang dikuasai oleh Jepang. Jepang membentuk pemerintahan militer di setiap wilayah ini untuk mengontrol pendudukan mereka.</p><p>3. Bentuk eksploitasi sumber daya manusia yang dilakukan Jepang di Indonesia termasuk pengerahan tenaga kerja paksa untuk proyek infrastruktur militer dan ekonomi, serta pelaksanaan kerja rodi yang berat di berbagai proyek konstruksi. Jepang juga mengambil alih pabrik-pabrik dan industri di Indonesia untuk memanfaatkan sumber daya alam dan tenaga kerja Indonesia.</p><p>4. Tiga strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap pendudukan Jepang di Indonesia adalah gerilya, sabotase, dan perlawanan politik. Contoh dari strategi ini termasuk gerakan perlawanan bersenjata seperti Pasukan Pembela Tanah Air (PETA) yang menggunakan taktik gerilya melawan Jepang, sabotase terhadap fasilitas militer Jepang oleh kelompok perlawanan seperti Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan upaya perlawanan politik melalui organisasi seperti Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang berusaha mempertahankan identitas nasional Indonesia.</p><p>5. Gerakan bawah tanah adalah gerakan perlawanan yang dilakukan secara diam-diam dan tidak terstruktur terhadap pendudukan musuh atau rezim otoriter. Tujuan dari gerakan bawah tanah adalah untuk mengorganisir dan mengkoordinasikan kegiatan perlawanan secara rahasia, seperti penyelundupan senjata, propaganda, atau penyusupan. Gerakan bawah tanah juga bertujuan untuk mempertahankan semangat perlawanan dan memelihara kemerdekaan nasional.</p><p>6. Dampak pendudukan Jepang di Indonesia dalam berbagai bidang adalah sebagai berikut:<br>&nbsp; - Pemerintahan: Jepang membentuk pemerintahan militer yang otoriter dan mendirikan lembaga-lembaga administrasi baru yang menggantikan pemerintahan kolonial Belanda.<br>&nbsp; - Militer: Jepang memobilisasi tenaga kerja Indonesia untuk kepentingan militer mereka dan membentuk tentara pembantu Indonesia seperti PETA dan Heiho.<br>&nbsp; - Ekonomi: Jepang mengambil alih pabrik-pabrik dan sumber daya alam Indonesia untuk kepentingan perang mereka. Mereka juga menerapkan sistem ekonomi yang mendukung perang.<br>&nbsp; - Sosial dan budaya: Kehadiran Jepang membawa perubahan sosial dan budaya, termasuk perubahan dalam norma-norma dan nilai-nilai sosial, serta pengaruh budaya Jepang yang masuk ke Indonesia.<br>&nbsp; - Pendidikan: Sistem pendidikan diubah oleh Jepang untuk mendukung kepentingan militer dan ideologi Jepang. Isi kurikulum diarahkan untuk memperkuat semangat nasionalisme dan kepatuhan terhadap kebijakan pendudukan Jepang.<br>&nbsp; - Mobilisasi perempuan dan tenaga kerja: Jepang memobilisasi perempuan dan tenaga kerja Indonesia untuk bekerja di berbagai proyek konstruksi dan industri militer, seringkali dalam kondisi kerja yang buruk dan tidak manusiawi.</p>

1. Keterkaitan antara pemboman pangkalan angkatan laut Amerika Serikat Pearl Harbor dengan meletusnya Perang Pasifik adalah karena pemboman Pearl Harbor oleh Jepang pada 7 Desember 1941 menjadi pemicu resmi untuk Amerika Serikat untuk bergabung dalam Perang Dunia II. Serangan ini menyebabkan Amerika Serikat memasuki Perang Pasifik dan menjadi salah satu pihak utama dalam konflik tersebut. Keterlibatan Indonesia dalam perang ini terutama terjadi sebagai akibat dari invasi Jepang ke wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Jepang yang berada di bawah kekuasaan Poros membentuk tentara pendudukan di wilayah ini dan menguasai sebagian besar wilayah Indonesia selama Perang Pasifik.

2. Karakteristik pendudukan Jepang di Indonesia adalah otoriter dan keras. Jepang menerapkan kendali militer yang ketat, membatasi kebebasan sipil, dan menindas perlawanan. Tiga pembagian wilayah ke militeran di Indonesia meliputi Jawa, Sumatera, dan wilayah-wilayah lainnya yang dikuasai oleh Jepang. Jepang membentuk pemerintahan militer di setiap wilayah ini untuk mengontrol pendudukan mereka.

3. Bentuk eksploitasi sumber daya manusia yang dilakukan Jepang di Indonesia termasuk pengerahan tenaga kerja paksa untuk proyek infrastruktur militer dan ekonomi, serta pelaksanaan kerja rodi yang berat di berbagai proyek konstruksi. Jepang juga mengambil alih pabrik-pabrik dan industri di Indonesia untuk memanfaatkan sumber daya alam dan tenaga kerja Indonesia.

4. Tiga strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap pendudukan Jepang di Indonesia adalah gerilya, sabotase, dan perlawanan politik. Contoh dari strategi ini termasuk gerakan perlawanan bersenjata seperti Pasukan Pembela Tanah Air (PETA) yang menggunakan taktik gerilya melawan Jepang, sabotase terhadap fasilitas militer Jepang oleh kelompok perlawanan seperti Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan upaya perlawanan politik melalui organisasi seperti Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang berusaha mempertahankan identitas nasional Indonesia.

5. Gerakan bawah tanah adalah gerakan perlawanan yang dilakukan secara diam-diam dan tidak terstruktur terhadap pendudukan musuh atau rezim otoriter. Tujuan dari gerakan bawah tanah adalah untuk mengorganisir dan mengkoordinasikan kegiatan perlawanan secara rahasia, seperti penyelundupan senjata, propaganda, atau penyusupan. Gerakan bawah tanah juga bertujuan untuk mempertahankan semangat perlawanan dan memelihara kemerdekaan nasional.

6. Dampak pendudukan Jepang di Indonesia dalam berbagai bidang adalah sebagai berikut:
  - Pemerintahan: Jepang membentuk pemerintahan militer yang otoriter dan mendirikan lembaga-lembaga administrasi baru yang menggantikan pemerintahan kolonial Belanda.
  - Militer: Jepang memobilisasi tenaga kerja Indonesia untuk kepentingan militer mereka dan membentuk tentara pembantu Indonesia seperti PETA dan Heiho.
  - Ekonomi: Jepang mengambil alih pabrik-pabrik dan sumber daya alam Indonesia untuk kepentingan perang mereka. Mereka juga menerapkan sistem ekonomi yang mendukung perang.
  - Sosial dan budaya: Kehadiran Jepang membawa perubahan sosial dan budaya, termasuk perubahan dalam norma-norma dan nilai-nilai sosial, serta pengaruh budaya Jepang yang masuk ke Indonesia.
  - Pendidikan: Sistem pendidikan diubah oleh Jepang untuk mendukung kepentingan militer dan ideologi Jepang. Isi kurikulum diarahkan untuk memperkuat semangat nasionalisme dan kepatuhan terhadap kebijakan pendudukan Jepang.
  - Mobilisasi perempuan dan tenaga kerja: Jepang memobilisasi perempuan dan tenaga kerja Indonesia untuk bekerja di berbagai proyek konstruksi dan industri militer, seringkali dalam kondisi kerja yang buruk dan tidak manusiawi.


Andini A

27 Maret 2024 21:29

Terimakasih kak mudah dipahami ๐Ÿคฉ

Iklan

Nanda R

Community

30 Maret 2024 11:00

Jawaban terverifikasi

<p>1. Pemboman Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbor oleh Jepang pada tanggal 7 Desember 1941 merupakan pemicu langsung bagi Amerika Serikat untuk terlibat dalam Perang Pasifik melawan Jepang. Serangan ini menyebabkan AS resmi memasuki Perang Dunia II. Keterlibatan Indonesia dalam perang tersebut terjadi karena Jepang berhasil menduduki Hindia Belanda, yang kemudian menjadi pangkalan strategis bagi Jepang dalam menguasai kawasan Asia Tenggara.</p><p>2. Karakteristik pendudukan Jepang di Indonesia ditandai oleh sistem pemerintahan yang otoriter, penindasan terhadap penduduk, dan eksploitasi sumber daya alam. Pembagian wilayah ke militeran di Indonesia meliputi Jawa di bawah pimpinan Jenderal Hitoshi Imamura, Sumatera di bawah Jenderal Seiichi Terada, dan Kalimantan di bawah Jenderal Shizuo Yokoyama.</p><p>3. Bentuk eksploitasi sumber daya manusia yang dilakukan Jepang di Indonesia antara lain rekruitmen tenaga kerja paksa (romusha) untuk memenuhi kebutuhan kerja di berbagai proyek infrastruktur, penggunaan buruh kerja paksa (romusha) dalam kondisi yang tidak manusiawi, dan pemaksaan terhadap penduduk untuk mendukung kepentingan militer Jepang.</p><p>4. Tiga strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap pendudukan Jepang meliputi gerakan sabotase, gerilya, dan propaganda. Contoh strategi sabotase adalah perlawanan terhadap pemerintahan Jepang dengan menghambat kegiatan administratif mereka. Gerakan gerilya dilakukan dengan melakukan serangan mendadak terhadap pasukan Jepang dan fasilitas militer mereka. Sementara itu, propaganda dilakukan untuk membangkitkan semangat perlawanan rakyat Indonesia melalui media massa dan penyuluhan.</p><p>5. Gerakan bawah tanah merupakan gerakan perlawanan yang dilakukan secara rahasia oleh kelompok-kelompok atau individu-individu yang menolak pendudukan atau pemerintahan yang ada secara diam-diam. Tujuannya adalah untuk merongrong kekuasaan pendudukan atau pemerintahan yang dianggap tidak sah serta mempersiapkan perlawanan bersenjata jika diperlukan.</p><p>6. Dampak pendudukan Jepang di Indonesia terhadap bidang pemerintahan, militer, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan mobilisasi perempuan dan tenaga kerja sangatlah kompleks. Secara umum, pendudukan Jepang meningkatkan kesadaran nasionalisme di kalangan masyarakat Indonesia, tetapi juga meningkatkan tekanan ekonomi dan politik. Di bidang sosial dan budaya, terjadi perubahan signifikan dalam pola hidup dan nilai-nilai masyarakat. Pendudukan Jepang juga mempengaruhi sistem pendidikan dengan mengubah kurikulum dan mengadopsi metode pendidikan baru yang lebih militeristik.</p>

1. Pemboman Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbor oleh Jepang pada tanggal 7 Desember 1941 merupakan pemicu langsung bagi Amerika Serikat untuk terlibat dalam Perang Pasifik melawan Jepang. Serangan ini menyebabkan AS resmi memasuki Perang Dunia II. Keterlibatan Indonesia dalam perang tersebut terjadi karena Jepang berhasil menduduki Hindia Belanda, yang kemudian menjadi pangkalan strategis bagi Jepang dalam menguasai kawasan Asia Tenggara.

2. Karakteristik pendudukan Jepang di Indonesia ditandai oleh sistem pemerintahan yang otoriter, penindasan terhadap penduduk, dan eksploitasi sumber daya alam. Pembagian wilayah ke militeran di Indonesia meliputi Jawa di bawah pimpinan Jenderal Hitoshi Imamura, Sumatera di bawah Jenderal Seiichi Terada, dan Kalimantan di bawah Jenderal Shizuo Yokoyama.

3. Bentuk eksploitasi sumber daya manusia yang dilakukan Jepang di Indonesia antara lain rekruitmen tenaga kerja paksa (romusha) untuk memenuhi kebutuhan kerja di berbagai proyek infrastruktur, penggunaan buruh kerja paksa (romusha) dalam kondisi yang tidak manusiawi, dan pemaksaan terhadap penduduk untuk mendukung kepentingan militer Jepang.

4. Tiga strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap pendudukan Jepang meliputi gerakan sabotase, gerilya, dan propaganda. Contoh strategi sabotase adalah perlawanan terhadap pemerintahan Jepang dengan menghambat kegiatan administratif mereka. Gerakan gerilya dilakukan dengan melakukan serangan mendadak terhadap pasukan Jepang dan fasilitas militer mereka. Sementara itu, propaganda dilakukan untuk membangkitkan semangat perlawanan rakyat Indonesia melalui media massa dan penyuluhan.

5. Gerakan bawah tanah merupakan gerakan perlawanan yang dilakukan secara rahasia oleh kelompok-kelompok atau individu-individu yang menolak pendudukan atau pemerintahan yang ada secara diam-diam. Tujuannya adalah untuk merongrong kekuasaan pendudukan atau pemerintahan yang dianggap tidak sah serta mempersiapkan perlawanan bersenjata jika diperlukan.

6. Dampak pendudukan Jepang di Indonesia terhadap bidang pemerintahan, militer, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan mobilisasi perempuan dan tenaga kerja sangatlah kompleks. Secara umum, pendudukan Jepang meningkatkan kesadaran nasionalisme di kalangan masyarakat Indonesia, tetapi juga meningkatkan tekanan ekonomi dan politik. Di bidang sosial dan budaya, terjadi perubahan signifikan dalam pola hidup dan nilai-nilai masyarakat. Pendudukan Jepang juga mempengaruhi sistem pendidikan dengan mengubah kurikulum dan mengadopsi metode pendidikan baru yang lebih militeristik.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Sahabat yang Tergadai Rina dan Maya telah bersahabat sejak kecil. Mereka tinggal di kompleks perumahan yang sama, duduk di bangku sekolah yang sama, bahkan berbagi mimpi untuk bisa terus bersama hingga dewasa. Setiap sore, Rina selalu datang ke rumah Maya untuk bermain atau sekadar mengerjakan PR bersama. Rumah Maya terasa hangat dan nyaman, penuh dengan canda tawa dan rasa kekeluargaan. Maya adalah teman yang selalu mendukung Rina dalam segala hal, tak peduli apa yang terjadi. Namun, suatu hari segalanya berubah. Ayah Maya, yang sebelumnya memiliki usaha sukses, mengalami kebangkrutan. Usahanya gulung tikar setelah dihadapkan pada masalah keuangan yang tak terduga. Keluarga Maya terpaksa menjual rumah mereka dan pindah ke sebuah rumah kontrakan kecil di pinggiran kota. Maya tak lagi bisa mengenakan seragam baru yang biasa mereka beli bersama di awal tahun ajaran. Kini, pakaian Maya tampak kusam, dan sepatu yang dia kenakan mulai berlubang di ujungnya. Pada awalnya, Rina tetap berteman dengan Maya seperti biasa. Mereka masih bertemu di sekolah, dan Rina sesekali mengundang Maya ke rumahnya. Namun, Rina mulai mendengar bisik-bisik dari teman-teman lainnya. "Kenapa masih berteman dengan Maya? Keluarganya sudah jatuh miskin. Nanti kamu jadi terlihat seperti dia." Salah seorang teman di kelas berkata dengan nada mengejek. Bisikan-bisikan itu semakin keras, bahkan beberapa di antaranya terang-terangan menertawakan Maya di depan Rina. Rina merasa tersudut. Di satu sisi, dia merasa bersalah kepada Maya, sahabatnya sejak kecil, yang tidak pernah memintanya apa-apa kecuali persahabatan tulus. Namun di sisi lain, dia merasa takut dijauhi oleh teman-teman lain yang mulai memandang rendah Maya. Rina mulai menjaga jarak. Suatu sore, Maya mendatangi Rina. "Kenapa kamu menjauh? Aku merindukanmu, Rina," Maya bertanya dengan mata yang penuh harap, mencoba mencari jawaban atas perubahan sikap sahabatnya. Rina menghindari tatapan Maya, menunduk dan berpura-pura sibuk dengan bukunya. "Aku sibuk sekarang, banyak tugas. Maaf, Maya." Maya terdiam. Hatinya hancur. Dia tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia berharap itu tidak benar. Namun, kenyataannya terlalu menyakitkan untuk diabaikan. Sejak itu Maya tak pernah lagi mengajak Rina berbicara. Mereka masih bertemu di sekolah, tetapi Maya belajar untuk menahan diri dari rasa sakit ditinggalkan. Waktu berlalu, dan pertemanan mereka tergerus oleh jarak yang diciptakan Rina. Suatu hari, sekolah mengadakan reuni kecil bagi siswa-siswa angkatan mereka. Maya, yang sekarang telah menemukan jalan hidupnya sendiri, datang dengan percaya diri. Dia tak lagi terjebak dalam bayang-bayang masa lalu. Rina melihat Maya dari jauh, merasa tertampar oleh keberadaan sahabatnya yang dulu. Maya telah tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan sukses, meski tanpa dirinya. Rina mendekat dengan perasaan bersalah. "Maya... maafkan aku." Maya menatapnya, senyumnya tenang. "Rina, aku sudah memaafkanmu sejak lama. Aku hanya belajar bahwa tidak semua hal bisa kita pertahankan, bahkan persahabatan. Kadang, orang berubah, dan itu tidak apa-apa. Yang penting, kita tetap berdiri dan melanjutkan hidup." Rina menahan air matanya. Pada saat itu, dia menyadari bahwa dia telah kehilangan lebih dari sekadar seorang sahabat. Dia telah kehilangan kesempatan untuk setia pada seseorang yang benar-benar berarti dalam hidupnya. Tapi, waktu tak bisa diputar kembali. Rina hanya bisa menerima kenyataan bahwa persahabatan mereka telah tergadai oleh ketakutan dan gengsi. Maya pun berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Rina dalam kesunyian yang menyesakkan. Ubahlah cerpen tersebut menjadi sebuah adegan 1, adegan 2, adegan 3, dan adegan 4

73

0.0

Jawaban terverifikasi