sikap masyarakat yang tidak mau menerima hal hal baru dari luar negeri adalah

Sikap masyarakat yang tidak mau menerima hal-hal baru dari luar negeri biasanya disebut sebagai "konservatisme" atau "resistensi terhadap perubahan." Ini adalah sikap di mana individu atau kelompok cenderung mempertahankan tradisi, nilai-nilai, budaya, atau cara hidup yang sudah ada dan menolak atau ragu-ragu dalam mengadopsi hal baru yang datang dari luar negeri atau budaya asing. Ada beberapa alasan mengapa masyarakat dapat memiliki sikap konservatif terhadap hal-hal baru dari luar negeri, termasuk: Kepercayaan terhadap Nilai-nilai Tradisional: Masyarakat mungkin sangat menghargai nilai-nilai tradisional dan merasa bahwa perubahan dapat mengancam nilai-nilai ini. Ketakutan akan Kehilangan Identitas Budaya: Masyarakat mungkin khawatir bahwa pengaruh budaya asing dapat menghilangkan identitas budaya mereka sendiri. Ketidakpastian terhadap Perubahan: Orang sering merasa tidak nyaman dengan hal-hal yang tidak dikenal atau berbeda, sehingga mereka lebih suka menjaga status quo. Perasaan Ketidakamanan: Perubahan seringkali dianggap sebagai faktor yang dapat menyebabkan ketidakstabilan atau konflik, yang dapat membuat masyarakat merasa tidak aman. Kepentingan Ekonomi atau Politik: Beberapa kelompok masyarakat atau sektor industri mungkin memiliki kepentingan ekonomi atau politik tertentu dalam menjaga status quo dan melindungi bisnis atau kekuasaan mereka. Penting untuk diingat bahwa resistensi terhadap perubahan bukanlah sikap yang selalu buruk. Terkadang, itu dapat menjadi cara untuk menjaga nilai-nilai dan budaya yang berharga. Namun, sikap yang ekstrem terhadap resistensi terhadap perubahan dapat menghambat perkembangan sosial, ekonomi, dan budaya, sehingga penting untuk mencari keseimbangan yang baik antara melestarikan nilai-nilai tradisional dan mengadopsi hal-hal baru yang dapat memberikan manfaat positif bagi masyarakat.