Perusahaan mencatat persediaan barang dagang dengan metode periodik. Berikut ini adalah data yang diperoleh selama bulan Februari 2017: Tgl 1 Februari : Persediaan Awal 200 unit @ Rp. 5000 Tgl 21 Februari : Pembelian 400 unit @ Rp. 5.300 Tgl 23 Februari : Pembelian 100 unit @ Rp. 5.200 Pada tanggal 30 Februari 2017 Persediaan Akhir sebanyak 300 unit ( menggunakan sistem periodik) Diminta : Hitunglah nilai persediaannya dan Harga Pokok Penjualannya..

Halo Muhammad, kakak bantu jawab ya:) Jawab: Metode periodik dalam menghitung nilai persediaan ada 3 macam yaitu metode FIFO periodik, LIFO periodic dan average (rat-rata). Berikut perhitungannya masing-masing 1. Metode FIFO periodik Perhitungan nilai persediaan akhir: 200 unit @ Rp5.300,00 = Rp1.060.000,00 100 unit @ Rp5.200,00 = Rp520.000,00 Jadi nilai persediaan akhir adalah Rp1.060.000,00 + Rp520.000,00 = Rp1.580.000,00 HPP = Barang tersedua dijual – persediaan akhir HPP = Rp3.640.000,00 - Rp1.580.000,00 = Rp2.060.000,00 2. Metode LIFO periodik Perhitungan nilai persediaan akhir: 200 unit @ Rp5.000,00 = Rp1.000.000,00 100 unit @ Rp5.300,00 = Rp530.000,00 Jadi nilai persediaan akhir adalah Rp1.000.000,00 + Rp530.000,00 = Rp1.530.000,00 HPP = Barang tersedua dijual – persediaan akhir HPP = Rp3.640.000,00 - Rp1.530.000,00 = Rp2.110.000,00 3. Metode average Nilai persediaan akhir = 300 × Rp3.640.000,00/700 Nilai persediaan akhir = 300 × Rp5.200,00 = Rp1.560.000,00 Jadi nilai persediaan akhir adalah Rp1.000.000,00 + Rp530.000,00 = Rp1.560.000,00 HPP = Barang tersedua dijual – persediaan akhir HPP = Rp3.640.000,00 - Rp1.560.000,00 = Rp2.080.000,00 Berdasarkan perhitungan diatas maka nilai persediaannya dan Harga Pokok Penjualannya berdasarkan metodenya yaitu: 1. Metode FIFO : Persediaan akhir = Rp1.580.000,00 HPP = Rp2.060.000,00 2. Metode LIFO : Persediaan akhir = Rp1.530.000,00 HPP = Rp2.110.000,00 3. Metode Average : Persediaan akhir = Rp1.560.000,00 HPP = Rp2.080.000,00 Semangat! Semoga membantu ya:)