Ey P

28 Januari 2024 11:18

Iklan

Ey P

28 Januari 2024 11:18

Pertanyaan

Teguh mengendarai motor dengan kecepatan 80 km per jam Teguh akan menempuh jarak sejauh 100 KM untuk sampai di tempat tujuan berapa lama waktu yang dibutuhkan Teguh

8 dari 10 siswa nilainya naik

dengan paket belajar pilihan

Habis dalam

00

:

20

:

21

:

53

Klaim

15

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

N. A

Community

29 Januari 2024 03:51

Jawaban terverifikasi

<p>Jawaban yang tepat adalah <strong>1,25 jam.</strong></p><p>&nbsp;</p><p><strong>Penjelasannya di bawah ya..</strong></p><p>Ingat ya, jarak = kecepatan × waktu, artinya, waktu = jarak ÷ kecepatan, sehingga:</p><p>waktu = 100 km ÷ 80 km/jam</p><p><strong>waktu = 1,25 jam</strong></p><p>&nbsp;</p><p><strong>Sehingga, waktu yang diperlukan Teguh untuk menempuh jarak tersebut, adalah <u>1,25 jam.</u></strong></p>

Jawaban yang tepat adalah 1,25 jam.

 

Penjelasannya di bawah ya..

Ingat ya, jarak = kecepatan × waktu, artinya, waktu = jarak ÷ kecepatan, sehingga:

waktu = 100 km ÷ 80 km/jam

waktu = 1,25 jam

 

Sehingga, waktu yang diperlukan Teguh untuk menempuh jarak tersebut, adalah 1,25 jam.


Iklan

Vivo A

28 Januari 2024 13:24

Diketahui: kecepatan:80 km Jarak:100 km Ditanya : waktu? Jawab : waktu= jarak :kecepatan =100km :80km = 1,25 jam Jadi lama waktu yang dibutuhkan Teguh adalah 1,25 jam #maaf jika salah.


N. A

Community

29 Januari 2024 08:51

Menjawab soal roboguru dengan keraguan seperti "maaf kalo salah" itu invalid ya.. jadi agar valid maka harus tidak ada unsur keraguan seperti itu ya..

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Sahabat yang Tergadai Rina dan Maya telah bersahabat sejak kecil. Mereka tinggal di kompleks perumahan yang sama, duduk di bangku sekolah yang sama, bahkan berbagi mimpi untuk bisa terus bersama hingga dewasa. Setiap sore, Rina selalu datang ke rumah Maya untuk bermain atau sekadar mengerjakan PR bersama. Rumah Maya terasa hangat dan nyaman, penuh dengan canda tawa dan rasa kekeluargaan. Maya adalah teman yang selalu mendukung Rina dalam segala hal, tak peduli apa yang terjadi. Namun, suatu hari segalanya berubah. Ayah Maya, yang sebelumnya memiliki usaha sukses, mengalami kebangkrutan. Usahanya gulung tikar setelah dihadapkan pada masalah keuangan yang tak terduga. Keluarga Maya terpaksa menjual rumah mereka dan pindah ke sebuah rumah kontrakan kecil di pinggiran kota. Maya tak lagi bisa mengenakan seragam baru yang biasa mereka beli bersama di awal tahun ajaran. Kini, pakaian Maya tampak kusam, dan sepatu yang dia kenakan mulai berlubang di ujungnya. Pada awalnya, Rina tetap berteman dengan Maya seperti biasa. Mereka masih bertemu di sekolah, dan Rina sesekali mengundang Maya ke rumahnya. Namun, Rina mulai mendengar bisik-bisik dari teman-teman lainnya. "Kenapa masih berteman dengan Maya? Keluarganya sudah jatuh miskin. Nanti kamu jadi terlihat seperti dia." Salah seorang teman di kelas berkata dengan nada mengejek. Bisikan-bisikan itu semakin keras, bahkan beberapa di antaranya terang-terangan menertawakan Maya di depan Rina. Rina merasa tersudut. Di satu sisi, dia merasa bersalah kepada Maya, sahabatnya sejak kecil, yang tidak pernah memintanya apa-apa kecuali persahabatan tulus. Namun di sisi lain, dia merasa takut dijauhi oleh teman-teman lain yang mulai memandang rendah Maya. Rina mulai menjaga jarak. Suatu sore, Maya mendatangi Rina. "Kenapa kamu menjauh? Aku merindukanmu, Rina," Maya bertanya dengan mata yang penuh harap, mencoba mencari jawaban atas perubahan sikap sahabatnya. Rina menghindari tatapan Maya, menunduk dan berpura-pura sibuk dengan bukunya. "Aku sibuk sekarang, banyak tugas. Maaf, Maya." Maya terdiam. Hatinya hancur. Dia tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia berharap itu tidak benar. Namun, kenyataannya terlalu menyakitkan untuk diabaikan. Sejak itu Maya tak pernah lagi mengajak Rina berbicara. Mereka masih bertemu di sekolah, tetapi Maya belajar untuk menahan diri dari rasa sakit ditinggalkan. Waktu berlalu, dan pertemanan mereka tergerus oleh jarak yang diciptakan Rina. Suatu hari, sekolah mengadakan reuni kecil bagi siswa-siswa angkatan mereka. Maya, yang sekarang telah menemukan jalan hidupnya sendiri, datang dengan percaya diri. Dia tak lagi terjebak dalam bayang-bayang masa lalu. Rina melihat Maya dari jauh, merasa tertampar oleh keberadaan sahabatnya yang dulu. Maya telah tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan sukses, meski tanpa dirinya. Rina mendekat dengan perasaan bersalah. "Maya... maafkan aku." Maya menatapnya, senyumnya tenang. "Rina, aku sudah memaafkanmu sejak lama. Aku hanya belajar bahwa tidak semua hal bisa kita pertahankan, bahkan persahabatan. Kadang, orang berubah, dan itu tidak apa-apa. Yang penting, kita tetap berdiri dan melanjutkan hidup." Rina menahan air matanya. Pada saat itu, dia menyadari bahwa dia telah kehilangan lebih dari sekadar seorang sahabat. Dia telah kehilangan kesempatan untuk setia pada seseorang yang benar-benar berarti dalam hidupnya. Tapi, waktu tak bisa diputar kembali. Rina hanya bisa menerima kenyataan bahwa persahabatan mereka telah tergadai oleh ketakutan dan gengsi. Maya pun berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Rina dalam kesunyian yang menyesakkan. Ubahlah cerpen tersebut menjadi sebuah adegan 1, adegan 2, adegan 3, dan adegan 4

27

0.0

Jawaban terverifikasi

Rumah Makan Nyampleng Rumah makan "Nyampleng" berada di sebelah selatan alun-alun Kota Malang. Rumah makan ini terkenal dengan masakan tradisionalnya. Nama rumah makan ini berasal dari bahasa Jawa yaitu nyamleng yang berarti enak sekali. Sesuai dengan namanya rumah makan ini menyediakan masakan Jawa dengan cita rasa tinggi. Bangunan rumah makan ini beraksitektur Jawa.Hampir semua peralatan dan ornamen di rumah makan ini berkaitan dengan nuansa Jawa. Memasuki rumah makan ini, kita disambut gapura bernuansa Jawa yang berdiri kokoh di pintu masuk. Di bagian depan rumah makan ini terpasang gapura yang indah bertuliskan huruf Jawa dengan warna alami. Begitu memasuki pintu utama kita akan disambut ruangan yang sejuk dengan estetika tinggi. Lantai rumah makan ini terbuat dari kayu berwarna coklat tua. Dinding berwarna putih bersih.Hiasan etnik Jawa ditata melengkung indah di setiap dinding ruangan. Warna keemasan dipilih untuk menunjukkan kebesaran tempat ini. Hiasan batik sogan yang ditempel pada bagian dalam dinding menambah kekentalan suasana tradisi Jawa. Di dalam rumah makan ini diletakkan gamelan Jawa yang tertata rapi lengkap dengan niyaganya. Warna gamelan keemasan dengan bingkai kayu warna coklat gelap sangat unik dan menarik. Di samping gamelan di tata meja kursi antik dengan warna legam. Di pojok ruangan diletakkan lampu hias coklat dengan ornamen kuning keemasan. Di bagian belakang terdapat kolam ikan nila. Warna merah yang mendominasi kolam nampak seperti kain indah yang sedang dimainkan seorang penari. Kolam itu tidak terlalu luas, tetapi jernih. Di pinggir kolam dihias beragam bunga. Warna warni bunga dengan semerbak wanginya menambah keasrian rumah makan ini. Aroma gorengan tempe merambah semua ruangan. Gurihnya aroma tempe tergambar dari bau yang ditimbulkannya. Aroma sambal terasinya juga merangsang orang segera mencicipinya. Alunan lagu Jawa yang syahdu menambah selera penyet tempe yang telah dihidangkan di atas meja. Stuktur deksripsi bagian terdapat pada paragraf... A. Satu-tiga B. Dua-empat C. Tiga-lima D. Satu-lima

7

0.0

Jawaban terverifikasi