Mila P

24 Juni 2024 16:33

Iklan

Iklan

Mila P

24 Juni 2024 16:33

Pertanyaan

Tanggal 10 Mei 1998 mendiskontokan sebuah wesel nominal Rp2.000.000,00 yang jatuh tempo tanggal 8 Agustus 1998 dengan diskonto 18% setahun. Dari transaksi tersebut, Agustina menenma pembayaran... A. Rp1 .91 0.000,00 B. Rp1 .920.000,00 C. Rp1 .930.000,00 D. Rp2.91 0.000,00 E. Rp2.920.000,00


3

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

Kevin L

Bronze

25 Juni 2024 13:39

Jawaban terverifikasi

Penjelasan Lengkap Langkah 1: Menghitung Periode Diskonto * Tanggal Diskonto: 10 Mei 1998 * Tanggal Jatuh Tempo: 8 Agustus 1998 Periode Diskonto: * Bulan: 3 bulan (Agustus - Mei) = 3 bulan * Hari: 8 hari (8 Agustus - 10 Mei) = 8 hari Total Periode Diskonto: * Hari: 8 hari + (3 bulan x 30 hari) = 98 hari Langkah 2: Menghitung Diskonto * Nominal Wesel: Rp2.000.000,00 * Tingkat Diskonto: 18% setahun Diskonto: * Per Tahun: Rp2.000.000,00 x 18% = Rp360.000,00 * Per Hari: Rp360.000,00 / 360 hari = Rp1.000,00 Diskonto untuk 98 Hari: * Rp1.000,00/hari x 98 hari = Rp98.000,00 Langkah 3: Menghitung Nilai Wesel Bersih * Nominal Wesel: Rp2.000.000,00 * Diskonto: Rp98.000,00 Nilai Wesel Bersih: * Rp2.000.000,00 - Rp98.000,00 = Rp1.902.000,00 Kesimpulan Nilai wesel bersih setelah didiskontokan 18% setahun adalah Rp1.902.000,00. Jawaban yang Benar: A. Rp1.910.000,00 Penjelasan: Jawaban A adalah yang paling dekat dengan nilai wesel bersih yang dihitung. Jawaban B, C, D, dan E terlalu tinggi karena tidak memperhitungkan diskonto secara tepat. Catatan: * Dalam perhitungan bunga wesel, diasumsikan bahwa 1 tahun = 360 hari. * Nilai wesel bersih yang dihitung di atas adalah nilai yang diterima oleh pemilik wesel pada tanggal diskonto. Kesimpulan: Agustina menerima pembayaran Rp1.902.000,00 setelah mendiskontokan wesel senilai Rp2.000.000,00 dengan diskonto 18% setahun.


Iklan

Iklan

Nanda R

Gold

Dijawab 6 hari yang lalu

Jawaban terverifikasi

Untuk menghitung nilai pembayaran yang diterima oleh Agustina dari diskonto wesel, kita perlu menggunakan rumus diskonto sebagai berikut: \[ \text{Nilai Pembayaran} = \text{Nominal Wesel} - \text{Diskonto} \] Dalam kasus ini: - Nominal Wesel (N) = Rp2.000.000,00 - Diskonto (D) = 18% dari Rp2.000.000,00 per tahun - Jangka waktu diskonto = dari 10 Mei 1998 sampai 8 Agustus 1998 (jumlah hari dibagi 360 untuk tahun perhitungan) Mari kita hitung secara detail: 1. Hitung diskonto harian: \[ \text{Diskonto harian} = \frac{\text{Diskonto tahunan}}{360} \] \[ \text{Diskonto tahunan} = 18\% \times Rp2.000.000,00 = Rp360.000,00 \] \[ \text{Diskonto harian} = \frac{Rp360.000,00}{360} = Rp1.000,00 \] 2. Hitung jumlah hari antara tanggal 10 Mei 1998 dan 8 Agustus 1998: - Mei: 22 hari (sampai 31 Mei) - Juni: 30 hari - Juli: 31 hari - Agustus: 8 hari (sampai 8 Agustus) - Total: 91 hari 3. Hitung total diskonto: \[ \text{Diskonto total} = \text{Diskonto harian} \times \text{Jumlah hari} \] \[ \text{Diskonto total} = Rp1.000,00 \times 91 = Rp91.000,00 \] 4. Hitung nilai pembayaran yang diterima Agustina: \[ \text{Nilai Pembayaran} = \text{Nominal Wesel} - \text{Diskonto total} \] \[ \text{Nilai Pembayaran} = Rp2.000.000,00 - Rp91.000,00 \] \[ \text{Nilai Pembayaran} = Rp1.909.000,00 \] Jadi, Agustina menerima pembayaran sebesar Rp1.909.000,00. Opsi yang paling dekat dengan hasil perhitungan ini adalah: A. Rp1.910.000,00 Namun, hasil perhitungan sebenarnya adalah Rp1.909.000,00.


lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Biografi Ki Hadjar Dewantara: Bapak Pendidikan Indonesia Nama Ki Hadjar Dewantara bukanlah nama pemberian orang tuanya sejak lahir. Nama aslinya ialah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat yang lahir di Yogyakarta, tanggal 2 Mei 1889. Ia dibesarkan di lingkungan keluarga keraton Yogyakarta. Saat berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, barulah berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Semenjak itu, Ki Hadjar Dewantara tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan agar dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya. Ki Hadjar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda) dan melanjutkan sekolahnya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera). Lantaran sakit, sekolahnya tersebut tidak dapat ia selesaikan. Pada masanya, Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai penulis andal. Kemampuan menulisnya terasah ketika ia bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar, antara lain Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam, dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya Selain bekerja sebagai seorang wartawan muda, Ki Hadjar Dewantara juga aktif dalam berbagai organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, Ki Hadjar Dewantara aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Kemudian, bersama Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Tjipto Mangoenkoesoemo nantinya akan dikenal sebagai Tiga Serangkai. Pada tanggal 25 Desember 1912, mereka mendirikan Indische Partij (partai politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia) yang bertujuan mencapai Indonesia merdeka. Selain itu, pada bulan November 1913, Ki Hadjar Dewantara membentuk Komite Bumipoetra yang bertujuan untuk melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda. Salah satunya adalah dengan menerbitkan tulisan berjudul “Als Ik Eens Nederlander Was” (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan “Een voor Allen maar Ook Allen voor Een” (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga). Kedua tulisan tersebut menjadi tulisan terkenal hingga saat ini. Tulisan “Seandainya Aku Seorang Belanda” dimuat dalam surat kabar de Expres milik dr. Douwes Dekker. Akibat aktivitas dan tulisannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jenderal Idenburg menjatuhkan hukuman pengasingan terhadap Ki Hadjar Dewantara. Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesoemo, rekan seperjuangannya, menerbitkan tulisan yang bernada membela Ki Hadjar Dewantara. Mengetahui hal ini, Belanda pun memutuskan untuk menjatuhi hukuman pengasingan bagi keduanya. Douwes Dekker dibuang di Kupang sedangkan Cipto Mangoenkoesoemo dibuang ke Pulau Banda. Namun, mereka menghendaki dibuang ke negeri Belanda karena di sana mereka dapat mempelajari banyak hal daripada di daerah terpencil. Akhirnya, mereka diizinkan ke negeri Belanda sejak Agustus 1913 sebagai bagian dari pelaksanaan hukuman. Kesempatan itu dipergunakan untuk mendalami masalah pendidikan dan pengajaran sehingga Ki Hadjar Dewantara berhasil memperoleh Europeesche Akte. Pada tahun 1918, Ki Hadjar Dewantara kembali ke tanah air. Di tanah air, Ki Hadjar Dewantara semakin mencurahkan perhatiannya di bidang pendidikan sebagai bagian dari alat perjuangan meraih kemerdekaan. Bersama rekan-rekan seperjuangannya, dia pun mendirikan sebuah perguruan yang bercorak nasional yang diberi nama Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa) pada 3 Juli 1922. Taman Siswa ialah suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk dapat memperoleh hak pendidikan, seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda. Perguruan ini sangat menekankan pendidikan rasa kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air serta berjuang untuk memperoleh kemerdekaan. Selama aktif di Taman Siswa, Ki Hadjar Dewantara juga tetap rajin menulis. Tema tulisannya beralih dari nuansa politik ke Pendidikan dan kebudayaan berwawasan kebangsaan. Melalui tulisan-tulisan itulah dia berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia. Kegiatan menulisnya ini terus berlangsung hingga zaman Pendudukan Jepang. Saat Pemerintah Jepang membentuk Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dalam tahun 1943, Ki Hadjar ditunjuk untuk menjadi salah seorang pimpinan bersama Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan K.H. Mas Mansur. Setelah kemerdekaan Indonesia berhasil direbut dari tangan penjajah dan stabilitas pemerintahan sudah terbentuk, Ki Hadjar Dewantara kemudian dipercaya oleh Presiden Soekarno untuk menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama. Melalui jabatannya ini, Ki Hadjar Dewantara semakin leluasa untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pada tahun 1957, Ki Hadjar Dewantara mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Gajah Mada. Dua tahun setelah mendapat gelar Doctor Honoris Causa itu, tepatnya pada tanggal 28 April 1959, Ki Hadjar Dewantara meninggal dunia di Yogyakarta dan dimakamkan di sana. Untuk mengenang jasa-jasa dan melestarikan nilai-nilai semangat perjuangan Ki Hadjar Dewantara, pihak penerus perguruan Taman Siswa mendirikan Museum Dewantara Kirti Griya, Yogyakarta. Museum ini memamerkan benda-benda atau karya-karya Ki Hadjar Dewantara sebagai pendiri Taman Siswa dan kiprahnya dalam kehidupan berbangsa. Koleksi museum yang berupa karya tulis atau konsep dan risalah-risalah penting serta data surat-menyurat semasa hidup Ki Hadjar sebagai jurnalis, pendidik, budayawan, dan sebagai seorang seniman telah direkam dalam mikrofilm dan dilaminasi atas bantuan Badan Arsip Nasional. Kini, nama Ki Hadjar Dewantara diabadikan sebagai seorang tokoh dan pahlawan pendidikan (Bapak Pendidikan Nasional). Ajarannya, yakni tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan), ing madya mangun karsa (di tengah menciptakan peluang untuk berprakarsa), dan ing ngarsa sung tulada (di depan memberi teladan) akan selalu menjadi dasar pendidikan di Indonesia. Selain itu, tanggal dan bulan kelahirannya, 2 Mei, dijadikan hari Pendidikan Nasional. Bahkan, pada tanggal 28 November 1959 Ki Hadjar Dewantara juga ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI No. 305 tahun 1959. (Sumber: https://m.merdeka.com/ki-hadjar-dewantoro/profil/ denganpengubahan) 8. Tentukan ide penjelas paragraf 4 teks biografi tersebut.

55

5.0

Jawaban terverifikasi

(1) Kartu kredit mungkin sudah menjadi bagian dari kita yang hidup di daerah perkotaan. (2) Kartu kredit memang dapat memudahkan aktivitas, tetapi bila digunakan secara mem b a b i buta dan tidak bijaksana akan muncul dampak buruknya, yaitu menjerat pemakai dengan utang yang terus menumpuk dan pada saatnya akan mengganggu aktivitas. (3) Oleh karena itu, kartu kredit harus 'dimanajemeni' dengan benar. (4) Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menggunakan kartu kredit. (5) Pertama, bayarlah sejumlah yang Anda gunakan. (6) Setelah Anda menggunakan untuk bertransaksi dengan sejumlah nominal tertentu, Anda juga harus membayar kartu kredit dengan jumlah nominal yang sama untuk transaksi itu. (7) Lakukanlah pembayaran pada jeda waktu bebas bunga yakni antara tanggal transaksi dengan waktu sebelum tagihan kartu kredit mencetak. (8) Kedua, jangan membawa terlalu banyak kartu kredit. Bila Anda mempunyai banyak kartu kredit, pilihlah yang benar-benar menguntungkan atau tidak memberatkan Anda. (9) Semakin banyak kartu kredit jika tidak dimanajemeni dengan baik akan membuat Anda mudah masuk lingkaran utang yang berbelit. (10) Ketiga, membayar tepat waktu. (11) Bayarlah tepat waktu jika Anda terlambat tidak hanya akan dikenakan denda karena terlambat membayar, tetapi juga terkena bunga yang terus naik. (12) Kalau Anda sering lupa jatuh tempo pembayaran, sebaiknya ikutilah online banking. (13) Keempat, hindari overlimit. (14) Pakailah kartu kredit seefisien mungkin karena penyalahgunaan pemakaian akan dapat menjerat pemakai dalam lingkaran s e t a n utang. (15) Terakhir, hindari pengambilan dana tunai. (16) Penggambilan dana tunai biasanya diikuti dengan pengenaan interest rate yang lebih tinggi daripada bunga purchase atau pembelanjaan (sekitar 4%), ditambah sevice fee-nya sekitar RP40.000,00 sekali transaksi. Kelompok kata ‘mem b a b i buta’ pada teks tersebut bermakna .... A. hewan b a b i yang tidak bisa melihat B. melakukan sesuatu secara nekat C. peduli dengan lingkungan sekitar D. selalu mengambil langkah dengan cermat E. mengambil keuntungan dari orang banyak

53

0.0

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

Transaksi yang terjadi selama bulan Desember 2021 sebagai berikut: Des 1 Ubuy menginvestasikan uang tunai Rp 50.000.000,00 sebagai modal awal. Des 2 Dibeli peralatan service dari Toko Muda seharga Rp 16.000.000,00. Dibayar tunai Rp4.000.000,00 dan sisanya akan dibayar dalam tiga kali angsuran. Des 3 Dibayar sewa kantor sebesar Rp 4.800.000,00 untuk masa sewa 1 tahun. Des 7 Dibeli tunai perlengkapan service seharga Rp 4.000.000,00 Des 10 Dibayar premi asuransi untuk masa 1 tahun sebesar Rp 600.000,00 Des 15 Diterima pendapatan Jasa Service untuk 2 minggu pertama sebesar Rp 4.400.000,00 Des 16 Dibayar rekening listrik, air dan telepon sebesar Rp 400.000,00 Des 20 Dibayar gaji pegawai sebesar Rp 3.000.000,00 Des 22 Dibayar iklan pada sebuah surat kabar hanan umum Suara Mereka Rp 600.000,00 Des 23 Dikirim Faktur No. 015 kepada PT. SEJAHTERA untuk pekerjaan yang telah diselesaikan seharga Rp 4.000.000,00. Pembayaran dalam 10 hari setelah tanggal faktur. Des 26 Diterima tunai dari PT. SEJAHTERA untuk pembayaran pertama atas Faktur No. 015. sebesar Rp2.000.000 Des 28 Dikirim Faktur No. 016 Kepada PT. SUKA CITA untuk jasa service yang telah diselesaikan dengan harga kontrak Rp 8.000.000,00. Sebagai pembayaran, diterima tunai sebesar Rp 5.000.000,00 sisanya akan dibayar kemudian. Des 29 Diterima uang tunai untuk pekerjaan yang telah diselesaikan pada minggu ketiga dan keempat sebesar Rp 8.200.000,00 Des 30 Dibayar gaji pegawai tengah bulan terakhir Rp 5.000.000.00 dan macam-macam beban sebesar Rp400.000 Des 30 Dibavar tunai biaya perbaikan peralatan sebesar Rp 300.000.00 Des 31 Diambil uang tunai deh Ubuy sebesar Rp 2.000.000,00 untuk keperluan pribadinya. Des 31 Dibayar angsuran utang kepada Toko Muda sebesar Rp 4.000.000,00 Diminta: a. Catatlah transaksi diatas ke dalam Jurnal Umum

71

5.0

Jawaban terverifikasi