Fairuz N

12 November 2024 13:05

Iklan

Fairuz N

12 November 2024 13:05

Pertanyaan

Pernyataan yang paling sesuai dalam konteks paradigma liberalisme adalah a. konflik antarnegara tidak dapat dihindari karena sifat dasar manusia yang egois b. perang dapat dihindari melalui kerja sama, reformasi, dan tindakan kolektif yang diprakarsai oleh para pemimpin individu c. persaingan antara Blok Barat dan Blok Timur diperlukan untuk menciptakan keseimbangan kekuatan d. dunia akan damai hanya jika negara-negara memiliki kekuatan militer yang seimbang e. negara-negara yang bertanggung jawab secara moral cenderung terlibat dalam konflik militer

Pernyataan yang paling sesuai dalam konteks paradigma liberalisme adalah

a. konflik antarnegara tidak dapat dihindari karena sifat dasar manusia yang egois

b. perang dapat dihindari melalui kerja sama, reformasi, dan tindakan kolektif yang diprakarsai oleh para pemimpin individu

c. persaingan antara Blok Barat dan Blok Timur diperlukan untuk menciptakan keseimbangan kekuatan

d. dunia akan damai hanya jika negara-negara memiliki kekuatan militer yang seimbang

e. negara-negara yang bertanggung jawab secara moral cenderung terlibat dalam konflik militer

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

05

:

53

:

29

Klaim

2

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Ikhsan K

13 November 2024 22:05

Jawaban terverifikasi

<p>b. perang dapat dihindari melalui kerja sama, reformasi, dan tindakan kolektif yang diprakarsai oleh para pemimpin individu</p><p>Jawaban yang paling sesuai dalam konteks paradigma liberalisme adalah:</p><p>b. perang dapat dihindari melalui kerja sama, reformasi, dan tindakan kolektif yang diprakarsai oleh para pemimpin individu</p><p>Penjelasan:</p><p>Paradigma liberalisme dalam hubungan internasional menekankan pentingnya kerja sama antarnegara, institusi internasional, dan hukum internasional untuk menciptakan perdamaian dan menghindari konflik. Pandangan ini percaya bahwa perang bukanlah sesuatu yang tidak dapat dihindari dan bahwa melalui tindakan kolektif, reformasi, dan kerja sama yang didorong oleh para pemimpin, konflik dapat dicegah.</p><p>Semoga membantu🤲🤲</p>

b. perang dapat dihindari melalui kerja sama, reformasi, dan tindakan kolektif yang diprakarsai oleh para pemimpin individu

Jawaban yang paling sesuai dalam konteks paradigma liberalisme adalah:

b. perang dapat dihindari melalui kerja sama, reformasi, dan tindakan kolektif yang diprakarsai oleh para pemimpin individu

Penjelasan:

Paradigma liberalisme dalam hubungan internasional menekankan pentingnya kerja sama antarnegara, institusi internasional, dan hukum internasional untuk menciptakan perdamaian dan menghindari konflik. Pandangan ini percaya bahwa perang bukanlah sesuatu yang tidak dapat dihindari dan bahwa melalui tindakan kolektif, reformasi, dan kerja sama yang didorong oleh para pemimpin, konflik dapat dicegah.

Semoga membantu🤲🤲


Iklan

Rendi R

Community

18 November 2024 23:24

Jawaban terverifikasi

<p>Jawaban yang paling sesuai dalam konteks <strong>paradigma liberalisme</strong> adalah:</p><p><strong>b. perang dapat dihindari melalui kerja sama, reformasi, dan tindakan kolektif yang diprakarsai oleh para pemimpin individu.</strong></p><p>Penjelasan:</p><p><strong>Liberalisme</strong> dalam hubungan internasional berfokus pada upaya menciptakan perdamaian melalui kerja sama internasional, organisasi global (seperti PBB), diplomasi, perdagangan, dan hubungan saling ketergantungan antarnegara. Liberalisme percaya bahwa konflik bukanlah hal yang tak terhindarkan, dan reformasi atau tindakan kolektif dapat mengurangi peluang terjadinya perang.</p><p>Pilihan lain tidak sesuai dengan liberalisme karena:</p><ul><li><strong>a.</strong> Lebih mencerminkan paradigma <i>realisme</i>, yang percaya bahwa konflik adalah hasil dari sifat dasar manusia yang egois dan kompetitif.</li><li><strong>c. dan d.</strong> Berhubungan dengan teori <i>realpolitik</i> atau <i>realisme struktural</i>, yang menekankan keseimbangan kekuatan sebagai cara mencegah perang.</li><li><strong>e.</strong> Tidak sesuai karena liberalisme memandang tanggung jawab moral sebagai jalan untuk menghindari konflik, bukan memicunya.</li></ul><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p>

Jawaban yang paling sesuai dalam konteks paradigma liberalisme adalah:

b. perang dapat dihindari melalui kerja sama, reformasi, dan tindakan kolektif yang diprakarsai oleh para pemimpin individu.

Penjelasan:

Liberalisme dalam hubungan internasional berfokus pada upaya menciptakan perdamaian melalui kerja sama internasional, organisasi global (seperti PBB), diplomasi, perdagangan, dan hubungan saling ketergantungan antarnegara. Liberalisme percaya bahwa konflik bukanlah hal yang tak terhindarkan, dan reformasi atau tindakan kolektif dapat mengurangi peluang terjadinya perang.

Pilihan lain tidak sesuai dengan liberalisme karena:

  • a. Lebih mencerminkan paradigma realisme, yang percaya bahwa konflik adalah hasil dari sifat dasar manusia yang egois dan kompetitif.
  • c. dan d. Berhubungan dengan teori realpolitik atau realisme struktural, yang menekankan keseimbangan kekuatan sebagai cara mencegah perang.
  • e. Tidak sesuai karena liberalisme memandang tanggung jawab moral sebagai jalan untuk menghindari konflik, bukan memicunya.

 

 


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Kondisi kehidupan bangsa Indonesia pada masa awal kemerdekaan belum stabil. Dibawah ini adalah penyabab ketidakstabilan kehidupan politik pada masa awal kemerdekaan, kecuali... A. Pertentangan antar partai B. Gangguan dari Belanda yang ingin berkuasa kembali C. Munculnya kesulitan ekonomi dan keuangan D. Terjadinya bentrokan antar etnis E. Munculnya gangguan keamanan dalam negeri 2. Pada tanggal 3 November 1945 diterbitkan maklumat pemerintah mengenai pendirian partai partai politik. Sebelum adanya maklumat pemerintah tanggal 3 November 1945, Indonesia merencanakan satu partai tunggal yaitu... A. Masyumi D. PNI B. PKI E. NU C. PSI 3. Terbentuknya Kabinet Sjahrir tanggal 14 November 1945 merupakan suatu bentuk penyelewengan pertama pemerintah RI terhadap UUD 1945. Sejak tanggal 14 November 1945 Indonesia menganut sistem pemerintahan... A. Presidensial B. Liberalisme C. Parlementer D. Terpimpin E. Aristokrasi 4. Berdirinya partai partai politik telah mendorong Sutan Sjahrir yang berasal dari partai Sosialis untuk menghidupkan bentuk pemerintahan dengan cabinet parlementer. Hal ini dilakukan dengan alasan... A. agar perjuangan bangsa Indonesia mendapat dukungan dari negara negara barat B. mengikuti arus perpolitikan Indonesia yang mulai berkembang C. sesuai dengan perkembangan ideology di Indonesia D. sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 E. permintaan dari Presiden Soekarno. 5. Pada masa awal kemerdekaan, system pemerintahan berubah dari presidensial menjadi parlementer. Salah satu alasan dan pertimbangan perubahan system pemerintahan dari presidensial ke parlementer pada awal kemerdekaan adalah... A. Demokrasi bisa segera ditegakkan secara benar B. Parlementer sangat cocok untuk bangsa Indonesia C. Presidensial tidak sesuai dengan Indonesia yang multi etnis. D. Presidensial terlalu sulit untuk diterapkan dalam pemerintahan E. Mempermudah perundingan dengan Belanda 6. Sampai dengan awal tahun 1946, keadaan ibu kota Jakarta semakin kacau. Pemerintah terus didesak dan diteror oleh pemerintah asing.Pada saat ibukota dipindahkan ke Yogyakarta, Perdana Menteri Sjahrir masih berkedudukan di Jakarta untuk... A. menghadapi terror Belanda B. menjalankan roda pemerintahan dari pusat C. menghimpun kekuatan menghadapi Belanda D. menciptakan pemerintahan tandingan E. mengadakan hubungan dengan luar negeri 7. Kondisi kehidupan ekonomi bangsa Indonesia pada awal kemerdekaan tidak stabil. Keadaan ekonomi pada awal kemerdekaan mengalami kekacauan, salah satu factor penyebab antara lain... A. Adanya Blokade ekonomi oleh Belanda B. Rakyat Indonesia hanya mengandalkan pendapatan dalam pertanian . C. Banyaknya investor asing yang mengintervensi perekonomian Indonesia D. Rendahnya sumber daya manusia Indonesia dalam perekonomian E. Sering terjadi konflik horizontal dalam negeri Indonesia 8. Kondisi kehidupan ekonomi pada masa awal kemerdekaan tidak stabil karena terjadi inflasi. Terjadinya inflasi pada masa awal kemerdekaan disebabkan oleh... A. Indonesia belum memiliki mata uang yang sah B. Tentara Jepang masih menguasai sebagian besar sector ekonomi C. Terjadinya pertempuran pertempuran diberbagai daerah. D. Peredaran mata uang Jepang yang belum terkendali E. Munculnya perusahaan perusahaan asing milik Belanda 9. Indonesia harus dapat mengatasi permasalahan ekonomi yang dihadapi pada masa awal kemerdekaan. Salah satu upaya bangsa Indonesia dalam melakukan perbaikan ekonomi pada awal kemerdekaan dilakukan dengan cara ... A. Menaikkan pajak dan bea Cukai B. Meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan untuk diekspor C. Mengeluarkan mata uang sendiri (ORI) D. Mengisi kas pemerintah yang kosong E. Mengedarkan uang secara besar besaran. 10. Salah satu penyebab kacaunya kondisi perekonomian Indonesia pada masa awal kemerdekaan karena kas negara kosong. Upaya pemerintah Republik Indonesia mengisi kas negara yang kosong pada awal Kemerdekaan adalah ... A. Menasionalisasi De Javasche Bank B. Membuat kebijakan Gunting Syafruddin C. Mendevaluasi mata uang rupiah D. Sistim ekonomi Gerakan Benteng E. Menyelenggarakan pinjaman Nasional

162

0.0

Jawaban terverifikasi

Dongeng Utopia Masyarakat Borjuis Orientasi (1): 1. Tradisi film musikal yang dikembangkan di Hollywood mengacu pada kecenderungan film-film musikal klasik tahun 1930—1960-an, berpaku pada hal-hal yang berlawanan (oposisi biner), terutama berkaitan dengan gender, ras, agama, latar belakang, atau temperamen. Tradisi oposisi biner tersebut tampak dalam film musikal anak-anak “Rumah Tanpa Jendela”. Film tersebut diadaptasi dari cerpen “Jendela Rara” karya Asma Nadia. Orientasi (2): 2. Kisah dalam film tersebut terinspirasi dari model biner dalam dongeng moral berjudul The Prince and The Pauper karya Mark Twain. Sang pangeran adalah tokoh Aldo, seorang anak laki-laki dari keluarga kaya-raya dengan sindrom mental, yang membuatnya mengalami “penolakan” dari komunitasnya (anggota keluarga). Aldo mewakili ide paradoks keluarga borjuis yang pemenuhan kebutuhan fisiknya berlebihan, tetapi jiwanya kering dan mengakibatkan dilema personal. Sementara itu, si miskin diwakili oleh tokoh Rara, gadis cilik yang sesekali bekerja sebagai ojek payung di sanggar lukis tempat Aldo belajar. Rara tinggal di sebuah rumah tidak berjendela yang terbuat dari seng, tripleks, dan kayu bekas di salah satu kawasan permukiman kumuh. Rumah itu ditempati Rara bersama nenek (Si Mbok) dan ayahnya. Kondisi rumah tersebut membuat Rara terobsesi untuk memiliki sebuah rumah berjendela. Sebuah impian yang harus ia bayar mahal di kemudian hari. Tafsiran isi (1): 3. Mengikuti tradisi opposite attracks, Aldo dan Rara bertemu secara tidak sengaja dalam sebuah kecelakaan kecil. Sejak saat itu, mereka bersahabat. Persahabatan tersebut bukan hanya pertemanan antarindividu, melainkan pertemuan dua kutub latar belakang status sosial yang berbeda. Hal itu tergambar pada kondisi keluarga Aldo dan teman-teman Rara, antara si miskin dan si kaya. Persahabatan Aldo dan Rara tidak berjalan mulus. Ibu dan kakak perempuan Aldo menganggap teman-teman baru Aldo sebagai perusak ketenangan di rumah mereka. Sementara itu, kemewahan rumah Aldo dengan banyak jendela menularkan obsesi untuk memiliki rumah berjendela di kalangan teman-teman Rara. Tafsiran isi (2): 4. Layaknya dongeng anak-anak dalam majalah Bobo, film “Rumah Tanpa Jendela” menyampaikan ajaran moral pada anak-anak untuk menghadapi realita sosial dalam masyarakat yang terfragmentasi dalam perbedaan, baik secara struktur sosial-ekonomi maupun kondisi fisik/mental. Fungsi ideologis yang ditawarkan film musikal adalah resolusi dari ketakutan akan perbedaan yang diwakili oposisi biner dalam naratif. Namun, permasalahan dari film musikal anak-anak adalah bahwa ia menawarkan resolusi yang dibayangkan oleh pembuat film agar bisa dipahami oleh anak-anak. Hal ini hanya dimungkinkan dengan melakukan penyederhanaan. Penyederhanaan posisi berlawanan si miskin dan si kaya terwakili oleh narasi sosial-ekonomi Aldo dan Rara. Aldo, si kaya, memiliki berbagai privilege (mobil mewah, rumah mewah, supir, pembantu, dan sekolah khusus). Sementara itu, Rara mewakili narasi kemiskinan dalam segala keterbatasan materialnya: rumah tanpa jendela, sekolah seadanya, dan kerja sampingan. Oleh sebab itu, perbedaan si miskin dan si kaya dalam film ini adalah ia yang berpunya dan ia yang tak-berpunya. Tafsiran isi (3): 5. Dalam film “Rumah Tanpa Jendela” sikap moral yang disarankan kepada penonton adalah bersyukur. Rara menginginkan hal yang tak mungkin menjadi miliknya, yaitu kemewahan berupa rumah berjendela. Aldo memungkinkan Rara mengakses ini dan bahkan yang lebih lagi: kolam renang, mobil, buku, dan krayon. Namun, keinginan Rara itu dimaknai sebagai keinginan yang berlebihan ketika ia “dihukum” dengan kompensasi yang harus ia bayar. Logika pemaknaan tersebut bekerja ketika Rara yang larut dalam kesenangan borjuis (pesta ulang tahun kakak Aldo) pulang untuk menemukan rumahnya habis terbakar, Si Mbok tergeletak koma dan ayahnya meninggal dunia. Keinginan Rara untuk memiliki sesuatu, alih-alih dimaknai sebagai hasrat kepemilikan yang lumrah dimiliki semua orang, justru dianggap sebagai sesuatu yang menyalahi/mengingkari takdirnya sebagai orang yang tidak berpunya. Tafsiran isi (4): 6. Lebih jauh lagi, kemalangan Rara tersebut digunakan sebagai pelajaran yang bisa dipetik bagi keluarga Aldo, bahwa mereka harus bersyukur atas semua yang mereka punyai (harta dan keluarga yang utuh), sementara ada orang-orang yang tidak berpunya seperti Rara. Oleh karena itu, untuk “membayar” pelajaran yang mereka dapat ini, keluarga Aldo menolong Rara dan Si Mboknya dengan membayarkan biaya rumah sakit serta memberikan penghidupan di villa milik mereka di luar Jakarta. Dengan begitu, mereka melakukan kewajiban membalas budi tanpa perlu mengorbankan kenyamanan dengan berbagi kepemilikan ataupun terlibat secara dekat. Tafsiran isi (5): 7. Dalam model utopia (khayalan) yang terdapat di dalam film tersebut, anak-anak menjadi “penanda” dari kelahiran atau takdir manusia. Permasalahan yang dimiliki anak-anak ini diperlihatkan sebagai sesuatu yang alami dengan lebih menekankan cara menghadapi permasalahan alih-alih mempertanyakan penyebabnya. Hal ini paling tampak dalam posisi biner permasalahan Aldo dan Rara. Kekurangan pada diri Aldo yang mewakili aspek natural takdir disandingkan dengan kemiskinan Rara sehingga membuat kemiskinan ternaturalisasikan lewat logika pemahaman yang sama, alih-alih hasil dari ketidakadilan distribusi kekayaan yang didukung negara, film ini menggambarkan kemiskinan sebagai bagian dari takdir manusia. Tafsiran isi (6): 8. Jendela dalam film “Rumah Tanpa Jendela” merupakan sebuah metafora yang mengena. Jendela memungkinkan seseorang untuk mengakses dunia lain (dari dalam atau dari luar) tanpa meninggalkan tempatnya. Jendela memungkinkan orang melihat, bukan terlibat jika dibandingkan dengan pintu yang menyediakan akses untuk masuk/keluar. Jendela adalah rasa syukur atau konsep penerimaan atas suatu kondisi. Dengan si miskin berlapang dada menerima kondisinya dan si kaya belajar bersyukur dari kemalangan si miskin, masyarakat borjuis yang sempurna dan harmonis akan tercipta. Tafsiran isi (7): 9. Dongeng semacam inilah yang ditawarkan “Rumah Tanpa Jendela” pada penonton yang mereka sasar, tidak lain tentu anak-anak kelas menengah atas yang mampu mengakses bioskop sebagai bagian dari leisure activity. Sebuah dongeng untuk membuai mereka dalam mimpi-mimpi borjuis, agar mereka nanti terbangun sebagai manusia-manusia borjuis dewasa yang diharapkan bisa meneruskan tatanan masyarakat, yang kemiskinan dan kekayaan ternaturalisasi sebagai takdir dan karenanya tidak perlu dipertanyakan. Karena hanya dalam kondisi itulah, si kaya termungkinkan ada dan bisa melanjutkan upaya memperkaya diri mereka; dengan membiarkan kemiskinan ada dan ‘tidak tampak’ di depan mata. Evaluasi (1): 10. Sayang, sebagai sebuah film musikal, tidak banyak yang disumbangkan oleh lagu-lagu yang dinyanyikan dan ditarikan dalam film ini, kecuali penekanan dramatis belaka. Satu-satunya yang terwakili oleh scene-scene musikal dan gerak kamera serta editing yang kadang hiperaktif adalah energi dan semangat kanak-kanak. Adegan musikal kebanyakan merupakan penampilan kolektif, jarang ada penampilan tunggal (solo). Penekanan pada kolektivitas ini merupakan salah satu “karateristik” film musikal klasik Hollywood yang ingin menjual ide-ide soal komunitas dan stabilitas sosial, baik relasi interkomunitas (konflik keluarga Aldo) maupun antarkomunitas (konflik antara keluarga Aldo dan komunitas Rara). Evaluasi (2): 11. Penggambaran kemiskinan dalam film tersebut tidak berlebihan. Film tersebut menggambarkan keluarga baik-baik dan protektif untuk meyakinkan bahwa pergaulan Rara terbebas dari eksploitasi maupun perilaku destruktif yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat miskin di belahan dunia manapun. Lagipula, memakai perspektif realisme sosial dalam menilai film musikal adalah sia-sia, mengingat film musikal sendiri menawarkan utopia dalam bentuk hiburan dengan mengacu pada diri sendiri (self-reference). Dalam hal ini, film musikal mengamini konsep “film yang menghibur” sebagai utopia itu sendiri. Namun, pertanyaannya adalah utopia menurut siapa? Rangkuman: 12) Dari paparan tadi, dapat disimpulkan bahwa film “Rumah Tanpa Jendela” memungkinkan kita bicara mengenai posisi biner kelas sosial-ekonomi lewat model film musikal klasik ala Hollywood. Film ini menawarkan model utopia dalam merespons kondisi masyarakat Indonesia yang terfragmentasi dalam kelas-kelas sosial-ekonomi, yaitu utopia atau kondisi hidup ideal yang dibayangkan oleh kelas menengah atas. (Diadaptasi dari: http://filmindonesia.or.id) Jelaskan makna kalimat pada tafsiran isi 7: Karena hanya dalam kondisi itulah, si kaya termungkinkan ada dan bisa melanjutkan upaya memperkaya diri mereka; dengan membiarkan kemiskinan ada dan ‘tidak tampak di depan mata?

5

0.0

Jawaban terverifikasi

Iklan

(1) Menyikapi konflik cukup pelik di Myanmar, khususnya yang dihadapi etnis Rohingya, membutuhkan kelincahan dalam berdiplomasi. (2) Meski jutaan orang Indonesia melakukan aksi demonstrasi mengecam Myanmar, tapi melakukan tekanan yang keras hingga berujung sulitnya diplomasi dalam menyalurkan bantuan justru akan memperburuk keadaan. (3) Posisi Pemerintah Indonesia dalam melakukan diplomasi dari hulu Myanmar hingga ke hilir di Bangladesh, harus mendapatkan dukungan masyarakat, mengingat segala bentuk bantuan hanya dapat disalurkan melalui kerja sama yang baik antarnegara. (4) Patut diapresiasi pula langkah Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi yang berhasil menawarkan solusi konflik disebut Formula 4+1 kepada Konselor Myanmar Aung San Suu Kyi dan Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar Jendral U Ming Aung Hlaing pada Selasa (5/9) lalu. (5) Pertemuan Menlu Retno dengan kedua pejabat Myanmar tersebut sekaligus menjadikan Indonesia sebagai jembatan negara-negara ASEAN untuk penyelesaian konflik. (6) Kini hampir seluruh elemen masyarakat Indonesia bersama-sama mengulurkan tangan dan memberikan bantuan dalam bentuk apa pun untuk meringankan beban para pengungsi Rohingya. (7) Aksi solidaritas yang digalang mulai dari tingkat sekolah hingga organisasi kemasyarakatan ini menjadi bukti solidaritas masyarakat Indonesia sangat tinggi terhadap kaum yang tertindas oleh kekuasaan militer Myanmar. (8) Aksi demonstrasi massa dan aksi penggalangan dana masyarakat menjadi pelengkap kekuatan diplomasi Indonesia untuk mendorong proses demokrasi yang baik di Myanmar, terutama di Rakhine. (9) Semoga saja berbagai bentuk aksi keprihatinan ini bisa mengubah Aung San Suu Kyi yang pernah menerima Nobel Perdamaian segera mengakhiri sikap diamnya terhadap pembantaian etnis di wilayahnya. Isu yang dibahas pafa penggalan editorial tersebut adalah ... A. Sikap menghadapu konflik di Myanmar B. Konflik kemanusiaan yang terjadi di Myanmar C. Peran Indonesia dalam menyelesaikan konflik kemanusiaan di Myanmar D. Dukungan Indonesia terhadap konflik di Myanmar E. Aksi solidaritas masyarakat Indonesia terhadap Rohingya

115

0.0

Jawaban terverifikasi