Ayu D

23 Agustus 2023 13:24

Iklan

Iklan

Ayu D

23 Agustus 2023 13:24

Pertanyaan

Yang diperagakan dari tokoh dongeng adalah

Yang diperagakan dari tokoh dongeng adalah

 

alt

1

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

Vincent M

Community

23 Agustus 2023 14:58

Jawaban terverifikasi

<p>Tokoh-tokoh dalam dongeng sering kali mewakili berbagai makna dan simbolisme. Berikut adalah beberapa hal yang sering diperagakan oleh tokoh-tokoh dalam dongeng:</p><p><strong>Kebaikan dan Kejahatan</strong>: Banyak tokoh dalam dongeng mewakili konsep kebaikan dan kejahatan. Biasanya, pahlawan atau tokoh utama mewakili kebaikan, sementara penjahat atau antagonis mewakili kejahatan. Contohnya, dalam dongeng Cinderella, ibu tiri dan saudara tiri yang jahat mewakili kejahatan, sementara Cinderella mewakili kebaikan.</p><p><strong>Pemberanian dan Ketakutan</strong>: Tokoh-tokoh dalam dongeng sering menghadapi rintangan dan tantangan yang memerlukan keberanian untuk dihadapi. Ini dapat mengilustrasikan nilai-nilai seperti ketabahan dan semangat untuk menghadapi ketakutan.</p><p><strong>Pemberontakan dan Kepatuhan</strong>: Beberapa tokoh dalam dongeng mungkin melambangkan semangat pemberontakan terhadap otoritas atau aturan yang tidak adil, sementara yang lain mewakili kepatuhan terhadap nilai-nilai dan norma.</p><p><strong>Hasrat dan Kompromi</strong>: Tokoh-tokoh dalam dongeng sering kali menggambarkan perjuangan antara hasrat pribadi dan tanggung jawab yang lebih besar. Ini bisa menjadi cerminan konflik internal yang sering kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari.</p><p><strong>Perubahan dan Pertumbuhan</strong>: Banyak dongeng menggambarkan perjalanan karakter yang mengalami perubahan emosional atau perkembangan kepribadian. Ini mewakili proses pertumbuhan dan pembelajaran yang sering terjadi dalam kehidupan kita.</p><p><strong>Kebijaksanaan dan Kecerdasan</strong>: Dalam beberapa dongeng, terdapat tokoh yang diberi atribut kebijaksanaan atau kecerdasaan yang luar biasa. Mereka sering memberikan nasihat bijak kepada tokoh utama atau membantu mengatasi rintangan.</p><p><strong>Solidaritas dan Kerja Sama</strong>: Banyak dongeng mengajarkan tentang pentingnya kerja sama dan solidaritas dalam menghadapi tantangan. Tokoh-tokoh dalam cerita ini sering kali berhasil melewati rintangan dengan bantuan teman-teman atau sekutu mereka.</p><p><strong>Karma dan Keadilan</strong>: Konsep karma atau hukum sebab-akibat sering terwakili dalam dongeng. Tindakan baik atau buruk tokoh-tokoh dapat memiliki konsekuensi yang sesuai, mengajarkan pentingnya keadilan.</p><p><strong>Harga dari Keinginan Berlebihan</strong>: Beberapa dongeng menggambarkan konsekuensi negatif dari keinginan yang berlebihan atau ketamakan. Karakter yang terlalu tamak sering kali menghadapi akibat yang tidak diinginkan.</p><p><strong>Cinta dan Pengorbanan</strong>: Motif cinta dan pengorbanan sering kali muncul dalam dongeng. Tokoh-tokoh bisa jadi harus mengorbankan sesuatu demi orang yang dicintai, menggambarkan nilai-nilai cinta tanpa pamrih.</p><p>Semua ini adalah contoh-contoh umum dari apa yang dapat diperagakan oleh tokoh-tokoh dalam dongeng. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap dongeng memiliki pesan dan makna yang unik, dan interpretasi dapat bervariasi tergantung pada konteks budaya dan individu yang membacanya.</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p><br>&nbsp;</p>

Tokoh-tokoh dalam dongeng sering kali mewakili berbagai makna dan simbolisme. Berikut adalah beberapa hal yang sering diperagakan oleh tokoh-tokoh dalam dongeng:

Kebaikan dan Kejahatan: Banyak tokoh dalam dongeng mewakili konsep kebaikan dan kejahatan. Biasanya, pahlawan atau tokoh utama mewakili kebaikan, sementara penjahat atau antagonis mewakili kejahatan. Contohnya, dalam dongeng Cinderella, ibu tiri dan saudara tiri yang jahat mewakili kejahatan, sementara Cinderella mewakili kebaikan.

Pemberanian dan Ketakutan: Tokoh-tokoh dalam dongeng sering menghadapi rintangan dan tantangan yang memerlukan keberanian untuk dihadapi. Ini dapat mengilustrasikan nilai-nilai seperti ketabahan dan semangat untuk menghadapi ketakutan.

Pemberontakan dan Kepatuhan: Beberapa tokoh dalam dongeng mungkin melambangkan semangat pemberontakan terhadap otoritas atau aturan yang tidak adil, sementara yang lain mewakili kepatuhan terhadap nilai-nilai dan norma.

Hasrat dan Kompromi: Tokoh-tokoh dalam dongeng sering kali menggambarkan perjuangan antara hasrat pribadi dan tanggung jawab yang lebih besar. Ini bisa menjadi cerminan konflik internal yang sering kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Perubahan dan Pertumbuhan: Banyak dongeng menggambarkan perjalanan karakter yang mengalami perubahan emosional atau perkembangan kepribadian. Ini mewakili proses pertumbuhan dan pembelajaran yang sering terjadi dalam kehidupan kita.

Kebijaksanaan dan Kecerdasan: Dalam beberapa dongeng, terdapat tokoh yang diberi atribut kebijaksanaan atau kecerdasaan yang luar biasa. Mereka sering memberikan nasihat bijak kepada tokoh utama atau membantu mengatasi rintangan.

Solidaritas dan Kerja Sama: Banyak dongeng mengajarkan tentang pentingnya kerja sama dan solidaritas dalam menghadapi tantangan. Tokoh-tokoh dalam cerita ini sering kali berhasil melewati rintangan dengan bantuan teman-teman atau sekutu mereka.

Karma dan Keadilan: Konsep karma atau hukum sebab-akibat sering terwakili dalam dongeng. Tindakan baik atau buruk tokoh-tokoh dapat memiliki konsekuensi yang sesuai, mengajarkan pentingnya keadilan.

Harga dari Keinginan Berlebihan: Beberapa dongeng menggambarkan konsekuensi negatif dari keinginan yang berlebihan atau ketamakan. Karakter yang terlalu tamak sering kali menghadapi akibat yang tidak diinginkan.

Cinta dan Pengorbanan: Motif cinta dan pengorbanan sering kali muncul dalam dongeng. Tokoh-tokoh bisa jadi harus mengorbankan sesuatu demi orang yang dicintai, menggambarkan nilai-nilai cinta tanpa pamrih.

Semua ini adalah contoh-contoh umum dari apa yang dapat diperagakan oleh tokoh-tokoh dalam dongeng. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap dongeng memiliki pesan dan makna yang unik, dan interpretasi dapat bervariasi tergantung pada konteks budaya dan individu yang membacanya.

 

 


 


Iklan

Iklan

Kevin L

Bronze

24 Agustus 2023 00:07

Jawaban terverifikasi

Tokoh dalam dongeng adalah karakter-karakter yang muncul dalam cerita dongeng. Namun, mereka sering memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar tokoh-tokoh dalam kisah biasa. Ini karena tokoh-tokoh dalam dongeng sering kali memiliki sifat-sifat dan peran yang lebih simbolis. Dalam banyak dongeng, tokoh-tokoh tersebut mewakili berbagai nilai atau pesan moral yang ingin disampaikan oleh pengarang atau pencerita. Contohnya, dalam cerita "The Tortoise and the Hare", kura-kura mewakili ketekunan dan kerja keras, sementara kelinci mewakili keangkuhan. Pesan moral dari cerita ini adalah bahwa kerja keras dan ketekunan akan mengalahkan keangkuhan. Tokoh-tokoh dalam dongeng juga dapat mewakili konflik atau tema yang lebih luas dalam kehidupan manusia. Sebagai contoh, dalam dongeng "Little Red Riding Hood", serigala dapat melambangkan bahaya yang mengintai dalam dunia nyata. Dongeng seperti ini mengajarkan pentingnya kewaspadaan dan tidak percaya begitu saja kepada orang asing. Pada intinya, tokoh dalam dongeng adalah alat untuk menyampaikan pesan, nilai-nilai, dan pelajaran moral kepada pembaca atau pendengar. Mereka membantu menghidupkan cerita dan membuat pesan-pesan tersebut lebih mudah dipahami dan diingat.


lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

Roboguru Plus

Dapatkan pembahasan soal ga pake lama, langsung dari Tutor!

Chat Tutor

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

iklan harus membuat konsumen percaya kepada produk yang diiklankan. hal tersebut termasuk unsur iklan yaitu... a. perhatian b. keinginan c. tindakan d. rasa percaya diri tolong di bantu ya kak 🙏

42

5.0

Jawaban terverifikasi

"Pemimpin Idola, Pemimpin yang Jujur" Ida, temanku sebangku. Mungil, berkulit hitam manis, tidak banyak bicara, dan pandai itulah cirinya. Ia seorang anak yang sederhana. Ayahnya sudah lama meninggal. Ia tinggal bersama ibu dan adiknya. Ida anak yang sangat pandai. Nilai-nilainya yang selalu bagus, memberinya kesempatan meneruskan sekolah tanpa biaya. Semua buku pelajaran dan perlengkapan ditanggung oleh sekolah. Ida tak pernah malu dengan kondisi keluarganya. Bahkan ia semakin rajin belajar dan terus berprestasi. Ida juga selalu menjadi tempat bertanya jika teman-temannya mengalami kesulitan dalam pelajaran. Teman-teman memilih Ida sebagai ketua kelas. Pandai, tenang, dapat berkomunikasi dengan baik, serta mampu menjaga ketertiban kelas menjadi modal utamanya. Hari ini, Ibu Tati mengingatkan tentang ulangan matematika. Sebagian siswa tidak siap. Termasuk Gugut, si jagoan bola, yang duduk di belakang kami. “Waduh, saya belum belajar, Bu! Kemarin saya seharian bermain bola sampai sore. Pulang ke rumah langsung tidur, Bu!” protesnya. Ulangan tetap berlangsung. Gugut resah. Ia menengok ke kiri dan ke kanan. Tiba-tiba, ditendangnya kursi Ida dari belakang. “Ssstt..Ida! Bantu aku dong! Geser sedikit ke kiri, agar aku bisa melihat jawaban di kertas ulanganmu!” pinta Gugut. Ida bergeming. Ia hanya menggelengkan kepala pelan, tanpa menengok ke belakang. Gugut mengganggunya lagi. “Ayo dong, Ida. Sekali ini saja. Nanti aku beri kamu uang sepuluh ribu rupiah. Kamu bisa jajan kue di kantin,” rayunya. Gugut tahu benar Ida tidak pernah jajan di kantin. Ibunya tidak memberinya bekal uang jajan. Ida selalu membawa sebungkus nasi dan lauk dari rumah. Namun, di luar dugaan Gugut, Ida tidak terusik. Sekali lagi ia menggeleng pelan. Sampai waktu berakhir, Gugut terpaksa menyerahkan kertas ulangannya dengan lunglai. Pada waktu istirahat Ida menghampiri Gugut. “Maaf ya, Gugut. Aku bukan tidak ingin membantumu. Menyontek dan memberi contekan kepada teman, adalah perbuatan tidak jujur. Bahkan, perbuatan tersebut bisa dianggap sebagai korupsi kecil-kecilan,” katanya kepada Gugut. “Ah, Ida. Masa menyontek sekali saja dianggap korupsi? Setahuku korupsi nilainya milyaran, dan hanya dilakukan oleh pejabat berkuasa,” kata Gugut. “Gugut, justru kita harus melatih diri. Korupsi dan menyontek sama-sama mengambil hak orang lain. Bernilai kecil atau besar, tetap saja tidak jujur. Kita membiasakan diri bertingkah laku lurus, mudah-mudahan ketika besar nanti kita tidak akan tergoda untuk melakukan korupsi. Dalam bentuk apapun!” Ida menambahkan dengan panjang lebar. Aku dan teman-teman sekelas yang ikut mendengarkan percakapan Ida dan Gugut terdiam setuju. Memang tidak salah kami memilih Ida sebagai pemimpin di kelas. Tidak sekadar pandai, Ida juga patut dijadikan teladan. Berdasarkan cerita di atas, jawablah pertanyaan berikut! Apa yang dilakukan Gugut pada saat ulangan?

17

0.0

Jawaban terverifikasi