Anji V

06 Februari 2022 14:24

Iklan

Iklan

Anji V

06 Februari 2022 14:24

Pertanyaan

Perhatikan kutipan teks fiksi berikut untuk menjawab soal nomor 1-4. "Kiki, cepat berikan buah-buahan itu kepadaku. Aku sudah sangat lapar;" ucap Hipo si Badak kepada Kiki si Kera. Namun, Kiki tak mau menyerahkan buah-buahan yang dipegangnya. Kiki sudah mencari buah-buahan tersebut seharian. Ia mengumpulkan semua buah-buahan di hutan untuk persiapan menyambut musim dingin. "Kiki, kamu harus menyerahkan buah-buahan itu kepadaku. Sekarang," pinta Hipo dengan nada memaksa. "Hipo, semua buah ini adalah persediaan makananku untuk musim dingin. Aku bisa mengumpulkan semua buah ini setelah menyusuri hutan seharian ini. Kalau kamu ingin buah-buahan, kamu juga harus mencarinya sepertiku di hutan. Kamu tidak boleh memaksa hewan lain untuk mencarikannya untukmu;' ucap Kiki dengan lembut. Hipo mengabaikan ucapan Kiki. Ia merebut beberapa buah yang ada di genggaman Kiki. Setelah merebutnya, Hipo lari masuk ke dalam hutan dan meninggalkan Kiki. Melihat tingkah Hipo, Kiki hanya bisa menghela napas. 4. Watak dari tokoh antagonis dalam teks fiksi tersebut adalah ___


1

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

R. Adawiyah

Mahasiswa/Alumni Universitas Jember

13 Februari 2022 14:27

Jawaban terverifikasi

Halo, Anji V, terima kasih sudah bertanya di Roboguru. Kakak bantu jawab ya. Watak dari tokoh antagonis dalam teks fiksi di atas adalah Hipo. Untuk memahami alasan jawaban tersebut, silakan cermati pembahasan berikut. Fabel merupakan cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia, namun bertokohkan hewan atau binatang. Salah satu unsur fabel adalah tokoh dan penokohan. Tokoh dalam fabel berupa binatang yang diberi citraan (penokohan) sebagai binatang yang berperilaku seperti manusia. Adapun jenis-jenis tokoh dalam cerita sebagai berikut. 1) Protagonis merupakan tokoh yang menggambarkan watak baik dan positif. Tokoh protagonis dapat menyita empati dan perhatian pembaca karena menampilkan sesuatu sesuai pandangan dan harapan pembaca. 2) Antagonis merupakan lawan dari protagonis yang menggambarkan watak buruk dan negatif. Antagonis menjadi salah satu tokoh yang menimbulkan konflik dalam cerita sehingga keberadaannya dibeci oleh pembaca. 3) Tritagonis disebut juga karakter ketiga atau penengah yang menggambarkan watak bijak. Biasanya, tokoh ini berfungsi sebagai pendamai atau jembatan atas penyelesaian konflik. 4) Figuran disebut juga peran pembantu yang keberadaannya kurang berarti dalam penceritaan. Tokoh ini berbeda dari penggolongan tiga tokoh sebelumnya, figuran digolongkan ke dalam jenis tokoh berdasarkan tingkat pentingnya peran. Berdasarkan pemaparan tersebut, watak dari tokoh antagonis dalam teks fiksi di atas adalah Hipo. Sebab, Hipo merupakan seekor badak yang menggambarkan watak buruk dan negatif karena meminta buah-buahan secara paksa kepada Kiki si kera yang lemah lembut. Hal ini dibuktikan oleh kalimat "Kiki, kamu harus menyerahkan buah-buahan itu kepadaku. Sekarang," pinta Hipo dengan nada memaksa." Dengan demikian, watak dari tokoh antagonis dalam teks fiksi di atas adalah Hipo. Semoga membantu.


Iklan

Iklan

lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

Roboguru Plus

Dapatkan pembahasan soal ga pake lama, langsung dari Tutor!

Chat Tutor

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

iklan harus membuat konsumen percaya kepada produk yang diiklankan. hal tersebut termasuk unsur iklan yaitu... a. perhatian b. keinginan c. tindakan d. rasa percaya diri tolong di bantu ya kak 🙏

99

5.0

Jawaban terverifikasi

"Pemimpin Idola, Pemimpin yang Jujur" Ida, temanku sebangku. Mungil, berkulit hitam manis, tidak banyak bicara, dan pandai itulah cirinya. Ia seorang anak yang sederhana. Ayahnya sudah lama meninggal. Ia tinggal bersama ibu dan adiknya. Ida anak yang sangat pandai. Nilai-nilainya yang selalu bagus, memberinya kesempatan meneruskan sekolah tanpa biaya. Semua buku pelajaran dan perlengkapan ditanggung oleh sekolah. Ida tak pernah malu dengan kondisi keluarganya. Bahkan ia semakin rajin belajar dan terus berprestasi. Ida juga selalu menjadi tempat bertanya jika teman-temannya mengalami kesulitan dalam pelajaran. Teman-teman memilih Ida sebagai ketua kelas. Pandai, tenang, dapat berkomunikasi dengan baik, serta mampu menjaga ketertiban kelas menjadi modal utamanya. Hari ini, Ibu Tati mengingatkan tentang ulangan matematika. Sebagian siswa tidak siap. Termasuk Gugut, si jagoan bola, yang duduk di belakang kami. “Waduh, saya belum belajar, Bu! Kemarin saya seharian bermain bola sampai sore. Pulang ke rumah langsung tidur, Bu!” protesnya. Ulangan tetap berlangsung. Gugut resah. Ia menengok ke kiri dan ke kanan. Tiba-tiba, ditendangnya kursi Ida dari belakang. “Ssstt..Ida! Bantu aku dong! Geser sedikit ke kiri, agar aku bisa melihat jawaban di kertas ulanganmu!” pinta Gugut. Ida bergeming. Ia hanya menggelengkan kepala pelan, tanpa menengok ke belakang. Gugut mengganggunya lagi. “Ayo dong, Ida. Sekali ini saja. Nanti aku beri kamu uang sepuluh ribu rupiah. Kamu bisa jajan kue di kantin,” rayunya. Gugut tahu benar Ida tidak pernah jajan di kantin. Ibunya tidak memberinya bekal uang jajan. Ida selalu membawa sebungkus nasi dan lauk dari rumah. Namun, di luar dugaan Gugut, Ida tidak terusik. Sekali lagi ia menggeleng pelan. Sampai waktu berakhir, Gugut terpaksa menyerahkan kertas ulangannya dengan lunglai. Pada waktu istirahat Ida menghampiri Gugut. “Maaf ya, Gugut. Aku bukan tidak ingin membantumu. Menyontek dan memberi contekan kepada teman, adalah perbuatan tidak jujur. Bahkan, perbuatan tersebut bisa dianggap sebagai korupsi kecil-kecilan,” katanya kepada Gugut. “Ah, Ida. Masa menyontek sekali saja dianggap korupsi? Setahuku korupsi nilainya milyaran, dan hanya dilakukan oleh pejabat berkuasa,” kata Gugut. “Gugut, justru kita harus melatih diri. Korupsi dan menyontek sama-sama mengambil hak orang lain. Bernilai kecil atau besar, tetap saja tidak jujur. Kita membiasakan diri bertingkah laku lurus, mudah-mudahan ketika besar nanti kita tidak akan tergoda untuk melakukan korupsi. Dalam bentuk apapun!” Ida menambahkan dengan panjang lebar. Aku dan teman-teman sekelas yang ikut mendengarkan percakapan Ida dan Gugut terdiam setuju. Memang tidak salah kami memilih Ida sebagai pemimpin di kelas. Tidak sekadar pandai, Ida juga patut dijadikan teladan. Berdasarkan cerita di atas, jawablah pertanyaan berikut! Apa yang dilakukan Gugut pada saat ulangan?

25

0.0

Jawaban terverifikasi