Zahrotululma Z

14 Desember 2024 08:37

Iklan

Zahrotululma Z

14 Desember 2024 08:37

Pertanyaan

1. Erupsi gunung berapi merupakan salah satu objek kajian geografi. Untuk mengkaji fenomena erupsi diperlukan beberapa ilmu penunjang geografi. Identifikasikan ilmu penunjang untuk mengkaji fenomena tersebut! 2. Konsep diferensiasi area digunakan untuk mengkaji perbedaan wilayah. Perbedaan karakteristik akibat diferensiasi area dapat menyebabkan terjadinya interaksi penduduk antarwilayah? 3. Epidemi dan wabah penyakit dapat muncul karena fenomena urbanisasi. Mengapa fenomena tersebut dapat menyebabkan terjadinya bencana nonalam? 4. Penelitian survei sangat tergantung pada keberadaan sampel/responden. Uraikan tujuan metode pelaksanaan penelitihan tersebut 5. Masalah dilingkungan sekitar dapat dikembangkan menjadi rumusan masalah dalam penelitihan geografi. Akan tetapi, tidak semua masalah dapat menjadi rumusan masalah karena harus memenuhi beberapa kriteria. Identifikasikan kriteria tersebut!

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

10

:

47

:

58

Klaim

7

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Daniel N

16 Desember 2024 07:35

Jawaban terverifikasi

<p>Semoga membantu kamu ya Zahrotululma Z^^</p><p>&nbsp;</p><p>Tentu, mari kita bahas satu per satu pertanyaan Anda:</p><p><strong>1. Ilmu Penunjang untuk Mengkaji Fenomena Erupsi Gunung Berapi</strong></p><p>Untuk memahami fenomena erupsi secara mendalam, geografi bekerja sama dengan berbagai ilmu lain. Beberapa ilmu penunjang yang relevan adalah:</p><ul><li><strong>Vulkanologi:</strong> Ilmu yang khusus mempelajari gunung berapi, termasuk proses pembentukan, jenis erupsi, dan dampaknya.</li><li><strong>Geologi:</strong> Ilmu yang mempelajari bumi, termasuk struktur batuan, mineral, dan proses geologi yang menyebabkan erupsi.</li><li><strong>Geofisika:</strong> Ilmu yang mempelajari sifat fisik bumi, seperti gravitasi, medan magnet, dan seismik, untuk memantau aktivitas gunung berapi.</li><li><strong>Meteorologi:</strong> Ilmu yang mempelajari atmosfer dan cuaca, untuk memprediksi penyebaran abu vulkanik dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar.</li><li><strong>Hidrologi:</strong> Ilmu yang mempelajari air di bumi, termasuk dampak erupsi terhadap sumber air dan kualitas air.</li><li><strong>Geografi Fisik:</strong> Cabang geografi yang mempelajari fenomena fisik bumi, seperti bentang alam vulkanik dan proses pembentukannya.</li></ul><p><strong>2. Konsep Diferensiasi Area dan Interaksi Antarwilayah</strong></p><p>Diferensiasi area mengacu pada perbedaan karakteristik suatu wilayah dibandingkan wilayah lainnya. Perbedaan ini bisa berupa perbedaan fisik (iklim, tanah, topografi) maupun sosial budaya (penduduk, ekonomi, politik). Perbedaan inilah yang memicu terjadinya interaksi antarwilayah.</p><ul><li><strong>Alasan Terjadinya Interaksi:</strong><ul><li><strong>Ketergantungan:</strong> Wilayah yang kekurangan sumber daya tertentu akan berinteraksi dengan wilayah lain yang memiliki kelebihan sumber daya tersebut.</li><li><strong>Peluang Ekonomi:</strong> Perbedaan potensi ekonomi antarwilayah mendorong terjadinya aktivitas perdagangan dan investasi.</li><li><strong>Pertukaran Budaya:</strong> Interaksi sosial antarwarga dari wilayah yang berbeda dapat memperkaya budaya masing-masing.</li></ul></li></ul><p><strong>3. Urbanisasi dan Bencana Nonalam (Epidemi dan Wabah)</strong></p><p>Urbanisasi yang cepat dan tidak terkendali dapat menyebabkan munculnya berbagai masalah kesehatan, termasuk epidemi dan wabah. Hal ini disebabkan oleh:</p><ul><li><strong>Kepadatan Penduduk:</strong> Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi di perkotaan memudahkan penyebaran penyakit menular.</li><li><strong>Sanitasi yang Buruk:</strong> Fasilitas sanitasi yang tidak memadai di pemukiman kumuh menjadi tempat berkembang biak bakteri dan virus.</li><li><strong>Akses Kesehatan yang Terbatas:</strong> Keterbatasan fasilitas kesehatan di perkotaan membuat masyarakat sulit mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.</li></ul><p><strong>4. Tujuan Metode Penelitian Survei</strong></p><p>Penelitian survei bertujuan untuk mengumpulkan data dari sejumlah besar responden dengan menggunakan kuesioner atau wawancara. Tujuan utama dari metode ini adalah:</p><ul><li><strong>Mengukur Karakteristik Populasi:</strong> Mengetahui distribusi karakteristik tertentu dalam suatu populasi (misalnya, pendapat, sikap, perilaku).</li><li><strong>Mengidentifikasi Hubungan Antar Variabel:</strong> Menguji hipotesis tentang hubungan antara dua atau lebih variabel.</li><li><strong>Memprediksi Fenomena Sosial:</strong> Membangun model untuk memprediksi kejadian di masa depan berdasarkan data yang diperoleh dari survei.</li></ul><p><strong>5. Kriteria Rumusan Masalah dalam Penelitian Geografi</strong></p><p>Agar suatu masalah dapat dijadikan rumusan masalah dalam penelitian geografi, masalah tersebut harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu:</p><ul><li><strong>Relevan:</strong> Masalah harus memiliki relevansi dengan kajian geografi dan isu-isu terkini.</li><li><strong>Spesifik:</strong> Masalah harus dirumuskan secara jelas dan spesifik, sehingga mudah dipahami dan diukur.</li><li><strong>Terukur:</strong> Masalah harus dapat diukur secara kuantitatif atau kualitatif.</li><li><strong>Original:</strong> Masalah harus menawarkan perspektif baru atau kontribusi terhadap pengetahuan yang sudah ada.</li><li><strong>Fesible:</strong> Masalah harus dapat dijawab dengan sumber daya yang tersedia.</li></ul><p><strong>Contoh Rumusan Masalah yang Baik:</strong></p><ul><li>"Bagaimana pengaruh perubahan iklim terhadap pola persebaran pertanian di wilayah X?"</li><li>"Seberapa besar dampak urbanisasi terhadap kualitas air sungai Y?"</li><li>"Apa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di kawasan Z?"</li></ul><p>&nbsp;</p><p><br>&nbsp;</p>

Semoga membantu kamu ya Zahrotululma Z^^

 

Tentu, mari kita bahas satu per satu pertanyaan Anda:

1. Ilmu Penunjang untuk Mengkaji Fenomena Erupsi Gunung Berapi

Untuk memahami fenomena erupsi secara mendalam, geografi bekerja sama dengan berbagai ilmu lain. Beberapa ilmu penunjang yang relevan adalah:

  • Vulkanologi: Ilmu yang khusus mempelajari gunung berapi, termasuk proses pembentukan, jenis erupsi, dan dampaknya.
  • Geologi: Ilmu yang mempelajari bumi, termasuk struktur batuan, mineral, dan proses geologi yang menyebabkan erupsi.
  • Geofisika: Ilmu yang mempelajari sifat fisik bumi, seperti gravitasi, medan magnet, dan seismik, untuk memantau aktivitas gunung berapi.
  • Meteorologi: Ilmu yang mempelajari atmosfer dan cuaca, untuk memprediksi penyebaran abu vulkanik dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar.
  • Hidrologi: Ilmu yang mempelajari air di bumi, termasuk dampak erupsi terhadap sumber air dan kualitas air.
  • Geografi Fisik: Cabang geografi yang mempelajari fenomena fisik bumi, seperti bentang alam vulkanik dan proses pembentukannya.

2. Konsep Diferensiasi Area dan Interaksi Antarwilayah

Diferensiasi area mengacu pada perbedaan karakteristik suatu wilayah dibandingkan wilayah lainnya. Perbedaan ini bisa berupa perbedaan fisik (iklim, tanah, topografi) maupun sosial budaya (penduduk, ekonomi, politik). Perbedaan inilah yang memicu terjadinya interaksi antarwilayah.

  • Alasan Terjadinya Interaksi:
    • Ketergantungan: Wilayah yang kekurangan sumber daya tertentu akan berinteraksi dengan wilayah lain yang memiliki kelebihan sumber daya tersebut.
    • Peluang Ekonomi: Perbedaan potensi ekonomi antarwilayah mendorong terjadinya aktivitas perdagangan dan investasi.
    • Pertukaran Budaya: Interaksi sosial antarwarga dari wilayah yang berbeda dapat memperkaya budaya masing-masing.

3. Urbanisasi dan Bencana Nonalam (Epidemi dan Wabah)

Urbanisasi yang cepat dan tidak terkendali dapat menyebabkan munculnya berbagai masalah kesehatan, termasuk epidemi dan wabah. Hal ini disebabkan oleh:

  • Kepadatan Penduduk: Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi di perkotaan memudahkan penyebaran penyakit menular.
  • Sanitasi yang Buruk: Fasilitas sanitasi yang tidak memadai di pemukiman kumuh menjadi tempat berkembang biak bakteri dan virus.
  • Akses Kesehatan yang Terbatas: Keterbatasan fasilitas kesehatan di perkotaan membuat masyarakat sulit mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.

4. Tujuan Metode Penelitian Survei

Penelitian survei bertujuan untuk mengumpulkan data dari sejumlah besar responden dengan menggunakan kuesioner atau wawancara. Tujuan utama dari metode ini adalah:

  • Mengukur Karakteristik Populasi: Mengetahui distribusi karakteristik tertentu dalam suatu populasi (misalnya, pendapat, sikap, perilaku).
  • Mengidentifikasi Hubungan Antar Variabel: Menguji hipotesis tentang hubungan antara dua atau lebih variabel.
  • Memprediksi Fenomena Sosial: Membangun model untuk memprediksi kejadian di masa depan berdasarkan data yang diperoleh dari survei.

5. Kriteria Rumusan Masalah dalam Penelitian Geografi

Agar suatu masalah dapat dijadikan rumusan masalah dalam penelitian geografi, masalah tersebut harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu:

  • Relevan: Masalah harus memiliki relevansi dengan kajian geografi dan isu-isu terkini.
  • Spesifik: Masalah harus dirumuskan secara jelas dan spesifik, sehingga mudah dipahami dan diukur.
  • Terukur: Masalah harus dapat diukur secara kuantitatif atau kualitatif.
  • Original: Masalah harus menawarkan perspektif baru atau kontribusi terhadap pengetahuan yang sudah ada.
  • Fesible: Masalah harus dapat dijawab dengan sumber daya yang tersedia.

Contoh Rumusan Masalah yang Baik:

  • "Bagaimana pengaruh perubahan iklim terhadap pola persebaran pertanian di wilayah X?"
  • "Seberapa besar dampak urbanisasi terhadap kualitas air sungai Y?"
  • "Apa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di kawasan Z?"

 


 


Iklan

Ismatul A

Dijawab 5 jam yang lalu

Berikut identifikasi dan uraian jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut: 1. Ilmu Penunjang Kajian Erupsi Gunung Berapi: Kajian erupsi gunung berapi membutuhkan ilmu penunjang dari berbagai disiplin ilmu, antara lain: - Geologi: Untuk memahami struktur gunung berapi, jenis batuan, magma, dan proses pembentukannya. - Geofisika: Untuk memonitor aktivitas seismik (gempa bumi), deformasi tanah, dan perubahan medan magnet yang mengindikasikan aktivitas vulkanik. - Petrologi: Untuk menganalisis komposisi kimia batuan vulkanik dan memahami jenis erupsi yang mungkin terjadi. - Geokimia: Untuk mempelajari komposisi kimia gas vulkanik dan memahami potensi bahaya erupsi. - Klimatologi: Untuk menganalisis pengaruh erupsi terhadap iklim regional dan global (misalnya, pembentukan hujan asam atau penurunan suhu). - Hidrologi: Untuk mempelajari dampak erupsi terhadap sumber daya air (misalnya, pencemaran air atau perubahan aliran sungai). - Pedologi: Untuk mempelajari dampak erupsi terhadap kesuburan tanah (misalnya, pembentukan tanah vulkanik yang subur atau kerusakan tanah akibat aliran piroklastik). - Geografi fisik dan manusia: Untuk menganalisis persebaran penduduk, kerentanan wilayah, dan mitigasi bencana. 2. Diferensiasi Area dan Interaksi Penduduk: Konsep diferensiasi area menjelaskan perbedaan karakteristik suatu wilayah, seperti iklim, sumber daya alam, budaya, dan tingkat ekonomi. Perbedaan ini menyebabkan spesialisasi wilayah. Wilayah yang memiliki kelebihan dalam suatu komoditi atau jasa akan berinteraksi dengan wilayah lain yang membutuhkannya. Interaksi ini dapat berupa perdagangan, migrasi, atau pertukaran informasi, dan dapat menciptakan ketergantungan antarwilayah. 3. Urbanisasi dan Bencana Nonalam (Epidemi/Wabah): Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan, dapat menyebabkan munculnya epidemi dan wabah penyakit karena: - Kepadatan Penduduk: Perkotaan yang padat menyebabkan penyebaran penyakit menular lebih mudah dan cepat. - Sanitasi yang Buruk: Sistem sanitasi yang kurang memadai di daerah perkotaan kumuh meningkatkan risiko penyebaran penyakit. - Akses Kesehatan Terbatas: Kurangnya akses terhadap layanan kesehatan yang memadai bagi penduduk miskin di perkotaan membuat mereka rentan terhadap penyakit. - Lingkungan yang Tidak Sehat: Pencemaran udara dan air di perkotaan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit. Oleh karena itu, wabah penyakit akibat urbanisasi dikategorikan sebagai bencana nonalam karena disebabkan oleh aktivitas manusia dan bukan oleh peristiwa alam. 4. Tujuan dan Metode Pelaksanaan Penelitian Survei: Penelitian survei bertujuan untuk mengumpulkan data dari sampel populasi untuk menggambarkan karakteristik populasi tersebut. Tujuannya bisa deskriptif (mendeskripsikan karakteristik populasi), eksploratif (mengeksplorasi hubungan antarvariabel), atau kausal (menguji hubungan sebab-akibat). Metode pelaksanaan penelitian survei meliputi: - Penentuan Populasi dan Sampel: Menentukan populasi yang akan diteliti dan memilih sampel yang representatif. - Perancangan Instrumen Pengumpulan Data: Membuat kuesioner, wawancara, atau observasi terstruktur. - Pengumpulan Data: Melakukan survei kepada responden yang terpilih. - Pengolahan dan Analisis Data: Mengolah data yang terkumpul dan menganalisisnya menggunakan metode statistik. - Pelaporan Hasil: Menyusun laporan yang berisi temuan penelitian dan kesimpulan. 5. Kriteria Rumusan Masalah Penelitian Geografi: Rumusan masalah dalam penelitian geografi harus memenuhi beberapa kriteria: - Spesifik (Jelas dan Tepat): Rumusan masalah harus dirumuskan secara jelas dan tepat, tidak ambigu, dan mudah dipahami. - Terukur (Measurable): Rumusan masalah harus dapat diukur dan diuji secara empiris. - Aktif (Actionable): Rumusan masalah harus dapat dijawab melalui penelitian dan analisis data. - Relevan (Relevant): Rumusan masalah harus relevan dengan objek kajian geografi dan memiliki nilai ilmiah. - Original (Originalitas): Rumusan masalah sebaiknya memiliki unsur kebaruan atau memberikan perspektif baru pada isu yang sudah ada. - Terbatas (Manageable): Rumusan masalah harus dibatasi agar penelitian dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Dengan memenuhi kriteria di atas, rumusan masalah penelitian geografi akan terarah dan menghasilkan temuan yang bermakna.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Tentukan denotasi dan konotasi dari teks karya ilmiah tersebut!!! Dampak Negatif Penggunaan Internet Bagi Anak BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Internet adalah salah satu penemuan terbaik manusia dalam sejarah perkembangan teknologi di era modern saat ini. Secara defisini, internet terdiri dari sebuah jaringan yang menghubungkan computer satu dengan yang lain dengan standar sistem global Tranmisission Control Protocol atau Internet Protocol Suite (TCP/IP) sehingga seluruh manusia di penjuru belahan bumi mampu saling berkomunikasi, berinteraksi dan saling bertukar informasi satu sama lain. Kecanggihan yang dimiliki internet menyebabkannya mampu diakses bagi segala umur, baik dewasa maupun anak-anak. Sekarang ini, internet juga sering digunakan dikalangan anak-anak. Hal ini menjadi masalah karena kondisi emosi anak yang masih labil sehingga memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan mental dan emosional anal. 2. Rumusan Masalah Bagaimana dampak negatif pengunaan internet bagi anak? 3. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui dampak negatif pengunaan internet bagi anak? BAB II PEMBAHASAN Dampak negatif pengunaan internet bagi anak Sekarang ini internet telah menjadi kebutuhan primer bagi semua usia, terutama anak-anak. Namun, tidak semua anak dapat memanfaatkan intenet denngan baik dan benar sesuai kaidah penggunaanya. Oleh karena itu, dampat negative penggunaan internet yang di alami anak antara lain. Menimbulkan keinginan anak untuk berbuat kekerasan Membuat anak lupa akan waktu sehingga menyebabkannya meninggalkan kewajiban seperti belajar dan mengerjakan tugas Menimbulkan kasus bullying Menyebabkan kecanduan internet BAB III PENUTUP Kesimpulan Munculnya internet di era modern ini memang sangat membantu masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Internet juga membantu anak dalam melakukan aktivitasnya. Namun, banyak dampak negative yang ditimbulkan intenet yang tidak bisa dianggap sepele oleh orang tua. Oleh karena itu, peran orang tua sangatlah penting dalam mengawasi putra-putrinya saat menggunaka internet.

2

0.0

Jawaban terverifikasi

Fenomena Sosial Pengamen Jalanan Pengamen perkotaan adalah fenomena yang mulai dipandang sebagai masalah serius, terutama dengan semakin banyaknya permasalahan sosial ekonomi dan politik yang ditimbulkannya. Modernisasi dan industrialisasi sering dituding sebagai pemicu utama dari banyak pengamen di perkotaan. Perkembangan daerah perkotaan secara pesat mengundang terjadinya urbanisasi. Orang yang datang ke kota tidak mempunyai keterampilan untuk mencari kerja di kota. Akibatnya, mereka berdiam di daerah kumuh yang identik dengan kemiskinan perkotaan. Indonesia merupakan negara berkembang.Masalah kemiskinan menjadi masalah utama, baik di kota maupun di desa. Kita dapat melihat di setiap kota pasti ada perumahan yang berimpitan satu dengan yang lainnya. Selain itu, banyaknya pengamen, pengemis, dan anak jalanan makin memperjelas wajah kumuh perkotaan. Pada malam hari terlihat orang-orang tertentu tidur di emperan toko pinggir jalan. Kondisi demikian sangat memprihatinkan dan harus segera diatasi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan adanya pengamen jalanan. Faktor-faktor yang membuat seseorang mengamen sebagai berikut. 1. Faktor Ekonomi Anak mengamen demi tuntutan ekonomi. Orang tua tidak mampu membiayai kebutuhan hidup dan kebutuhan sekolah mereka. Demi memenuhi kebutuhan tersebut, seorang anak harus mengamen. Orang tua yang malas hanya mengandalkan hasil mengamen anaknya tanpa mau bekerja. 2. Kurang Kasih Sayang Anak yang kurang kasih sayang atau tidak menerima kasih sayang dari orang tua rawan menjadi pengamen jalanan. Artinya, orang tua terlalu sibuk mencari harta atau kesenangan. Orang tua tidak memiliki waktu untuk mencurahkan perhatian, bertanya tentang masalah anak, bertukarpikiran, dan berbagi rasa dengan anak. Dengan tidak menerima kasih sayang dari orang tua, anak pun mencari kesenangan lain untuk menghibur diri. Mengamen adalah salah satu sarana untuk menghibur diri bagi anak. Dengan bernyanyi sebagai pengamen, mereka dapat menghibur hati, mengungkapkan isi hati, dan menghabiskan waktu. 3. Rasa Ikut-ikutan Anak dipengaruhi lingkungan atau teman sebaya untuk mencari hiburan, menghindari pekerjaan rumah, tugas- tugas sekolah, atau merasa hebat akan dirinya. Padahal jika ditelusuri, segi ekonomi bukan penyebab anak menjadi seorang pengamen. Kadang-kadang mereka hanya ikut-ikutan atau dipengaruhi oleh teman-temannya. Meskipun pengamen anak-anak tersebut harus mengalami panas terik, hujan, caci maki, pukulan, mereka tetap berjumlah banyak. Hampir di setiap persimpangan jalan dapat ditemui pengamen berusia anak-anak. Selain di persimpangan jalan, mereka mengamen di pasar, rumah makan, dan terminal, Mereka dianggap sebagai penyebab kemacetan lalu lintas, berkurangnya nilai estetika tata ruang kota, dan mengganggu kenyamanan pengguna jalan raya. Hasil penelitian menjelaskan bahwa psikologis pengamen anak-anak tidak memiliki rasa malu, tidak peduli atau tak acuh. Sikap tersebut dilakukan agar keberadaan mereka diterima masyarakat sebagai bentuk budaya baru. Agar keberadaan mereka tetap eksis, pengamen anak-anak juga berupaya untuk melawan berbagai pihak, baik pihak hukum maupun pihak nonhukum. Mereka hanya mempertahankan harga diri dan rasa solidaritas di antara mereka. Fenomena sosial kehidupan pengamen anak-anak memiliki dua arti, yaitu pengaruh yang hanya bekerja di jalanan dan menunjukkan gaya kehidupan di jalanan. Bekerja di jalanan artinya mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup anaknya, sedangkan gaya hidup di jalanan hanya sekadar mewujudkan gaya hidup jalanan yang bebas. Dari segi usia, sebenarnya mereka tidak wajib mencari nafkah. Orang tua merekalah harus memiliki tanggung jawab dan memberi kasih sayang kepada mereka. Meskipun orang tua tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sebaiknya anak tidak diperbolehkan mengamen. Orang tua harus mampu memberikan tanggung jawab dan kasih sayang kepada anak agar tidak menjadi pengamen di tengah kota. Di samping itu, aparat hukum harus memiliki aturan yang tegas terhadap hukum, Hukum harus ditegakkan demi masa depan anak bangsa. Apabila hal-hal ini dilakukan, sangat tipis kemungkinan munculnya pengamen sebagai penyebab di jalanan perkotaan. Tentukan struktur teks eksplanasi di atas!

20

0.0

Jawaban terverifikasi

Iklan

Bacalah teks eksplanasi berikut ini! Pembentukan Pelangi Pelangi adalah fenomena alam berupa optik dan meteorologi yang memiliki warna-warni indah sejajar yang ada di langit. Pelangi terbentuk melalui proses pembelokan cahaya atau yang disebut dengan perbiasan. Proses pembiasan pada pelangi akan tertata secara struktur dan akan menghasilkan warna-warni indah pada pelang. Bagaimana proses terbentuknya pelangi? Pelangi akan terjadi apabila cahaya mengalami pembiasan ketika cahaya matahari terkena air hujan. Pelangi hanya dapat diihat pada saat hujan dan disertai cahaya matahari. Bahkan, posisi pengamat juga menentukan, yaitu di antara hujan dan sinar matahari, lalu snar matahari ada di belakang pengamat sehingga akan terjadi garis lurus antar matahari, pengamat, dan busur pelangi dan akan terbentuklah palangi dari hasil proses pembiasan tadi. Bagaimana warna-warni pelangi bisa terbentuk? Proses pembentukan warna pelangi berawal dari cahaya matahari. Cahaya matahari memiliki beberapa warna yang memiliki peran penting dalam pembentukan pelangi. Cahaya matahari tersebut dinamakan polikromatik. Cahaya yang akan ditangkap oleh kasat mata manusia ada tujuh warna, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu, yang akan muncul di langit yang disebut dengan cahaya tampak. Menurut ilmu fisika, cahaya tampak merupakan gelombang elektromagnetik yang terjadi akibat adanya medan magnet dan medan listrik. Cahaya tampak memiliki panjang yang berbeda-beda dimulai dari 4.000 A sampai 7.000 A dan tampak cahaya juga memiliki frekuensi 4,3x1.014 Hz. Mengapa urutan warna pelangi selalu sama? Nah, yang sekarang menjadi pertanyaan adalah mengapa warna merah dan ungu selalu ada di atas dan di bawah warna pelangi lainnya? Susunan warna ini disebabkan warna cahaya merah merupakan bagian dari spektrum cahaya tampak yang memiliki frekuensi paling rendah atau memiliki panjang gelombang paling panjang bila dibandingkan dengan cahaya tampak yang lainnya. Cahaya ungu memiliki frekuensi paling tinggi serta panjang gelombang paling pendek. Perbedaan frekuensi tersebut yang menyebabkan warna merah dan ungu tidak akan saling bertemu. Warna merah berada paling ujung pelangi dan warna ungu berada di paling bawah pelangi. Di antara warna merah dan ungu dikelilingi dengan warna, jingga, kuning, hijau, biru, nila sehingga warna pelangi akan menjadi sempurna. Pertanyaan: 1. Temukan sepuluh istilah yang digunakan dalam teks eksplanasi tersebut.

7

0.0

Jawaban terverifikasi

Biografi R.A. Kartini R.A. Kartini mempunyai nama lengkap Raden Ajeng Kartini DjojoAdhiningrat, ia lahir pada tanggal 21 April 1879 di Mayong, Jepara, Jawa Tengah. Ayahnya bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat yang merupakan seorang bupati Jepara kala itu. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Lahir dari keluarga yang berpengaruh membuat R.A. Kartini memperoleh pendidikan yang baik. Kartini pun diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini Kartini belajar bahasa Belanda. Akan tetapi, setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena harus dipingit. Kebiasaan dan adat kala itu, wanita yang mempunyai umur yang cukup harus tinggal di rumah dan dipingit, R.A. Kartini lalu terpaksa memendam keinginan untuk sekolah tinggi. Untuk mengisi waktu luangnya karena dipingit, R.A. Kartini lantas gemar untuk membaca. Ia banyak membaca buku dan surat kabar berbahasa Belanda. R.A. Kartini pernah tercatat membaca buku karya Louis Couperus yang berjudul De Stille Kraacht karya Van Eeden, Augusta de Witt roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek, dan sebuah roman anti-perang karangan Bertha Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata). Dengan banyak membaca, pemikiran Kartini pun semakin luas. Kartini mulai membandingkan keadaan wanita barat dan wanita Indonesia. Selain membaca, R.A. Kartini juga gemar menulis. Tulisan R.A. Kartini pernah dimuat di De Hollandsche Lelie, sebuah majalah terbitan Belanda. Bahkan, beliau sempat akan mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Belanda karena tulisan-tulisan hebatnya. Sejak itulah R.A. Kartini mulai tertarik untuk memajukan perempuan pribumi. Dalam pikirannya, kedudukan wanita pribumi masih tertinggal jauh atau memiliki status sosial yang cukup rendah kala itu. Beliau ingin memajukan wanita Indonesia. Hal ini dapat dimulai dari faktor pendidikan. Untuk itu, beliau mendirikan sekolah bagi gadis–gadis di Jepara. Muridnya hanya berjumlah sembilan orang yang terdiri dari kerabat atau keluarga. Selain pendidikan, Kartini juga menaruh perhatian pada masalah sosial yang terjadi. Menurutnya, seorang wanita perlu memperoleh persamaan, kebebasan, otonomi serta kesetaraan hukum. Tidak ada sebuah diskriminasi jenis kelamin. Cita-cita mulia R.A. Kartini adalah ia ingin melihat perempuan pribumi dapat menuntut ilmu dan belajar seperti halnya sekarang ini. Selain itu, ia juga mengharapkan persamaan hak dan kewajiban antara pria dan wanita. Hal ini disampaikannya melalui surat untuk teman-temannya di Belanda, salah satunya adalah Rosa Abendanon, sahabat yang banyak mendukungnya. Untuk kehidupan rumah tangganya, R.A. Kartini menikah dengan K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, Bupati Rembang, atas keputusan dan pilihan ayahnya pada saat itu. Untunglah, setelah menikah suaminya mengerti keinginan dan cita-cita Kartini hingga diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini dikenal sebagai Gedung Pramuka. Dari pernikahannya, Kartini dianugerahi satu orang anak laki- laki yang lahir pada tanggal 13 September 1904 dan diberi nama Soesalit Djojoadhiningrat. Namun yang menyedihkan, selang beberapa hari pasca melahirkan, Kartini tutup usia pada tanggal 17 September 1904. Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Beliau dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang. Sepeninggal R.A. Kartini, J.H. Abendanon sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda mulai mengumpulkan surat-surat yang pernah ditulis oleh R.A. Kartini. Dari sana, disusunlah buku yang berjudul ‘Door Duisternis tot Licht’ dan diterjemahkan dengan judul “Dari Kegelapan Menuju Cahaya” yang terbit pada tahun 1911. Buku tersebut dicetak sebanyak lima kali, dan pada cetakan kelima disertakan semua surat-surat yang ditulis oleh Kartini. Melalui publikasi pemikirannya tersebut, R.A. Kartini mulai banyak dikenal. Pemikiran-pemikiran Kartini pun mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa. Pemikiran-pemikiran Kartini yang tertuang dalam surat- suratnya juga menjadi inspirasi bagi tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia, antara lain W.R. Soepratman yang menciptakan lagu berjudul Ibu Kita Kartini. (Sumber: http://lppks.kemdikbud.go.id/id/kabar/r-a-kartini-sang-pelopor-kebangkitan-perempuan-pribumi dengan pengubahan) 2. Tentukan struktur permasalahan atau peristiwa penting pada teks biografi tersebut.

83

5.0

Jawaban terverifikasi