Sebelum melakukan kudeta pada tanggal 18 September 1948, PKI sudah melakukan pemanasan dengan membuat situasi politik di Surakarta kacau/chaos. Kekacauan politik di Surakarta sebelum meletusnya pemberontakan PKI Madiun ditandai dengan peristiwa ... a. Mogok buruh. b. Penyerobotan tanah pemerintah oleh Barisan Tani Indonesia (BTI). c. Penculikan aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) d. Bentrok antara aktivis Gerakan Revolusi Rakyat (GRR) melawan Fron Demokrasi Rakyat (FDR), sehingga dr. Muwardi (aktivis GRR) gugur. e. Hijrahnya tentara Devisi Siliwangi ke Surakarta.

<p>Sebelum meletusnya pemberontakan PKI Madiun pada tanggal 18 September 1948, terjadi serangkaian peristiwa yang menciptakan kekacauan politik di Surakarta. Salah satu peristiwa tersebut adalah penyerobotan tanah pemerintah oleh Barisan Tani Indonesia (BTI).</p><p><strong>Penyerobotan tanah pemerintah oleh BTI</strong> menjadi salah satu langkah aksi dari kelompok ini dalam rangka mengekspresikan aspirasi dan tuntutan agraria, khususnya terkait dengan kepemilikan dan penggunaan tanah. Pada umumnya, BTI terlibat dalam aksi-aksi redistribusi tanah yang dianggap sebagai langkah untuk memberdayakan petani dan buruh tani serta mengurangi disparitas sosial.</p><p>Tindakan penyerobotan tanah pemerintah oleh BTI di Surakarta merupakan bagian dari agenda sosial-politik yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Langkah ini mungkin dimaksudkan untuk menciptakan ketegangan sosial dan politik di daerah tersebut, sebagai upaya persiapan atau "pemanasan" sebelum pemberontakan PKI di Madiun.</p><p>Penting untuk dicatat bahwa serangkaian peristiwa ini, termasuk penyerobotan tanah oleh BTI, menciptakan ketidakstabilan politik dan sosial yang kemudian berkontribusi pada konteks yang memungkinkan terjadinya pemberontakan PKI di Madiun. Dalam konteks ini, pemberontakan PKI Madiun menjadi salah satu episode bersejarah yang mencerminkan dinamika dan ketegangan politik di Indonesia pada periode pasca-kemerdekaan.</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p><br>&nbsp;</p>