Sha S

22 Februari 2024 01:52

Iklan

Sha S

22 Februari 2024 01:52

Pertanyaan

Seorang ibu menangis secara spontan ketika melihat kembali anaknya yang 20 tahun lamanya menghilang. Bahkan seluruh keluarga yang menyaksikannya pun ikut merasakan apa yang dirasakan sang ibu. Berdasarkan ilustrasi tersebut, reaksi ibu tersebut dapat dikatakan sebagai tindakan afektif yang sifatnya irasional. Menurut Anda, mengapa sikap ibu tersebut dikatakan irasional? Jelaskan!

Seorang ibu menangis secara spontan ketika melihat kembali anaknya yang 20 tahun lamanya menghilang. Bahkan seluruh keluarga yang menyaksikannya pun ikut merasakan apa yang dirasakan sang ibu. Berdasarkan ilustrasi tersebut, reaksi ibu tersebut dapat dikatakan sebagai tindakan afektif yang sifatnya irasional. Menurut Anda, mengapa sikap ibu tersebut dikatakan irasional? Jelaskan!

8 dari 10 siswa nilainya naik

dengan paket belajar pilihan

Habis dalam

01

:

19

:

53

:

54

Klaim

13

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Erwin A

Community

23 Februari 2024 03:56

Jawaban terverifikasi

<p>Reaksi ibu yang menangis spontan ketika melihat kembali anaknya yang 20 tahun lamanya menghilang dapat dikatakan sebagai tindakan afektif yang sifatnya <strong>irasional</strong> karena beberapa alasan berikut:</p><p><strong>1. Kehilangan Kendali Emosi:</strong></p><p>Ibu tersebut kehilangan kendali atas emosinya ketika melihat kembali anaknya. Hal ini ditunjukkan dengan tangisan spontan yang tidak tertahan. Dalam situasi ini, emosi ibu mengambil alih kontrol rasionalnya, sehingga ia tidak mampu berpikir jernih dan bertindak berdasarkan logika.</p><p><strong>2. Dipengaruhi oleh Faktor Emosional:</strong></p><p>Reaksi ibu tersebut dipicu oleh faktor emosional yang kuat, seperti rasa bahagia, lega, dan haru setelah sekian lama berpisah dengan anaknya. Faktor-faktor emosional ini dapat mengaburkan rasionalitas dan membuat seseorang bertindak impulsif.</p><p><strong>3. Tidak Berdasarkan Pertimbangan Logika:</strong></p><p>Ibu tersebut tidak mempertimbangkan situasi dan kondisi di sekitarnya ketika menangis spontan. Hal ini dapat mengganggu orang lain yang berada di tempat kejadian.</p><p><strong>4. Tidak Bertujuan Mencapai Tujuan Tertentu:</strong></p><p>Tangisan ibu tersebut bukan bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu, seperti meminta bantuan atau menyampaikan informasi. Tangisan tersebut merupakan ekspresi spontan dari emosi yang meluap-luap.</p><p><strong>5. Bersifat Sementara:</strong></p><p>Reaksi irasional ibu tersebut bersifat sementara dan akan mereda seiring dengan waktu. Ketika emosinya sudah stabil, ibu tersebut akan mampu berpikir jernih dan bertindak rasional.</p><p><strong>Kesimpulan:</strong></p><p>Meskipun reaksi ibu tersebut dapat dimengerti karena rasa bahagia dan lega setelah bertemu kembali dengan anaknya, namun reaksinya tergolong irasional karena tidak berdasarkan pertimbangan logika dan dapat mengganggu orang lain.</p><p><strong>Catatan:</strong></p><ul><li>Penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk mengekspresikan emosinya.</li><li>Dalam situasi tertentu, tindakan irasional dapat dimaklumi dan diterima sebagai respons alami manusia terhadap situasi yang emosional.</li></ul><p>Semoga penjelasan ini membantu!</p>

Reaksi ibu yang menangis spontan ketika melihat kembali anaknya yang 20 tahun lamanya menghilang dapat dikatakan sebagai tindakan afektif yang sifatnya irasional karena beberapa alasan berikut:

1. Kehilangan Kendali Emosi:

Ibu tersebut kehilangan kendali atas emosinya ketika melihat kembali anaknya. Hal ini ditunjukkan dengan tangisan spontan yang tidak tertahan. Dalam situasi ini, emosi ibu mengambil alih kontrol rasionalnya, sehingga ia tidak mampu berpikir jernih dan bertindak berdasarkan logika.

2. Dipengaruhi oleh Faktor Emosional:

Reaksi ibu tersebut dipicu oleh faktor emosional yang kuat, seperti rasa bahagia, lega, dan haru setelah sekian lama berpisah dengan anaknya. Faktor-faktor emosional ini dapat mengaburkan rasionalitas dan membuat seseorang bertindak impulsif.

3. Tidak Berdasarkan Pertimbangan Logika:

Ibu tersebut tidak mempertimbangkan situasi dan kondisi di sekitarnya ketika menangis spontan. Hal ini dapat mengganggu orang lain yang berada di tempat kejadian.

4. Tidak Bertujuan Mencapai Tujuan Tertentu:

Tangisan ibu tersebut bukan bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu, seperti meminta bantuan atau menyampaikan informasi. Tangisan tersebut merupakan ekspresi spontan dari emosi yang meluap-luap.

5. Bersifat Sementara:

Reaksi irasional ibu tersebut bersifat sementara dan akan mereda seiring dengan waktu. Ketika emosinya sudah stabil, ibu tersebut akan mampu berpikir jernih dan bertindak rasional.

Kesimpulan:

Meskipun reaksi ibu tersebut dapat dimengerti karena rasa bahagia dan lega setelah bertemu kembali dengan anaknya, namun reaksinya tergolong irasional karena tidak berdasarkan pertimbangan logika dan dapat mengganggu orang lain.

Catatan:

  • Penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk mengekspresikan emosinya.
  • Dalam situasi tertentu, tindakan irasional dapat dimaklumi dan diterima sebagai respons alami manusia terhadap situasi yang emosional.

Semoga penjelasan ini membantu!


Iklan

Nanda R

Community

07 Maret 2024 07:45

Jawaban terverifikasi

<p>Reaksi ibu yang menangis secara spontan saat melihat kembali anaknya yang hilang selama 20 tahun dapat dianggap sebagai tindakan afektif yang sifatnya irasional karena:</p><p><strong>Kekuatan Emosional:</strong></p><ul><li>Reaksi tersebut muncul dari perasaan ibu yang sangat kuat dan mendalam terkait kehilangan anaknya. Emosi yang terlibat mungkin begitu intens sehingga mengalahkan pertimbangan rasional.</li></ul><p><strong>Kehilangan Kontrol Emosi:</strong></p><ul><li>Tindakan afektif cenderung muncul tanpa pertimbangan rasional yang matang. Dalam situasi seperti ini, ibu kehilangan kendali atas emosinya, yang mengarah pada reaksi spontan dan tidak terduga.</li></ul><p><strong>Pengaruh Waktu Lama:</strong></p><ul><li>Faktor waktu yang panjang (20 tahun) tanpa keberadaan anak dapat memperkuat intensitas emosi. Saat melihat anaknya setelah sekian lama, ibu mungkin tidak dapat menahan tangisannya karena campuran kelegaan, kebahagiaan, dan rasa kehilangan yang terpendam selama bertahun-tahun.</li></ul><p>Meskipun reaksi tersebut dianggap irasional dari segi kontrol rasional, namun dapat dipahami sebagai respons manusiawi terhadap situasi yang penuh emosi dan mendalam.</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p>

Reaksi ibu yang menangis secara spontan saat melihat kembali anaknya yang hilang selama 20 tahun dapat dianggap sebagai tindakan afektif yang sifatnya irasional karena:

Kekuatan Emosional:

  • Reaksi tersebut muncul dari perasaan ibu yang sangat kuat dan mendalam terkait kehilangan anaknya. Emosi yang terlibat mungkin begitu intens sehingga mengalahkan pertimbangan rasional.

Kehilangan Kontrol Emosi:

  • Tindakan afektif cenderung muncul tanpa pertimbangan rasional yang matang. Dalam situasi seperti ini, ibu kehilangan kendali atas emosinya, yang mengarah pada reaksi spontan dan tidak terduga.

Pengaruh Waktu Lama:

  • Faktor waktu yang panjang (20 tahun) tanpa keberadaan anak dapat memperkuat intensitas emosi. Saat melihat anaknya setelah sekian lama, ibu mungkin tidak dapat menahan tangisannya karena campuran kelegaan, kebahagiaan, dan rasa kehilangan yang terpendam selama bertahun-tahun.

Meskipun reaksi tersebut dianggap irasional dari segi kontrol rasional, namun dapat dipahami sebagai respons manusiawi terhadap situasi yang penuh emosi dan mendalam.

 

 

 


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Iklan